LP Ketikan Jiwa
LP Ketikan Jiwa
1. Pengertian Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
(Definisi) menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Perasaan
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Fajariyah, 2012)
3. Intervensi Pasien
Keperawatan SP I p :
1.mendiskusikan kemampuan aspek positif yang dimiliki pasien
2. membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. membantu pasien mamilih atau menetapkan kemampuan yang akan
dilatih
4. melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksaan
SP II p
1.melatih pasien melakukan kegiatan lain sesuai dengan kemampuan
2. diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
3. bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Keluarga
SP I k
1. mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
dirumah
2. menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah
3. menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
SP II k
1. melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien harga diri rendah
SP III k
1.membuat perencanaan pulang bersama keluarga
4. Evaluasi Pasien
Setelah tindakan keperawatan selama 3x interaksi, klien dapat
menunjukan:
Keluarga
Setelah tindakan keperawatan maka keluarga dapat menjelaskan tentang
1.pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah
2. cara merawat klien dengan harga diri rendah
5. Kepustakaan Budi Anna Keliat, Akemat. 2007. Model Praktik Keperawatan Profesinal
Jiwa. Jakarta : EGC
ISOLASI SOSIAL
1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau
(Definisi) bahkan sama sekali tidak mampu berinteaksi dengan orang lain
disekitarnya (Damaiyanti, 2012).
Gejala objektif
1. Klien banyak diam dan tidak mau bicara.
2. Tidak mengikuti kegiatan.
3. Klien berdiam diri di kamar.
4. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang
terdekat.
5. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal.
6. Kontak mata kurang.
7. Kurang spontan.
3.Intervensi Pasien
Keperawatan SP I p :
1. membina hubungan saling percaya
2. membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial
3. membantu pasien mengenal manfaat berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
4. mengajarkan paien berkenalan
SP II p
1. mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan
orang pertama : perawat)
SP III p
1.melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang
kedua)
Keluarga
SP I k
1.memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai masalah
isoalsi sosial
2.memberikan pendidikan kepada keluarga mengenai penyebab isolasi
sosial
3.cara merawat pasien isolassi sosial
SP II k
1.melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien isolasi sosial
langsung dihadapan klien
SP III k
1.membuat perencanaan pulang bersama keluarga
4. Evaluasi Pasien
Setelah tindakan keperawatan selama 3x interaksi, maka klien
menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat:
Keluarga
Setelah tindakan keperawatan maka keluarga dapat menjelaskan tentang:
1. penyebab dan akibat isolasi sosial
2. cara merawat klien isolasi sosial
5.Kepustakaan Budi Anna Keliat, Akemat. 2007. Model Praktik Keperawatan Profesinal
Jiwa. Jakarta : EGC
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
1. Pengertian Perilaku kekerasan adalah salah satu respons marah yang diespresikan dengan
(Definisi) melakukan ancaman, mencederai orang lain, dan merusak lingkungan. Respons ini
dapat menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
(Keliat,dkk, 2011).
3.Intervensi Pasien
Keperawatan SP I p :
1. membina hubungan saling percaya
2. mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan gejala yang dirasakan
3. mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
4. cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama
(latihan napas dalam)
SP II p
1. membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara fisik kedua (evaluasi latihan napas dalam,pukul kasur dan bantal)
2. menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
SP III p
1.latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal (menolak dengan baik,
meminta dengan baik, mengungkapkan dengan baik)
2. susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
SP IV p
1.bantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara
spiritual (latihan beribadah dan berdoa)
2. buat jadwal ibadah atau berdoa
SP V p
1.membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan
obat (bantu pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar.
Benar nama, benar obat, benar cara minum, benar waktu dan benar dosis)
diseratai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
Keluarga
SP I k
1.memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara
merawat pasien perilaku kekerasan dirumah
2. diskusikan bersama keluarga tentang penyebab, tanda dan gejala
perilaku kekerasan
SP II k
1.melatih keluarga melakukan cara-cara mengendalikan kemarahan
2. anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang
telah diajarkan perawat
3. ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepda pasien jika dapat
melakukan kegiatan tersebut dengan tepat
SP III k
1.membuat perencanaan pulang bersama keluarga
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
4.Evaluasi Pasien
Setelah tindakan keperawatan selama 3x interaksi, klien dapat
menunjukan:
1.pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2. pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukan
3. pasien dapat menyebutkan cara mencegah atau mengendalikan perilaku
kekerasannya
4. pasien dapat mencegah atau mengendaikan perilaku kekerasannya
secara fisik, spiritual dan dengan terapi fitofarmaka
Keluarga
Setelah tindakan keperawatan maka keluarga dapat menjelaskan tentang :
5.Kepustakaan Budi Anna Keliat, Akemat. 2007. Model Praktik Keperawatan Profesinal
Jiwa. Jakarta : EGC
DEFISIT PERAWATAN DIRI
1. Pengertian Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam
(Definisi) memenuhi kebutuhnnya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya ( Sulastri, 2012).
3. Intervensi Pasien
Keperawatan SP I p :
1. mendiskusikan pentingnya kebersihan diri
2. melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
SP II p
1. melatih pasien berhias (laki-laki: berpakaian, menyisir rambut dan
bercukur. Perempuan : berpakaian, menyisir rambut dan berhias)
SP III p
1. melatih pasien makan secara mandiri (menjelaskan cara
mempersiapkan makan, menjelaskan cara makan yang tertib)
SP IV p
1. mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Keluarga
SP I k
1. memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah
perawatan diri
2. memberikan pendidikan tentang cara merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah defisit perawatan diri
SP II k
1. melatih keluarga cara merawat pasien
SP III k
1. membuat perencanaan pulang bersama keluarga
4. Evaluasi Pasien
Setelah tindakan keperawatan selama 3x interaksi, klien dapat
menunjukan:
1. pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2. pasien mampu melakukan berhias secara baik
3. pasien mampu melakukan makan dengan baik
4. pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri
Keluarga
Setelah tindakan keperawatan maka keluarga dapat menjelaskan tentang :
1. cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit
perawatan diri
5. Kepustakaan Budi Anna Keliat, Akemat. 2007. Model Praktik Keperawatan Profesinal
Jiwa. Jakarta : EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH :
PRODI D3 KEPERAWATAN
2021