Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN 9

REAKSI REDUKSI DAN


OKSIDASI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Reaksi redoks banyak berperan penting dalam kehidupan sehari-hari . Mulai
dari kerja cairan pemutrih yang digunakan dalam rumah tangga sampai
pembakaran bahan bakar minyak bumi. Selain itu , unsur logam dan non logam
diperoleh bijihnya dari proses oksidasi atau reduksi.

Reaksi redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan electron


secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang
sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda , yaitu oksidasi ( pelepasan
electron) dan reduksi ( penambahan electron) . Reaksi ini merupakan pasangan,
sebab electron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan electron yang
diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi redoks disebut reaksi
paruh ( setengah reaksi).

Oleh karena itu , praktikum dan percobaan ini perlu dilakukan agar dapat
memahami degan benar yang dimaksud reaksi redoks. Dengan melalkukan
percobaan ini kita dapat mengetahui reaksi-reaksi reduksi dan oksidasi , dan
mengetahui 2 jenis percobaan yakni percobaan kualitatif dan percobaan
kuantitatif . Selanjutnya praktikan dapat memanfaatkan kegunaan reaksi redoks
di dalam kehidupan sehari-hari.

1.2. Tujuan Percobaan


• Untuk mengetahui pengertian reaski , reduksi dan oksidasi serta reduktor dan
oksidator.
• Untuk mempelajari reaksi-reaksi reduksi dan oksidasi.
• Untuk mengetahui perubahan warna larutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Redoks adalah suatu reaksi kimia di mana ada pemindahan electron dari satu
electron reaktan ke reaktan lainnya. (Stoker, 2012)
Contoh reaksi redoks :
1) Korosi
Korosi adalah reaksi redoks spontan yang mengakibatkan terjadinya karat pada
besi, peraksulfida dari oerak, dan patina dari tembaga
2) Elektrolisis
Elektrolisis adalah proses di mana energi listrik digunakan untuk mendorong
agar reaksi redoks berlangsung tidak spontan bias terjaid.
3) Termodinamika Sel Galvanik
Voltase yang diukur dalam sel galvanic dapat dipecah menjadi potensial
elektroda dari anoda ( tempat oksidasi) dan katoda ( tempat reduksi). Voltase ini
dapat dihubungkan dengan perubahan energi bebas Gibbs dan konstanta
kesetimbangan dari proses redoks.

Pada reskdi redoks zat yang memungkinkan zat lain teroksidasi disebut dengan
bahan pengoksidasi atau oksidator. Dalam melakukannya bahan pengoksidasi itu
sendiri tereduksi. Sama saja zat lain yang mengakibatkan zat lain tereduksi disebut
bahan pereduksi atau reduktor. Pada reaksi, bahan pereduksi itu sendiri teroksidasi.
(Petrucci, 2011)

Bilangan oksidasi ini sangat berguna dalam menghubungkan dan mensistematikan


banyak hal dalam kimia anorganik. Misalnya, logam dengan bilangan oksidasi
tinggi berprilaku sebagai nonlogam. Beberapa aturan sederhana memungkinkan
kita memprekdisi rumus senyawa kovalen menggunakan bilangan oksidasi , sama
seperti prediksi yang dibuat untuk senyawa ionic dengan menggunakan muatan ion.
Dengan ini kita relative lebih mudah mempelajari bilangan oksidasi. ( Goldbreg,
2008).

Bilangan oksidasi adalah jumlah muatan yang dimiliki suatu atom dalam molekul
(senyawa ionok) jika electron-elektronnya berpindah seluruhnya. (Chang, 2003).

Persamaan atau penyetaraan reaksi redoks sederhana dapat disetarakan dengan


memeriksanya , tetapi untuk reaksi yang rumit haruslan ditangani dengan cara
bersistem. Kita dapat menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan du acara ,
yaitu dengan metode bilangan oksidasi dan metode ion electron. (Keena, 1992).

Menurut (Sugiyarto, 2004) , ada beberapa langkah untuk menyelesaikan persamaan


redoks , yaitu :
1) Menuliskan persamaan tidak spontan dalam bentuk ionic.
2) Menyetarakan jenis atom yang langsung terlihat dalam reaksi redoks.
3) Menyetarakan jumlah atom-atom lain untuk reaksi redoks .
4) Menyetarakan muatan listrik.
5) Menyetarakan jumlah electron yang dilepaskan pada setengah reaksi reduksi dan
jumlahkan kedua persamaan setengah reaksi tersebut menjadi suatu persamaan
redoks.

Menurut (Oxtoby, 2004) , factor-faktor yang menyebabkan terjadinya reaksi redoks


adalah :
1) Energi Ionisasi
Semakin eletropositif elemen maka akan lebih mudak untuk melepaskan
elektronnya, atau energi ionisasinya semakin rendah sehingga potensial
oksidasinya berkurang sedangkan potensial reduksinya akan naik.
2) Afinitas Elektron
Semakin elektronegatifan elemen maka afinitas electron juga akan bertambah
sehingga potensial reduksinya juga naik.
3) Energi Atomisasi
Potensial standar reduksi diukur dalan keadaan atomic sehingga energi atomisasi
juga turut menentukan besaran potensial standar reduksi.
4) Energi Solvasi
Jika proses redoks dilakukan pada fase cair maka energi solvasi juga
mempengaruhi besaran potensial reduksi standart.
5) Energi Ikat Kovalen.
Energi ikat kovalen yang besar mendukung kespontanan reaksi : potensial
standard reduksi sebanding dengan energi ikat kovalen.
6) Oksigen
Sesuai dengan prinsip reaksi redoks dimana juga terjadi penambahan dan
pengurangan oksigen di dalam senyawa.

Aplikasi resksi redoks dalam bidang teknologi pertanian yaitu dalam respirasi
tumbuhan, salah satunya dalam proses fotosintesis karena dalam waktu proses
fotosintesis tumbuhan dapat menghasilkan oksigen dan gula. Gula atau glukosa
adalah sebagai bahan pembuat zat bagi tumbuhan. (Ebbing, 2010).
BAB III
METODE

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat-alat
a. Hotplate 1 buah
b. Labu Erlenmeyer 2 buah
c. Corong kaca 1 buah
d. Gelas kimia 1 buah
e. Thermometer 1 buah
f. Penjepit tabung 1 buah
g. Pipet tetes 2 buah
h. Tabung reaksi 2 buah
i. Bulb 1 buah
j. Pipet ukur 2 buah
k. Statif dan klem 1 buah
l. Buret 1 buah

3.1.2. Bahan-bahan
a. Larutan H₂C₂O₄
b. Larutan H₂SO₄
c. Larutan I₂
d. Larutan KMnO₄
e. Vitamin C
f. Aquadest

3.2. Prosedur Percobaan


3.2.1 Percobaan Kualitatif 1
➢ Dijepit tabung reaksi menggunakan penjepit tabung .
➢ Dimasukkan 1 ml vitamin C ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet
tetes .
➢ Dicampurkan dengan 5 tetes KMnO₄ menggunakan pipet tetes.
➢ Diaduk-aduk tabung reaksi tersebut kemudian amati perubahan yang
terjadi.

3.2.2 Percobaan Kualitatif 2


➢ Dijepit tabung reaksi menggunakan penjepit tabung.
➢ Dimasukkan 1 ml vitamin C ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet
tetes.
➢ Dicampurkan dengan 5 tetes I₂.
➢ Diaduk-aduk tabung reaksi tersebut kemudia amati perubahan yang terjadi.

3.2.3 Percobaan Kualitatif 3


➢ Dipipet 5 ml larutan H₂C₂O₄ menggunakan bulb .
➢ Dimasukkan ke dalam gelas kimia.
➢ Dicampurkan dengan 5 ml KMnO₄ menggunakan pipet tetes.
➢ Dipanaskan gelas kimia yang berisi campuran tersebut di atas hotplate dan
diukur suhunya hingga 70℃.
➢ Diamati perubahan yang terjadi ketika suhu sudah sampai 70℃.

3.2.4 Percobaan Kuantitatif


➢ Disiapkan larutan KMnO₄ ,larutan H₂C₂O₄ , dan larutan H₂SO₄
➢ Dituangkan larutan KMnO₄ ke dalam buret sampai ke titik 0.
➢ Dipipet larutan H₂C₂O₄ menggunakan bulb sebanyak 10 ml ke dalam 2
labu Erlenmeyer.
➢ Ditambahkan H₂SO₄ sebanyak 3 ml ke tiap-tiap labu Erlenmeyer
menggunakan bulb dengan pipet berbeda.
➢ Dihomogenkan larutan yang ada di dalam labu Erlenmeyer tersebut.
➢ Dinyalakan hotplate .
➢ Dipanaskan 2 labu Erlenmeyer tersebut bergantian .
➢ Diukur suhunya sampai 70℃ menggunakan thermometer .
➢ Diangkat labu Erlenmeyer yang sudah mencapai suhu 70℃ menggunakan
penjepit tabung .
➢ Diamkan sebentar.
➢ Diberi alas tisu di atas statif dan klem agar perubahan warna terlihat.
➢ Diletakkan labu Erlenmeyer tersebut di atas statif dan klem yang sudah
dilapisi tisu.
➢ Dititrasi , buka tutup keran buret yang berisi KMnO₄ secara perlahan.
➢ Ditittrasi hingga campuran di dalam labu Erlenmeyer berubah warna .
➢ Dihentikan titrasi ketika warna merah lembayung di labu Erlenmeyer
sudah kelihatan.
➢ Dipanaskan lagi labu Erlenmeyer tersebut di atas hotplate sampai 70℃.
➢ Dicatat hasil titrasi yang pertama angkanya yang ada pada buret.
➢ Dilakukan lagi titrasi yang kedua , sama seperti titrasi yang pertama.
➢ Dihentikan titrasi ketika larutan sudah berubah warna , lalu dilihat angka
yang didapatkan pada buretnya.
➢ Dikalkulasikan dengan menambahkan hasil pada titrasi pertama , lalu
dibagi 2 .
BAB IV
TUGAS

4.1 Soal Paket A


a. Mengapa larutan KMnO4 harus disimpan dalam tempat yang berwarna
gelap?
b. Apa yang dimaksud dengan oksidasi dan reduksi?
c. Pada reaksi antara KMnO4 dengan H2C2O4, perubahan apa yang terjadi?
Jelaskan!
d. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada saat Vitamin C ditambahkan
dengan KMnO4!
e. Jelaskan fungsi dari pemberian zat asam yang terdapat dalam percobaan ini?

4.2 Jawaban
a. KarenaKMnO4 bila terkena cahaya atau dititrasi cukup lama maka mudah
terurai menjadi MnO2, sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh
pembentukan presipitat coklat. Oleh karena itu, penggunaan buret yang
bewarna gelap itu lebih baik.

b. Oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi. Oksidasi menjelaskan


pelepasan electron dari sebuah molekul , atom , atau ion .
Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi . Reduksi menjelaskan
penambahan electron dari sebuah molekul , atom , atau ion.

c. 2KMnO₄(aq) + 5H₂C₂O₄ (aq) + 6H⁺(aq) → 2K⁺(aq) + 2Mn²⁺(aq) + 8H₂O(I) +


10CO₂(g).
Kalium permanganat (KMnO₄ ) mengoksidasi asam oksalat menjadi CO₂ dan
H₂O, sehingga yang semula KMnO₄ bewarna ungu dengan asam oksalat maka
setelah terjadi reaksi warnanya berubah menjadi jernih yaitu H₂O dan CO₂.
d. Persamaan reaksi pada saat vitamin C ditambah dengan KMnO₄ yaitu :
2KMnO₄(aq) + 5H₂C₂O₄ (aq) + 6H⁺(aq) → 2K⁺(aq) + 2Mn²⁺(aq) + 8H₂O(I) +
10CO₂(g).

e. Fungsi vitamin C adalah sebagai reduktor dan menghilangkan warna asli


KMnO₄.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
www.academi.edu Diakses tanggal 13 November 2020.

Ebbing,Darell,Steven Gammon. 2010. General Chemistry,Enchances Edition.


USA: Cengage Learning.
www.academi.edu Diakses tanggal 14 November 2020.

Goldberg, David E. 2008.Teori dan Soal-soal Kimia Untuk Pemula Edisi Ketiga .
Jakarta: Erlangga
www.academi.edu Diakses tanggal 14 November 2020.

Keena, Kleinfelter, Wood A. 1992. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.


www.academi.edu Diakses tanggal 14 November 2020.

Oxtiby, David W. 2004. Instalasi Listrik Dasar/3. Jakarta: Erlangga.


www.academi.edu Diakses tanggal 14 November 2020.

Petrucci, Ralph H. 2011. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern.


Jakarta: Erlangga.
www.academi.edu Diakses tanggal 15 November 2020.

Sugiarto, Kristiani H. 2002. Kimia Organik 1. Jakarta: Erlangga.


www.academi.edu Diakses tanggal 15 November 2020.

Stoker, H.Stephen. 2012. General Organic, and Biological Chemistry. USA :


Cengage Learning.
www.academi.edu Diakses tanggal 15 November 2020.

Anda mungkin juga menyukai