Anda di halaman 1dari 5

2.

3 Konsep Kualitas Hidup

2.3.1 Definisi Kualitas Hidup

WHO (1994, dalam Desita, 2010) kualitas hidup didefinisikan sebagai

persepsi individu sebagai laki- laki atau perempuan dalam hidup, ditinjau dari

konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, dan hubungan

dengan standart hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka. Hal ini

dipadukan secara lengkap mencakup kesehatan fisik, psikologis, tingkat

kebebasan, hubungan sosial dan hubungan mereka dengan segi ketenangan

dari lingkungan mereka. Kualitas hidup tidak terkait dengan lamanya

seseorang akan hidup karena bukan domain manusia untuk menentukannya.

Untuk dapat mencapai kualitas hidup perlu perubahan secara fundamental

atas cara pandang pasien terhadap penyakit gagal ginjal terminal (GGT) itu

sendiri.

Menurut Fukushima et al, (2010) pada penelitiannya terkait dengan

kualitas hidup didapatkan evaluasi bahwa kualitas hidup pria lebih baik

daripada wanita, dengan perbedaan yang signifikan secara statistik dalam

gejala / masalah, fungsi seksual, nyeri, kesehatan, fungsi emosional, energi

dan kelelahan.

Penelitian tersebut dilakukan juga dengan pasien dengan penyakit ginjal

kronis yang menerima dialisis peritoneal untuk jenis kelamin wanita memiliki

persepsi yang lebih baik tentang kualitas hidup di dimensi kualitas interaksi

sosial, tetapi tanpa perbedaan yang signifikan secara statistik.


Menurut Ventegodt (2003, dalam Desita, 2010) kualitas hidup dapat

dikelompokkan dalam tiga bagian yang berpusat pada aspek hidup yang baik,

yaitu :

a. Kualitas hidup subjektif yaitu suatu hidup yang baik yang dirasakan oleh

masing-masing individu yang memilikinya. Masing-masing individu

secara personal mengevaluasi bagaimana mereka menggambarkan sesuatu

dan perasaan mereka.

b. Kualitas hidup eksistensial yaitu seberapa baik hidup seseorang

merupakan level yang berhak untuk dihormati dan dimana individu dapat

hidup dalam keharmonisan.

c. Kualitas hidup objektif yaitu bagaiman hidup seseorang dirasakan oleh

dunia luar. Kualitas hidup objektif dinyatakan dalam kemampuan

seseorang untuk beradaptasi pada nilai-nilai budaya dan menyatakan

tentang kehidupannya.

2.3.2 Dimensi Kualitas Hidup

Menurut WHOQoL (The World Health Organization Quality of

Life) group (Yuliaw, 2010) kualitas hidup terdiri dari 4 bidang. Keempat

bidang dari WHOQoL BREF meliputi :

1. Kesehatan fisik berhubungan dengan kesakitan dan kegelisahan,

ketergantungan pada perawatan medis, energi dan kelelahan,

mobilitas, tidur dan istirahat, aktifitas kehidupan sehari-hari, dan

kapasitas kerja.
2. Kesehatan psikologis berhubungan dengan pengaruh positif dan

negatif spiritual, pemikiran pembelajaran, daya ingat dan konsentrasi,

gambaran tubuh dan penampilan, serta penghargaan terhadap diri

sendiri.

3. Hubungan sosial terdiri dari hubungan personal, aktifitas seksual dan

hubungan sosial.

4. Dimensi lingkungan terdiri dari keamanan dan kenyamanan fisik,

lingkungan fisik, sumber penghasilan, kesempatan memperoleh

informasi, dan keterampilan baru, partisipasi dan kesempatan untuk

rekreasi, atau aktifitas pada waktu luang.

5. Penurunan status fungsional pada pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisis pasien akan merasa kurang bertenaga sehingga

menyebabkan ketidakmampuan dalam melakukan berbagai aktivitas

sehari-hari, hal ini berdampak pada perasaan sedih yang dirasakan

pasien dan juga berdampak pada tidak prokduktifnya pasien. Hidup

yang tidak produktif mengakibatkan perasaan kurang bermakna.

2.3.3 Komponen Kualitas Hidup

Ada tiga macam komponen utama kualitas hidup (Yuwono, 2000)

yaitu kapasitas fungsional, persepsi, dan keluhan penderita akibat

penyakit yang dideritanya. Kapasitas fungsional atau status fisiologis

meliputi kemmpuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, fungsi

sosial, fungsi intelektual, dan fungsi emosional. Kapasitas fungsional

merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-

hari yang biasa dilakukannya. Elemen terpenting adalah mobilitas, tidak


tergantungan dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. Fungsi

intelektual meliputi kapabilitas mental seperti memori dan ketajaman

perhatian, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan membuat

keputusan. Status emosional dan kesehatan mental termasuk perubahan

perasaan hati, marah, rasa bersalah, rasa permusuhan, kecemasan,

depresi. Dalam penelitian Universitas of Toronto pada tahun 2004

(dalam Desita, 2010; Diana, 2010) menyebutkan kualitas hidup dapat

dibagi dalam tiga bagian yaitu :

1. Kesehatan Kesehatan dalam kualitas hidup dapat dibagi menjadi

tiga bagian yaitu secara fisik, psikologis dan spiritual. Secara fisik

yang terdiri dari kesehatan fisik, personal hiegine, nutrisi, olah raga,

pakaian dan penampilan fisik secara umum. Secara psikologis yang

terdiri dari kesehatan dan penyesuaian psikologis, kesadaran,

perasaan, harga diri, konsep diri dan kontrol diri. Secara spiritual

terdiri dari nilai-nilai pribadi, standar-standar pribadi dan

kepercayaan spiritual.

2. Kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungannya) dalam

kualitas hidup dibagi menjadi dua bagian yaitu secara fisik dan

social. Secara fisik terdiri dari rumah, tempat kerja/ sekolah,

tetangga/ lingkungan dan masyarakat. Secara sosial dekat dengan

orang lain, keluarga, teman/ rekan kerja, lingkungan dan

masyarakat.

3. Harapan merupakan keinginan dan harapan yang akan dicapai

sebagai perwujudan dari individu seperti terpenuhinya nilai (prestasi


dan aspirasi individu) sehingga individu tersebut merasa berharga

atau dihargai di dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat

sekitarnya melalui suatu tindakan nyata yang bermanfaat dari hasil

karyanya.

Anda mungkin juga menyukai