Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Televisi adalah salah satu media yang mendapat tempat di hati publik karena memiliki
kelebihan yaitu fasilitas audio visual yang dapat mempermudah tersampaikannya pesan kepada
audiens. Dengan kata lain, media televisi relatif mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan
media massa lain yang disebabkan sifat audio visualnya yang mampu mengatasi hambatan
literasi khalayaknya.

Seorang pakar dan peneliti pertelevisian, Dwyer, yang menyimpulkan bahwa sebagai media
audio-visual, televisi mampu merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke
dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu membuat orang pada
umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat di layar, walaupun hanya sekali
ditayangkan. Perlahan namun pasti pesan tertanam di dalam mindset kita.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan Kompas (25 Agustus 2003) menyimpulkan : 77%
penonton yang diwakili oleh responden mengatakan “televisi sekarang cenderung
mementingkan aspek komersial ketimbang idealisme sehingga soal idealisme dan efek negatif
acara terhadap masyarakat 2cenderung diabaikan”, lebih lanjut disimpulkan bahwa
“konsumerisme, kekerasan, dan eksploitasi erotisme kian menjadi bagian yang dijejalkan dan
dianggap layak ditonton bersama keluarga”.

Hasil lain yang lebih mengejutkan dari penelitian ini adalah bahwa masyarakat tetap merasa
puas dan senang dengan tayangan televisi tersebut. Realitas pertelevisian saat ini seperti tidak
lagi berada pada jalur nya dalam mencerdaskan bangsa serta sebagai tuntunan bagi generasi
muda kita saat ini.

Sebagai salah satu televisi Publik, LPP TVRI memiliki peran sebagai saluran pemersatu
bangsa, menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif secara netral,
berimbang, sehat, dan beretika untuk membangun budaya bangsa dan mengembangkan
persamaan dalam keberagaman. LPP TVRI terdiri dari 30 Stasiun di daerah dengan Pola Siaran
yang terintegrasi pada LPP TVRI Pusat dan menggunakan siaran relay. Sebagai identitas budaya
dan kearifan lokal serta media mencerdaskan bangsa, stasiun televisi ini memiliki sebuah
prinsip fundamental bahwa tidak hanya sekedar menyediakan tontonan namun lebih kepada
tuntunan.
B. Rumusan Masalah

Maju mundurnya perusahaan jasa penyiaran televisi ada pada pemprograman acara,
sehingga membuat penulis merasa tertarik untuk lebih mendalami dan meneliti dibidang
tersebut. Dalam hal ini penulis mengambil contoh studi kasus pada TVRI Stasiun Maluku,
dengan latar 5belakang bahwa daerah Maluku merupakan Provinsi Kepulauan dan Maluku
merupakan salah satu Provinsi dengan keragaman budaya, banyaknya suku dan sub suku di
dalamnya.

Dari fenomena LPP TVRI tersebut dapat ditarik perumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana kebijakan penyiaran LPP TVRI, dalam program paket Daerah dan Budaya.

2. Bagaimana analisis manajemen siaran LPP TVRI Maluku dalam mengemas siaran
program Daerah dan Budaya.

3. Apakah siaran khusus Daerah dan Budaya dapat dijadikan segmentasi khusus
sehingga dapat menambah tingkat partisipasi penonton

Anda mungkin juga menyukai