Pemisahan Dan Pemurnian Modul 1 - Kelompok 3 - Teknik Pertambangan
Pemisahan Dan Pemurnian Modul 1 - Kelompok 3 - Teknik Pertambangan
PEMISAHAN DAN
PEMURNIAN
BAB I
PENDAHULUAN
Zat atau materi dapat dipisah dari campurannya karena campuran tersebut
memiliki perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan campuran atau
dalam pemisahan.
Dalam kenyataannya pemisahan dan pemurnian tidak dapat dipisah satu sama
lain. Kita akan melihat bahwa ketika metode pemisahan dan pemurnian baru
dikembangkan, ilmu kimia akan mendapatkan kemajuan yang besar.
Oleh karena itu, percobaan pemisahan dan pemurnian ini dilakukan agar
praktikan dapat mengetahui jenis-jenis pemisahan dan pemurnian pada
campuran dan bagaimana aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
1.2. Tujuan Percobaan
• Untuk mengetahui zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau
telah tercampur.
• Untuk mengetahui penggolongan pada campuran.
• Untuk mengetahui jenis-jenis pemisahan dan pemurnian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Campuran merupakan suatu materi yang terdiri dari dua zat atau lebih dan masih
mempunyai sifat dari zat asalnya. Dalam kehidupan sehari-hari , banyak kita jumpai
segala jenis campuran , misalnya air sungai , udara , minuman , makanan , tanah ,
dan lain-lain. Campuran yang digunakan untuk pemisahan dan pemurnian dapat
digolongkan menjadi 3 bentuk larutan yaitu :
1. Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih yang terdispersi
sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan
itu tampak homogen (continue, tanpa batas) dan mempunyai komposisi
yang sama pada setiap bejananya. Komponen – komponen yang terdapat
dalam larutan tidak dapat dipisahkan melalui penyaringan. Contoh dari
campuran yang berupa larutan adalah campuran air dan gula. (Yazid, 2005).
2. Koloid
Koloid adalah suatu bentuk molekul yang keadaannya terletak antara
campuran kasar dan larutan. Secara makrokopis koloid tampak homogen
tetapi secara mikrokopis koloid bersifat heterogen. Oleh karena itu koloid
digolongkan kedalam campuran heterogen. Campuran koloid pada dasarnya
bersifat stabil dan tidak disaring. (Yazid, 2005).
3. Suspensi
Suspensi adalah campuran kasar yang bersifat heterogen. Antar
komponennya masih terdapat bidang batas dan sering sekali dapat
dibedakan tanpa menggunakan bantuan mikroskop. Setelah suspensi
biasanya dimasukan untuk campuran heterogen dari suatu zat padat dalam
cair. Suspensi tampak keruh dan tidak stabil, zat suspensi lambat laun akan
terpisah karena gaya gravitasi (mengalami sedimentasi). Suspensi dapat
dipisahkan melalui penyaringan. Diameter partikel suspensi lebih dari 100
mm (Chang, 2005).
2. Campuran Heterogen
Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara 2 zat
tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnya tidak sama diberbagai bagian bejana. Dikatakan sebagai campuran
heterogen jika antara komponennya masih terdapat bidang batas dan sering
kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, melainkan hanya
dengan mata. Pada dasarnya campuran heterogen memiliki sifat – sifat yang
tidak seragam atau tidak sama (Petrucci, 1987).
Contoh untuk kedua campuran tersebut adalah larutan gula dan air pada campuran
homogen serta campuran air dan minyak tanah pada campuran heterogen (Petrucci.
1987).
Untuk memisahkan campuran homogen dan campuran heterogen dapat dilakukan
dengan proses pemisahan dan pemurnian. Pemisahan itu sendiri pada dasaranya
merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan suatu larutan dengan dua
zat atau lebih yang saling tercampur. Sedangkan pemurnian merupakan suatu cara
yang dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar
atau tercampur oleh zat lain (Syukri, 1999).
Terdapat berbagai macam metode pemisahan campuran. Pemisahan campuran
didasarkan pada perbedaan sifat pada campuran. Berbagai macam metode
pemisahan diantaranya sebagai berikut :
1. Pemisahan zat cair dari zat cair
• Ekstraksi
Ekstraksi yaitu pemisahan yang berdasarkan perbedaan kelarutan
komponen dalam pelarut yang berbeda. Atau dapat dikatakan pula
bahwa ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip
metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur (Syukri, 1999).
2. Pemisahan zat padat dari zat padat
• Sublimasi
Sublimasi yaitu dua jenis padatan dengan menyublim dari
komponen yang dapat menyublim, yaitu senyawa yang
pemanasnya meleleh kemudian mendidih dan pada pendinginan dari
uap langsung menjadi padatan.
• Kristalisasi bertingkat
Kristalisasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses kristalisasi
hanya saja dilakukan secara berkali – kali.
• Pelarutan yang diikuti dengan penyaringan
Pada proses pemisahan ini, diawali dengan cara melarutkan
komponen – komponen yang ingin dipisahan lalu dipanaskan hingga
menguap.
3. Pemisahan zar padat yang larut dalam air
• Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanaskan hingga pelarutnya menguap
dan meninggalkan zat terlarut.
• Kristalisasi
Kristalisasi adalah pemisahan komponen – komponen campuran
dengan cara mengkristalkan komponen tercampur dengan cara
dipanaskan dan kemudian didinginkan.
• Rekristalisasi
Secara umum rekristalisasi sama dengan pemisahan kristalisasi
hanya saja yang membedakan adalah perubahan wujud zat terlarut
dimana pada kristalisasi perubahan wujudnya dimulai dari cair
kepadat sedangkan pada rekristalisasi perubahan wujud zat
terlarutnya dimulai dari padat, cair kepadat.
4. Pemisahan zat padat yang tidak terlarut dalam zat cair
• Filtrasi ( penyaringan )
Filtrasi adalah pemisahan komponen – komponen campuran dengan
cara menggunakan kertas saring.
• Dekantasi ( pengendapan )
Dekantasi adalah pemisahan komponen – komponen campuran
dengan cara diendapkan.
Secara umum pelarut dapat dibagi menjadi dua yaitu pelarut polar dan pelarut non
polar. Dikatakan sebagai pelarut polar apabila suatu senyawa memiliki
keelektronegatifan yang jauh berbeda antara atom penyusunnya. Sedangkan
dikatakan sebagai pelarut non polar apabila suatu senyawa memiliki
keelektronegatifan yang relatif kecil atau bahkan nol (Syukri, 1999).
BAB III
METODE
3.1.2. Bahan-bahan
a. Garam dapur
b. Kapur tulis
c. Kapur barus
d. Minyak goreng
e. Kertas saring
f. Larutan CuSO₄
g. Aquadest
h. Pasir
4.2 Jawaban
a. Campuran merupakan suatu materi yang terdiri dari dua zat atau lebih dan
masih mempunyai sifat dari zat asalnya. Campuran dapat dibedakan
menjadi dua yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
1) Campuran homogen adalah campuran yang tidak dapat dibedakan
lagi sifat zat-zat yang tercampur di dalamnya. Contoh campuran
homogen adalah larutan gula dan udara.
2) Campuran heterogen terjadi karena zat yang tidak dapat
bercampur satu dengan lain secara sempurna sehingga dapat
dikenali zat penyusunnya. Campuran pasir dan air di dalam gelas
merupakan salah satu contoh dari campuran heterogen.
b. Teknik pemisahan secara kimia adalah dengan cara koagulasi dan distilasi.
Contoh :
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
www.academi.edu Diakses tanggal 11 November 2020