Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mia Niska Indriyana

Nim : 1914301001

Mata Kuliah : Keperawatan Anak

Dosen Mata Kuliah : Ibu Sugiarti,M.Kep.Ns.,Sp,An

Tugas Individu pertemuan ke 3

Soal

Perbedaan antara Algoritma Resusitasi Neonatus (AHA 2015) dengan Resusitasi Neonatus
(IDAI,2018)

Untuk Resusitasi Neonatus (AHA 2015)

1 menit pertama setelah bayi lahir,dilakukan pengkajian,jika bayi tersebut lahir cukup
bulan,tonus otot baik,nafas spontan dan menangis,maka setelah lahir,bayi akan tinggal bersama
ibunya untuk perawatan rutin,menghangatkan badan dan menjaga suhu normal melalui skin to
skin pada ibu. Tetapi ketika bayi lahir dengan tidak cukup bulan,tonus otot tidak baik,nafas tidak
spontan dan tidak menangis maka tindakan yang dilakukan adalah posisikan jalan
nafas,membersihkan secret,memebrikan stimulasi dan dikeringkan.

Lalu kaji apakah pernafasan bayi Apneu atau Gasping,dan kaji juga apakah denyut
jantung atau HR<100x/menit? Jika ya lakukan VTP (Teknik Ventilasi Tekanan Positif),monitor
SpO2,dan pertimbangkan untuk penggunaan monitor EKG. Tetapi jika tidak maka kaji apakah
bayi sesak nafas atau terdapat sianosis persisten,jika ya maka posisikan dan bersihkan jalan
nafas,monitor SpO2,berikan O2 bila perlu ,lalu pertimbangkan untuk CPAP (continuous positive
airway pressure) atau pemebrian oksigen melalui mesin khusus.

Lalu untuk menit berikutnya kaji kembali apakah denyut jantung atau
HR<100x/menit,jika ya maka cek pergerakan dinding pada bayi,koreksi ventilasi bila perlu,lalu
pemasangan ETT ( endotracheal tube) atau biasa kita kenal dengan intubasi atau pemasangan
laryngeal mask bila perlu untuk menjamin saluran nafas tetap bebas. Jika tidak maka lakukan
perawatan post resusitasi debriefing tim. Namun jika denyut jantung atau HR<60x/menit maka
lakukan intubasi,bila belum kompresi dada,koordinasi dengan VTP ,berikan O2 100%,monitor
EKG dan pertimbangkan UVC emergency. Jka setelah dilakukan bebapa tindakan tadi denyut
jantung atau HR masih <60x/menit,maka berikan epirevin melalui IV,namun jika HR<6ox/menit
maka pertimbangkan hipovolemia dan pertimbangkan penumothoraks.
Resusitasi Neonatus (IDAI 2018)

Dalam IDAI untuk 30 detik pertama setelah bayi lahur,dilakukan pengkajian bayi
menangis atau tidak,tonus baik atau tidak, jika ya maka dilakukan perawatan rutin,seperti
mengeringkan bayi,memastikan bayi tetap hangat,lalu dilanjutkan dengan observasi
pernafasan,laju denyut jantung dan tonus. Namun jika tidak maka langkah awal yang harus
dilakukan adalah (nyalakan pencatat waktu) lalu tindakan yang dilakukan adalah memastikan
bayi tetap dalam keadaan hangat,lalu posisikan dan bersihkan jalan nafas,keringkan dan
stimulasi bayi agar menangis,lalu posisikan kembali.

Keterangan : pada bayi dengan berat kurang dari 1500


gram,bayi langsung dibungkus plastic bening tanpa
dikeringkan terlebih dahulu kecuali wajah,kemudian
dipasangkan topi. Bayi dapat tetap di stimulasi walaupun
dibungkus oleh plastic.

Lalu untuk 30 detik selanjutnya lakukan observasi usaha nafas,laju denyut jantung(LDJ)
dan tonus otot.

Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap dan atau LDJ<100x/menit,maka dapat
dilakukan teknik Ventilasi Tekanan Positif (VTP) bersamaan dengan pemantauan SpO2. 30 detik
selanjutnya,apabila LDJ tetap <100x/menit,inspeksi pengembangan dada adekuat atau tidak. Jika
Ya dada mengembang adekuat tetapi LDJ<60x/menit,lakukan teknik ventilasi tekanan positif
(VTP) dengan O2 100% ditambah dengan kompresi dada (3 kompresi tiap 1 nafas),setelah itu
pertimbangkan untuk pemasangan intubasi,lalu observasi LDJ dan usaha nafas bayi setiap 60
detik. Namun jika Tidak,dada tidak mengembang adekuat evaluasi: posisi kepala bayi obstruksi
jalan nafas ,apakah ada kebocoran sungkup,dan apakah tekanan puncak inspirasi cukup atau
tidak,lalu di lanjutkan dengan pemberian teknik VTP (O2 100%)+kompresi dada (3 kompresi
tiap 1 nafas) pertimbangkan pemasangan intubasi,lalu observasi LDJ dan usaha nafas setaip 60
detik. Jika LDJ tetap <60x/menit maka pertimbangkan untuk pemberian obat dan cairan melalui
IV.

Keterangan : apabila LDJ>100x/menit dan target saturasi


oksigen tercapai:

 Tanpa alat bantu napas,lanjutkan ke perawatan observasi


 Dengan alat bantu napas,lanjutkan ke perawatan pasca
resusitasi

Keterangan : Intubasi endotrakea dapat dipertimbangkan


pada langkah ini,apabila VTP tidak efektif atau telah
dilakukan selama 2 menit
Namun jika bayi bernafas spontan,kita kaji kembali apakah bayi distress napas
(takipnu,retraksi atau merintih) atau sianosis sentral persistenn tanpa distress napas. Jika bayi
distress napas(takipnu,retraksi atau merintih),maka dilakukan CPAP (continuous positive airway
pressure) PPEP 5-8 cmH2O dan dilakukan pemantauan SpO2. Bila CPAP gagal maka PPEP 8
cmH2O,Fio2>40%,dengan distress napas,pertimbangkan untuk pemasangan intubasi. Jika
sianosis sentral persisten tanpa distress napas,maka pertimbangkan suplementasi oksigen dan
lakukan pemantauan SpO2.

Perbedaan yang terdapat dalam Resusitasi Neonatus AHA dan Resusitasi Neonatus IDAI

Dalam bagan Resusitasi Neonatus IDAI terdapat bernafas spontan dimana pada AHA tidak
dijelaskan. Menurut IDAI ketika dilakukan observasi usaha nafas,laju denyut jantung dan tonus
otot,bila bayi bernafas spontan,maka akan di observasi kembali apakah terjadi distress nafas
seperti takipnu,retraksi atau merintih atau terdapat sianosis sentral persisten tanpa distress nafas.
Jika terjadi distress nafas (takipnu,retraksi atau merintih) maka akan dilakukan CPAP
(continuous positive airway pressure) TPAE 7-8 cmH2O,bersamaan dengan pemantauan
SpO2,apabila CPAP gagal maka pertimbangkan untuk intubasi. Namun jika ditemukan sianosis
sentral persisten tanpa distress nafas,maka akan dipertimbangkan untuk pemberian suplementasi
oksigen dan pemantauan SpO2.

Dalam bagan Resusitasi Neonatus AHA 2015, intubasi jika belum dilakukan kompresi
dada,namun pada Resusitasi Neonatus IDAI 2018 kompresi dada dilakukan setelah bayi
terintubasi.

Dalam bagan Resusitasi Neonatus AHA 2015 dan IDAI 2018 sama-sama jika laju denyut
jantung <60x/menit maka akan dilakukan pemeberian obat epinefrin melalui IV. Namun
dijelaskan jika LDJ tidak naik,dada tidak naik maka akan dilakukan evaluasi SR IBTA yaitu
(Sungkup.Reposisi,Isap,Buka mulut,Tekanan dinaikan,Alternatif jalan nafas) samapi dada
mengembang lalu dilanjutkan VTP sampai 30 detik

Anda mungkin juga menyukai