Memahami Gratifikasi
Memahami Gratifikasi
Anda sebagai anggota Panitia Pengadaan Barang/Jasa menerima sejumlah uang senilai Rp. 5 juta dari
penyedia barang/jasa. Anda menerima hadiah perkawinan dari mitra kerja dari
Kementerian/Lembaga lain senilai Rp. 2juta. Anda menerima barang tanpa diketahui siapa
pengirimnya? Apakah pemberian tersebut termasuk Gratifikasi? Apa yang harus Anda lakukan jika
menerima pemberian tersebut?
2. Gratifikasi yang wajib dilaporkan, adalah Gratifikasi yang diterima oleh Pegawai yang
berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
Jika Anda masih ragu dalam menilai apakah suatu pemberian yang diterima termasuk Gratifikasi
atau tidak, Anda dapat berpedoman pada beberapa pertanyaan reflektif sebagai berikut:
No. Pertanyaan Reflektif Jawaban
(pertanyaan kepada diri sendiri) (Apakah pemberian cenderung ke arah Gratifikasi
ilegal/suap atau legal)
1. Apakah motif dari pemberian Jika motifnya menurut dugaan Anda adalah
hadiah yang diberikan oleh pihak ditujukan untuk mempengaruhi keputusan Anda
pemberi kepada Anda? sebagai pejabat publik, maka pemberian tersebut
dapat dikatakan cenderung ke arah Gratifikasi ilegal
dan sebaiknya Anda tolak.
b. Apakah terdapat hubungan Jika jawabannya ya, maka pemberian tersebut patut
relasi kuasa yang bersifat Anda duga dan waspadai sebagai pemberian yang
strategis? Artinya terdapat kaitan cenderung ke arah Gratifikasi ilegal.
berkenaan dengan/menyangkut
akses ke aset-aset dan kontrol atas
aset-aset sumberdaya strategis
ekonomi, politik, sosial, dan
budaya yang Anda miliki akibat
posisi Anda saat ini seperti
misalnya sebagai panitia
pengadaan barang dan jasa atau
lainnya.
2. Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih atas jasa yang diberikan
Apakah pemberian hadiah/uang sebagai ucapan terima kasih atas jasa yang diberikan oleh
instansi pelayanan publik termasuk konsep Gratifikasi yang dilarang?
Walaupun pemberian tersebut diberikan secara sukarela dan tulus hati kepada petugas
layanan, tetapi pemberian tersebut dapat dikategorikan sebagai pemberian yang
berhubungan dengan jabatan dan berkaitan dengan kewajiban penyelenggara
negara/pegawai negeri, karena pelayanan yang baik memang harus diberikan oleh petugas
sebagai bentuk pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu, masyarakat berhak dan pantas untuk
mendapatkan layanan yang baik.
Sebaiknya petugas menolak pemberian dan menjelaskan kepada pengguna layanan bahwa
apa yang dilakukannya adalah bagian dari tugas dan kewajiban petugas tersebut.
Untuk pengguna layanan sebaiknya tidak memberikan uang/benda apapun sebagai tanda
terima kasih atas pelayanan yang dia dapat, karena pelayanan yang diterima tersebut sudah
selayaknya diterima. Kebiasaan memberi hadiah/uang sebagai wujud tanda terima kasih
kepada petugas, akan memicu lahirnya budaya "mensyaratkan" adanya pemberian dalam
setiap pelayanan publik.
Bagaimana dengan Gratifikasi yang berupa barang mudah busuk atau rusak?
Penerimaan Gratifikasi yang berupa barang mudah busuk atau rusak, antara lain bingkisan
makanan dan/atau buah yang dikhawatirkan kadaluarsa dan sulit dikembalikan kepada pemberi
Gratifikasi, dapat langsung disalurkan oleh Bagian KBH ke panti asuhan, panti jompo, atau
tempat sosial lainnya.
Penyaluran atas penerimaan Gratifikasi di atas dilaporkan oleh Bagian KBH kepada KPK disertai
dengan penjelasan dan dokumentasi penyerahan dengan tembusan laporan kepada Inspektorat
Jenderal.
Jika saya menolak Gratifikasi, apakah saya tetap wajib menyampaikan laporan?
Jawabannya, YA. Hal ini untuk mencegah/menghindari fitnah di kemudian hari apabila terdapat
pihak lain yang menyampaikan pengaduan atau informasi bahwa Anda telah menerima
Gratifikasi.
Pegawai yang menolak penerimaan Gratifikasi wajib melaporkan penolakan Gratifikasi kepada:
a. Bagian KBH; atau
b. Secara langsung kepada KPK dengan tembusan Bagian KBH secara manual atau melalui media
elektronik.
Laporan penolakan Gratifikasi disampaikan dalam jangka waktu paling lama 7 hari kerja
terhitung sejak tanggal Anda menolak Gratifikasi.
Laporan penolakan Gratifikasi paling kurang memuat:
a. Nama dan alamat lengkap Anda dan pemberi Gratifikasi;
b. Jabatan Anda;
c. Tempat dan waktu penolakan Gratifikasi;
d. Uraian jenis Gratifikasi yang ditolak dan/atau nilai dan taksiran nilai Gratifikasi yang ditolak;
e. Kronologis penolakan Gratifikasi.
Bagaimana dengan Gratifikasi yang telah ditetapkan sebagai tindak pidana korupsi dan/atau
yang sedang dalam proses hukum?
Ketentuan mengenai laporan Gratifikasi di atas dikecualikan bagi Gratifikasi yang telah
ditetapkan sebagai tindak pidana korupsi dan/atau yang sedang dalam proses hukum.
Secara singkat, pengelolaan Gratifikasi di lingkungan DJA dapat digambarkan sebagai berikut:
Menolak = Lapor Penolakan
Rekomendasi
Semoga informasi ini membuat Anda semakin memahami Gratifikasi. Ayo laporkan sebelum
Gratifikasi Anda ditetapkan sebagai tindak pidana korupsi dan/atau dalam proses hukum (KBH).