Anda di halaman 1dari 19

Infeksi postpartum atau infeksi pasca persalinan adalah berbagai infeksi terjadi setelah melahirkan

normal melalui vagina, operasi caesar, atau saat menyusui.

Infeksi postpartum yang merupakan satu dari beberapa komplikasi persalinan ini bisa juga disebut
dengan infeksi masa nifas.

Nyeri yang dirasakan banyak wanita usai melahirkan membuat infeksi postpartum sulit dibedakan dari
nyeri postpartum.

Beberapa infeksi postpartum yang sering terjadi adalah:

1. Endometritis, infeksi pada endometrium (lapisan rahim)

2. Mastitis, infeksi payudara

3. Sayatan yang terinfeksi

4. Infeksi saluran kemih.

Seberapa umum infeksi pasca persalinan?

Ibu yang mengalami infeksi postpartum biasanya diperbolehkan untuk pulang dalam beberapa hari
setelah persalinan.

Infeksi postpartum lebih sering terjadi di tempat dengan kebersihan yang tidak terjaga atau tempat
pelayanan medis dengan kualitas buruk.

Jadi, pastikan ibu mempertimbangkan dengan matang sebelum menentukan ingin melahirkan di rumah
sakit atau melahirkan di rumah.

Ketika nantinya tanda-tanda melahirkan muncul, ibu bisa bergegas pergi ke fasilitas kesehatan ditemani
pasangan maupun doula bila ada.
Kontraksi asli persalinan, air ketuban pecah, dan pembukaan lahiran termasuk tanda-tanda persalinan
yang sebaiknya ibu kenali.

Bedakan kontraksi persalinan dan kontraksi palsu yang kerap mengecohkan tanda akan melahirkan.

Tak lupa, persiapkan juga berbagai persiapan persalinan beserta perlengkapan melahirkan sebelum hari-
H kelahiran tiba.

TANDA GEJALA

Banyak infeksi terdeteksi dengan demam sekitar 38 derajat Celcius, menggigil atau perasaan tidak enak
badan, dan kadang hanya itu gejala-gejala yang nampak jelas.

Mengutip dari March of Dimes, tanda-tanda dan gejala infeksi postpartum lainnya dapat meliputi:

Nyeri perut bawah, demam rendah, serta keputihan dan lokia yang berbau busuk (tanda-tanda
endometritis)

Area yang terasa sakit, keras, hangat dan merah (biasanya hanya pada satu payudara) dan demam,
menggigil, nyeri otot, kelelahan atau sakit kepala (tanda-tanda mastitis)

Kemerahan, cairan, pembengkakan, hangat atau meningkatnya rasa sakit di sekitar area sayatan atau
luka. Hal tersebut bisa terjadi di sayatan operasi caesar, episiotomi atau luka gores, atau sayatan yang
terlihat seperti akan terpisah

Sulit dan nyeri saat buang air kecil, merasa seperti ingin buang air kecil dengan sering dan mendesak.
Namun, hanya sedikit urin, tidak ada urin yang keluar, atau urin keruh dan berdarah (tanda-tanda infeksi
saluran kemih).

PENYEBAB

Infeksi postpartum lebih jarang ditemui sejak munculnya antiseptik dan penicillin.
Namun, beberapa flora kulit seperti Streptococcus atau Staphylococcus serta bakteri lain masih menjadi
penyebab infeksi postpartum.

Bakteri-bakteri tersebut berkembang pada lingkungan yang lembab dan hangat.

Infeksi postpartum seringkali muncul di rahim setelah persalinan. Rahim dapat terinfeksi apabila
kantung ketuban terinfeksi.

Melansir dari King Edward Memorial Hospital Obstetrics and Gynaecology, ada berbagai hal yang dapat
menjadi penyebab infeksi postpartum atau pascapersalinan.

Berikut penjelasan lengkap berdasarkan jenis-jenis infeksi postpartum atau masa nifas:

1. Endometritis

Anda berisiko mengalami infeksi endometrium jika Anda melalui prosedur operasi caesar.

Risikonya semakin besar jika Anda bekerja sebelumnya.

Risiko juga lebih tinggi jika persalinan Anda menghabiskan waktu sangat lama atau ada periode waktu
yang cukup lama di antara air ketuban pecah dan melahirkan.

2. Mastitis

Mastitis adalah peradangan pada payudara sehingga membuat payudara menjadi bengkak.

Ini bisa disebabkan karena jaringan payudara luka atau terkena infeksi.

Biasanya terjadi pada ibu menyusui di dua bulan pertama setelah melahirkan.
Pada saat ini, ibu masih perlu adaptasi sebelum menemukan pola menyusui yang pas untuk bayinya.

Biasanya mastitis berkembang pada salah satu payudara. Awalnya, payudara hanya lecet, berwarna
kemerahan, atau terasa hangat.

Lama kelamaan, ibu akan merasa demam, menggigil, tidak enak badan, dan gejala lain seperti flu.

3. Sayatan yang terinfeksi

Hingga 16 persen wanita yang melalui operasi ini mengalami infeksi biasanya dalam satu minggu setelah
persalinan.

Namun, kondisi ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter
untuk informasi lebih lanjut.

4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Anda lebih rentan terkena infeksi saluran kemih setelah melahirkan, terutama jika Anda menggunakan
kateter di kandung kemih atau epidural.

Faktor Resiko

Berdasarkan metode yang digunakan untuk persalinan, risiko terkena infeksi setelah persalinan
berbeda-beda. Kemungkinan mengalami infeksi adalah:

1-3% pada persalinan normal melalui vagina

5-15% pada operasi caesar yang terjadwal dan dilakukan sebelum persalinan dimulai

15-20% pada persalinan non-caesar tak terjadwal yang dilakukan setelah persalinan dimulai

Ada berbagai faktor tambahan yang meningkatkan risiko wanita terkena infeksi, meliputi:
1. Anemia

2. Obesitas

3. Bacterial vaginosis, infeksi menular seksual

4. Beberapa pemeriksaan vagina selama persalinan

5. Memonitor janin secara internal

6. Persalinan yang berkepanjangan

7. Jeda antara pecahnya ketuban dan persalinan

8. Kolonisasi saluran vagina dengan bakteri streptococcus golongan B

9. Memiliki sisa plasenta pada rahim setelah persalinan

10. Perdarahan berlebih setelah persalinan (perdarahan postpartum)

Komplikasi

Infeksi bisa berbahaya, terutama jika tidak terdeteksi atau tidak diobati.

Infeksi di rahim Anda dapat menyebabkan pembekuan darah, sedangkan infeksi di ginjal dapat
menyebabkan gangguan ginjal.

Infeksi yang masuk ke aliran darah Anda pun dapat menyebabkan sepsis.

Komplikasi yang paling mungkin terjadi adalah pemulihan pasca persalinan yang lebih sulit.

Pemulihan tersebut akan menguras energi. Untuk itu, Anda perlu mendapat bantuan segera jika
mengalami gejala yang mengarah pada kondisi ini.

Pengobatan

Melalui beberapa pemeriksaan fisik, infeksi postpartum dapat didiagnosis oleh dokter.
Dokter dapat mengambil sampel urin atau darah untuk menguji bakteri atau menggunakan cotton swab
untuk mengambil kultur dari rahim untuk mendeteksi infeksi postpartum.

home

popup

Cari HelloSehat

Pilih Konten

Laman

Kategori

Laman

Cek Kesehatan

Laman

Rumah Sakit

Laman

Komunitas

Kategori Kesehatan

Alergi

Alergi

Kesehatan Jantung

Kesehatan Jantung

Kesehatan Pernapasan
Kesehatan Pernapasan

Kanker

Kanker

Urologi

Urologi

Penyakit Diabetes

Penyakit Diabetes

Kesehatan Kulit

Kesehatan Kulit

Kesehatan Muskuloskeletal

Kesehatan Muskuloskeletal

Penyakit Kelainan Darah

Penyakit Kelainan Darah

Kesehatan Mata

Kesehatan Mata

Kesehatan THT

Kesehatan THT

Kesehatan Otak dan Saraf

Kesehatan Otak dan Saraf

Penyakit Infeksi

Penyakit Infeksi

Kesehatan Pencernaan

Kesehatan Pencernaan

Kesehatan Seksual

Kesehatan Seksual
Kesehatan Wanita

Kesehatan Wanita

Kesehatan Pria

Kesehatan Pria

Kesehatan Mental

Kesehatan Mental

Kesehatan Lansia

Kesehatan Lansia

Pengobatan Herbal dan Alternatif

Pengobatan Herbal dan Alternatif

Pola Tidur Sehat

Pola Tidur Sehat

Kesehatan

Kesehatan

Obat dan Suplemen

Obat dan Suplemen

Gigi dan Mulut

Gigi dan Mulut

Parenting

Parenting

Nutrisi

Nutrisi

Kebugaran

Kebugaran

Kehamilan
Kehamilan

Hidup Sehat

Hidup Sehat

Lihat Semua Kategori

Lihat Semua Kategori

Galeri Fokus

Mengenal Vaginismus

Menangkis Hepatitis!

Lawan COVID-19!

Diabetes dan Gangguan Sistem Endokrin Lain

Lihat Fokus Lainnya

Lihat Fokus Lainnya

Informasi

Ketentuan Pengguna

Kebijakan Privasi

Kebijakan Editorial dan Koreksi

Kebijakan Iklan dan Sponsor

Panduan Komunitas

Hello Sehat Dan Kemenkes


Hello Sehat

Tentang Kami

Profil Manajemen

Karier

Kontak Kami

Follow kami

Logo SocialLogo SocialLogo SocialLogo Social

Baru

Home

Kehamilan

Melahirkan

Komplikasi Persalinan

Infeksi Postpartum

Foto Penulisbadge

Ditulis oleh Fajarina Nurin Diperbarui 15/06/2021Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci,
PGCert, DTM&H.

Definisi

|
Tanda-tanda & Gejala

Penyebab

Faktor-faktor Risiko

Komplikasi

Pengobatan

Pengobatan di rumah

Infeksi Postpartum

Definisi

Apa itu infeksi postpartum (pascapersalinan)?

Infeksi postpartum atau infeksi pasca persalinan adalah berbagai infeksi terjadi setelah melahirkan
normal melalui vagina, operasi caesar, atau saat menyusui.

Infeksi postpartum yang merupakan satu dari beberapa komplikasi persalinan ini bisa juga disebut
dengan infeksi masa nifas.

Nyeri yang dirasakan banyak wanita usai melahirkan membuat infeksi postpartum sulit dibedakan dari
nyeri postpartum.

Beberapa infeksi postpartum yang sering terjadi adalah:


Endometritis, infeksi pada endometrium (lapisan rahim)

Mastitis, infeksi payudara

Sayatan yang terinfeksi

Infeksi saluran kemih.

Seberapa umum infeksi pasca persalinan?

Ibu yang mengalami infeksi postpartum biasanya diperbolehkan untuk pulang dalam beberapa hari
setelah persalinan.

Infeksi postpartum lebih sering terjadi di tempat dengan kebersihan yang tidak terjaga atau tempat
pelayanan medis dengan kualitas buruk.

Jadi, pastikan ibu mempertimbangkan dengan matang sebelum menentukan ingin melahirkan di rumah
sakit atau melahirkan di rumah.

Ketika nantinya tanda-tanda melahirkan muncul, ibu bisa bergegas pergi ke fasilitas kesehatan ditemani
pasangan maupun doula bila ada.

Kontraksi asli persalinan, air ketuban pecah, dan pembukaan lahiran termasuk tanda-tanda persalinan
yang sebaiknya ibu kenali.

Bedakan kontraksi persalinan dan kontraksi palsu yang kerap mengecohkan tanda akan melahirkan.

Tak lupa, persiapkan juga berbagai persiapan persalinan beserta perlengkapan melahirkan sebelum hari-
H kelahiran tiba.

Tanda-tanda & Gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala infeksi postpartum (pascapersalinan)?


Banyak infeksi terdeteksi dengan demam sekitar 38 derajat Celcius, menggigil atau perasaan tidak enak
badan, dan kadang hanya itu gejala-gejala yang nampak jelas.

Mengutip dari March of Dimes, tanda-tanda dan gejala infeksi postpartum lainnya dapat meliputi:

Nyeri perut bawah, demam rendah, serta keputihan dan lokia yang berbau busuk (tanda-tanda
endometritis)

Area yang terasa sakit, keras, hangat dan merah (biasanya hanya pada satu payudara) dan demam,
menggigil, nyeri otot, kelelahan atau sakit kepala (tanda-tanda mastitis)

Kemerahan, cairan, pembengkakan, hangat atau meningkatnya rasa sakit di sekitar area sayatan atau
luka. Hal tersebut bisa terjadi di sayatan operasi caesar, episiotomi atau luka gores, atau sayatan yang
terlihat seperti akan terpisah

Sulit dan nyeri saat buang air kecil, merasa seperti ingin buang air kecil dengan sering dan mendesak.
Namun, hanya sedikit urin, tidak ada urin yang keluar, atau urin keruh dan berdarah (tanda-tanda infeksi
saluran kemih).

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Diagnosis dan perawatan dini dapat menghentikan kondisi ini dari memburuk dan mencegah kondisi
medis darurat lainnya.

Maka itu, bicaralah pada dokter Anda segera untuk mencegah kondisi serius ini.

Ketika Anda mengalami pingsan, nyeri perut hebat, menurunnya kesadaran, detak jantung lemah dan
cepat, dan muntah darah, segera cari perawatan medis darurat.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah
dengan dokter Anda.

Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi
kesehatan Anda.
Penyebab

Apa penyebab infeksi postpartum (pascapersalinan)?

Infeksi postpartum lebih jarang ditemui sejak munculnya antiseptik dan penicillin.

Namun, beberapa flora kulit seperti Streptococcus atau Staphylococcus serta bakteri lain masih menjadi
penyebab infeksi postpartum.

Bakteri-bakteri tersebut berkembang pada lingkungan yang lembab dan hangat.

Infeksi postpartum seringkali muncul di rahim setelah persalinan. Rahim dapat terinfeksi apabila
kantung ketuban terinfeksi.

Melansir dari King Edward Memorial Hospital Obstetrics and Gynaecology, ada berbagai hal yang dapat
menjadi penyebab infeksi postpartum atau pascapersalinan.

Berikut penjelasan lengkap berdasarkan jenis-jenis infeksi postpartum atau masa nifas:

Endometritis

Anda berisiko mengalami infeksi endometrium jika Anda melalui prosedur operasi caesar.

Risikonya semakin besar jika Anda bekerja sebelumnya.

Risiko juga lebih tinggi jika persalinan Anda menghabiskan waktu sangat lama atau ada periode waktu
yang cukup lama di antara air ketuban pecah dan melahirkan.

Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada payudara sehingga membuat payudara menjadi bengkak.

Ini bisa disebabkan karena jaringan payudara luka atau terkena infeksi.

Biasanya terjadi pada ibu menyusui di dua bulan pertama setelah melahirkan.

Pada saat ini, ibu masih perlu adaptasi sebelum menemukan pola menyusui yang pas untuk bayinya.

Biasanya mastitis berkembang pada salah satu payudara. Awalnya, payudara hanya lecet, berwarna
kemerahan, atau terasa hangat.

Lama kelamaan, ibu akan merasa demam, menggigil, tidak enak badan, dan gejala lain seperti flu.

Sayatan yang terinfeksi

Jika Anda melalui operasi caesar, sayatan Anda dapat terinfeksi.

Hingga 16 persen wanita yang melalui operasi ini mengalami infeksi biasanya dalam satu minggu setelah
persalinan.

Namun, kondisi ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter
untuk informasi lebih lanjut.

Infeksi saluran kemih

Anda lebih rentan terkena infeksi saluran kemih setelah melahirkan, terutama jika Anda menggunakan
kateter di kandung kemih atau epidural.

Faktor-faktor Risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk infeksi postpartum (pasca persalinan)?

Berdasarkan metode yang digunakan untuk persalinan, risiko terkena infeksi setelah persalinan
berbeda-beda. Kemungkinan mengalami infeksi adalah:

1-3% pada persalinan normal melalui vagina

5-15% pada operasi caesar yang terjadwal dan dilakukan sebelum persalinan dimulai

15-20% pada persalinan non-caesar tak terjadwal yang dilakukan setelah persalinan dimulai

Ada berbagai faktor tambahan yang meningkatkan risiko wanita terkena infeksi, meliputi:

Anemia

Obesitas

Bacterial vaginosis, infeksi menular seksual

Beberapa pemeriksaan vagina selama persalinan

Memonitor janin secara internal

Persalinan yang berkepanjangan

Jeda antara pecahnya ketuban dan persalinan

Kolonisasi saluran vagina dengan bakteri streptococcus golongan B

Memiliki sisa plasenta pada rahim setelah persalinan

Perdarahan berlebih setelah persalinan (perdarahan postpartum)

Komplikasi

Komplikasi apa yang mungkin saya alami dengan infeksi pasca persalinan?

Infeksi bisa berbahaya, terutama jika tidak terdeteksi atau tidak diobati.

Infeksi di rahim Anda dapat menyebabkan pembekuan darah, sedangkan infeksi di ginjal dapat
menyebabkan gangguan ginjal.
Infeksi yang masuk ke aliran darah Anda pun dapat menyebabkan sepsis.

Komplikasi yang paling mungkin terjadi adalah pemulihan pasca persalinan yang lebih sulit.

Pemulihan tersebut akan menguras energi. Untuk itu, Anda perlu mendapat bantuan segera jika
mengalami gejala yang mengarah pada kondisi ini.

Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana infeksi pasca persalinan didiagnosis?

Melalui beberapa pemeriksaan fisik, infeksi postpartum dapat didiagnosis oleh dokter.

Dokter dapat mengambil sampel urin atau darah untuk menguji bakteri atau menggunakan cotton swab
untuk mengambil kultur dari rahim untuk mendeteksi infeksi postpartum.

Apa saja pengobatan untuk infeksi postpartum (pasca persalinan)?

Karena infeksi yang tidak ditangani dapat menjadi serius dengan cepat, penting untuk memberitahu
dokter secepat mungkin jika Anda mengalami demam atau gejala lain yang disebutkan di atas.

Anda mungkin pernah mendengar bahwa pembengkakan payudara dapat menyebabkan demam
rendah.

Saat hal ini terjadi, jangan asumsikan bahwa pembengkakan merupakan penyebab dari demam
postpartum. Hubungi tim medis segera.
Anda akan diberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Pastikan tim medis tahu jika Anda sedang menyusui karena dapat mempengaruhi obat yang akan
diberikan.

Antibiotik oral biasanya cukup, tapi pada situasi serius Anda mungkin memerlukan antibiotik suntik dan
kemungkinan perawatan lain.

Sebagai contoh, jika Anda memiliki luka yang terinfeksi, mungkin diperlukan operasi terbuka dan
pengeringan.

Selain itu, Anda mungkin akan mulai merasa membaik dalam beberapa hari setelah memulai antibiotik.

Namun, penting untuk menghabiskan dosis, walau gejala sudah menghilang.

Tanyakan dokter berapa lama obat akan mulai bekerja, dan pastikan dokter tahu jika obat tidak terlihat
bekerja dalam periode tersebut.

Anda mungkin perlu untuk mengganti obat, atau kemungkinan ada hal lain yang terjadi.

Jangan lupa untuk minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, serta istirahat sebanyak mungkin
untuk membantu tubuh melawan infeksi.

Pengobatan di rumah

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi infeksi
postpartum:

Mandi dengan antiseptik pada pagi di hari operasi

Cukur rambut kemaluan Anda dengan clippers dibandingkan dengan pisau cukur
Gunakan chlorhexidine-alcohol untuk mempersiapkan kulit

Gunakan antibiotik extended-spectrum sebelum operasi.

Anda mungkin juga menyukai