Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SISTEM TRANSPORTASI

‘’METODE KONVENSIONAL DAN NON KONVENSIONAL DALAM


SISTEM TRANSPORTASI’’

OLEH :
KEVIN ARAN LATANNA
E1A120 061

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat lllahi Rabbi yang
mana berkat rahmat dan hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan baik

Saya menyusun makalah berkat kerja sama dan bantuan dari


teman-teman sesama mahasiswa dan mengambil rujukan dari
berbagai sumber. Maka dari itu saya mengucapkan banyak
terimakasih pada semua pihak yang ikut berperan aktif dalam
terselesaikannya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih banyak


kekurangan-kekurangan yang harus di perbaharui maka dari itu, saya
mengharapkan kepada para pembaca terutama kepada dosen
pengampuh untuk memberikan kritik dan saran supaya dalam
pembuatan makalah yang selanjutnya bisa menjadi lebih baik lagi.

Kendari, 9 Oktober 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu


tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang
digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk
memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari hari. Di negara
maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway)
dan taksi. Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi
karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai
transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat,
laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang
membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki
teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat
transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.
Sarana transportasi sangat penting peranannya terutama untuk
meningkatkan keterjangkauan (accesbility) suatu wilayah.Dengan adanya
transportasi akan membuka isolasi atau daerah daerah terpencil yang
nantinya ikut berkembang seperti daerahdaerah lainnya.
Perkembangan teknologi transportasi di Indonesia terus berlanjut
sampai Indonesia merdeka. Pemerintah mengembangkan teknologi
transportasi didorong oleh kebutuhan manusia akan transportasi. Dengan
adanya transportasi dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat
Indonesia. Secara umum pemerintah Indonesia pada masa itu meningkatkan
teknologi transportasi karena dengan adanya fungsi transportasi yaitu,
pertama memperlancar hubungan, pengangkutan dan interaksi antar
desa, antar kota, antar wilayah, antar pulau, bahkan antar Negara. Hal
ini dilakukan karena keadaan wilayah Indonesia terdiri dari pulau pulau
yang dipisahkan oleh perairan. Kedua, memperlancar mobilitas arus
perperpindahan penduduk, distribusi barang dan jasa serta informasi ke
seluruh pelosok tanah air.
Salah satu tranportasi yang digunakan ialah transportasi
konvensional yang menjamur di Indonesia. Transportasi konvensional
umumnya dimiliki perusahaan non pemerintah atau perorangan, seperti
taksi, bus kota, angkutan umum, ojek dan lain sebagainya. Pada
tahun 80 90an, transportasi seperti angkutan umum atau sering disebut
angkot sangat diminati masyarakat, karena dahulu perkembangan mode
transportasi beroda dua belum menjamur seperti saat ini, sehingga banyak
masyarakat yang memilih angkot untuk memudahkan perjalanan
menuju tujuan masing masing. Dan jika memilih transportasi
konvensional masih lebih efisien dikarenakan belum banyaknya
kendaraan pribadi yang berlalu lalang dijalan Indonesia khususnya
Jakarta sebagai Ibukota Indonesia, sehingga tingkat kemacetan masih
minim.Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami transformasi
dalam hal transportasi. Perkembangan teknologi yang semakin modern
telah merambah dunia transportasi di Indonesia. Hal ini terlihat
dari bermunculannya model transportasi berbasis online pada kota kota
besar di Indonesia. Mulai tahun 2014, transportasi online mulai
bermunculan secara luas, walaupun pendirian salah satu transportasi
online didirikan tahun 2010. Membuka peluang baru dan pandangan
baru ditengah masyarakat. Munculnya kendaraan online mampu
menarik minat masyarakat untuk menggunakan transportasi online yang
lebih banyak memberikankemudahan dan nilai plus.Tetapi ada satu
dampak yang muncul pula, pendapatan transportasi konvensional yang
menurun membuat terjadinya kompetisi dan permusuhan antara
pengemudi dan perusahaan dari transportasi online dan konvensional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu transportasi konvensional?
2. Apa itu metode konvensional?
3. Bagaimana jenis jenis dari metode konvensional?
4. Apa itu metode tidak konvensional?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu transportasi konvensional.
2. Untuk mengetahui apa itu metode konvensional.
3. Untuk mengetahui jenis jenis dari metode konvensional.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Transportasi Konvensional


Transportasi konvensional adalah transportasi umum yang biasa
kita gunakan, yang telah tersedia dijalan konvensional. Di Indonesia ada
beberapa jenis transportasi konvensional seperti bus, taksi, angkutan
umum, bajaj, dan ojek. Sejauh ini transportasi konvensional di Indonesia,
tidak semuanya baik dan nyaman bagi penumpang atau pengguna
jasatransportasi konvensional. Seperti halnya kita lihat angkutan umum
yang berada dijalan-jalan yang membuat kemacetan dan kendaraan yang
tidak membuat penumpang nyaman, banyaknya tindak kriminal yang
terjadi pada transportasi konvensional juga mengurangi ketertarikan
masyarakat untuk menggunakan transportasi konvensional.Beberapa macam
transportasi konvensional :
a. BusLayanan.
Bus menggunakan busdi jalan konvensional untuk membawa
penumpang banyak di perjalanan lebih pendek. Bus beroperasi
dengan kapasitas rendah (yaitu dibandingkan dengan trem atau
kereta), dan dapat beroperasi di jalan-jalan konvensional, dengan
bus yang relatif murah berhenti untuk melayani penumpang. Oleh
karena itu bus yang umumdigunakan di kota-kota kecil dan kota-
kota, di daerah pedesaan juga dilengkapi layanan shuttleuntuk
menuju kota-kota besar.
b. Ojek
Di Indonesia, angkutan bermoda sepeda motor lebih dikenal sebagai
ojek. Ojek (atau ojeg) adalah transportasi umum informal di
Indonesia yang berupa sepeda motor atau sepeda, namun lebih
lazim berupa sepeda motor. Disebut informal karena
keberadaannya tidak diakui pemerintah dan tidak ada izin untuk
pengoperasiannya. Penumpang biasanya satu orang namun kadang
bisa berdua. Dengan harga yang ditentukan dengan tawar menawar
dengan sopirnya dahulu setelah itu sangsopir akan mengantar ke
tujuan yang diinginkan penumpangnya.
c. Taksi
Taksiadalah jenis kendaraan untuk disewa dengan sopir, yang
digunakan oleh seorang penumpang tunggal atau sekelompok
kecil penumpang. Sebuah taksi mengantarkan penumpang ke lokasi
pilihan mereka. d.Angkutan KotaAngkutan kota atau angkot
adalah transportasi yang dimiliki oleh perorangan atau
kelompok dengan pengelolaan kekeluargaan dan mempunyai
rute tersendiri dan memuat 10-13 orang penumpang.Banyaknya
mode transportasi konvensional, tak menjadikan transportasi ini
banyak peminat. Adapun kekurangan transportasi konvensional yaitu :
 Kurang canggih
 Penumpang mencari pelayan transportasi
 Untuk tarif bisa bervariasi dan kadang tawar menawar dulu
baru sepakat dengan pelayan transportasi dan
pelayan transportasi menyanggupi dulu baru bisa jalan.
 Promosi pelayan transportasi konvensional ini cukup
memakai papan atau triplek dipinggir jalan membuat
pangkalan sendiri, dan biasanya kalau pelayan transportasi
udah terkenal biasanya direkomendasikan tetangga,
tergantung kepercayaan saja.
 Pembayaran dilakukan langsung sesuai kesepakatan
kadang kadang sisa tidak diambil, karena iklas. Kalau pelayan
transportasi sudah dikenal bisa berhutang dahulu.
 Penghasilan kurang banyak, karena tidak pasti dapat.
 Kurang aman dan kurang nyaman.

2.2 Metode Konvensioanal


Banyak penanganan permasalahan transportasi yang memerlukan
identifikasi pola pergerakan yang dapat dinyatakan dalam bentuk MAT. Oleh
sebab itu, tidaklah heran jika sampai saat ini telah berkembang beberapa
metode untuk mendapatkan MAT. Berikut ini dijelaskan secara singkat
beberapa metode konvensional yang lebih ditekankan pada masing-masing
kelebihan dan kekurangannya.
Metode konvensional dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama,
(Tamin, 1988abc) yaitu metode Langsung dan metode Tidak Langsung.
Keduanya dijelaskan secara rinci, tetapi yang akan lebih ditekankan hanya
beberapa metode yang secara khusus dikembangkan untuk mendapatkan
MAT.

2.3 Jenis Jenis Metode Konvensional


Metode konvensional dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama,
(Tamin, 1988abc) yaitu metode Langsung dan metode Tidak Langsung.
1.1 Metode Langsung

Pendekatan ini sudah digunakan sejak lama sehingga dapat


diidentifikasi beberapa permasalahan yang timbul yang berkaitan dengan
penggunaannya. Pendekatan ini sangat tergantung dari hasil pengumpulan
data dan survei lapangan. Proses wawancara dapat mengganggu pengguna
jalan dan menimbulkan tundaan lalulintas. Kendala waktu dan biaya juga
membatasi jumlah wawancara sehingga galat timbul jika jumlah sampel tidak
bisa mencapai 100%.

Selain itu, pemilihan metode survei pengumpulan data juga sangat


tergantung dari ketersediaan surveyor. Dengan demikian, galat teknis dan
galat yang timbul akibat faktor manusia sering terjadi, misalnya galat
mencatat dan menafsirkan. Oleh sebab itu, permasalahan utama pendekatan
ini adalah dibutuhkannya sumber daya manusia yang besar, misalnya
pewawancara untuk pengumpulan data yang selanjutnya digunakan untuk
proses kodifikasi, penyortiran, dan akhirnya untuk proses analisis. Beberapa
teknik yang tersedia sampai saat ini yaitu:

1. Wawancara di tepi jalan

2. Wawancara di rumah

3. Metode menggunakan bendera

4. Metode foto udara

5. Metode mengikuti-mobil

2.1 Metode Tidak Langsung

Pemodelan adalah penyederhanaan realita. Penyederhanaan tersebut


dilakukan dengan menggunakan suatu sistem dalam bentuk unsur atau faktor
yang dapat dipertimbangkan mempunyai kaitan dengan situasi yang hendak
digambarkan. Memperkirakan kebutuhan akan pergerakan merupakan
bagian terpenting dalam proses perencanaan transportasi karena kebutuhan
akan pergerakan baik pada masa sekarang maupun pada masa mendatang
berpengaruh besar pada kebijakan transportasi dan kebutuhan akan sistem
jaringan.

Model yang baik harus bisa menggambarkan semua faktor yang


mewakili perilaku manusia. Akan tetapi, kemampuan pemodelan yang
dibatasi waktu dan biaya menyebabkan tidak bisa dihasilkannya model yang
lengkap. Meskipun mungkin didapat model yang lengkap, pastilah
merupakan model yang sangat kompleks dan mahal untuk digunakan. Jadi,
secara praktis dibutuhkan berbagai macam jenis model untuk berbagai tujuan
sehingga dapat dipilih model yang paling cocok untuk tujuan tertentu atau
untuk pemecahan masalah tertentu.

Sebaran pergerakan merupakan salah satu tahapan dalam Model


Perencanaan Transportasi Empat Tahap. Pada tahapan ini, jumlah
pergerakan yang dibangkitkan dari suatu zona asal atau yang tertarik ke
suatu zona tujuan akan disebarkan pada setiap zona asal dan zona tujuan
yang ada. Hasil tahapan ini berbentuk MAT yang diinginkan. Beberapa
prosedur matematis telah dikembangkan sampai saat kini yang secara umum
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama tergantung dari jenis data
yang digunakan dan cara menggunakannya:

 Metode analogi dalam hal ini suatu nilai tingkat pertumbuhan


digunakan pada pergerakan pada saat sekarang untuk mendapatkan
pergerakan pada masa mendatang.
 Metode sintetis dalam hal ini harus dilakukan usaha untuk memodel
hubungan atau kaitan yang terjadi antarpola pergerakan. Setelah
pemodelan hubungan atau kaitan tersebut didapat, kemudian
diproyeksikan untuk mendapatkan pola pergerakan pada masa
mendatang.
Teori menurut Tamin ada beberapa kelemahan utama metode analogi
telah mendorong orang untuk mengembangkan metode alternatif lain, yang
sering dikenal dengan metode sintetis. Metode didasarkan pada asumsi: (i)
sebelum pergerakan pada masa mendatang diramalkan, terlebih dahulu
harus dipahami alasan terjadinya pergerakan pada masa sekarang; (ii)
alasan tersebut kemudian dimodelkan dengan menggunakan analogi hukum
alam yang sering terjadi (Tamin O. Z., 2000).

Prinsip yang menggarisbawahi metode ini adalah pergerakan dari zona


asal ke zona tujuan berbanding lurus dengan besarnya bangkitan lalulintas di
zona asal dan juga tarikan lalulintas di zona tujuan serta berbanding terbalik
dengan jarak (kemudahan) antara kedua zona tersebut. Menggunakan model
semacam ini secara tidak langsung sudah membatasi pemodelan pola
pergerakan dan ini tentu menyebabkan informasi yang dibutuhkan semakin
sedikit serta survei semakin berkurang. Disarankan juga pemakaian
parameter dari model yang ‘dipinjam’ dari kajian di daerah lain yang cirinya
hampir sama. Kritik terhadap pendekatan ini adalah bahwa tidak pernah ada
dua tempat yang cirinya persis sama. Jadi, peminjaman parameter dari suatu
model sangat jarang dilakukan, kecuali untuk perkiraan kasar saja. Metode
sintetis juga dapat digunakan untuk mengisi sel MAT yang tidak dapat
dihasilkan oleh metode langsung.

Model yang berskala regional dan perkotaan mempunyai dua hal utama
yang perlu diperhatikan. Pertama, pengembangan model merupakan akar
semua aktivitas ilmiah; pemodelan berskala regional dan perkotaan
merupakan bagian dari usaha untuk mendapatkan pengertian yang bersifat
ilmiah mengenai hal tersebut. Kedua, jika permasalahan timbul, beberapa hal
yang berkaitan dengan usaha pemecahan masalah akan menjadi lebih
penting. Hal ini membutuhkan teknik pemodelan berskala regional dan
perkotaan yang perlu diperhatikan untuk mengatasi permasalahan yang
bersifat baik praktis maupun teori.

Kebanyakan model berskala regional dan perkotaan dibentuk dari fakta


yang menyatakan bahwa arus barang dan energi dibutuhkan untuk
menghasilkan model matematis yang dapat digunakan untuk mempelajari
perkembangan tata guna lahan. Contohnya, jumlah bahan organik yang
mengalir di permukaan tanah bergantung pada jumlah daun yang gugur dan
tingkat pembusukan serta translokasinya. Dalam hal ini, model menggunakan
pergerakan sebagai peubah tidak bebas yang digunakan untuk meramalkan
nilai peubah bebas yang menggambarkan aspek struktural dari kondisi fisik
lahan.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, jika arus barang dan orang yang
bergerak pada suatu tata guna lahan hendak dipelajari, harus dilakukan
pemodelan hubungan antara arus dan penyebabnya. Arus pergerakan
(interaksi spasial) dapat dipelajari dengan membuat model yang mengaitkan
besar dan arah arus (peubah tidak bebas) dengan peubah bebas sebagai
ukuran struktur tata guna lahan. Contohnya, pola pergerakan (untuk pergi
bekerja) dalam kota dapat dimodel dengan menggunakan beberapa peubah
seperti sebaran lokasi pekerja, lokasi lapangan pekerjaan, dan biaya
perjalanan. Hal yang sama, arus pergerakan untuk berbelanja dapat
diperkirakan dengan mempelajari tingkat kemampuan daya beli dan luas
pusat perbelanjaan.

Berbagai bentuk model disarankan untuk memperkirakan kebutuhan


transportasi; mulai dari model agregat yang sangat sederhana sampai
dengan pendekatan model tidak-agregat yang rumit. Meskipun, model tidak-
agregat menjamin hasil yang lebih tepat, model agregat lebih sering
digunakan untuk peramalan. Model kebutuhan langsung yang menerangkan
bahwa parameter model dikalibrasi dengan menggunakan data arus
lalulintas. Akan tetapi, pada buku ini, kita hanya membicarakan pada model
agregat karena jenis model seperti ini berpotensi baik dan menguntungkan.

Model untuk perencanaan transportasi biasanya diturunkan dari prinsip


dasar fisika, seperti hukum gravity dan prinsip entropi. Pemikiran bahwa
interaksi antara dua tata guna lahan dapat diartikan sama dengan gaya tarik
atau tolak pada model gravity yang pertama kali diperkenalkan pada tahun
1850. Akan tetapi, model gravity untuk transportasi perkotaan pertama kali
digunakan satu abad kemudian, yaitu pada tahun 1955.

Metoda ini sedikitnya ada 5 yaitu :

1. Model Gravity (GR)

2. Model Unconstained Gravity (UCGR)

3. Model Attraction Constrained Gravity (ACGR)

4. Model Production and Attraction Contrained (DCGR, Doubly


Constrained Gravity)

5. Model Production Constrained Gravity (PCGR)

1. Model Gravity (GR)

Metode sintetis (interaksi spasial) yang paling terkenal dan sering


digunakan adalah model gravity (GR) karena sangat sederhana sehingga
mudah dimengerti dan digunakan. Model ini menggunakan konsep gravity
yang diperkenalkan oleh Newton pada tahun 1686 yang dikembangkan dari
analogi hukum gravitasi.
Metode ini berasumsi bahwa ciri bangkitan dan tarikan pergerakan berkaitan
dengan beberapa parameter zona asal, misalnya populasi dan nilai sel MAT
yang berkaitan juga dengan aksesibilitas (kemudahan) sebagai fungsi jarak,
waktu, atau pun biaya. Newton menyatakan bahwa (Fid) gaya tarik atau tolak
antara dua kutub massa berbanding lurus dengan massanya, mi dan md, dan
berbanding terbalik kuadratis dengan jarak antara kedua massa tersebut, . 2
id d

2. Model Unconstained Gravity (UCGR)

Model ini sedikitnya mempunyai satu batasan, yaitu total pergerakan


yang dihasilkan harus sama dengan total pergerakan yang diperkirakan dari
tahap bangkitan pergerakan. Model ini bersifat tanpa-batasan, dalam arti
bahwa model tidak diharuskan menghasilkan total yang sama dengan total
pergerakan dari dan ke setiap zona yang diperkirakan oleh tahap bangkitan
pergerakan.

3. Model Attraction Constrained Gravity (ACGR)

Dalam hal ini, total pergerakan secara global harus sama dan juga
tarikan pergerakan yang didapat dengan pemodelan harus sama dengan
hasil tarikan pergerakan yang diinginkan. Sebaliknya, bangkitan pergerakan
yang didapat dengan pemodelan tidak harus sama

4. Model Production and Attraction Contrained (DCGR, Doubly Constrained


Gravity)

Dalam hal ini, bangkitan dan tarikan pergerakan harus selalu sama
dengan yang dihasilkan oleh tahap bangkitan pergerakan.
5. Model Production Constrained Gravity (PCGR)

Dalam model ini, total pergerakan global hasil bangkitan pergerakan


harus sama dengan total pergerakan yang dihasilkan dengan pemodelan;
begitu juga, bangkitan pergerakan yang dihasilkan model harus sama dengan
hasil bangkitan pergerakan yang diinginkan. Akan tetapi, tarikan pergerakan
tidak perlu sama.

2.4 Metode Tidak Konvensional


Metode tidak konvensional yaitu metode yang menaksir MAT dengan
menggunakan data arus lalu lintas. Dimana kelemahannya sangat
bergantung pada perhitungan arus lalu lintas yang akan digunakan.
Penggunaan metode tidak konvensional dalam hal ini mempunyai
keunggulan komparatif dibandingkan metode konvensional dalam hal
kemudahan memperoleh data, murah, cepat, dan tidak mengganggu arus
lalulintas. Meskipun demikian terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
akurasi MAT yang dihasilkan dari data arus lalulintas, diantaranya adalah
metode estimasi dan teknik pemilihan rute yang digunakan. Pada penelitian
ini dikaji penggunaan teknik pemilihan rute tidak proporsional, yaitu pemilihan
rute keseimbangan (equilibrium assignment), untuk melakukan estimasi MAT
dengan berbagai jenis metode estimasi. Jenis metode estimasi yang akan
ditinjau adalah Kuadrat Terkecil (KT), Kemiripan Maksimum (KM), Inferensi
Bayes (IB), dan Entropi-Maksimum (EM). Penggunaan metode pemilihan rute
ini memerlukan proses pengulangan, di mana proporsi pemilihan rute yang
digunakan untuk menaksir MAT selanjutnya digunakan kembali untuk
memperbaiki nilai proporsi tersebut. Dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat tingkat akurasi yang cukup tinggi dalam proses estimasi
MAT. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai optimum fungsi tujuan serta hasil
pengujian statistika.
Konsep dasar metode ini adalah sebagai berikut:
1. Metode estimasi ini dikembangkan dari analogi fisika, yang dalam bidang
mekanika statika dikenal dengan konsep tentang metode penyusunan
mikro tentang sistem tertentu seperti molekul gas
2. Bila dipandang dari model sebaran perjalanan dapat dikatakan bahwa
pergerakan yang terjadi dianggap sebagai molekul gas yang dapat
bergerak bebas, sehingga menghasilkan sebaran maksimum atau
distribusinya di atas
Memperhatikan konsep dasar metode ini, selanjutnya dimulai dengan
menyatakan suatu wilayah studi sebagai suatu sistem yang terdiri atas
sejumlah elemen-elemen yang berbeda. Dalam hal ini ada tiga keadaan
suatu sistem, yaitu:
a. micro states; mengidentifikasi perjalanan setiap orang
b. meso states; kumpulan dari micro states dengan tempat asal dan tujuan
yang sama (Tid)
c. macro states; kumpulan bangkitan dan tarikan (Oi dan Dd).
Metode estimasi entropi-maksimum adalah model yang digunakan
untuk mendapatkan informasi seluruh status mikro yang akan terjadi dengan
peluang yang sama serta konsisten dengan informasi status makronya selain
itu asumsi dasar pendekatan ini adalah peluang sebaran yang terjadi
sebanding dengan jumlah status yang ada dalam sistem tersebut yang
mendukung terbentuknya sebaran. Untuk menggunakan metode ini,
penelitian dibantu dengan program software Matlab. Hasil keluaran dari
metode ini adalah nilai parameter ß yang akan digunakan untuk
mendapatkan Matrik pemodelan baru, kemudian MAT baru dibebankan dan
dimasukan arus hasil pengamatan (traffic count) ke dalam jaringan jalan
sehingga bisa diperoleh nilai validitasnya. Uji Validitas menggunakan
koefisien Determinasi (R²).
Perkembangan dan peningkatan suatu kota mengakibatkan
bertambahnya kebutuhan transportasi yang secara tidak langsung
menimbulkan permasalahan transportasi semakin kompleks. Maka
dibutuhkan suatu perencanaan transportasi untuk meminimalisir
permasalahan tersebut.Perencanaan transportasi dapat berupa perencanaan
transportasi empat tahap.Salah satunya adalah distribusi pergerakan yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk matrik asal tujuan
(MAT). Proses estimasi matrik membutuhkan nilai parameter β yang
merupakan fungsi hambatan antar zona. Parameter β menggunakan proses
kalibrasi Newton-Raphson dengan bantuan software Matlab. Proses estimasi
matrik asal tujuan (MAT) dari arus data observasi di Kota Surakarta saat ini
dengan prinsip yang digunakan adalah metode
kuadrat terkecildan metode pembebanan jaringan jalan user equilibrium.
Data masukan untuk proses estimasi matrik antara lain data arus
observasi (traffic count), data ruas jalan berupa kapasitas dan waktu tempuh
pada saat arus bebas dan saat arus mencapai kapasitas, data koordinat
zona, serta data prior matrix tahun 2013 dari penelitian Doni Indra Pradana
yang diolah menggunakan aplikasi software EMME/3 (Equilibre Multimodal,
Multimodal Equilibrium). Prosedur perhitungan data ruas jalan mengacu pada
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Kemudian hasil pembebanan
matrik yang dihasilkan diuji validitasnya dengan cara membandingkan arus
data observasi dan arus hasil pemodelan menggunakan aplikasi software
EMME/3.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Transportasi konvensional adalah transportasi umum yang biasa
kita gunakan, yang telah tersedia dijalan konvensional. Di Indonesia ada
beberapa jenis transportasi konvensional seperti bus, taksi, angkutan
umum, bajaj, dan ojek. Sejauh ini transportasi konvensional di Indonesia,
tidak semuanya baik dan nyaman bagi penumpang atau pengguna
jasatransportasi konvensional.

3.2 Saran
Sebaiknya lebih di perbanyak materi ataupun penjelasan mengenai
materi berikut agar makalah ini dapat di kerjakan dengan maksimal.
BAB IV

SOAL JAWAB

 ESSAY
1. Apa itu transportasi konvensional?
Jawab : Transportasi konvensional adalah transportasi umum yang
biasa kita gunakan, yang telah tersedia dijalan konvensional.
Di Indonesia ada beberapa jenis transportasi konvensional
seperti bus, taksi, angkutan umum, bajaj, dan ojek. Sejauh
ini transportasi konvensional di Indonesia, tidak semuanya
baik dan nyaman bagi penumpang atau pengguna
jasatransportasi konvensional.
2. Apa apa saja bagian utama dari metode konvensional?
Jawab : Yang pertama yaitu metode secara langsung dan yang kedua
metode secara tidak langsung
3. Apa itu metode tidak konvensional?
Jawab: Metode tidak konvensional yaitu metode yang menaksir MAT
dengan menggunakan data arus lalu lintas. Dimana kelemahannya
sangat bergantung pada perhitungan arus lalu lintas yang akan
digunakan.
4. Apa itu metode secara langsung?
Jawab : Pendekatan ini sudah digunakan sejak lama sehingga dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan yang timbul yang
berkaitan dengan penggunaannya. Pendekatan ini sangat
tergantung dari hasil pengumpulan data dan survei lapangan.
Proses wawancara dapat mengganggu pengguna jalan dan
menimbulkan tundaan lalulintas.
5. Apa itu metode secara tidak langsung?
Jawab : Pemodelan adalah penyederhanaan realita.
Penyederhanaan tersebut dilakukan dengan
menggunakan suatu sistem dalam bentuk unsur atau
faktor yang dapat dipertimbangkan mempunyai kaitan
dengan situasi yang hendak digambarkan.
Memperkirakan kebutuhan akan pergerakan merupakan
bagian terpenting dalam proses perencanaan
transportasi karena kebutuhan akan pergerakan baik
pada masa sekarang maupun pada masa mendatang
berpengaruh besar pada kebijakan transportasi dan
kebutuhan akan sistem jaringan.

 PILIHAN GANDA
1. Yangmanakah yang merupakan bagian dari metode konvensional?
a. Metode secara langsung
b. Metode secara tidak langsung
c. Metode dadakan
d. A dan B benar
2. Yang manakah yang benar dari Beberapa prosedur matematis telah
dikembangkan sampai saat kini yang secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian utama tergantung dari jenis data?
a. Metode analogi
b. Metode sintesis
c. Metode analis
d. A dan B benar
3. Beberapa teknik yang tersedia sampai saat ini dalam metode secara
langsung?
a. Menggunakan kendaraan
b. Metode di tepi jalan
c. Metode di tepi laut
d. Metode di Sekolah
4. Yang merupakan macam transportasi konvensional?
a. Taksi
b. Perahu
c. Sepeda
d. Becak
5. Yang merupakan kekurangan transportasi konvensional?
a. Kurang Canggih
b. Mahal
c. Bersih
d. Indah

Anda mungkin juga menyukai