204 701 1 PB
204 701 1 PB
Abstrak
Penelitian fenomenologi deskriptif ini bertujuan mendapatkan gambaran arti dan makna pengalaman keluarga dalam merawat
lansia dengan ketergantungan tinggi di rumah, di Kota Malang. Data dikumpulkan dari 8 anggota keluarga pemberi asuhan
utama pada lansia di keluarga dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Hasil penelitian menggambarkan alasan keluarga merawat
lansia di rumah, alasan utama merawat, alasan penunjang merawat, kegiatan merawat, persepsi selama merawat, koping selama
merawat, dukungan selama merawat, masalah selama merawat dan upaya selama merawat; perubahan dalam keluarga berupa
perubahan peran, fungsi keluarga dan tugas keluarga; dan dampak pada pemberi asuhan informal; makna dari pengalaman
merawat lansia yaitu perubahan sikap menjadi lebih sabar; dan sumber kebutuhan pelayanan kesehatan. Perawat keluarga perlu
mempertimbangkan sumber daya keluarga dan dinamika budaya setempat. Penelitian selanjutnya dapat membandingkan atau
mengetahui hubungan berbagai macam variabel yang muncul sebagai tema dalam penelitian ini.
Kata kunci: lansia ketergantungan tinggi, merawat, pengalaman keluarga.
Abstract
This descriptive phenomenology research was aimed to describe the meaning and essence of family experience in caring for
high dependence elderly at home, in Malang City. The data was collected from 8 primary informal caregivers for elderly in
family and analyzed by Collaizi’s method. The result described family reason for nursing care for elderly at home, main reason
in providing care, supporting reason for providing care; nursing activities, perception during providing care, coping, support,
problem encountered and efforts during nursing care for elderly; change of family role, function, and task; attitude change to be
more patience as the meaning of experience; and source of health service needs. Family nurses need to consider available family
source and the local culture. Further research is also recommended to compare or identify relationship of various variables that
occurred as themes in this present research.
Key words: family experience, high dependence elderly, nursing
hasil penelitian ini, selanjutnya tema-tema tersebut obat gitu tok…” (P4)
diuraikan berdasarkan tujuan khusus penelitian. “…kalau bisa di rawat di rumah kenapa harus
1. Alasan keluarga merawat lansia dengan dirawat di rumah sakit…” (P1)
tingkat ketergantungan tinggi di rumah Alasan lainnya yaitu keterbatasan sistem
Tema 1: Alasan keluarga merawat lansia di pendukung yang ditunjukkan:
rumah “…keluarganya cuman tinggal saya dan adik
tok…” (P3)
Alasan utama menentukan keputusan merawat
lansia di rumah. Alasan ini meliputi: “…ya saya sendiri …anak-anak sudah rumah
tangga sendiri …” (P2)
a) kepuasan personal yang ditunjukkan dalam
pernyataan berikut ini. “…hanya saya yang mau merawat, pak …” (P7)
“ ...merawat di rumah itu lebih leluasa...” (P1) Tema 2: Alasan utama merawat lansia
“...biar dekat yang merawat tidak repot...” (P6) Alasan utama merawat lansia karena kewajiban
keluarga terhadap lansia yang terdiri dari tanggung
b ) e k o n o m i keluarga yang ditu njukkan jawab antar generasi yang ditunjukkan dalam
pernyataan: pernyataan:
“...gak ada biaya…. Kalau di rumah kan biaya “…kewajiban kita anaknya untuk merawat…”
tidak terlalu besar, apa adanya…” (P3) (P8)
c) perkembangan kondisi kesehatan lansia yang “…anak kan harus merawat orang tua…” (P3)
ditunjukkan dengan pernyataan:
“…kalau nggak anaknya siapa lagi yang
“…kalau kita bawa kemana-mana itu…nol merawat…” (P7)
sudah….” (P2) “…itu kan orang tua sendiri …” (P5)
“…model-modelnya kan tidak bisa sembuh.”
“…tanggung jawab sebagai cucu …” (P6)
(P5)
dan tanggung jawab moral yang ditunjukkan:
e) kondisi kesehatan lansia yang ditunjukkan:
“Saya punya perasaan takut berdosa kalau saya
“…sudah tua …ndak bisa jalan…” (P7) tidak merawat …” (P1)
Alasan penunjang merawat lansia di rumah “…bakti anak kepada orang tua …” (P6)
untuk menjaga kestabilan keluarga yang ditunjukkan “Waktu kecil kan saya juga dirawat mama…”
dalam pernyataan: (P1)
“…tidak merepotkan, masih bisa ngerjakan
“Jadi sejarah pertama itu saya ingat terus…
pekerjaan rumah.” (P1)
pertama ketemu dulu…walaupun saya merawat
“…bisa disambi-sambi, kan saya menjaga toko sendiri tetap saya rawat, pak.” (P2)
dan anak.” (P3)
Tema 3: Alasan penunjang merawat lansia
“Kalau di rumah ya bisa mengerjakan pekerjaan
yang di rumah sambil merawat…” (P4) Alasan penunjang merawat lansia karena
“…biar selalu dekat…” (P8) keterbatasan fisik lansia yang tidak mampu
mandiri, risiko masalah kesehatan lansia jika tidak
“…memasak bisa nengok…santai bisa nengok… dirawat, kedekatan emosi keluarga dengan lansia,
perhatian lebih…pikiran tenang…” (P6) tugas berbasis jender sebagai anak perempuan di
“…biaya juga …kalau di rumah paling-paling beli rumah.
2. Respon keluarga selama merawat lansia informasi dari lingkungan.
dengan tingkat ketergantungan tinggi di
Tema 8: Masalah selama merawat
rumah
Masalah selama merawat terjadi karena
Tema 4: Kegiatan merawat lansia
keterbatasan keluarga dan dilema bersikap
Kegiatan merawat lansia dilakukan untuk dalam merawat. Keterbatasan keluarga berupa
memenuhi kebutuhan dasar yaitu kebutuhan keterbatasan sumber pendukung. Dilema bersikap
fisiologi, sosialisasi, rekreasi, dan spiritual lansia. dalam merawat dapat terjadi karena variasi
perasaan antara menerima dan menolak.
Tema 5: Persepsi selama merawat
Tema 9: Upaya selama merawat
Persepsi selama merawat terdiri dari perasaan
selama merawat dan nilai dalam merawat. Nilai Upaya yang dilakukan selama merawat lansia
dalam merawat lansia terjadi karena merawat lansia adalah mengoptimalkan kemampuan yang ada,
merupakan suatu kebanggaan. Variasi perasaan berdoa, musyawarah atau diskusi, dan penanganan
yang muncul selama merawat lansia berupa senang, melalui terapi alternatif.
tidak senang, dan menerima yang ditunjukkan
dalam pernyataan berikut:
3. Dampak terhadap keluarga selama merawat
“…kalau bisa merawat orang tua…melayani orang lansia dengan tingkat ketergantungan tinggi
tua itu kan juga senang…” (P1)
Tema 10: Perubahan dalam keluarga
“…seneng bisa selalu dekat …ikhlas…seperti
merawat anak saya sendiri.” (P6) Perubahan dalam keluarga yang dikemukakan
“…saya rawat bertahun-tahun masih diberi umur informan terdiri dari perubahan peran, fungsi, dan
panjang…” (P5) tugas keluarga. Dampak perubahan ini ditunjukkan
pada pernyataan berikut:
“…sakitnya sudah lama…sudah tua lagi…” (P1)
“…mengerjakan kegiatan rumah tangga,
“…sepertinya tidak diperhatikan padahal yang membuka toko di rumah sejak mama sakit…karena
diminta sudah disiapkan, selalu dituruti gitu.” sebelumnya kerja di luar.” (P1)
(P5)
“…terutama ini sudah ndak bisa apa-apa…
“…sudah hadiah dari yang Maha Kuasa.” (P2) umpama saya tinggal kerja sudah berantakan, satu
hari itu saja saya tinggal kerja sudah…” (P7)
Tema 6: Koping selama merawat
“…karena merawat itu anak sering tidak terurus…”
Mekanisme koping adaptif dilakukan dengan (P5)
mencari pengganti, memberikan perhatian,
“Dulu rutin periksa, pak, tapi sudah satu tahun
bergantian dalam merawat dengan anggota keluarga
ini pengobatan dihentikan.” (P1)
lain, dan aktifitas pengalihan. Mekanisme koping
maladaptif dilakukan dengan pengabaian. Tema 11: Dampak pada pemberi asuhan
Tema 7: Dukungan selama merawat Dampak pada pemberi asuhan meliputi hassles,
strain, dan burden yang dikelompokkan dalam
Dukungan selama merawat dari internal
dampak fisik, psikologis, sosial, dan finansial. Ini
meliputi sumber dukungan, bentuk dukungan,
ditunjukkan dalam pernyatan berikut:
dan harapan dukungan. Harapan dukungan dari
“Lucunya…kayak anak kecil…mintanya aneh-
internal dapat berupa membantu aktifitas merawat, aneh…” (P5)
kunjungan, bantuan pemikiran, dan bantuan dana.
Harapan dukungan dari eksternal dapat berupa “Gimana ya…nggak sabaran gitu…darah
tinggi…” (P7)
pengertian lingkungan masyarakat, kebebasan
berpartisipasi, membantu aktifitas merawat, dan “Orang kerja kan ya capek, saya itu ya bagaimana
ya…” (P2)
80 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 2, Juli 2008; hal 76-83
negatif. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh burden yang terjadi pada fisik, psikologis, sosial,
budaya setempat. dan finansial.
5. Kebutuhan pelayanan kesehatan yang Makna dari pengalaman keluarga merawat
diperlukan keluarga dalam merawat lansia lansia dengan tingkat ketergantungan tinggi di
dengan tingkat ketergantungan tinggi di rumah adalah perubahan sikap positif, yaitu
rumah menjadi lebih sabar. Keluarga dalam memaknai
pengalaman merawat lansia di rumah berbeda
Kebutuhan pelayanan keperawatan terhadap
antara daerah satu dengan lain yang dipengaruhi
keluarga yang merawat lansia di rumah adalah
oleh budaya daerah setempat.
ketersediaan pelayanan sesuai kebutuhan. Ini sesuai
dengan pendapat Rice (2001) bahwa ketersediaan Perawat dalam bekerja dengan keluarga yang
pelayanan keperawatan terhadap keluarga harus merawat lansia di rumah perlu mempertimbangkan
diimbangi dengan kemampuan keluarga dalam kemampuan keuangan keluarga; keyakinan dan
memanfaatkan pelayanan tersebut, baik dalam hal persepsi keluarga tentang perawatan terhadap
jarak, waktu, dan finansial. Hal sebaliknya terjadi lansia; tingkat keparahan masalah kesehatan
di Indonesia. Wakil Ketua Komisi IX DPR 2004- lansia untuk menentukan tempat perawatan; dan
2009, Aisyah Salekan mengatakan masyarakat pemberi asuhan diprioritaskan dari keluarga inti
pemilik Askeskin masih mengalami kesulitan atau yang mempunyai kedekatan emosional yang
memperoleh fasilitas perawatan kesehatan gratis tinggi dengan lansia. Perawat dapat menggunakan
karena hambatan pada administrasi yang lambat dukungan sosial dan emosional, yaitu keluarga-
akibat jumlah petugas sangat minim serta jarak keluarga yang mempunyai pengalaman merawat
terlalu jauh. Fasilitas pelayanan kesehatan lansia lansia di rumah untuk memberikan dukungan
bagi keluarga yang merawat lansia di rumah, berupa terhadap keluarga yang merawat lansia di rumah
tempat fasilitas pelayanan penunjang maupun untuk memperoleh informasi tentang pengalaman
kunjungan rumah belum tersedia, khususnya di merawat lansia.
daerah-daerah seperti Malang.
Peneliti menyarankan adanya jaminan
pelayanan kesehatan masyarakat khusus lansia
untuk memperpendek alur administrasi serta
KESIMPULAN penyediaan transportasi ke pelayanan kesehatan.
Alasan keluarga merawat lansia di rumah Program lansia di Puskemas perlu dikembangkan
disebabkan oleh ekonomi keluarga, kepuasan dengan pengadaan program pendampingan
personal, kondisi kesehatan lansia, menjaga keluarga khususnya yang merawat lansia dengan
kestabilan keluarga, dan keterbatasan sumber tingkat ketergantungan tinggi di rumah.
pendukung. Keluarga dalam merawat lansia
Penelitian kuantitatif selanjutnya dapat
merupakan bentuk kewajiban sebagai tanggung
dilakukan dengan membandingkan atau mengetahui
jawab antar generasi dan tanggung jawab moral
lebih dalam hubungan variabel-variabel yang
yang dilakukan oleh keluarga inti serta anggota
tergambar dalam tema-tema dalam penelitian ini.
keluarga yang mempunyai kedekatan emosional.
Penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan dengan
Kegiatan merawat lansia dengan tingkat topik yang sama di daerah lain sehingga diperoleh
ketergantungan tinggi oleh keluarga untuk pemahaman yang lebih kaya yang diperoleh dari
memenuhi kebutuhan dasar manusia. Mekanisme berbagai pengalaman keluarga dari berbagai daerah
koping maladaptif pengabaian berpotensi timbulnya di Indonesia (ENT, MD).
abuse dan neglect pada lansia. Perubahan peran,
* Staf Akademik Keperawatan Komunitas
fungsi keluarga dan tugas keluarga dapat terjadi
Poltekkes Depkes Malang
selama merawat lansia. Dampak merawat lansia
pada pemberi asuhan berupa hassles, strain, dan ** Staf Akademik Keperawatan Komunitas FIK
UI Philadelphia: Lippincott.
Rice, R. (2001). Home care nursing practice. St.
KEPUSTAKAAN Louis: Mosby Company.
Center for Population and Policy Studies Gadjah
Sally, S.S. (2001). Introduction gerontological
Mada University di Yogyakarta (1999).
nursing. Philadelphia: Lippincott.
Alternatif kebijakan terhadap lansia. http://
www.cpps.or.id, diperoleh 10 Januari 2007. Sebern, M. (2005). Shared care, elder family
member skills used to manage burden. Journal
Connell, P.J. (2003). A phenomenological study
of Advanced Nursing, 52 (2), 170-171.
of the lived of experiences of adult caregiving
daugthers and the elderly mothers. http:// Stanhope, M. & Lancaster, J. (2000). Community
proquest.umi.com/pqdweb diperoleh 10 health nursing: Promoting health of aggregates,
Januari 2007. families, and individuals. (5th ed). St. Louis:
Mosby Year Book Inc.
Day, T. (2000). About Caregiving. http://www.
ericdigest s.org/pre-9219/family.htm diperoleh Stewart, et al. (1998). Peer visitor support for
29 Maret 2007. family caregivers of seniors with stroke.
Canadian Journal of Nursing Research, 30
Effendy, N. (1998). Dasar-dasar keperawatan
(2), 87-117.
kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC.
Stommel, et al. (1990). Caregiver. http://www.
Martire, L. (2006). Depression in family caregivers.
gwu.edu /~cicd /toolkit/caregive.htm,
http://www.wpic.pitt.edu/research /depr/care
diperoleh 4 Maret 2007.
giver.htm, diperoleh 29 Maret 2007.
Streuebert, H.J., & Carpenter, D.R. (1999).
Friedman, M.M. (2003). Family nursing: Research,
Qualitative research in nursing advancing
theory & practice. (5 th ed). Connecticut:
humanistic imperative. (2nd ed). Philadelphia:
Appleton & Lange.
Lippincott.
Hunt, C.K. (2003). Conceps in caregiver research.
Tyson, S. R. (1999). Gerontological nursing care.
Journal of Nursing Scholarship, 35, (1), 28-
Philadelphia: WB Saunders Company.
30.
Vellone, et al. (2002). The experience of Italians
Lueckenotte, A.G. (2000). Gerontologic nursing.
caring for family member with Alzheimer’s
Philadelphia: Mosby-Year Book, Inc.
disease. Journal of Nursing Scholarship, 34
PKBI Pusat. (2000). Perkumpulan Keluarga (4), 323-329.
Berencana Indonesia.
Watson, R. (2003). Perawatan pada lansia. Jakarta:
Potter, P.A. & Perry, A.G. (1997). Fundamental
of nursing: Concepts, process, and practice.
Ketika kita menjadi tua, waktu akan membuat kita dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai
kita, sebagai ganti dari orang-orang yang kita cintai.
(J. Petit Senn)
Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita bisa berpengetahuan
dengan pengetahuan orang lain.
(Michel De Montaigne)