Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN GANDA ( GEMELI )

Disusun Oleh:

NAMA : NOVITA SARI


NIM : 1917029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN GANDA (GEMELI )

A. PENGERTIAN
Kehamilan multipel (multiple pregnancy) adalah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Sering disebut juga sebagai kehamilan kembar (twin
pregnancy). Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien,
dokter, perawat, bidan maupun masyarakat pada umumnya ibu yang
melahirkan bayi kembar akan lebih banyak membutuhkan dukungan, baik itu
secara lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan kembar memang beresiko
terhadap persalinan yang lebih besar dibanding kehamilan tunggal. Semakin
banyak jumlah janin yang dikandung ibu, semakin tinggi resiko yang akan
ditanggung ibu.

Namun, dengan segala risiko tersebut yang penting, rajin berkonsultasi ke


dokter dan ikuti semua saran kesehatan bagi kehamilan dan persalinan kembar
untuk mencegah segala kemungkinan wanita dengan kehamilan kembar
memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang
memuaskan bagi ibu dan janin. Ada beberapa jenis kehamilan ganda, antara
lain :

1. Kembar dizigotik atau fraternal (DZ)


Kembar dizigotik (dikenal sebagai "kembar non-identik") terjadi karena
zigot-zigot yang terbentuk berasal dari sel telur yang berbeda. Terdapat
lebih dari satu sel telur yang melekat pada dinding rahim yang terbuahi
oleh selsel sperma pada saat yang bersamaan. Pada manusia, proses
ovulasi kadangkadang melepaskan lebih dari satu sel telur matang ke
tuba fallopi yang apabila mereka terbuahi akan memunculkan lebih dari
satu zigot.
Kembar dizigotik secara genetik tidak berbeda dari saudara biasa dan
berkembang dalam amnion dan plasenta yang terpisah. Mereka dapat
memiliki jenis kelamin yang berbeda atau sama.
Kajian juga menunjukkan bahwa bakat melahirkan kembar DZ
diwariskan kepada keturunannya (bersifat genetik), namun hanya
keturunan perempuan yang mampu menunjukkannya (karena hanya
perempuan/betina yang dapat mengatur pengeluaran sel telur). Istilah
kembar dampit diberikan bagi anak kembar dengan kelamin berbeda.
2. Kembar monozigotik atau identik (MZ)
Kembar monozigotik terjadi ketika sel telur tunggal terbuahi dan
membentuk satu zigot (monozigotik). Dalam perkembangannya, zigot
tersebut membelah menjadi embrio yang berbeda. Kedua embrio
berkembang menjadi janin yang berbagi rahim yang sama. Tergantung
dari tahapan pemisahan zigot, kembar identik dapat berbagi amnion yang
sama (dikenal sebagai monoamniotik) atau berbeda amnion. Hasil akhir
dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan
pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut :
a. Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah
pembuahan, maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion
akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik.
Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu
plasenta tunggal yang menyatu.

b. Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua
embrio akan terjadi, masing-masing dalam kantong yang
terpisah, dengan chorion bersama, dengan demikian
menimbulkan kehamilan kembar diamnionik, monochorionik.
c. Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion
telah terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan dua embrio
dengan kantong amnion bersama, atau kehamilan kembar
monoamnionik, monochorionik.
d. Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah
lempeng embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak
lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu.
Lebih jauh lagi, kembar identik bukan monoamniotik dapat
berbagi plasenta yang sama (dikenal dengan monokorionik,
monochorionic) atau tidak. Semua kembar monoamniotik pasti
monokorionik. Berbagi amnion yang sama (atau amnion dan
plasenta yang sama) dapat menyebabkan komplikasi dalam
kehamilan. Contohnya, tali pusar dari kembar monoamniotik
dapat terbelit sehingga mengurangi atau mengganggu penyaluran
darah ke janin yang berkembang.
Kembar MZ selalu berkelamin sama dan secara genetik adalah
sama (klon) kecuali bila terjadi mutasi pada perkembangan salah
satu individu. Tingkat kemiripan kembar ini sangat tinggi,
dengan perbedaan kadangkadang terjadi berupa keserupaan
cerminan. Perbedaan terjadi pada hal detail, seperti sidik jari. Bila
individu beranjak dewasa, tingkat kemiripan biasanya berkurang
karena pengalaman pribadi atau gaya hidup yang berbeda.
3. Superfekundasi
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada
ovulasi yang sama pada dua koitus yang dilakukan dengan jarak waktu
pendek. Kehamilan kembar ini sukar dibedakan dengan kehamilan
kembar dizigotik.
4. Superfetasi
Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada
manusia belum pernah dibuktikan, akan tetapi dapat ditemukan pada
kuda.

B. PENYEBAB
Bangsa, herediter, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan
kembar yang berasal dari dua telur. Juga obat klomid dan hormon
gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan
menyebabkan kehamilan dizigot. Faktor-faktor tersebut dan mungkin faktor
lain dan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya dua atau lebih folikel
de graf atau terbentuknya dua ovum atau lebih dalam satu folikel.
Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur
yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari stau dan jika semua embrio yang
kemudian dimasukkan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih
dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, herediter,
umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan
kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya adalah faktor penghambat pada masa
pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor penghambat yang mempengaruhi
segmentasi sebelum blastula terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar
dengan 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta seperti kehamilan kembar dizigot.
Bila faktor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion
terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion sebelum
primitive streak tampak, maka kan terjadi kehamilan kembar denagan satu
amnion. Setelah primitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet
dalam berbagai bentuk.

C. PATOFISIOLOGIS
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar dua
rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-rata
kehamilan kembar ± 2500gram, triplet 1800gram, kuadriplet 1400gram.
Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta dan
selaput ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak
dipisahkan dengan korion maka bayi tesebut adalah monozigotik. Bila selaput
amnion dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi
lebih sering dizigotik.1,2 Pada kehamilan kembar dizigotik hampir selalu
berjenis kelamin berbeda. Kembar dempet atau kembar siam terjadi bila
hambatan pembelahan setelah diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk,
bagian tubuh yang dimiliki bersama dapat.
Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada
kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester 1
sering mengalami nausea dan muntah yang melebihi yang dikarateristikan
kehamilankehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal normal adalah
500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan darah
dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak
dibanding dengan persalinan dari janin tunggal.

Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih
sedikit pada kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan
tunggal, yang menimbulkan” anemia fisiologis” yang lebih nyata. Kadar
haemoglobin. kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20 minggu
ke depan. Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan tunggal, cardiac
output meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut jantung serta
peningkatan stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin
banyak meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan.
Uterus dan isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari
20 pon. Khusus dengan kembar dua monozygot, dapat terjadi akumulasi yang
cepat dari jumlah cairan amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu
hidramnion akut.

Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta
pemindahan banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian
diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar dapat
menghalangi keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk.

Pada kehamilan kembar yang dengan komplikasi hidramnion, fungsi ginjal


maternal dapat mengalami komplikasi yang serius, besar kemungkinannya
sebagai akibat dari uropati obstruktif. Kadar kreatinin plasma serta urin output
maternal dengan segera kembali ke normal setelah persalinan. Dalam kasus
hidramnion berat, amniosintesis terapeutik dapat dilakukan untuk memberikan
perbaikan bagi ibu dan diharapkan untuk memungkinkan kehamilan Berbagai
macam stress kehamilan serta kemungkinan-kemungkinan dari komplikasi-
komplikasi maternal yang serius hampir tanpa kecuali akan lebih besar pada
kehamilan kembar.
D. TANDA DAN GEJALA
1) Pertumbuhan janin kembar
a) Berat badan 1 janin kehamilan kembar rata – rata 1000 gram lebih
ringan dari jenis tunggal.
b) Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gram,
triplet dibawah 2000 gram, kuadriplet 1500 gram, dan quintuplet
dibawah 1000 gram.
c) Berat badan masing – masing janin dari kehamilan kembar tidak sama,
umumnya berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan karena
pembegian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu lebih kurang
tumbuh dari yang lainnya.
d) Pada kehamilan kembar dizigotik:
Dapat terjadi janin yang satu meninggal dan janin yang lain tumbuh
sampai cukup bulan. Janin yang mati bisa diresorbsi ( Kalau pada
kehamilan muda ), atau pada kehamilan yang agak tua, janin jadi pipih
yang disebut fetus papyraseus atau kompresus.
e) Pada kehamilan kembar monozogotik :
Pembuluh darah janin yang satu beranastomis dengan janin yang
lainnya, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk
menghindari pendarahan. Karena itu janin yang satu dapat terganggu
pertumbuhannya dan menjadi monstrum, seperti akardiakus dan
kelainan lainnya. Dapat terjadi sindroma transfuse fetal : pada janin
yang mendapat darah lebih banyak terjadi
hidramnion,polisitemia,oedema, dan pertumbuhan yang baik.
Sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis, dehidrasi, oligohidrami,
dan mikrokardia, karena kurang mendapat darah.
2) Letak pada presentasi janin
Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi
kedua janin. Begitu pula letak janin kedua, dapat berubah setelah janin
pertama lahir, misalnya : dari letak lintang dapat berubah menjadi letak
sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presantasi dan
posisi bisa terjadi. Yang paling sering di jumpai adalah :
- Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ( 44-47%)
- Letak membujur, presentasi kepala bokong ( 37-38%)
- Keduanya presentasi bokong ( 8-10 )
- Letak lintang dan presentasi kepala ( 5-5,3%)
- Letak lintang dan presentasi bokong ( 1,5-2%)
- Dua-duanya letak lintang ( 0,2-0,6%)
- Letak dan presentasi “69” adalah letak yang berbahaya, karena
dapat terjadi kunci-mengunci ( Interlocking ).

E. DIAGNOSIS KEHAMILAN KEMBAR


Sedikit kehamilan kembar (kehamilan multipel) terdiagnosis pada pertengahan
pertama kehamilan kecuali dengan scanning ultrasound. Meluasnya
penggunaan pencitraan ultrasonografik telah sangat mengurangi insidensi
tidak terdeteksinya kehamilan kembar sebelum persalinan. Dengan
pemeriksaan ultrasonografi yang cermat, kantung gestasional yang terpisah
pada kehamilan kembar dapat diidentifikasi sangat dini.

Riwayat kembar, usia maternal lanjut, paritas tinggi, dan ukuran ibu besar
pada keluarga dari pihak ibu serta riwayat pernah hamil kembar merupakan
petunjuk yang lemah, tetapi riwayat baru mendapat klomifen atau
gonadotropin atau kehamilan yang diperoleh dari teknologi reproduksi dengan
bantuan merupakan petunjuk yang kuat.

Pemeriksaan klinis disertai pengukuran akurat tinggi fundus merupakan hal


yang penting. Selama trimester kedua, ukuran uterus lebih besar daripada yang
diperkirakan untuk usia gestasi yang dihitung berdasarkan data haid.

Pada pertengahan kedua, kehamilan multipel dapat diduga jika:

- Lingkar abdomen dan ukuran uterus lebih besar dibandingkan dengan


usia kehamilan.
- Palpasi menunjukkan kelebihan bagian janin, dan dapat dideteksi dua
bagian kepala janin. Namun secara umum, janin kembar sulit
didiagnosis dengan palpasi bagian-bagian tubuh janin sebelum
trimester ketiga. Bahkan pada tahap lanjut kehamilan, mungkin sangat
sulit mengidentifikasi kembar dengan palpasi transabdominal, terutama
apabila salah satu kembar, terletak di atas kembar lainnya, apabila ibu
gemuk, atau apabila terdapat hidramnion.
Pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis kehamilan kembar adalah:
- Bunyi Jantung Janin

Menjelang akhir trimester pertama, kerja jantung janin dapat dideteksi


dengan peralatan ultrasonik Doppler. Beberapa waktu sesudahnya kita
dapat mengidentifikasi dua jantung janin apabila frekuensi keduanya
jelas berbeda satu sama lain serta dengan frekuensi denyut jantung ibu.
Dengan menggunakan stetoskop janin aural biasa, bunyi jantung janin
pada kembar dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan yang cermat
pada usia kehamilan 18-20 minggu.

- Pemeriksaan Radiologis

Radiograf abdomen ibu sebagai upaya membuktikan adanya janin


multipel dapat membantu pada keadaan-keadaan tertentu yang jarang,
biasanya apabila terdapat gestasi multipel ordo tinggi dan belum jelas
berapa banyak janin yang ada. Akan tetapi pemeriksaan dengan rotgen
sudah jarang dilakukan untuk mendiagnosa kehamilan ganda karena
cahaya penyinaran.

- Pemeriksaan Biokimiawi

Jumlah gonadotropin korionik dalam plasma dan urin, secara rata-rata


lebih tinggi daripada yang dijumpai pada kehamilan tunggal. Kembar
sering terdiagnosis sewaktu dilakukan pemeriksaan kadar alfa-
fetoprotein serum ibu, walaupun pemeriksaan ini saja tidak bersifat
diagnostik.

Diagnosis pasti :

Secara klinis :
- Terdapat 2 kepala, 2 bokong, dan 1 atau 2 punggung
- Terdengar 2 DJJ di tempat yang berjauhan dengan perbedaan 10
denyut permenit atau lebih.
- Sonogram dapat membuat diagnose kehamilan kembar pada triwulan
pertama
- USG atau foto roentgen :
Bayangan janin lebih dari 1 . Berdasarkan pemeriksaan USG dapat
terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan 1atau 2 kantong amnion.
Diagnosis dengan USG sudah setelah kehamilan 6-8 minggu dapat
menentukan diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah
kantong gestasional yang terlihat Diagnosis Differensial :

- Kehamilan tunggal dengan janin besar


- Hidramnion, adalah suatu kondisi dimana jumlah air ketuban melebihi
dari batas normal. Untuk keadaan normal air ketuban berjumlah
sebanyak antara 1 – 2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi batas
dari 2 liter yaitu antara 4 – 5 liter. Hidramnion dapat menyertai
kehamilan kembar, kadang-kadang kelainan hanya terdapat pada satu
kantong amnion, dan lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG
dapat menentukan apakah pada hidramnion ada kehamilan kembar atau
tidak
- Mola Hidatidosa, biasa disebut hamil anggur, adalah kelainan di dalam
kehamilan dimana jaringan plasenta (ari-ari) berkembang dan
membelah terus menerus dalam jumlah yang berlebihan
- Kehamilan dengan tumor ( mioma/kista ovarium )
Tidak terdengarnya dua denyut jantung pada pemeriksaan berulang,
bagian kecil dan besar yang sukar digerakkan, lokasinya yang tidak
berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat membedakan kedua hal
tersebut. Dewasa ini dengan USG.

F. PENGARUH TERHADAP IBU DAN JANIN


1) Terhadap Ibu
- Kebutuhan akan zat-zat bertambah sehingga dapat menyebabkan
anemia dan defisiensi zat-zat lainnya.
- Kemungkinan terjadinya hidamnion bertambah 10 kali lebih besar
frekuensi pre-eklamsi eklamsi lebih sering.
- Karena uterus yang besar ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta
terjadi udema dan varises pada tungkai dan vulva.
- Dapat terjadi inersia uteri, pendarahan post partum, dan solusio
plasenta setelah anak pertama lahir.
2) Terhadap Janin
Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada
kehamilan kembar : 25% pada gemelli, 50% pada triplet, 75% pada
quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi
kemungkinan terjadinya bayi premature akan tinggi. Bila sesudah bayi
pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka kematian bayi kedua
tinggi. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi
angka kematian janin.

G. PENANGANAN PENANGANAN SAAT KEHAMILAN


Pemeriksaan Antenatal lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan
dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga
tanda-tanda preeklampsi dapat diketahui secara dini dan penanganan dapat
dikerjakan dengan segera.Setelah kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan
koitus sebaiknya dialarang karena dapat merupakan faktor predisposisi partus
prematurus.Anemia hipokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar
karena kebutuhan besi 2 bayi dan penambahan volume darah ibu sangat
meningkat. Pemberian sulfas ferosus 3×100 mg secara rutin perlu dilakukan.
Selain zat besi dianjurkan untuk memeberikan asam folik sebagai tambahan.
Penanganan saat persalinan

a) Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar bersalin.


b) Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan
diakhiri dengan SC
c) Bila janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan persalinan
pervaginam.
d) Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan
terjadi interlocking sehingga persalinan anak pertama mengalami “after
coming head”.
e) Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus menghilang atau
berkurang sehingga tidak jarang bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat
dengan pemberian oksitosin infuse setelah dipastikan anak ke II dapat lahir
pervaginam.

H. KOMPLIKASI
Komplikasi potensial meliputi hal – hal berikut:
1) Persalinan dan kelahiran prematur, yang terjadi 5 sampai 10 kali lebih
sering dibangding kehamilan tunggal, dan merupakan ancaman terbesar
bagi kehamilan kembar / ganda.
2) Kelainan letak (mal presentasi) kembar yang pertama, dapat bokong,
oblik, atau lintang dan diperkirakan terjadi pada 25 – 30 % kasus.
3) Persalinan disfungsional, yang disertai dengan peregangan uterus yang
berlebihan.
4) Malformasi janin.
5) Prolaps tali pusat.
6) Hidramnion.
7) Anemia defisiensi besi pada bumil.
8) Pre eklampsia atau eklampsia.
9) Perdarahan antepartum, baik plasenta previa ataupun solusio plasenta,
yang dapat terjadi pada hampir 5 % kehamilan kembar.
10)Perdarahan post partum.
11)Toxaemia gravidarum, lebih sering terjadi pada kehamilan kembar
dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
Komplikasi yang sangat jarang meliputi hal – hal berikut :
1) Kolisi (collision), yaitu persentuhan bagian – bsgisn janin kembar
dengan kembarannya sehingga mencegah penurunan janin.
2) Impaksi, perlekukan bagian janin dari salah satu kembar kedalam
permukaan kembarannya, sehingga memungkinkan penurunan
keduanya secara bersamaan.
3) Kompaksi, proses pengeluaran janin yang betul – betul bersamaan dari
kutub presentasi keduanya yang mengisi rongga pelvis sejati dan
mencegah desensus lebih lanjut keduanya.
4) Kembar terkunci (locked twins), presentasi kembar pertama bokong
dan kembar kedua puncak kepala (verteks). Ketika kembar pertama
menjalani desensus, dagunya mengenai leher dan dagu kembar kedua
diatas pintu atas panggul, dan mencegah kemajuan selanjutnya.
5) Kembar monoamniotik, angka mortalitasnya sangat tinggi, hampir 50
%, mempunyai tali pusat yang kusut dan bersimpul. (Taber, 1994).
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Cunningham, F., Gary, et al., 1995, Obstetri Williams, Ed. 18, EGC, Jakarta.

Doengoes, Marilynn E, et al., 2001, Rencana Perawatan Maternal / Bayi: Pedoman


untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Ed. 2, EGC, Jakarta.

JNPKKR-POGI .2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius

Manuaba, I.B.G., 2001, Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetric Ginekologi &
KB, EGC, Jakarta.

Mochtar, Rustam, 1990, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi, EGC,
Jakarta.

Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetric. Yogjakarta : Nuha Medika

Prawirohardjo, S. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka

Sulaiman, Sastrawinata, 1979, Obstetri Patologi, UNPAD, Bandung.

Taber, Ben Zion, 1994, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, Ed. 2,
EGC, Jakarta.

Varney, Helen, 2001, Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta.

Wikrojosastro, Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan, Ed. 3, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai