GASTRITIS
Oleh :
RIZKI AGUSTIAN
E010518033
2021
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010)
Keluarga adalah dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan
lainnya dalam peran dan menciptaan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan (WHO dalam Harmoko, 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekelompok orang
yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal dalam satu rumah.
2. Tipe Keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1. Keluarga Inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak
2. Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
4. Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian
5. Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah)
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1. The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2. The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri
3. Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama
4. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family, adalah keluarga yang hidup
bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5. Gay And Lesbian Family adalah Seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital partners)
6. Cohibiting Couple, adalah orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alas an tertentu
7. Group-Marriage Family, adalah beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat
rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya
8. Group Network Family, adalah keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai –
nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan
barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab
membesarkan anaknya
9. Foster Family, adalah keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga
atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
10. Homeless Family, adalah keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
11. Gang, adalah sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga
itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam Struktur
Keluarga diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawin
Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau istri.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan
social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar
rumah.
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga
d. Fungsi ekonomi.
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi.
6. Tahap-Tahap Keluarga
Di indonesia keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap berdasarkan kemampuan
untuk pemenuhan kebutuhan dasar psikososial, ekonomi keluarga di masyarakat yaitu :
a. Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar
secara minimal yaitu kebutuhan pengakaran agama, pangan, sandang, papan, dan
kesehatan atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau indikator
keluarga sejahtera tahap satu.
b. Keluarga sejahtera tahap I adalah keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan dasar
secara minimal serta telah memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya yaitu kebutuhan
pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan, tempat
tinggal atau transportasi.
c. Keluarga Sejahtera tahap II (Keluarga sejahtera II) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh
informasi.
d. Keluarga sejahtera tahap III (Keluarga sejahtera III) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, psikologis dan kebutuhan
pengembangan tetapi belum dapat memberikan sumbangan baik internal ataupun
keluarga serta berperan aktif dengan menjadi pengurus lembaga masyarakat, yayasan
sosial, keagamaan, kesenian, olahraga dan lain-lain.
e. Keluarga tahap IV (Plus) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhannya baik yang bersifat dasar, sosial, perkembangan serta telah mampu
memberikan sumbangan yang nyata bagi masyarakat.
Adapun tanda dan gejala gastritis menurut Wim de Jong (Wim de Jong
Dikutip Amin & Hardhi, 2015):
2. Gastritis Kronik
Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit yang dicurigai.
Bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan antibiotic untuk membatasi
Helicobacter Pylory. Namun demikian lesi tidak selalu muncul dengan gastritis
kronik. Alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus dihindari.
Bila terjadi defisiensi besi (disebabkan oleh perdarahan kronis), maka penyakit
ini harus diobati. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan
meningkatkan istirahat serta memulai farmakoterapi. Helicobacter Pylory dapat
diatasi dengan antibiotik. Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeeriksa adanya antibodi
H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu
tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah juga
dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat perdarahan
lambung akibat gastritis.
b. Pemeriksaan pernafasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi
oleh bakteri H. pylori atau tidak.
c. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam
feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi.
d. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat
terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-x.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda
gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan
cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.
c. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alcohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejal menetap, caira perlu
diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan
adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang
sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian
agen penyebab. (Suzane & Smelzhert, 2001, hal 1062).
C. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
Pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait gastritis adalah :
1. Kebutuhan Nutrisi
Gastritis biasanya diawali oleh frekuensi konsumsi makan dan minum yang
tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat dan
menyebabkan kekurangan nutrisi. Depdiknas mendefinisikan pola makan sebagai
suatu usaha atau cara seseorang untuk makan demi memenuhi kebutuhan sehari-
harinya. Sedangkan menurut WHO pola makan yaitu suatu cara atau usaha yang
dilakukan olehseseorang untuk makan guna memenuhi kebutuhan biologis dan
fisiologis tubuh terutama kebutuhan nutrisi tubuh. Pola makan yang baik dan teratur
merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan
preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis. Penyembuhan gastritis
membutuhkan pengaturan makanan/ nutrisi sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi
pencernaan (Muttaqin, 2012).
a. Pengertian Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
(Hidayat, A.Aziz Alimul, 2012).
b. Faktor yang mempengaruhi nutrisi
1) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan.
2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi gizi seseorang.
3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
dapat mempengaruhi status gizi.
4) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidakmemperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.
5) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomianyang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan
kondisi perekonomian rendah.
6) Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal
ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada
usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energi basal relative konstan.
7) Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan
wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/kgBB/jam.
8) Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin
luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga
kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
9) Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
10) Faktor psikologis serta stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai
simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan
dan daging menyimbulkan kekuatan).
11) Alkohol dan obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkindibelajakan untuk alcohol daripada
makanan.Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal.
Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi
esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.
c. Macam-macam zat gizi
1) Karbohidrat
Adalah zat gizi yang berbentuk amilum.Penyekapan kabohidrat yang
dikonsumsi di temukan dalam 3 bentuk yaitu polisakarida, disakarida, dan
monosakarida. Disakarida dan monosakarida mempunyai sifat muda larut
didalam air, sehingga dapat diserap melewati dinding usus atu mukosa usus
mengikuti hukum difusi osmosis yang tidak memerlukan tenaga dan langsung
memasuki pembulu darah, contohnya pada nasi.
2) Lemak
Penyerapan lemak dalam bentuk gliserol dan asam lemak. Gliserol diserap
secara pasif, sedangkan asam lemak, yang teremulasi ini mampu di serap
melewati dinding usus halus, tidak semua lemak dapat di serap, oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa penyerapan lemak dilakukan dengan cara aktif selektif,
contohnya pada daging.
3) Mineral
Mineral tidak membutuhkan pencernaan, mineral hadir dalam bentuk tertentu
sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya, contohnya pada bayam, kacang-
kacangan (mengandung kalsium (Ca)), ikan laut, kerang (mengandung zeng
(Zn)).
4) Vitamin
Proses penyerapan vitamin dapat dilakukan dengan difusi sederhana, vitamin
yang larut dalam lemak keseluruh tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam
air mempunyai beberapa variasi mekanisme transport aktif.contohnya pada:
minyak ikan, hati, ayam, wortel, bayam (mengandung vitamin A), keju, hati,
telur, kentang (mengandung vitamin B2), jeruk, mangga, tomat (mengandung
vitamin C).
d. Diet/anjuran gizi untuk penderita gastritis
Penatalaksanaan nutrisi yang tepat dan adekuat bagi penderita gastritis akut
merupakan hal yang harus diperhatikan. Keluarga penderita gastristis harus
memperhatikan adanya gejala mual, muntah serta kelemahan pada penderita
sehingga dapat memberikan dukungan secara emosional kepada penderita. Pada
kondisi gastritis akut, penderita tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan dan
minuman selama beberapa jam sampai beberapa hari sampai gejala akut yang
dirasakan hilang. Pada keadaan tersebut terapi intravena diperlukan dan monitor
secara reguler.Secara bertahap penderita diberikan makanan cair, lembek, dan padat
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi oral sehingga secara bertahapakan menurunkan
kebutuhan terhadap terapi intravena dan meminimalkan iritasi mukosa lambung
(Smeltzer & Bare 1996 dikutip Hidayat, A.Aziz Alimul, 2012). Penderita tidak
diperbolehkan mengkonsumsi makanan atau minuman yang bersifat iritatif karena
akan menyebabkan iritasi mukosa lambung dan menghindari kafein karena dapat
menstimulasi sistem saraf pusat sehingga meningkatkan aktivitas lambung dan
sekresi pepsin (Smeltzer & Bare 1996. dikutip Hidayat, A.Aziz Alimul, 2012).
Adapun syarat-syarat diet bagi penderita gastritis adalah sebagai berikut:
1) Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan. Energi dan protein cukup, sesuai
kemampuan pasien untuk menerimanya.
2) Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan
secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
3) Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
4) Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
5) Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis,
mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan).
6) Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak dianjurkan
minum susu terlalu banyak.
7) Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
8) Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk
memberi istirahat pada lambung (Almatsier 2012).
e. Masalah yang Timbul dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Penderita Gastritis
1) Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolism, tanda klinis:
a. Berat badan 10-20% dibawah normal.
b. Tinggi badan dibawah ideal.
c. Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e. Adanya penurunan albumin serum.
f. Adanya penurunan transferrin
Data Umum
a. Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga (bukan hanya kalau sakit
diapakan tetapi bagaimana prevensi/promosi).
b. Bila ditemui data maladaptif, langsung lakukan
c. penjajakan tahap II (berdasar tugas keluarga seperti Bagaimana keluarga mengenal
masalah, Mengambil keputusan, Merawat anggota keluarga, Memodifikasi
lingkungan dan Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan).
d. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangkan panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping keluarga
4) Strategi adaptasi yang disfungsional: Adakah cara keluarga mengatasi masalah
secara maladaptive
e. Pemeriksaan fisik (head to toe)
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, kepala, mata mulut, THT,
Leher, Thorax, abdomen, ekstermitas atas dan bawah, sistem genitalia.
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.
f. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
Pengkajian tahap II
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada asuhan keperawatan keluarga yaitu dilakukan pada semua anggota
keluarga. Adapun pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu :
1. B1(breath) : takhipnea
2. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer
lambat, warna kulit pucat.
3. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi, nyeri epigastrum.
4. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap
makanan pedas.
6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan
X bobot
Angka Tertinggi