Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI


SESI 1

Disusun Oleh :

1. Dinda Fadjrin Dwi A. (1920009)


2. Ericha Rochma Nuraini (1920012)
3. Erny Anggarda (1920014)
4. Inas Sahirah (1920021)
5. Nabila Fitratur (1920025)
6. Shinta Dwi A. (1920039)
7. Fitri Anggraeni (1920051)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
TAHUN 2021
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)

1. Latar Belakang
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan
keluhan tidak dapat diatur dirumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi,
keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan
dirawat dirumah sakit, hal yang sama sering terjadi. Banyak klien diam,
menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari-hari perawatan dilalui dengan makan,
minum obat dan tidur. Ada diantara klien yang dengan inisiatif sendiri
mencari perubahan situasi dengan jalan-jalan dirumah sakit, namun ada
diantara mereka yang tahu jalan pulang, sehingga jika tertangkap ia dicap
sebagai klien yang melarikan diri kemudian dimasukkan lagi kedalam ruang
isolasi. Apa sebenarnya yang dilakukan klien?
Terapi Aktifitas Kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan
untuk klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya
merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat khususnya perawat
haruslah mampu melakukan terapi aktifitas kelompok secara tepat dan benar.
Untuk mencapai hal tersebut diatas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan
terapi aktifitas kelompok sosialisasi, penyuluhan energi, stimulasi
sensori/persepsi dan orientasi realitas.

2. Tujuan
Terapi aktifitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau
dan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota. Secara umum tujuan
terapi aktifitas kelompok adalah meningkatkan kemampuan uji realitas
melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan
sosialisasi, menungkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan
tindakan atau prilaku denfentif, dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan
fungsi kognitif dan afektif. Secara khusus tujuannya kontruktif, meningkatkan
ketrampilan hubungan interpersonal atau social. Disamping itu tujuan
rehabilitasinya adalah meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah.

3. Karakteristik Pasien
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristiknya
klien dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan
masalah keperawatan seperti resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan, perilaku kekerasan, defisit perawatan diri, isolasi sosial : menarik
diri dan perubahan persepsi sensori.

4. Landasan Teori
a. Model terapi aktivitas kelompok
1) Focal konflik model
Dikembangkan berdasarkan konfik yang tidak disadari dan
berfokus pada kelompok individu. Tugas leader adalah memebantu
kelompok memahami konflik dan membantu penyelesaian masalah.
Misal: adaya perbedaan pendapat antar anggota,bagaiman masalah
ditanggapi anggota dan leader mengarahkan alternative penyelesaian
masalah.

2) Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi. Bahwa
tidak efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak
puas. Tujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan
sosial anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi
komunikasi yang efektif antar anggota dan mengajarkan pada
kelompok perlu adanya komunikasi dalam kelompok,anggota
bertangguang jawab terhadap apa yang diucapkan. Komunikasi pada
semua jenis : verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang
disampaikan harus dipahami orang lain.
3) Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan
melalui hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga
menggambarkan sebab-akibat tingkah laku anggota merupakan akibat
dari tingkah laku anggota yang lain. Terapi bekerja dengan individu
dan kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapi.
Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan
dipelajari.

4) Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk
berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa
yang lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat
memainkan peran sesuai peran sesuai peristiwa yang pernah dialami.

b. Metode
a) Kelompok ditaktik
b) Kelompok sosial
c) Kolompok inspirasi represif
d) Psikodarma
e) Kelompok interkasi bebas

c. Fokus Terapi Aktivitas Kelompok


1) Orientasi realitas
Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang
mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat.
Tujuan adalah klien mampu mengidentifikasi stimulus internal
(pikiran, perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim,
bunyi, situasi alam sekitar), klien dapat membedakan antara lamunan
dan kenyataan, pembicaraan klien sesuai realitas, klien mampu
mengenal diri sendiri dan klien mampu mengenal orang lain, waktu
dan tempat. Karakteristik klien : gangguan orientasi realita (GOR),
halusinasi, waham, ilusi dan depersonalisasi yang sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain, klien kooperatif, dapat berkomunikasi
verbal dengan baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.

2) Sosialisasi
Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantau
dan meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan
terhadap orang lain, mengekspresikan iden dan tukar persepsi dan
menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan
meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok,
berkomunikasi, saling memperhatikan, memberikan tanggapan
terhadap orang lain, mengekspresikan ide serta menerima stimulus
eksternal. Karakteritistik klien: kurang berminat atau tidak ada inisiatif
untuk mengikuti kegiatan ruangan, sering berada di tempat tidur,
menarik diri, kontak social kurang, harga diri rendah, gelisah, curiga,
takut dan cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab
seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan, dan dapat membina trust, mau
berinteraksi dan sehat fisik.

3) Stimulasi persepsi
Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran
orientasi, stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir
dan afektif serta mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan
meningkatkan kemampuan orientasi realita, memusatkan perhatian,
intelektual, mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang
lain dan mengemukakan perasaannya. Karakteristik klien : gangguan
persepsi yang berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri dari
realita, inisiati atau ide–ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat
berkomunikasi verbal, kooperatif dan mengikuti kegiatan.
4) Stimulasi sensori
Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang
mengalami kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan
sensori, memusatkan perhatian, kesegaran jasmani, dan
mengekspresikan perasaan.

5) Penyaluran energi
Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif.
Tujuan menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif,
mengekspresikan perasaan dan meningkatkan hubungan interpersonal.

d. Pembagian TAK
1) Terapi Aktivitas Kelompok: Sosialisasi
Terapi aktivitas kelompok (TAK) : sosialisasi (TAKS) adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial.
a) Tujuan
Tujuan umum TAKS yaitu klien dapat meningkatkan hubungan
sosial dalam kelompok secara bertahap. Sementara, tujuan
khususnya adalah :
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik
percakapan
5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah
pribadi pada orang lain
6. Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi
kelompok
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan TAKS yang telah dilakukan
b) Aktivitas dan indikasi
Aktivitas TAKS dilakukan tujuh sesi melatih kemampuan sosialisasi
klien. Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan
gangguan hubungan sosial berikut.
1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi
interpersonal
2. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai
dengan stimulus.

Sesi 1 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebut nama
lengkap, nama panggilan, asal, hobi dan teman terdekat.

d. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.


Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase –
fase dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
1) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi
leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan,
proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber –
sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika
memungkian biaya dan keuangan.
2) Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan.
a) Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan
leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak
dengan anggota.
b) Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran
anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
c) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
3) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina,
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan
menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih
jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah
yang kreatif.

4) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

e. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.


1) Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
2) Sebagai leader dan co leader
3) Sebagai fasilitator
4) Sebagai observer
5) Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)
SESI I

I. Topik : Sosialisasi
II. Tujuan :
SESI 1 : Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

III. Landasan Teoritis


Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan
orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial
untuk melakukan interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang
dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang lain,
penghargaaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan
tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu gangguan
terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, terapi aktivitas
kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa
karena merupakan keterampilan terapeutik. Terapi aktivitas kelompok
merupakan bagian dari therapi modalitas yang berupaya meningkatkan
psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan.
Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan
terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik meliputi : 1)
Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi, 2) Mendorong
sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri klien), 3)
Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu, 4) Memotivasi dan
mendorong fungsi kognitif dan afektif, 5) Meningkatkan rasa dimiliki, 6)
Meningkatkan rasa percaya diri, 7) Belajar cara baru dalam menyelesaikan
masalah.
Sedangkan tujuan rehabilitatif meliputi 1) Meningkatkan kemampuan
untuk ekpresi diri, 2) Meningkatkan kemampuan empati, 3)
Meningkatkan keterampilan sosial, 4) Meningkatkan pola penyelesaian
masalah.
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan
klien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah :
a. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai,
tidak diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien
merasakan takut dan cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain
b. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya
klien menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan
perawat
c. Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat,
klien mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau
berinteraksi minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain.
Terapi aktivitas stimulasi persepsi merupakan sebagian dari terapi
aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan
jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan
hubungan interpersonal yang adekuat dan mengidentifikasi secara
benar stimulus persepsi eksternal.

IV. Klien
A. Kriteria Anggota Kelompok
1. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti
kegiatan ruangan
2. Penderita sering berada di tempat tidur
3. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
4. Penderita gelisah, curiga, takut, dan cemas
5. Penderita dengan harga diri rendah
6. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya,
jawaban sesuai pertanyaan
7. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik

B. Proses Seleksi
1. Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh
perawat
2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari
serta kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada klien tersebut
dengan perawat ruangan
3. Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan
dilakukan.

V. PENGORGANISASIAN
A. Uraian Struktur Kelompok
1. Hari /Tanggal : Rabu, 05 Mei 2021
2. Tempat : Ruang Flamboyan RSJ Menur Surabaya
3. Waktu : 11.00 s/d 11.20 WIB
4. Lama Kegiatan :
SESI 1 :
a. Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
b. Permainan dan diskusi (10 menit)
5. Jumlah peserta : 5 orang
6. Perilaku yang diharapkan dari kelompok klien
a. Klien dapat melakukan permainan
b. Klien dapat memberikan pendapat/ komentar dari permainan
c. Klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara
menjelaskan tentang dirinya sendiri dan memberikan dukungan
kepada klien lain
d. Klien dapat mengikuti dengan baik selama kegiatan berlangsung
e. Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan

B. Pengorganisasian
Leader : Ericha Rochma
Observer : Erny Anggarda
Fasilitator 1 : Dinda Fadjrin Dwi A.
Fasilitator 2 : Inas Sahirah
Fasilitator 3 : Nabila Fitratur
Fasilitator 4 : Shinta Dwi
Fasilitator 5 : Fitri Anggraeni

Leader : 
Bertugas :
 Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi
dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan
klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
 Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu
lemah atau mendominasi
 Koordinator, Mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat
dalam kegiatan

Observer :
Bertugas :
 Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal
sampai akhir
 Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
 Mengobservasi perilaku pasien
 Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus
dilakukan
 Mendampingi peserta TAK
 Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
 Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan

Fasilitator :
Bertugas :
 Mendampingi pasien dalam pelaksanaan TAK
 Mengingatkan pasien tentang aturan permainan
 Mengikuti jalannya TAK

C. Metode dan Media


Metode : Dinamika kelompok, diskusi dan tanya jawab, bermain
peran/simulasi
Media : Handphone/laptop, buku catatan dan pulpen

D. Proses Pelaksanaan :
1. Fase Prainteraksi
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
a. Memberi salam terapeutik
1) Salam dari terapis
2) Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
1) Waktu : 20 menit
2) Tempat : Ruang Flamboyan
3) Topik : Mampu memperkenalkan diri dan mampu berkenalan
dengan anggota kelompok.
d. Tujuan aktivitas : klien mampu memperkenalkan diri kepada
orang lain dan mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
e. Aturan main :
1. Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai
dengan akhir
2. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin TAK.

3. Fase Kerja
a. Hidupkan musik dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum
jam
b. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang
bola tennis mendapat giliran untuk memyebutkan : salam, nama
lengkap, nama panggilan, hobi dan asal, dimulai oleh terapis
sebagai contoh.
c. Tulis nama panggilan pada kertas atau papan nama dan tempel
atau pakai.
d. Ulangi nomor 1, 2 dan 3 sampai semua anggota kelompok dapat
memperkenalkan diri.
e. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberikan tepuk tangan.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi :
1. Pemimpin TAK menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
2. Pemimpin TAK memberi pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Rencana tindak lanjut :


1. Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri dengan orang lain di kehidupan sehari-
hari.
2. Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang :


1. Waktu : 20 menit
2. Tempat : Ruang Flamboyan
3. Topik/ kegiatan : memperkenalkan diri dan berkenalan
dengan anggota kelompok lainnya.

d. Seting tempat.

: Leader

: Observer

: Fasilitator

: Klien

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAKS SESI 1, dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri
dan mampu berkenalan dengan anggota kelompok secara verbal dan
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
a. Kemampuan verbal
N Nama Klien
Aspek yang di nilai
o
1 Menyebutkan nama
lengkap
2 Menyebutkan nama
panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
N Nama Klien
Aspek yang di nilai
o
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan
bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk:
1) Dibawah judul nama klien,tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2) Untuk tiap klien,semua aspek di mulai dengan memberi tanda  jika
di temukan pada klien x jika tidak ditemukan.
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien
mampu, dan jika nilai 0,1,atau 2 klien belum mampu

 Evaluasi struktur : mengevaluasi struktur organisasinya apakah leader,


observer, dan fasilitator sudah melakukan tugasnya dengan sesuai.
 Evaluasi proses : mengevaluasi proses perjalanan TAK
 Evaluasi hasil : memberikan % keberhasilan pasien dalam TAK

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang di miliki klien ketika
TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien
mengikuti SESI 1 TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara
verbal dan nonverbal, dan klien mampu memperkenalkan diri pada
klien lain (anggota kelompok) diruang rawat. Dianjurkan klien mampu
bercakap-cakap dengan anggota kelompok (buat jadwal selanjutnya)
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, Gail Wiscart & Sandra J. Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
Edisi 3. Jakarta : EGC

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. EGC :
Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)

Surabaya, 05 Mei 2021


Ketua Kelompok

Mengetahui,
Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

Anda mungkin juga menyukai