Anda di halaman 1dari 5

Nama : Natasya Aulia Nasri

NIM : 20231050
Fakultas : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Prodi : Analisis Kimia
Jamaah : Jamaah 12
Resume Harian Pesona Ta’aruf, Hari Ketiga, 11 September 2020 :
1. Webinar Kebangsaan (08.00 WIB-08.30 WIB)
 Tenun Kebangsaan “Menyikapi Perbedaan” (Prof. Mahfud MD)
Prof. Mahfud mengatakan bahwa, UII memiliki tiga komponen. Universitas, yang
artinya pusat pengembangan IPTEK dengan berdasarkan kecerdasan otak dan skill.
Islam, yang artinya sikap kepercayaan dan keagamaan. Indonesia, yang artinya dima
Islam dan Ke-IPTEK-an tetap bersangkut atau memiliki sangkut paut dengan Indonesia.
Allah menciptakan perbedaan agar hambanya mau berlomba-lomba dalam
mengejar pahalanya. Dalam membangun Indonesia, para Tokoh Nasional bersatu
tanpa memandang perbedaan. UII memang menganut Universitas Islam, tetapi UII
tetap menerima mahasiswa dengan kepercayaan lain dan lulus tanpa memandang
perbedaan. Dahulu, tugas kita adalah berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Dan
sekarang, tugas kita adalah berjuang untuk memajukan kemerdekaan Indonesia.
Prof. Mahfud berkata bahwa jangan jadikan Islam sebagai masalah karena
perbedaan sekitar. Jadikan islam sebagai tali perdamaian Indonesia. Jadikan jiwa diri
sendiri dan orang lain bebas, tanpa ada rasa merendahkan. Menyesuaikan diri dengan
tantangan kedepan itu penting. Ilmu itu penting, tetapi harus tetap tunduk pada dasar
agama dan negara. Jangan sampai hilang identitas diri, tunduk dan patuh pada ajaran
Islam dan teguh untuk Indonesia.
2. Talkshow “Let’s Speak Up” (09.25 WIB-10.25 WIB)
Talkshow dilakukan dengan Live Youtube, dimulai dengan sambutan MC yang bernama
Yuli Sulistina yang membuka acara dan melanjutkan bacaan CV Moderator Talkshow. Lalu,
dilanjutkan dengan moderator yang bernama Fadillah Adkiras membuka acara dan
mengeluarkan pendapatnya tentang materi Talkshow kali ini, yaitu kesetaraan gender. Fadillah
berkat abahwa mahasiswa harus mampu berpikir kritis dan mengangkat suaranya demi
kebenaran dan kebaikan. Fadillah kemudian membacakan CV dari Pemateri Talkshow kali ini.
 “Speak Up for General Violance” (Kalis Mardiasih)
Menurut Kalis, makna hidup adalah Tubuh, Pikiran, dan Kemanusiaan, yang
artinya hidup dengan rasa aman tanpa kekerasan dengan menjaga ketiga makna hidup
tersebut. Semua hal tidak akan tercapai jika hak keamanan manusianya tidak
terpenuhi.
Bagaimana Islam memandang kesetaraan gender? Dihadapan Allah, semua
makhluknya adalah setara dimata Allah. Allah membedakan hambanya berdasarkan
tingkatan ketakwaan kepada Diri-Nya. Dipandangan Allah, kita semua adalah khalifah
yang harus menciptakan kedamaian di muka bumi.
Menurut Kalis, laki-laki dan perempuan memiliki jalan hidup yang berbeda yang
dapat dilihat dari pengalaman hidupnya. Pengalaman hidup sosial untuk perempuan,
yaitu :
1. Marjinalisasi/Peminggiran Perempuan
2. Subordinasi/Dipandang Rendah
3. Beban Ganda
4. Kekerasan
Dalam Bahasa Inggris, jenis kelamin dibedakan berdasarkan fisik biologinya, yang
artinya berdasarkan organ atau alat vital kelaminnya. Jenis-jenis kekerasan yang
dimaksud oleh Kalis adalah :
1. Verbal, yaitu kekerasan yang dilakukan berdasarkan ucapan secara lisan
yang bertujuan untuk menyakiti mental lawan. Kekerasan verbal
dimasukkan dalam kekerasan mental yang tidak memiliki luka fisik, namun
dampak akan mental.
2. Ekonomi, yaitu suatu kekerasan yang bertujuan dengan mengancam
atau membatasi korban dengan membawa finansial korban.
3. Psikis, yaitu suatu kekerasan yang dilakukan dengan perbuatan yang
menciptakan rasa takut, kehilangan rasa percaya diri, dan lainnya.
Kalis juga membagikan beberapa Kekerasan Seksual menjadi beberapa bagian,
yaitu :
 Pelecehan Seksual
 Pemerkosaan
 Eksploitasi Seksual
 Perbudakan Seksual
 Pemaksaan Kontrasepsi
 Pemaksaan Aborsi
 Penyiksaan Seksual
 Pemaksaan Prostitusi
Kalis juga membagikan beberapa Kekerasan Berbasis Gender Online menjadi
beberapa bagian, yaitu :
 Harassment
 Outing
 Pornografi
 Peretasan
 Doxxing
 Pemalsuan Profil
 Pencemaran Nama Baik
 Distorsi Foto/Video
 Penyebaran Foto tanpa Consent
 Honey Trap
Kalis juga menyampaikan Dampak dari Pelecehan Seksual bagi Korban, yaitu
perasaan tidak nyaman, terciptanya rasa takut, dan tidak percaya diri. Hal yang dapat
dilakukan jika menjadi korban pelecehan seksual adalah :
1. Jangan menyalahkan diri
2. Kumpulkan barang bukti
3. Cerita pada orang yang dapat dipercaya
4. Segera hubungi Lembaga Pengada Layanan (Puskesmas/Rumah Sakit)
5. Laporkan pada Pihak Berwajib

3.Talkshow Tatanan Baru (14.00 WIB-15.45 WIB)


Talkshow diawali dengan pengenalan oleh Moderator yang bernama Muhammad
Aufa Aulia. Beliau menjelaskan materi yang akan dibawa oleh Talkshow kali ini, tak lupa
beliau membacakan CV dari Pemateri pada Talkshow kali ini. Berikut adalah materi yang
disampaikan oleh para pemateri :
 Mitigasi COVID-19 dan Tatanan Baru UII (Prof. Fathul Wahid)
Di Indonesia, grafik wabah dari COVID-19 mulai bergerak sedikit turun
dari kenaikan tertinggi pada perhitungan terakhir. Namun, tetap dalam angka
yang tergolong tinggi dibanding beberapa bulan belakang. Prof. Fathul
mengatakan bahwa UII telah menyiapkan Tahap Penyiapan dan Misi UII, yang
dimana Misi UII adalah “Menyelamatka Pendidikan Mahasiswa”. Sedangkan
Kesiapan Skenarionya adalah :
1. Kebijakan, UII telah menyiapkan beberapa Kebijakan yang telah
dipersiapkan secara matang dan mencapai keefektivitasan yang sesuai
dengan keadaan saat ini.
2. Panduan (Mitigasi, Tatanan Baru), UII telah menyiapkan Panduan Mitigasi
dan Panduan Tatanan Baru untuk seluruh anggota UII.
3. Pengambilan keputusan, UII mengambil keputusan dengan
mengutamakan pendidikan yang efektif dibanding sempurna.

UII juga telah menyiapkan Strategi Eksekusi yang masih dalam konteks
pembahasan akan Tahap Penyiapan UII terhadap pandemi, yaitu :
1. Tahapan, UII melakukan seluruh strateginya dengan cara bertahap dan
sesuai dengan perhitungan.
2. Kesadaran Efektik
3. Tim Teknis, UII telah menyiapkan tim teknis yang siap mengatasi
permasalahan yang dialami para anggota UII.
4. Dukungan Sumber Daya

Prof. Fathul mengatakan, UII menolak sistem New Normal. UII lebih memilih
sistem Adaptasi pada Lingkungan baru dibanding New Normal. UII telah
menyiapkan beberapa Aspek Kesiapan, yaitu :
 Aspek Kesiapan Mental untuk Dosen dan Mahasiswa
 Aspek Kesiapan Fisik untuk Dosen dan Mahasiswa
 Prosedur yang disiapkan untuk menjalani sistem Adaptasi Lingkungan
Baru
 UII telah menyiapkan bantuan Finansial untuk Mahasiswa yang memiliki
masalah finansial
 UII telah menyiapkan Aspek Teknologi untuk Dosen dan Mahasiswa
 UII telah menyiapkan prosedur sosial diantara Dosen dengan Dosen,
Dosen dengan Mahasiswa, dan Mahasiswa dengan Mahasiswa

UII telah menyiapkan Prinsip Desain Skenario untuk para Anggota UII dan
Sistem Belajar Kedepan, yaitu :
1. Mengutamakan keselamatan jiwa
2. Menjamin keberlangsungan roda organisasi
3. Menjalankan proses bisnis berbantukan Teknologi Informasi
4. Mendahulukan efektivitas dibanding kesempurnaan
5. Menghindari mafsadah didahulukan dibanding mendapatkan manfaat

 “Apa itu COVID-19?” (Dr. Reisa Broto Asmoro)


Dr. Reisa mengatakan bahwa jenis COVID-19 adalah SARS-COV-19 yang
sudah lama didunia, tetapi awalnya virus ini hanya menular dari hewan kehewan.
Namun, sekarang virus ini telah bermutasi sehingga dapat menular dari manusia
kemanusia yang lainnya. Dan dari itulah, SARS-2 merupakan permutasian dari
SARS-1.
Pemunculan COVID-19 adalah dengan cara virus ini masuk kedalam saluran
terkecil dari paru-paru, yaitu Alveoulus. Setelah memasuki Alveolus, virus ini
menggandakan diri dan menyumbat saluran tersebut. Sehingga cairan yang ada
disaluran tersebut tersumbat dan menumpuk lalu terkontaminasi dengan virus
yang terus menggandakan diri. Hingga akhirnya, cairan tersebut keluar melalui
cara droplets dan menyebar. Virus ini masuk kedalam tubuh melalui organ atau
alat yang rentan pada tubuh, seperti area wajah dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan Airbone Transmission? Dr. Reisa mengatakan bahwa
penyebaran virus melalui udara hanya dapat dilakukan jika jarak seseorang
sangatlah dekat, ditambah dengan ventilasi udara yang tidak baik. Dr. Reisa
menjelaskan beberapa gejala yang akan muncul dari seseorang yang reactive
virus ini, yaitu demam, batuk, dan sesak nafas. Tetapi, Dr. Reisa mengatakan
bahwa virus ini adalah virus baru yang diteliti. Akan banyak gejala baru yang
belum tercatat oleh beberapa analisa ilmiah. Maka dari itu, hanya berpatokan
kepada ketiga gejala tersebut tidak menjamin kesehatan seseorang.
Dr. Reisa juga menyarankan beberapa cara agar dapat melewati Adaptasi
Kebiasaan Baru dengan sehat dan benar, yaitu :
 Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
 Gunakan Hand-sanitizer dengan kadar alkohol minimal 60%
 Menjaga kesehatan lingkungan dan sirkulasi udara
 Jaga jarak dan jangan menyentuh barang-barang yang tidak steril
 Olahraga yang teratur dan tidur dengan waktu yang cukup
 Makan makanan yang sehat dan mengatur pola makan

ABSENSI PESONA TA’ARUF, 11 SEPTEMBER 2020 :

1. Webinar Kebangsaan 2. Talkshow “Let’s Speak Up”


3. Pengenalan UKM UII 4. Talkshow “Tatanan Baru”

Anda mungkin juga menyukai