Anda di halaman 1dari 14

JURNAL VOICE OF MIDWIFERY

Artikel Penelitian

Volume 06 Nomor 08 Maret 2017 Halaman 17 - 30

PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP KELANCARAN ASI


PADA IBU MENYUSUI

Effect of Marmet Technique on Breastfeeding of Breastfeeding Mother

Andi Kasrida Dahlan 1


1
Dosen Tetap Yayasan AKBID Muhammadiyah Palopo
Alamat Korespondensi : Jl. Dr. Ratulangi Blok C No.4 Balandai Kota Palopo
Hp. 085255150701 Email : idhamatahari09@gmail.com

ABSTRACT ABSTRAK
Background: The marmet technique is Latar belakang: Teknik Marmet
removing the milk manually and assisting the milk merupakan mengeluarkan ASI secara manual dan
exclusion reflex (Milk Ejection Reflex). Objective: membantu refleks pengeluaran susu (Milk Ejection
Marmet technique influence to fluid breastfeeding Reflex). Tujuan: pengaruh teknik Marmet terhadap
in breastfeeding mothers. kelancaran ASI pada ibu menyusui
Method: design in this research is quasi Metode: desain dalam penelitian ini adalah
experiment, population in this research are all quasi eksperimen, populasi dalam penelitian ini
postpartum gave birth with a normal gestational adalah semua ibu nifas yang melahirkan dengan
age with normal birth weight. Sampling using total usia kehamilan cukup bulan dengan berat badan
sampling, with 24 samples, divided into 2 groups, lahir normal Pengambilan sampel menggunakan
12 intervention groups and 12 control groups. Data total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 24
collection using observation sheet and checklist. responden, yang terbagi dalam 2 kelompok yaitu
The data collected was then processed and kelompok intervensi sebanyak 12 orang dan
analyzed using computer program of microsoft kelompok kontrol sebanyak 12 orang.
excel and statistic program (SPSS) version 20 with Pengumpulan data menggunakan lembar observasi
data bivariat analysis using chi-square analysis dan checklist. Data yang dikumpulkan kemudian
presented in table 2x2 form. diolah dan dianalisis dengan menggunakan
Result: No effect of Marmet technique on komputer program microsoft excel dan program
breastfeeding in breastfeeding mothers before statistik (SPSS) versi 20 dengan analisis data
treatment, (ρ- Value = ,640 > 0,05), There is menggunakan analisis bivariat yaitu uji chi-square
Marmet technique influence to fluid activity of yang disajikan dalam bentuk tabel 2x2.
breastfeeding mother after treatment (ρ-Value = Hasil: Tidak ada pengaruh teknik Marmet
0,027 < 0,05). terhadap kelancaran ASI pada ibu menyusui
Conclusion: There is no effect of Marmet sebelum diberikan perlakuan (ρ- Value = ,640 >
technique on breastfeeding in breastfeeding 0,05), ada pengaruh teknik Marmet terhadap
mothers before treatment is given and Marmet kelancaran ASI pada ibu menyusui setelah
technique exists on the smoothness of breastfeeding diberikan perlakuan (ρ-Value = 0,027 < 0,05).
in breastfeeding mothers after being given Kesimpulan: Tidak ada pengaruh teknik
treatment. Marmet terhadap kelancaran ASI pada ibu
menyusui sebelum diberikan perlakuan dan ada
Keywords : PostPartum, Marmet Technique, pengaruh teknik Marmet terhadap kelancaran ASI
Smoothness of Breast Milk pada ibu menyusui setelah diberikan perlakuan.

Kata kunci : Masa Nifas, Tekhnik Marmet,


Kelancaran ASI

17 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


PENDAHULUAN untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak
ASI merupakan hadiah terindah dilahirkan sampai berusia 6 bulan dengan
dari ibu dari ibu kepada bayi yang memperhatikan pertumbuhan dan
disekresikan oleh kedua belah kelenjar perkembangannya. Selain itu menyusui
payudara ibu berupa makanan alamiah adalah suatu proses pemberian makanan
atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi berupa air susu ibu dari ibu kepada bayi
tinngi yang mudah dicerna dan (Sri dkk, 2015).
mengandung komposisi nutrisi yang Menyusui merupakan suatu upaya
seimbang dan sempurna untuk tumbuh sederhana dan alamiah seorang ibu kepada
kembang bayi yang tersedia setiap saat bayinya. Kegiatan menyusui terlihat
(Rizki N, 2013). sangatlah mudah, tetapi hal tersebut
Pemberian ASI yang dimulai sejak diperlukan pengetahuan dalam
bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan melaksanakan pemberian ASI dengan tepat
tanpa tambahan makanan dan minuman dan benar (Yefi N & Nyna P, 2015).
seperti susu formula jeruk, madu, air gula, Kegagalan menyusui sering disebabkan
air putih, air teh, pisang, bubur susu, karena faktor psikologis ibu pada hari-hari
biscuit, bubur nasi, dan nasi tim. ASI awal proses menyusui. Ibu sering merasa
ekslusif diharapkan dapat diberikan sampai takut kalau ASI yang dihasilkan tidak
6 bulan. Pemberian ASI secara benar akan mencukupi kebutuhan bayinya (Hamdani
mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 H, 2015).
bulan, tanpa makanan pendamping. Di atas Banyak ibu-ibu tidak memberikan
usia 6 bulan bayi memerlukan makanan ASI kepada bayinya dengan alas an
tambahan tetapi pemberian ASI dapat di produksi ASI-nya kurang. Namun pada
lanjutkan sampai ia berumur 2 tahun hakikatnya, tidak ada ibu yang
(Nurliana & Andi Kasrida, 2014). memproduksi ASI sedikit. Dari 100 ibu
ASI mampu memberikan bersalin, hanya dua ibu yang benar benar
perlindungan baik secara aktif, maupun memiliki produksi ASI sedikit dan yang
pasif. ASI mengandung zat anti infeksi, lainnya memiliki produksi ASI yang
bayi akan terlindung dari berbagai macam banyak. Ibu perlu mendapatkan
infeksi, baik yang disebabkan oloeh penatalaksanaan dini supaya ibu dapat
bakteri, virus, jamur, atau parasit. Selain memahami hal-hal penting yang dapat
itu bayi yang mendapatkan ASI dapat meningkatkan produksi ASI serta upaya
membantu memulai kehidupan dengan agar pengaliran ASI dapat berhasil dengan
baik, mengandung anti bodi, mengandung baik. Produksi ASI perhari berkisar 600 cc
komposisi yang tepat, mengurangi sampai dengan 1 liter (Rizki N, 2013).
kejadian alergi, memberikan rasa aman Selain itu, pada kenyataannya
dan nyaman pada bayi serta adanya bahwa kebanyakan ibu yang bekerja
ikantan kasih saying antara bayi dan bermasalah dengan pemberian ASI secara
ibunya (Elisabeth, 2015). eksklusif karena adanya hambatan waktu,
ASI eksklusif memiliki peranan namun sebagai bidan harus berupaya untuk
penting untuk bayi bagi masa depannya. memerikan solusi dari hambatan tersebut
ASI sangat memiliki manfaat yang baik melalui beberapa langkah. Pemberian ASI
untuk bayi, ibu, keluarga negara bahkan eksklusif tidak selamanya harus dilakukan
dunia. Pemberian ASI eksklusif bertujuan dengan payudara ibu. Ternyata ASI yang
untuk menjamin pemenuhan hak bayi ditampung dari payudara ibu dan ditunda

18 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


pemberiannya kepada bayi melalui metode Dampak yang terjadi jika bayi
penyimpanan yang benar maka akan relatif tidak mendapatkan ASI ekslusif yaitu
sama kuantitasnya dengan ASI yang memiliko resiko kematian karena diare
langsung dari payudara ibu (Sri dkk, sekitar 3,94, alergi terhadap bayi, infeksi
2015). saluran pencernaan dan mengakibatkan
Sebagian besar bayi sehat muntaber, mencret, infeksi pernapasan
membutuhkan 8-12 kali menyusui perhari kematian lebih meningkat pada bayi
dalam 24 jam, tetapi jika mereka sakit, dengan susu formula, radang telinga,
lahir prematur, ataupun terpisah dari sepsis dan meningitis, penyakit arteri
ibunya, mereka tidak akan melakukan koroner dan penyakit jantung iskemik (Sri
sebagaimana pada umumnya. Oleh karena dkk, 2015).
itu, para ibu harus didorong agar secepat Berdasarkan data yang diperoleh
mungkin mengeluarkan susu dengan jalan dari Profil Kesehatan Indonesia tahun
diperah segera setelah bayi lahir. Hal ini 2014 pencapaian pemberian ASI sebanyak
berguna untuk mestimulasi berproduksinya 49,7%. Pada tahun 2015 sebesar 55,7%
prolaktin dalam mempersipkan laktosit dan pada tahun 2016 sebanyak 60,1%.
memulai produksi ASI (Maria Porland, Sedangkan pada Provinsi Sulawesi Selatan
2016). tahun 2014 pencapaian pemberian ASI
Salah satu cara untuk Ekslusif sebanyak 66,5%. Pada tahun 2015
memperlancar produksi ASI yaitu dengan sebanyak 69,3% dan pada tahun 2016
teknik Marmet. Teknik Marmet merupakan sebanyak 71,5%.
memerah ASI secara manual Penelitian terdahulu yang
mengeluarkan ASI secara manual dan dilakukan oleh Lestari dan Ambar (2013)
membantu refleks pengeluaran susu (Milk menyatakan bahwa terdapat pengaruh
Ejection Reflex) telah bekerja bagi ribuan teknik Marmet terhadap pengeluaran ASI
ibu dengan cara yang tidak dimiliki pada ibu post partum di wilayah kerja
sebelumnya. Bahkan ibu menyusui puskesmas kota semarang dengan nilai ρ =
berpengalaman yang telah mampu ,000 < nilai α = 0,05.
mengeluarkan ASI diungkapkan akan Sesuai pula dengan penelitian
menghasilkan lebih banyak susu dengan terdahulu yang dilakukan oleh Debby
metode ini. Ibu yang sebelumnya telah (2014) menyatakan bahwa ada pengaruh
mampu mengeluarkannya hanya sedikit, teknik marmet terhadap produksi ASI pada
atau tidak sama sekali, mendapatkan hasil ibu nifas di RSUD.Dr. Wahidin Sudiro
yang sangat baik dengan teknik ini. Teknik Husodo Kota Mojokerto nilai ρ = ,005 <
Marmet mengembangkan metode pijat dan nilai α = 0,05. Sama halnya dengan
stimulasi untuk membantu kunci refleks penelitian yang dilakukan oleh Yofhin
keluarnya ASI lebih optimal. Keberhasilan (2014) menyatakan bahwa ada pengaruh
dari teknik ini adalah kombinasi dan teknik Marmet terhadap tanda Kecupukan
metode pijat dan pengeluaran ASI. Teknik ASI pada Ibu Post Seksio Sesarea di RS.
ini efektif dan tidak menimbulkan Dr. Moewardi Surakarta, dengan nilai ρ =
masalah. Teknik marmet ini merupakan ,000 < nilai α = 0,05.
salah satu cara yang aman yang dapat Penelitian terdahulu yang dilakuka
dilakukan untuk merangsang payudara oleh Khusnul dan Yuli (2016)
untuk memproduksi ASI lebih banyak menyatakan ada pengaruh teknik Marmet
(Mas’aad, 2016). terhadap produksi ASI pada ibu post

19 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


partum di Rumah Sakit PKU pada daerah sinus laktiferus ini akan
Muhammadiyah Gamping, dengan nilai ρ merangsang pengeluaran hormon
= ,025 < nilai α = 0,05. prolaktin (Mas’ad, 2016).
Upaya dukungan bidan dalam Pengeluaran hormon prolaktin ini
pemberian ASI pada bayi adalah salah selanjutnya akan merangsang mammary
satunya menerapkan 10 langkah menuju alveoli untuk memproduksi ASI. Makin
keberhasilan menyusui pada sarana banyak ASI dikeluarkan atau
kesehatan. Langkah tersebut adalah sarana dikosongkan dari payudara maka akan
pelayanan kesehatan mempunyai semakin banyak ASI akan diproduksi
kebijakan tertulis mengenai pemberian (Mas’ad, 2016).
ASI yang dikonsumsi secara rutin, beri Jika kita perhatikan cara memerah
informasi pada semua ibu hamil tentang ASI dengan tangan, tampaknya sulit
manfaat ASI dengan cara menyusui, bantu dari yang dibayangkan. Dalam hal ini,
ibu untuk menyusui setengah jam setelah tangan harus lebih cepat dari mata
melahirkan, bantu ibu cara menyusui yang sehingga banyak ibu yang merasa
benar dan cara mempertahankan menyusui bahwa memerah ASI dengan tangan
meski dipisahkan dari bayi atas indikasi sangatlah sulit, meskipun ibu telah
medis, laksanakan rawat gabung ibu dan belajar dari bacaan atau praktik
bayi, bantu ibu menyusui semau ibu tanpa langsung. Memang, ASI dapat diperah
pembatasan terhadap lama dan frekuensi dengan mudah tanpa teknik apa pun,
menyusui, upayakan terbentuknya namun satu hal yang sering terlupakan
kelompok itu ketika pulang dari tempat adalah teknik yang tidak tepat akan
bersalin (Maria porland, 2016). merusak jaringan lemak pada payudara,
Dari uraian latar belakang diatas membuat payudara menjadi lecet,
maka peneliti penting untuk melakukan bahkan kulit payudara dapat menjadi
penelitian dengan judul “pengaruh teknik memar atau memerah (Ari, 2009).
Marmet terhadap kelancaran asi pada ibu Memerah ASI dengan teknik
menyusui”. Dengan tujuan untuk tersebut awalnya diciptakan oleh
mengetahui pengaruh teknik Marmet seorang ibu yang harus mengeluarkan
terhadap kelancaran ASI pada ibu ASI-nya karena alasan medis. Awalnya,
menyusui sebelum dan setelah diberikan ia kesulitan mengeluarkan ASI dengan
perlakuan. refleks (tidak sesuai dengan refleks
keluarnya ASI saat bayi menyusu).
TINJAUAN PUSTAKA Hingga akhirnya ia menemukan satu
1. Tinjauan Umum tentang Teknik metode memijat dan menstimulasi agar
Marmet refleks keluarnya ASI lebih optimal.
Teknik marmet merupakan Kunci sukses dari teknik ini adalah
kombinasi antara cara memerah ASI kombinasi dari cara memerah ASI dan
dan memijat payudara sehingga refleks cara memijat (Ari, 2009).
keluarnya ASI dapat optimal. Teknik Jika teknik ini dilakukan dengan
memerah ASI dengan cara marmet ini efektif dan tepat maka seharusnya tidak
pada prinsipnya bertujuan untuk akan terjadi lagi masalah dalam
mengosongkan ASI dari sinus laktiferus produksi ASI atau cara mengeluarkan
yang terletak dibawah areola sehingga ASI. Teknik ini dapat dengan mudah
diharapkan dengan pengosongan ASI dipelajari sesuai instruksi. Tentu saja,

20 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


semakin sering ibu melatih memerah 2 dan jam 8, serta jam 3 dan jam 9
dengan teknik Marmet ini maka ibu 8. Hindari gerakan-gerakan berikut
makin terbiasa dan tidak akan menemui a. Menekan/memencet payudara.
kendala (Ari, 2009). Hal tersebut dapat melukai
1. Memerah asi dengan menggunakan payudara.
tangan b. Menarik-narik puting. Hal ini
2. Letakkan ibu jari dan dua jari dapat merusak lapisan lemak pada
lainnya sekitar 1-1,5 cm dari areola. areola.
Usahakan untuk mengikuti aturan c. Menekan dan mendorong (sliding
tersebut sebagai panduan, apalagi on) payudara. Hal ini dapat
ukuran dari areola tiap wanita sangat menyebabkan kulit pada payudara
bervariasi. Tempatkan ibu jari di atas memar atau memerah.
areola pada posisi jam 12 dan jari 9. Cara mengeluarkan ASI dengan
lainnya di posisi jam 6. Perhatikan mudah
bahwa jari jaritersebut terletak di a. Pemijatan (massage)
atas gudang ASI sehingga proses Pijatlah sel-sel produksi ASI
pengeluaran ASI dapat optimal. dan saluran ASI mulai dari bagian
3. Hindari melingkari jari pada areola atas payudara. Dengan gerakan
seperti gambar di samping. Posisi memutar, pijat payudara dengan
jari seharusnya tidak berada di jam menekannya ke arah dada.
12 dan jam 4. b. Penekanan (stroke)
4. Dorong ke arah dada. Hindari Tekanlah daerah payudara
meregangkan jari. Bagi ibu yang dari bagian atas hingga sekitar
payudaranya besar, angkat dan puting dengan tekanan lembut,
dorong ke arah dada. dengan jari seperti menggelitiki.
5. Gulung menggunakan ibu jari dan c. Mengguncang (shake)
jari lainnya secara bersamaan. Guncanglah payudara
6. Gerakkan ibu jari dan jari lainnya dengan arah memutar. Gerakan
hingga menekan gudang ASI hingga gravitasi ini akan membantu
kosong. Jika dilakukan dengan tepat keluarnya ASI. Prosedur berikut
maka ibu tidak akan kesakitan saat diutamakan bagi para ibu yang
memerah. memberikan ASI eksklusif dan
7. Putar ibu jari dan jari-jari lainnya ke bagi mereka yang ingin
titik gudang ASI lainnya. Demikian meningkatkan produksi ASI, serta
juga saat memerah payudara lainnya, menjaga agar produksi ASI
gunakan kedua tangan. Misalkan, optimal.
saat memerah payudara kiri, gunakan d. Perahlah kedua payudara hingga
tangan kiri. Juga saat memerah ASI kosong dari gudang payudara
payudara kanan, gunakan tangan (ditandai dengan aliran ASI yang
kanan. Saat memerah ASI, jarijari menurun).
berputar seiring jarum jam atau e. Lakukan prosedur stimulasi
berlawanan agar semua gudang ASI refleks keluarnya ASI agar ASI
kosong. Pindahkan ibu jari dan jari mudah dikeluarkan (massage,
lainnya pada posisi arah jam 6 dan stroke, dan shake) pada kedua
jam 12, posisi jam 11 dan jam 5, jam

21 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


payudara. Prosedur tersebut dapat 2. Tinjauan tentang ASI
dilakukan kapanpun. 1. Pengertian ASI
f. Ulangi seluruh proses memerah ASI adalah hadiah terindah
ASI pada tiap payudara dan dari ibu dari ibu kepada bayi yang
teknik stimuasi refleks keluarnya disekresikan oleh kedua belah
ASI sekali atau dua kali. Aliran kelenjar payudara ibu berupa
ASI biasanya menurun pada kali makanan alamiah atau susu terbaik
kedua atau ketiga. Ini artinya bernutrisi dan berenergi tinngi yang
gudang ASI mengering. mudah dicerna dan mengandung
g. Keseluruhan prosedur umumnya komposisi nutrisi yang seimbang dan
membutuhkan waktu sekitar 2030 sempurna untuk tumbuh kembang
menit. bayi yang tersedia setiap saat (Rizki
1) Perahlah tiap payudara selama N, 2013).
5-7 menit. ASI merupakan sumber
2) Pijat (massage), stroke, makanan yang mengandung nutrisi
guncang (shake). yang lengkap untuk bayi, dengan
3) Perahlah lagi tiap payudara komposisi yang sesuai dengan
selama 3-5 menit. kebutuhan bayi, serta sebagai
4) Pijat (massage), stroke, makanan tunggal untuk memenuhi
guncang (shake). semua kebutuhan pertumbuhan bayi
5) Perahlah lagi tiap payudara selama 6 bulan (Eka P & Kurnia,
selama 2-3 menit. 2014).
Jika suplai ASI terjaga, gunakan 2. Manfaat pemberian ASI
waktu semaksimal mungkin. Waktu a. Manfaat bagi bayi
tersebut hanya sebagai patokan saja. 1) Dapat membantu memulai
Perhatikan aliran ASI dan ganti kehidupan dengan baik.
payudara lainnya jika aliran ASI pada Bayi yang mendapatkan
payudara tersebut sudah mulai menurun ASI mempunyai kenaikan
(Utami Roesli, 2012). berat badan yang baik setelah
Memerah ASI dengan tangan lahir, pertumbuhan setelah
sangat direkomendasikan. Memerah periode perinatal baik dan
ASI dengan tangan menghasilkan mengurangi kemungkinan
stimulus sentuhan yang memacu obesitas. Frekuensi menyusui
hormone laktasi dan memungkinkan ibu yang sering juga dibuktikan
untuk memilih daerah-daerah khusus bermanfaat karena volume ASI
pada payudara bila ada saluran-saluran yang dihasilkan lebih banyak
yang tersumbat. Bila pemerahan dengan sehingga penurunan berat
tangan hanya satu-satunya cara untuk badan bayi hanya sedikit
mengosongkan payudara, maka ibu (Elisabeth, 2015).
harus didorong untuk memerah paling 2) Mengandung antibodi
sedikit 8 kali sehari, termasuk dimalam 3) Mengandung komposisi yang
hari ketika kadar prolaktin tinggi (Maria tepat
Porland, 2016). 4) Memberikan rasa nyaman dan
aman pada bayi dan adanya
ikatan antara ibu dan bayi.

22 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


5) Terhindar dari alergi dalam pengaturan suhu tubuh
6) ASI meningkatkan kecerdasan bayi. Lemak di ASI mengandung
bayi komponen asam lemak esensial
b. Manfaat untuk ibu yaitu asam linoleat dan asam alfa
1) Aspek kesehatan ibu linoleat yang akan dioleh menjadi
Isapan bayi pada payudara AA dan DHA sangat penting
akan merangsang terbentuknya untuk perkembangan otak bayi.
oksitosin oleh kelenjar c. Vitamin
hipofisis. Oksitosin membantu Kandungan vitamin dalm ASI
involusio uterus \dan antara lain vitamin E banyak yang
mencegah terjadinya terkandung dalam kolostrum.
perdarahan pasca persalinan. Vitamin K berfungsi sebagai
2) Aspek keluarga berencana katalisator pada proses
Menyusui secara murni (tanpa pembekuan darah, viatamin D
makanan tambahan atau hanya untuk pembentukan tulang dan
ASI saja) dapat menjarangkan gigi.
kehamilan. Hormon yg d. Garam dan mineral
mempertahankan laktasi Jumlah zat besi dalam ASI
bekerja menekan hormone termasuk sedikit tetapi mudah
untuk ovulasi sehingga dapat diserap. Jumlah zat besi berasal
menunda kembalinya dari persediaan zat besi sejak
kesuburan. lahir, dari pemecahan sel darah
3) Aspek psikologis merah dan zat besi yang
Ibu akan merasa bangga dan terkandung dalam ASI.
diperlukan, rasa yang e. Oligosakarida
dibutuhkan oleh semua Oligosakarida 10-12 gram/l,
manusia (Nurliana & Andi merupakan komponen bioaktif di
Kasrida, 2014). ASI yang berfungsi sebagai
3. Komposisi ASI prebiotik karena terbukti
Komposisi ASI antara lain sebagai meningkatkan jumlah bakteri
berikut: sehat secara alami hidup dalam
a. Laktosa system pencernaan bayi.
Laktosa 7 g/100 ml, merupakan f. Protein
jenis karbohidrat utama dalam Protein dalam susu yaitu kasein
ASI yang berperan penting dan whey kadarnya 0,9%. Protein
sebagai sumber energi. Selain itu, 0,8-1,0 g/100 ml, merupak
laktosa juga akan diolah menjadi komponen dasar dari protein
glukosa dan galaktosa yang adalah asam amino, berfungsi
berperan dalam perkembangan sebagai pembentuk stuktur otak
sistem saraf. (Yefi M & Nyna P, 2015).
b. Lemak 4. Faktor yang mempengaruhi
Lemak 3,7-4,8 gram/100 ml produksi ASI
merupakan zat gizi terbesar kedua a. Faktor penghambat
di ASI dan menjadi sumber Ibu memberikan ASI pada
energy utama bayi serta berperan bayinya adalah perubahan sosial

23 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


budaya, ibu-ibu yang bekerja atau hormone hCG, estrogen dan
memiliki kesibukan sosial progesteron.
lainnya, meniru teman, tetangga 2. Turunnya kadar hormone hCG,
atau orang terkemuka yang estrogen dan progesterone
memberikan susu botol, serta menyebabkan faktor inhibisi
merasa ketinggalan zaman jika prolaktin tidak dilepaskan.
masih menyusui bayinya. 3. Proklaktin yang tersimpan dalam
b. Faktor psikologi granula hipotalamus dilepaskan
Takut kehilangan daya tarik melalui jalur sirkulasi darah
sebagai seorang wanita dan hipotalamus-hipofisis yang
tekanan batin, Faktor fisik ibu mencapai hipofisis anterior dan
yaitu ibu yang sakit, misalnya dilepaskan dari granula, masuk
mastitis dan kelainan payudara kedaqlam sirkulasi darah
lainnya. sistematik.
c. Kurangnya dorongan dari 4. Prolaktin yang mengalir dalam
keluarga seperti suami atau orang darah mencapai jaringan kelenjar
tua dapat mengendorkan payudara hingga mampu
semangat ibu untuk menyusui dan merangsang inisiasi produksi ASI.
mengurangi motivasi ibu untuk 5. Isapan pada putting susu ibu akan
memberikan ASI saja, kurangnya merangsang pelepasan prolaktin
dorongan dari petugas kesehatan, lebih banyak, yang kemudian
sehingga masyarakat kurang menjamin kontinuitas produksi ASI
mendapat penerangan atau dalam alveoli (Sri dkk,2015).
dorongan tentang manfaat ASI. Prolaktin ini yang memacu
Penerangan yang salah justru payudara untuk menghasilkan ASI.
datang dari petugas kesehatan Semakin sering bayi menghisap
sendiri yang menganjurkan putting dan pengosongan payudara
penggantian ASI dengan susu maka semakin banyak prolaktin
formula. dan ASI yang dikeluarkan
d. Meningkatnya promosi susu (Johariyah & Ema W, 2012).
kaleng sebagai pengganti ASI 6. Pengeluaran ASI dari alveoli
melalui Iklan-iklan di media membutuhkan refleks lain yang
massa (Esti Handayani, Wahyu juga terpicu dengan isapan bayi
Pujiastuti, 2016). pada putting susu ibu. Refleks ini
dikenal dengan ”milk ejection
3. Tinjauan Umum tentang Produksi reflex”sebagai suatu kesatuan (Sri
ASI dkk,2015).
ASI diproduksi oleh kelenjar Produksi ASI selalu
payudara yaitu pada daerah alveoli. berkesinambungan. Setelah payudara
Setiap alveoli dapat memproduksi ASI disusukan, maka payudara akan
segera setelah mendapatkan kosong dan melunak. Pada keadaan
rangsangan yang tepat yaitu (Sri dkk, ini, ibu tidak akan kekurangan ASI
2015) : karena ASI akan terus di produksi
1. Terjadinya pengeluaran plasenta melalui isapan bayi, pengeluaran ASI
yang menyebabkan turunnya kadar dengan teknik memerah ASI

24 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


menggunakan teknik Marmet. Bayi Instrumen yang digunakan dalam
normal memerlukan 160-165 cc ASI penelitian pada saat kelompok intervensi
perkilogram berat badan perhari. diberikan perlakuan adalah menggunakan
Secara alamiah bayi akan mengatur alat peraga, lembar balik. Sedangkan untuk
kebutuhan. Produksi ASI berkisar 600 menilai variabel independen, baik pada
cc - 1liter perhari. kelompok intervensi dan kontrol
Berikut produksi ASI : menggunakan lembar observasi selama 14
a. Hari pertama sekitar 10-100 kali perlakuan atau pengamatan. Instrumen
cc/hari. pada variabel dependen, baik pada
b. Usia 10-14 hari sekitar 700-800 kelompok intervensi dan kontrol
cc/hari. menggunakan lembar observasi dengan 12
c. Usia 6 bulan sekitar 400-700 butir soal melalui wawancara terstruktur,
cc/hari. menimbang berat badan serta pengamatan.
d. Usia 1 tahun sekitar 300-350 Metode pengumpulan data melalui
cc/hari (Sri dkk, 2015). dua tehnik yaitu data primer dan sekunder.
Analisa data antara lain analisis univarat
METODE PENELITIAN dilakukan untuk melihat distribusi
Desain penelitian ini merupakan frekuensi antar variabel yang akan diteliti
Analitik Experimental dengan pendekatan (Sulistyaningsih, 2011), Analisis bivarat
quasi eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antar
terdapat treatment atau kelompok variabel independen yaitu tekhnik Marmet
perlakuan (intervensi) dan kelompok baik kelompok intervensi dan kontrol
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi dengan variabel dependen yaitu kelancaran
sepenuhnya untuk mengontrol variabel- ASI dengan menggunakan uji Chi-square,
variabel luar yang mempengaruhi maka untuk membuktikan hipotesis maka
pelaksanaan eksperimen. Penelitian ini digunakan uji untuk mengetahui hubungan
bertujuan untuk melihat pengaruh dari variabel yang diteliti, maka : Jika X2
(hubungan sebab akibat) antara variabel Hitung ≥ X2 tabel atau nilai P ≤ nilai α =
independen yaitu tekhnik Marmet 0,05 maka Ha diterima artinya terdapat
kelompok intevensi dan kelompok kontrol hubungan yang signifikan. Dan jika X2
dengan variabel dependen yaitu kelancaran Hitung < X2 tabel atau nilai P > nilai α =
produksi ASI. 0,05 maka Ho diterima artinya tidak
Populasi dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang
semua ibu nifas yang melahirkan dengan signifikan.Analisis multivariat dilakukan
usia kehamilan cukup bulan dengan berat untuk melihat besarnya pengaruh antar
badan lahir normal. Sampel adalah ibu variabel independen dengan variabel
nifas yang melahirkan dengan usia dependen, dengan menggunakan uji
kehamilan cukup bulan dengan berat regresi logistik (OR) (Sopiyudin, 2015).
badan lahir normal sebanyak 24 orang
yang akan dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok intervensi sebanyak 12
orang dan kelompok kontrol sebanyak 12
orang. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan total
sampling.

25 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


HASIL Berdasarkan tabel 4.2
1. Analisis univariat distribusi frekuensi menurut
a. Distribusi Frekuensi Responden kelancaran ASI sebelum diberikan
Berdasarkan Tekhnik Marmet perlakuan diperoleh kelancaran ASI
(N=24) yang kurang sebanyak 18 orang
Tekhnik (75,0%) dan kelancaran ASI yang
f (%)
Marmet cukup sebanyak 6 orang (25,0%).
Intervensi 12 50,0
Kontrol 12 50,0 c. Distribusi Frekuensi Responden
Total 24 100
Sumber : Data primer, 2017
Berdasarkan Kelancaran ASI
Setelah diberikan Perlakuan
Berdasarkan tabel 4.1 Kelancaran ASI (f) (%)
distribusi frekuensi menurut tekhnik Kurang 8 33,3
Marmet diperoleh kelompok Cukup 16 66,7
intervensi sebanyak 12 orang Total 24 100
Sumber : Data primer, 2017
(50,0%) dan kelompok kontrol
Berdasarkan tabel 4.3
sebanyak 12 orang (50,0%).
distribusi frekuensi menurut
kelancaran ASI setelah diberikan
b. Distribusi Frekuensi Responden
perlakuan diperoleh kelancaran ASI
Berdasarkan Kelancaran ASI
yang kurang sebanyak 8 orang
Sebelum diberikan Perlakuan
(33,3%) dan kelancaran ASI yang
Kelancaran
f % cukup sebanyak 16 orang (66,7%).
ASI
Kurang 18 75,0
Cukup 6 25,0
Total 24 100
Sumber : Data primer, 2017

2. Analisis bivariat
a. Pengaruh sebelum diberikan perlakuan teknik Marmet terhadap kelancaran ASI
pada ibu menyusui
Waktu Perawatan Kelancaran ASI
Nilai ρ
Pemberian Teknik Marmer Kurang Cukup Total

n % n % N %
Intervensi 10 83,3 2 16.7 12 100 ,640
Kelompok 8 66,7 4 33,3 12 100
Total 22 75,0 4 25,0 24 100
Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai ρ = ,640 >
nilai α = ,05, hal tersebut berarti Ho diterima dan Ha ditolak, dengan artianya tidak ada
pengaruh sebelum diberikan perlakuan teknik Marmet terhadap kelancaran ASI pada
ibu menyusui.

26 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


b. Pengaruh teknik Marmet terhadap kelancaran ASI pada ibu menyusui setelah
diberikan perlakuan
Kelancaran ASI
Tekhnik
Kurang Cukup Total (%) Nilai ρ OR CI 95%
Marmet
N % n % Min Mak
Intervensi 1 8,3 11 91,7 12 100
Kontrol 7 58,3 5 41,7 12 100 ,027 2,1 ,006 6,67
Total 8 33,3 16 66,7 24 100
Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.5, hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai ρ = ,027 <
nilai α =,05. Hal tersebut berarti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan artianya terdapat
pengaruh teknik Marmet terhadap kelancaran ASI pada ibu menyusui setelah diberikan
perlakuan di wilayah kerja Puskesmas Wawondula Kecamatan Towuti Kabupaten
Luwu Timur Tahun 2017. Hasil uji statistik regsesi logistik dengan menggunakan CI
95% diperoleh nilai OR = 2,1. Hal tersebut berarti bahwa pemberian tekhnik Marmer
pada ibu nifas hari kedua mempunyai peluang 2 kali untuk memiliki kelancaran ASI
yang cukup dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi dibandingan dengan ibu nifas
yang tidak melakukan tekhnik Marmet.

PEMBAHASAN dengan ibu nifas yang tidak melakukan


Pengaruh Teknik Marmet Terhadap tekhnik Marmet.
Kelancaran ASI Pada Ibu Menyusui. Hal ini sebabkan karena data yang
Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji diperoleh dari analisis data setelah hari ke-
statistik Chi-square diperoleh nilai ρ = 14 intervensi menyatakan bahwa dari 24
,640 > nilai α = ,05., hal tersebut berarti jumlah responden, kelompok intervensi
Ho diterima dan Ha ditolak, dengan yang memiliki ASI kurang sebanyak 1
artianya tidak ada pengaruh sebelum orang (4,2%) dan kelompok intervensi
diberikan perlakuan teknik Marmet yang memiliki kelancaran ASI yang cukup
terhadap kelancaran ASI pada ibu sebanyak 11 orang (45,8%). Sedangkan
menyusui. kelompok kontrol yang memiliki ASI
Pada tabel 4.5, hasil uji statistik Chi- kurang sebanyak 7 orang (29,1%) dan
square diperoleh nilai ρ = ,027 < nilai α = kelompok kontrol yang memiliki
,05. Hal tersebut berarti Ha diterima dan kelancaran ASI yang cukup sebanyak 5
Ho ditolak, dengan artianya terdapat orang (20,9%).
pengaruh teknik Marmet terhadap Berdasarkan hasil wawancara
kelancaran ASI pada ibu menyusui setelah terhadap beberapa responden yang
diberikan perlakuan. Hasil uji statistik dilakukan oleh peneliti saat melakukan
regsesi logistik dengan menggunakan CI penelitian pada kelompok intervensi
95% diperoleh nilai OR = 2,1. Hal tersebut menyatakan bahwa dengan melakukan
berarti bahwa pemberian intervensi teknik Mermet setiap hari produksi ASI
tekhnik Marmet pada ibu nifas mempunyai semakin banyak dan dapat memenuhi
peluang 2 kali untuk memiliki kelancaran kebutuhan nutrisi bayinya yang ditandai
ASI yang cukup dalam memenuhi dengan penambahan berat badan bayi,
kebutuhan nutrisi pada bayi dibandingan jumlah ASI yang diperah semakin hari
27 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017
semakin meningkat volumenya yaitu partum di Rumah Sakit PKU
sekitar 700-800 ml perhari. Sedangkan Muhammadiyah Gamping, dengan nilai ρ
pada sebagian pada kelompok kontrol = ,025 < nilai α = 0,05.
menyatakan bahwa produksi ASI-nya Sesuai pula dengan teori bahwa
kurang karena tidak dapat memenuhi teknik marmet merupakan kombinasi
kebutuhan bayi setiap harinya, kadang antara cara memerah ASI dan memijat
pula payudara nampak keras sehingga bayi payudara sehingga refleks keluarnya ASI
malas menyusu dan produksi ASI yang dapat optimal. Teknik memerah ASI
kadang tidak menentu setiap harinya. dengan cara Marmet ini pada prinsipnya
Sejalan dengan penelitian terdahulu bertujuan untuk mengosongkan ASI dari
yang dilakukan oleh Lestari dan Ambar sinus laktiferus yang terletak dibawah
(2013) menyatakan bahwa terdapat areola sehingga diharapkan dengan
pengaruh teknik Marmet terhadap pengosongan ASI pada daerah sinus
pengeluaran ASI pada ibu post partum di laktiferus ini akan merangsang
wilayah kerja puskesmas kota semarang pengeluaran hormon prolaktin.
dengan nilai ρ = ,000 < nilai α = 0,05. Pengeluaran hormon prolactin ini
Sesuai pula dengan penelitian selanjutnya akan merangsang mammary
terdahulu yang dilakukan oleh Debby alveoli untuk memproduksi ASI. Makin
(2014) menyatakan bahwa ada pengaruh banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan
teknik marmet terhadap produksi ASI pada dari payudara maka akan semakin banyak
ibu nifas di RSUD.DrWahidin Sudiro ASI akan diproduksi (Mas’ad, 2015).
Husodo Kota Mojokerto nilai ρ = ,005 < Jika teknik ini dilakukan dengan
nilai α = 0,05. efektif dan tepat maka seharusnya tidak
Sama halnya dengan penelitian yang akan terjadi lagi masalah dalam produksi
dilakukan oleh Yofhin (2014) menyatakan ASI atau cara mengeluarkan ASI. Teknik
bahwa ada pengaruh teknik Marmet ini dapat dengan mudah dipelajari sesuai
terhadap tanda Kecupukan ASI pada Ibu instruksi. Tentu saja, semakin sering ibu
Post Seksio Sesarea di RS. Dr. Moewardi melatih memerah dengan teknik Marmet
Surakarta, dengan nilai ρ = ,000 < nilai α ini maka ibu makin terbiasa dan tidak akan
= 0,05. menemui kendala (Ari, 2009).
Sejalan pula dengan penelitian yang Memerah ASI dengan tangan sangat
dilakukan oleh Anita, Sitti dan Wiwin direkomendasikan. Memerah ASI dengan
(2015) tentang pengaruh teknik Marmet tangan menghasilkan stimulus sentuhan
dengan masase payudara pada ibu nifas yang memacu hormone laktasi dan
tiga hari postpartum terhadap kelancaran memungkinkan ibu untuk memilih daerah-
ASI dan kenaikan berat badan daerah khusus pada payudara bila ada
menyatakan bahwa ada pengaruh teknik saluran-saluran yang tersumbat. Bila
Marmet dengan masase payudara pada ibu pemerahan dengan tangan hanya satu-
nifas tiga hari postpartum terhadap satunya cara untuk mengosongkan
kelancaran ASI dan kenaikan berat badan, payudara, maka ibu harus didorong untuk
dengan nilai ρ = ,0047 < nilai α = 0,05 memerah paling sedikit 8 kali sehari,
Penelitian terdahulu yang dilakukan termasuk dimalam hari ketika kadar
oleh Khusnul dan Yuli (2016) prolaktin tinggi (Maria Porland, 2016).
menyatakan ada pengaruh teknik Marmet Asumsi peneliti dalam penelitian ini
terhadap produksi ASI pada ibu post adalah pemberian tekhnik Marmet pada

28 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


ibu nifas secara rutin dan efektif dapat DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan kelancaran produksi ASI
yang cukup dalam memenuhi kebutuhan Anita W, Sitti A, Wiwin R. (2015).
nutrisi pada bayi. Pengaruh Teknik Marmet Dengan
Masase Payudara Pada Ibu Nifas
Tiga Hari Postpartum Terhadap
SIMPULAN Kelancaran Asi dan Kenaikan Berat
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil Badan. Jurnal Riset Kesehatan
penelitian, maka kesimpulan dalam Vol.04 No.03. Poltekkes Kemenkes
penelitian ini adalah sebagai berikut : Semarang. Semarang.
1. Tidak ada pengaruh sebelum
diberikan perlakuan teknik Marmet Ari S. (2009). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas. Andi
terhadap kelancaran ASI pada ibu
Ofset. Yogyakarta.
menyusui dengan nilai ρ = ,064 > nilai
α = ,05. Aziz A (2010). Metode Penelitian
2. Ada pengaruh teknik Marmet terhadap Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
kelancaran ASI pada ibu menyusui Health Books Publishing. Surabaya.
setelah diberikan perlakuan dengan
nilai ρ = ,027 < nilai α = ,05 dan nilai Buhari. (2015). Metodologi PEnelitian
KEbidanan. Obor; Jakarta.
OR = 2,1.
Debby. (2014). Pengaruh Teknik Marmet
SARAN Terhadap Produksi ASI pada Ibu
Adapun saran dalam penelitian ini adalah: Nifas di RSUD.DrWahidin Sudiro
1. Diharapkan agar ibu tetap melakukan Husodo Kota Mojokerto. Jurnal
teknik marmet sebagai salah satu Kebidanan Vo.03 No.03. Semarang
Stikes Husada Semarang.
langkah untuk memperlancar produksi
ASI walaupun petugas tidak memantau. Eka P, Kurnia. (2014). Asuhan Kebidanan
2. Kepada petugas agar tetap melakukan Masa Nifas. Jakarta; Trans Info
dan memantau ibu-ibu setelah Media.
melahirkan agar tidak memberikan susu
selain ASI pada bayinya, petugas juga Elisabeth Siwi Walyani. Endang. P. (2015).
disarankan untuk membuat kelas atau Asuhan Kebidanan Masa Nifas &
Menyusui. Pustaka Baru Press.
pendampingan khusus kepada ibu
Yogyakarta.
menyusui agar produksi ASI tetap
lancar. Esti Handayani, Wahyu Pujiastuti. (2016).
3. Kepada Dinas Kesehatan terkait agar Asuhan Holisyik Masa Nifas dan
dapat melakukan pelatihan, seminar Menyusui. Trans Medika.
tentang pentingnya teknik Marmet Yogyakarta.
dilakukan pada ibu nifas yang dimulai
Hamdani, H. (2015). Asuhan kebidanan
pada hari kedua setelah persalinan demi
komunitas. Trans info media.
memperlancar produksi ASI dan Yogyakarta.
mendukung pemberian ASI eksklusif
pada bayi. Johariyah, Ema W. (2012). Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir.

29 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017


Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Rizki N. (2013). ASI dan Panduan Ibu
Kesehatan Indonesia. Kementerian Menyusui. Yogyakarta: Nuha
Kesehatan RI. Jakarta. Medika.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Sri dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Nifas
Kesehatan Indonesia. Kementerian dan Menyusui. Bandung; Erlangga.
Kesehatan RI. Jakarta.
Satroasmoro, S. dkk. 2014. Dasar – Dasar
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Profil Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta.
Kesehatan Indonesia. Kementerian Sagung Seto.
Kesehatan RI. Jakarta.
Sopiyuddin. 2013. Statistik untuk
Khusnul, Yuli. (2016). Pengaruh Teknik Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta.
Marmet Terhadap Produksi ASI Epidemologi Indonesia.
Pada Ibu Post Partum di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Stikes Mega Kamanrena Palopo. 2015.
Gamping. Jurnal Kebidanan Vol.03 Panduan Penulisan Karya Tulis
No.04. Universitas Aisyiyah Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu
Yogyakarta. Kesehatan (Stikes) Mega Kamanrena
Palopo.
Lestari P, Ambar. (2013). Prosiding:
Pengaruh Teknik Marmet Terhadap Sugyono. 2012. Metode Penelitian
Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2.
Partum Di Wilayah Kerja Yogyakarta. Nuha Medika.
Puskesmas Kota
Semarang. Stikes Karya Husada Sulistyaningsih. (2011). Metodologi.
Semarang. Semarang. Penelitian Kebidanan Kualitatif-
Kuantitatif. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Maghfiroh, Lilis. 2013. Hubungan peran
keluarga dengan pemberian ASI Utami Roesli. (2012). Panduan Konseling
Ekslusif di Desa Krangkong Menyusui. Pustaka Bunda, Grup
Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Puspa Swara. Jakarta.
Bojonegoro. Jurnal Bulletin
penelitian system kesehatan. Vol 13. Yefi N, Nyna P. (2015). Asuhan Kebidanan
No.4 353-360. MAsa Nifas dan Menyusui. Jakarta;
Salemba Medika.
Maria Pollard. (2016). ASI Asuhan
Berbasis Bukti. Buku Kedokteran Yofhin. (2014). Pengaruh Teknik Marmet
EGC: Jakarta. Terhadap Tanda Kecupukan ASI
Pada Ibu Post Seksio Sesarea di
Mas’ad. (2016). Teknik Meningkatkan Dan RS. Dr. Moewardi Surakarta.
Memperlancar Produksi Asi Pada Jurnal Kesehatan Vol.09 No.03.
Ibu Post Sectio Caesaria. Jurnal Universitas Negeri Surakarta
Keperawatan Vol.03 No.04.
Poltekkes Mataram. Mataram.

Nurliana, Andi Kasrida. (2014). Asuhan


Kebidanan Masa Nifas. Malang:

Notoatmodjo. (2012). Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
30 ● Jurnal Voice of Midwifery, Vol. 06 No. 08 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai