KLP 3 Revisi Makalah Meningkatkan Keamanan Obat
KLP 3 Revisi Makalah Meningkatkan Keamanan Obat
Disusun Oleh
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul “Meningkatkan Keamanan Obat Yang Di Waspadai”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah manajemen pasien safety. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan kita tentang bagaimana cara tenaga kesehatan meningkatkan
keamanan obat yang harus di waspadai.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sahrir Ramadan, M.Kep selaku
dosen mata kuliah manajemen pasien safety yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 KONSEP OBAT DENGAN KEWASPADAAN TINGGI ............... 3
2.1.1 OBAT LASA/NORUM
2.1.2 ELEKTROLIT KONSENTRAT TINGGI
2.1.3 OBAT EMERGENSI
2.2 KONSEP KEAMANAN DALAM PEMBERIAN OBAT ............... 21
2.3 PROSEDUR PENGECEKAN GANDA (DOUBLE CHECK) ........ 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep obat yang dengan kewaspadaan tinggi?
2. Bagaimana konsep keamanan dalam pemberian obat ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan konsep obat dengan kewaspadaan tinggi.
2. Untuk mengetahui konsep keamanan dalam pemberian obat.
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran umum
mengenai konsep obat dengan kewaspadaan tinggi serta konsep keamanan
dalam pemberian obat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
7. Penggunaan klinis dari obat yang akan diberikan kepada pasien.
Dalam penanganan obat yang dikategorikan LASA (Look Alike
Sound Alike) kiranya perlu dilakukan penggolongan obat yang
didasarkan atas ucapan mirip, kemasan mirip, dan nama obat sama
kekuatan berbeda.
A. Ucapan Mirip
Beberapa obat yang dapat digolongkan dalam kategori Ucapan
Mirip, seperti berikut:
Tabel Penggolongan LASA (Look Alike Sound Alike) berdasarkan
Ucapan Mirip
No Nama Obat
1. AlloPURINOL HaloPERIDOL
2. LaSIX LoSEC
3. AmiTRIPTILIN AmiNOPHILIN
4
4. ApTOR LipiTOR
6. AmineFERON AmioDARON
7. AlpraZOLAM LoraZEPAM
8. Propranolol BisoPROLOL
5
9. AZITROmycin ERITROmycin
6
14. ErgoTAMIN ErgoMETRIN
7
19. PheniTOYN VenTOLIN
8
2. Bio ATP Pehavral
9
6. Tilflam tab Vaclo tab
11
5. Divask 5mg Divask 10mg
12
11 Captopril 12,5mg Captopril 25mg
.
13
2.1.2 ELEKTROLIT KONSENTRASI TINGGI
Elektrolit konsentrasi tinggi (konsentrat/pekat) adalah sediaan obat
yang mengandung ion elektrolit yang sebelum digunakan terlebih dahulu
diencerkan. Penggunaan elektrolit konsentrat di rumah sakit sesuai
standar operasional prosedur penggunaan adalah:
1. Sebelum digunakan harus terlebih dahulu diencerkan.
2. Harus dicek berulang penggunaannya dengan orang yang berbeda.
3. Dibuang di tempat sampah khusus.
4. Disimpan di lemari terkunci dalam kotak hitam.
5. Diberikan label obat dengan kewaspadaan tinggi dan elektrolit
konsentrat.
Tabel Bentuk Sediaan Obat Konsentrat (Konsentrasi Tinggi)
MagnesiaumSulfat 40%
Magnesiaum
Vial 25
Sulfat 10 Injeksi
1 ml
gram
MagnesiaumSulfat 20%
Magnesiaum
Vial 25
2 Sulfat 5 Injeksi
ml
gram
NS (Normal Saline)
NatriumKlorida
NatriumKlor
ida 30
miligram Flabot
3 Infus
Natrium 500 ml
5,133
mm/ml
14
Meylon 84-BP
NatriumBika
rbonat 84
miligram
Vial 25
4 Natrium 1 Injeksi
ml
mm
Bikarbonat 1
mm
KCl
KaliumKlori
da 7,46%
Kalium Vial 25
5
1meq/ml ml
Klorida 1
mg/mg
Dekstrose 40%
Dekstrose 10 Vial 25
6
gram ml
15
(a) (b)
Gambar 1.1 (a) Obat Elektrolit Konsentrat (Kalsium gluconas inj); (b)
Obat Elektrolit Konsentrat (Kalsium klorida inj)
16
itu, dalam pengelolaan obat emergensi rumah sakit seharusnya memiliki
kebijakan maupun prosedur agar lebih mudah dan tertata dalam
pelaksanaannya. Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan
terkait dengan pengelolaan obat emergensi, di antaranya adalah
penentuan jenis serta jumlah sediaan emergensi, penyimpanan,
penggunaan, dan penggantian sediaan emergensi.
Pengelolaan obat emergensi yang ditangani oleh rumah sakit
hendaknya harus menjamin ketentuan-ketentuan berikut ini, yaitu:
1. Jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obat emergensi yang
telah ditetapkan.
2. Tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk kebutuhan
lain.
3. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti.
4. Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa.
5. Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.
Obat emergensi harus selalu terjaga stok obatnya agar selalu siap
dipakai. Oleh karena itu, petugas yang ada di unit terkait harus segera
melaporkan penggunaan obat emergensi tersebut kepada petugas farmasi
untuk dilakukan penggantian stok dan penyegelan kembali untuk
menjaga keamanan dan kelengkapan obat tersebut. Penggantian harus
dilakukan sesegera mungkin, dan rumah sakit perlu menetapkan standar
waktu maksimal penggantian obat agar obat selalu siap digunakan pada
saat dibutuhkan. Apabila ada keterbatasan kemampuan maupun jumlah
petugas farmasi, penggantian obat emergensi bisa diprioritaskan untuk
unit yang rawan/sering terjadi kasus emergensi terlebih dahulu. Bisa juga
dengan menetapkan standar waktu yang berbeda untuk penggantian obat
emergensi pada unit yang sering dengan yang jarang pemakaiannya.
Sediaan emergensi perlu dilakukan monitoring dan pengecekan
secara berkala untuk memastikan kualitas obat di dalamnya. Oleh karena
itu, rumah sakit juga harus menetapkan jangka waktu monitoring obat
emergensi. Apabila terdapat obat yang rusak atau hampir kadaluarsa
17
maupun obat yang sudah kadaluarsa ditemukan, maka harus segera
dilakukan penggantian. Setelah dilakukan penggantian stok obat, perlu
dilakukan kembali penyegelan dengan menggunakan segel dengan
nomor register yang baru oleh petugas farmasi. Dalam melakukan
monitoring obat-obat emergensi perlu adanya lembar catatan yang berisi
mengenai catatan pengecekan pengambilan, pemakaian dan penggantian
obat emergensi yang berfungsi untuk memastikan obat emergensi dalam
keadaan utuh dan siap dipakai.
Deksametahasoninj 5mg/ml
DifenilhydraminHClinj 10mg/ml
18
Dextrose infuse 5%
19
Lidocainj
Heparin Inj
10
Dopamininj
11
AtropinSulfatinj
12
Aminofilininj
13
20
Luminol inj
14
Magnesium Sulfatinj
15
Morfininj
16
Furosemidainj
17
21
1. Side-effect/efek yang diketahui, yaitu efek tambahan dari efek primer obat
yang diharapkan. Efek ini terkait dengan efek farmakologis dari sediaan
obat tersebut. Contoh: opiat analgesia sering menyebabkan mual
2. Adverse reaction: bahaya atau efek yang tidak diinginkan yang terjadi
karena tindakan pemberian obat yang benar, dan proses yang benar. Contoh:
reaksi alergi yang tidak diharapkan pada pasien yang baru pertama kali
menggunakan obat tersebut.
3. Error: kegagalan untuk melaksanakan rencana penatalaksanaan atau
pemberian obat, atau kesalahan dalam penatalaksanaan. Contoh: kesalahan
pemberian obat pada pasien.
4. Adverse event: kejadian tidak diinginkan yang membahayakan pasien
Persiapan dan pemberian obat harus dilakukan dengan akurat oleh perawat.
Pemberian obat yang perlu diwaspadai (high-alert) di ruang perawatan, antara
lain:
a. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat
lain harus melakukan pemeriksaan kembali (double check) secara
independen dengan menerapkan prinsip 8 Benar, yaitu:
1) Benar obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni: sebelum
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan sebelum mengembalikan wadah obat ke tempat
penyimpanan.
2) Benar dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka
penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat
standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit
atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet, dan lain-lain.
Dengan demikian, penghitungan dosis benar untuk diberikan ke
pasien.
22
3) Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan. Hal ini dilakukan oleh perawat yaitu dengan
memeriksa kartu, format, atau laporan pemberian obat yang
dicocokan dengan gelang identitas pasien.
4) Benar rute pemberian
Kesalahan rute pada pemberian obat dapat menimbulkan efek
sistemik yang fatal pada pasien. Untuk itu, apabila sebuah instruksi
obat tidak menerangkan rute pemberian obat, perawat
mengkonsultasikannya kepada dokter.
5) Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.
6) Benar Informasi
Berikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan, fungsi
danjuga efek samping dari obat tersebut.
7) Benar respons
Pastikan obat yang diberikan menghasilkan respon yang sesuai
dengan apa yang diharapkan dari pemberian obat tersebut.
8) Benar dokumentasi
Lakukan pencatatan yang meliputi tanggal dan jam pemberian, nama
obat, dosis dan rute, sert berikan ceklis pada daftar terapi obat dan
paraf pada kolom yang tersedia.
b. Obat high alert infus harus dipastikan: Ketepatan kecepatan pompa infus
(infuse pump). Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada
syringe pump dan disetiap ujung jalur selang.
c. Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai
perhitungan standar yang telah baku, yang berlaku di semua ruang
perawatan.
23
d. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan
kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert,
dan menyerahkan formulir pencatatan obat.
e. Dalam keadaan emergency yang dapat menyebabkan pelabelan dan
tindakan pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert dapat
mengakibatkan tertundanya pemberian terapi dan memberikan dampak
yang buruk pada pasien, maka dokter dan perawat harus memastikan
terlebih dahulu keadaan klinis pasien yang membutuhkan terapi segera
(cito) sehingga double check dapat tidak dilakukan, namun sesaat sebelum
memberikan obat, perawat harus menyebutkan secara lantang semua jenis
obat yang diberikan kepada pasien sehingga diketahui dan
didokumentasikan dengan baik oleh perawat yang lainnya.
Dilakukan
No
ASPEK YANG DINILAI YA/Tidak
ASSESSMENT (A)
1. Kaji identitas dan status/ dokumen rekam medik pasien
PLANNINGT
(P)
2. Persiapan perawat
3. Persiapan alat : obat high alert, alat kesehatan yang diperlukan,
Status Pasien;
4. Persiapan Lingkungan
5. Bina hubungan saling percaya: Beri salam; Perkenalkan diri
24
perawat (Nama, jabatan, tempat tugas, jam tugas);
6. Tanyakan nama dan tanggal lahir klien
7. Sampaikan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
8. Kontrak: waktu dan tempat
IMPLEMENTATION
(I)
DOKUMENTASI
Keterangan:
0= tidak dilakukan
25
1= dilakukan tetapi tidak sempurna
2= dilakukan dengan sempurna
26
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
High-Alert Medication atau obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-
obat yang secara signifikan berisiko membahayakan pasien bila digunakan
dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat. Obat ini sering menyebabkan
kesalahan serius (sentinel event) dan dapat menyababkan reaksi obat yang tidak
diinginkan (ROTD).
Pemberian high-alert medications harus teliti. Hal-hal yang dilakukan
untuk meningkatkan keamanan high alert medications adalah perawat harus
melakukan pengecekan ganda (double check) terhadap semua high alert
medications sebelum diberikan kepada pasien. Persiapan dan penyimpanannya
pun harus jelas. High alert medications harus disimpan di pos perawat di dalam
troli atau kabinet yang terkunci dan diberi label yang jelas (Obat high alert
disimpan ditempat terpisah, akses terbatas, diberi label High alert).
Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan
mulai dari peresepan, penyimpanan, penyiapan di farmasi dan ruang perawatan
dan pemberian obat
3.2 SARAN
Setelah membahas dan memperdalam mengenai segala hal yang
bersangkutan dengan konsep obat yang harus di waspadai serta keamanan
dalam pemberian obat ini tentunya, kita sebagai perawat mempunyai saran
maupun harapan tersendiri yaitu janganlah mengkonsumsi obat tanpa resep
dokter dan jika obat tersebut jenis obat umum yang aman dikonsumsi tetaplah
jangan mengkonsumsi terlalu banyak karena tentunya berpengaruh pada
sistemik kita. Selain itu, hindari mengkonsumsi obat-obat terlarang karena efek
atau akibatnya sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh.
27
DAFTAR PUSTAKA
Didona, Nancy. 2013. SEDIAAN & DOSIS OBAT: Panduan Perhitungan Dosis dan
Dasar-dasar Pemberian Obat. Jakarta: Erlangga.
Katzung, Bertram G, dkk. 2012. Farmakologi Dasar & Klink, ed. 12, vol. 1. Jakarta:
EGC.
Mardiatun, Desty Emilyani. 2020. Modul Bahan Ajar Keperawatan: MANAJEMEN
KESELAMATAN PASIEN. Mataram.
Potter, Patricia A, Anne Graffin Perry. 2005. Buku Ajar FUNDAMENTAL
KEPERAWATAN: Konsep, Proses, dan Praktik ed. 4, vol. 1. Jakarta: EGC.
Rusli. 2018. Modul Bahan Ajar Farmasi: FARMASI KLINIK. Jakarta: P2M2.
28