Anda di halaman 1dari 27

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENANGANI PASIEN DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D


Gangguan proses pikir : Waham adalah suatu keyakinan yang salah dan dipertahankan
1. PENGERTIAN
secara kuat/terus-menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan asuhan
2. TUJUAN
keperawatan pada pasien dengan gangguan proses pikir : waham
Dilakukan pada semua klien yang mengalami gangguan isi pikir : waham di semua ruang
3. KEBIJAKAN
intensif dan ruang tenang
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN
Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
2. Mencari informasi atau data tentang klien

Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Perkenalan diri antara perawat dan pasien
3. Bina hubungan saling percaya
4. Kontrak topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat
B. LANGKAH KERJA
I. SP pasien:
SP 1 :
a. Identifikasi kebutuhan pasien
b. Bicara konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham
pasien)
c. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
d. Masukkan dalam jadwal harian pasien

SP 2 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1)
b. Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki
c. Pilih dan latih potensi/kemampuan yang dimiliki
d. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 3 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1 dan 2)
b. Pilih kemampuan yang dapat dilakukan
c. Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki
d. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 1


II. SP Keluarga
SP 1 :
a. Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
b. Jelaskan proses terjadinya waham
c. Jelaskan tentang cara merawat pasien waham
d. Latih (simulasi) cara merawat
e. Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal merawat pasien

SP 2 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
b. Latih keluarga cara merawat pasien (langsung ke pasien)
c. Rencana tindak lanjut keluarga

SP 3 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1 dan 2)
b. Evaluasi kemampuan pasien
c. Rencana tndak lanjut keluarga:
- Follow up
- Rujukan
C. TAHAP TERMINASI
I. Terminasi sementara
a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan klien
d. Kontrak ulang topik, waktu dan tempat untuk
pertemuan berikutnya
e. Penutup

II. Terminasi Akhir


a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi semua kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan klien
d. Penutup
4. UNIT TERKAIT Seluruh ruang perawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 2


MENANGANI PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D


Resiko bunuh diri merupakan tindakan secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
1. PENGERTIAN
mengakhiri hidupnya
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan asuhan
2. TUJUAN
keperawatan pada pasien dengan resiko bunuh diri
Dilakukan pada semua klien yang mengalami resiko bunuh diri di semua ruang intensif dan
3. KEBIJAKAN
ruang tenang
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN
Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
2. Mencari informasi atau data tentang klien

Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Perkenalan diri antara perawat dan pasien
3. Bina hubungan saling percaya
4. Kontrak topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat
B. LANGKAH KERJA
I. SP pasien:
SP 1 :
a. Identifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
b. Amankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
c. Lakukan kontrak treatment
d. Ajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
e. Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

SP 2 :
a. Identifikasi aspek positif klien
b. Dorong pasien untuk berpikir positif terhadap diri
sendiri
c. Dorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu
yang berharga
SP 3 :
a. Identifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
b. Nilai pola koping yang biasa dilakukan
c. Identifikasi pola koping yang konstruktif
d. Dorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
e. Anjurkan pasien menerapkan pola koping yang
konstruktif dalam kegiatan harian
SP 4 :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 3
a. Buat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
b. Identifikasi cara mencapai rencana masa depan yang
realistis
c. Beri dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis

II. SP Keluarga
SP 1 :
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda, dan gejala resiko bunuh diri
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
c. Jelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri

SP 2 :
a. Latih keluarga mempraktekan cara merawat pasien
dengan resiko bunuh diri
b. Latih keluarga melakukan cara merawat langsung
kepada pasien resiko bunuh diri

SP 3 :
a. Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat
b. Jelaskan follow up pasien setelah pulang

SP 4 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga
b. Evaluasi kemampuan pasien
c. Rencana tndak lanjut keluarga:
- Follow up
- Rujukan
C. TAHAP TERMINASI
III. Terminasi sementara
a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan klien
d. Kontrak ulang topik, waktu dan tempat untuk
pertemuan berikutnya
e. Penutup

IV. Terminasi Akhir


a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi semua kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan klien
dan keluarga
d. Penutup
4. UNIT TERKAIT Seluruh ruang perawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MENANGANI PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 4


No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D


Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk periiaku yang bertujuan untuk melukai seseorang
1. PENGERTIAN
secara fisik dan psikologis
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan asuhan
2. TUJUAN
keperawatan pada pasien dengan perilaku kekerasan
Dilakukan pada semua klien yang mengalami perilaku kekerasan di semua ruang intensif
3. KEBIJAKAN
dan ruang tenang
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN
Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
2. Mencari informasi atau data tentang klien
Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Perkenalan diri antara perawat dan pasien
3. Bina hubungan saling percaya
4. Kontrak topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat
B. LANGKAH KERJA
I. SP pasien:
SP 1 :
a. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat perilaku kekerasan
b. Latih cara fisik 1 (tarik nafas dalam)
c. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian pasien

SP 2 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
b. Latih cara fisik 2 (pukul kasur/bantal)
c. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian pasien

SP 3 :
a. Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP 1 dan 2
b. Latih secara sosial/verbal:
 Menolak dengan baik
 Meminta dengan baik
 Mengungkapkan dengan baik
c. Masukan dalam jadwal kegiatan harian pasien

SP 4 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, 2,3)
b. Latih secara spiritual:
 Berdoa
 Sholat

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 5


c. Masukan dalam jadwal kegiatan harian pasien

SP 5 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, 2, 3 dan 4)
b. Latih secara spiritual
 Berdoa
 sholat
c. masukan dalam jadwal harian pasien

II. SP Keluarga
SP 1 :
a. Identifikasih masalah keluaga dalam merawat pasien
b. Penjelasan tentang perilaku kekerasan:
 Penyebab
 Akibat
 Cara merawat
c. Latih 2 cara merawat
d. Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga untuk
merawat pasien

SP 2 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
b. Latih (simulasi) 2 cara lain untuk merawat pasien
c. Latih langsung ke pasien
d. Menyusun rencana tindak lanjut keluarga/adwal keluarga
untuk merawat pasien

SP 3 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1 dan 2)
b. Latih langsung ke pasien
c. Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga untuk
merawat pasien

SP 4:
a. Evaluasi sp 1,2,dan 3
b. Latih langsung ke pasien
c. Rencana tindak lanjut keluarga:
- Follow up
- Rujukan
C. TAHAP TERMINASI
I. Terminasi sementara
a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan klien
d. Kontrak ulang topik, waktu dan tempat untuk pertemuan
berikutnya
e. Penutup
II. Terminasi Akhir
e. Evaluasi perasaan klien
f. Evaluasi semua kegiatan yang telah dilakukan
g. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan klien dan
keluarga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 6


h. Penutup
4. UNIT TERKAIT Seluruh ruang perawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 7


No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D


Merupakan rencana yang akan dilakukan kepada pasien / klien setelah
1. PENGERTIAN
melakukan pengkajian dan menentukan diagnosa

2. TUJUAN Panduan melakukan tindakan agar sesuai dengan standar


3. KEBIJAKAN
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN
Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
2. Mencari informasi atau data tentang klien

Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Perkenalan diri antara perawat dan pasien
3. Bina hubungan saling percaya
4. Kontrak topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat
B. LANGKAH KERJA
1. Melakukan kesepakatan dengan klien atau dengan keluarga
tentang rencana tindakan keperawatan dengan mengacu
pada perncapaian tujuan dan criteria evaluasi sesuai dengan
kondisi klien
2. Mengidentifikasi prioritas rencana tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan kondisi klien.
3. Membuat alas an logis (rasional) dari setiap rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan
4. Menyepakati versamaklien dan keluarga tentang prioritas
rencana kegiatan keperawatan
C. TAHAP TERMINASI
1. Perawat meminta klien menceritakan kembali apa yang telah
dibicarakan selama interaksi
2. Mengingatkan waktu interaksi akan segera berakhir.
3. Menanyakan perasaan klien tentang berakhirnya interaksi.
4. Membuat rencana tindak lanjut.
5. Menyepakati kontrak baru untuk pertemuan berikutnya
6. Mengucapkan salam dengan ramah , sopan dan bersahabat
4. UNIT TERKAIT Seluruh ruang perawatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PASIEN PULANG ANTAR (DROPPING)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 8
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D


Dropping adalah mengantarkan pasien yang bermasalah pada keluarga
dengan alasan :
1. PENGERTIAN  Tidak memerlukan perawatan lagi
 Bermasalah dalam keuangan
 Keluarga menolak membawa pulang
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pemulangan pasien yang
2. TUJUAN
bermasalah
Setiap pasien yang tidak dijemput keluarga akan dipulangkan dengan cara dropping dan
3. KEBIJAKAN
harus tersedia SK Pelaksanaan Dropping
PROSEDUR KERJA
LANGKAH KERJA
1. Ada instruksi dropping dari dokter yang merawat
2. Instalasi Rawat Inap mengurus kelengkapan administrasi :
- Persetujuan dokter
- Menghitung hari rawat dan obat – obatan yang dipakai
- Kendaraan ke Bagian Rumah Tangga
- Biaya perjalanan dinas ke bendahara rutin
3. Bendahara pendapatan membuat perincian biaya pendapatan sesuai
ketentuan yang berlaku
4. Pasien diantar oleh petugas yang ditunjuk
5. Apabila tidak berhasil maka pasien kembali ke ruang rawat inap
6. Membuat laporan pelaksanaan dropping ke bagian Instalasi Rawat Inap
7. Surat tugas harus ditandatangani oleh keluarga dan RT
4. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Keswamas
2. Instalasi Rawat Inap
3. Bagian Keuangan
4. Bagian Umum

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MENANGANI PASIEN DENGAN KURANG PERAWATAN DIRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 9


Tanggal Terbit

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D


Kurang perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan
1. PENGERTIAN
kemampuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan asuhan
2. TUJUAN
keperawatan pada pasien dengan kurang perawatan diri
Dilakukan pada semua klien yang mengalami kurang perawatan diri di semua ruang intensif
3. KEBIJAKAN
dan ruang tenang
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN
Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
2. Mencari informasi atau data tentang klien

Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Perkenalan diri antara perawat dan pasien
3. Bina hubungan saling percaya
4. Kontrak topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat
B. LANGKAH KERJA
I. SP pasien:
SP 1 :
a. Identifikasi kebersihan diri, berdandan, makan, dan BAB/BAK
b. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
c. Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
d. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1)
b. Jelaskan pentingnya berdandan
c. Latih cara berdandan:
 Untuk pasien laki-laki meliputi cara:
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Bercukur

 untuk pasien perempuan meliputi cara:


 Berpakaian
 Menyisir rambut
 berhias
d. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1 dan 2)
b. Jelaskan cara dan alat makan yang benar:
 Jelaskan cara mempersiapkan makan
 Jelaskan cara merapikan peralatan makan setelah
makan
 Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang
baik

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 10


 Latih kegiatan makan
c. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 4 :
a. Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP 1, 2, dan 3)
b. Latih cara BAB dan BAK yang baik
c. Menjelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai
d. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan
BAK

II. SP Keluarga
SP 1 :
a. Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
dengan maslaah kebersihan diri, berdandan, makan,
makan, BAB/BAK
b. Jelaskan kurang perawatan diri
c. Jelaskan cara merawat kebersihan diri, berdandan, makan,
BAB/BAK
d. Bermain peran cara merawat
e. Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga merawat
pasien
SP 2 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
b. Latih keluarga merawat langsung ke pasien, kebersihan
diri dan berdandan
c. Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga untuk
merawat pasien
SP 3 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1 dan 2)
b. Latih keluarga merawat langsung ke pasien cara makan
c. Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga untuk
merawat pasien
SP 4 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga
b. Evaluasi kemampuan pasien
c. Rencana tndak lanjut keluarga:
- Follow up
- Rujukan
C. TAHAP TERMINASI
III. Terminasi sementara
a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan klien
d. Kontrak ulang topik, waktu dan tempat untuk pertemuan
berikutnya
e. Penutup

IV. Terminasi Akhir


a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi semua kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan klien
d. Penutup
4. UNIT TERKAIT Seluruh ruang perawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 11


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MENANGANI PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 12


Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D
1. PENGERTIAN Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya
2. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial
3. KEBIJAKAN Dilakukan pada semua klien yang mengalami isolasi sosial di semua ruang intensif dan
ruang tenang
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN
Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
2. Mencari informasi atau data tentang klien
Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Perkenalan diri antara perawat dan pasien
3. Bina hubungan saling percaya
4. Kontrak topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat
B. LANGKAH KERJA
I. SP pasien:
SP 1 :
a. Identifikasi penyebab:
 Siapa yang satu rumah dengan pasien
 Siapa yang dekat dengan pasien dan apa alasannya
 Siapa yang tidak dekat dengan pasien dan apa alasannya
b. Tanyakan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang
lain:
 Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi
dengan orang lain
 Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin
berinteraksi dengan orang lain
 Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman
dan bergaul akrab dengan mereka
 Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan
tidak bergaul dengan orang lain
 Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik
pasien
c. Latih berkenalan
 Jelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain
 Beri contoh cara berinteraksi dengan orang lain
 Beri kesempatan pasien mempraktekan cara berinteraksi
dengan orang lain yang dilakukan dihadapan perawat
 Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang
teman/anggota keluarga
 Bila pasien sudah menunjukan kemajuan, tingkatkan jumlah
interaksi dengan jumlah 2,3,4 orang, dan seterusnya
 Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah
dilakukan oleh pasien
 Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah
berinteraksi dengan orang lain, mungkin pasien akan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 13


mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya, beri
dorongan terus-menerus agar pasien tetap semangat
meningkatkan interaksinya
d. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 2 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
b. Latih hubungan sosial secara bertahap
c. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3 :
a. Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP 1 dan 2
b. Latih cara berkenalan dengan dua orang atau lebih
c. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

II. SP Keluarga
SP 1 :
a. Identifikasih masalah keluaga dalam merawat
pasien
b. Jelaskan tentang isolasi sosial
c. Jelaskan tentang cara merawat pasien
d. Latih (simulasi)
e. Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga
untuk merawat pasien

SP 2 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
b. Latih keluarga merawat pasien
c. Menyusun rencana tindak lanjut
keluarga/adwal keluarga untuk merawat
pasien
SP 3 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1 dan 2)
b. Latih (langsung ke pasien)
c. Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga
untuk merawat pasien

SP 4:
a. Evaluasi kemampuan keluarga
b. Evaluasi kemampuan pasien
c. Rencana tindak lanjut keluarga:
- Follow up
- Rujukan
C. TAHAP TERMINASI
I. Terminasi sementara
a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan
klien
d. Kontrak ulang topik, waktu dan tempat untuk
pertemuan berikutnya
e. Penutup

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 14


II. Terminasi Akhir
a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi semua kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan
klien dan keluarga
d. Penutup
4. UNIT TERKAIT Seluruh ruang perawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


HOME VISITE / KUNJUNGAN RUMAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 15


Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D
Home Visit adalah kegiatan pelayanan kesehatan jiwa yang dilakukan
1. PENGERTIAN
dengan cara mengunjungi rumah pasien untuk pasien yang bermasalah
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam mengunjungi rumah
2. TUJUAN pasien dalam rangka memantau terapi bagi pasien yang sudah pulang dan
kerjasama dalam terapi bagi keluarga pasien yang dikunjungi
3. KEBIJAKAN Setiap kunjungan rumah harus membawa surat tugas
PROSEDUR KERJA
LANGKAH KERJA
1. Petugas yang ditunjuk menyiapkan administrasi dan kelengkapan
persyaratan lainnya
2. Petugas berangkat mengunjungi pasien dan keluarga yang sebelumnya
harus menemui dulu ketua RT di mana pasien berada
3. Petugas mendatangi pasien dan keluarga menyampaikan maksud dan
tujuan kunjungan rumah dan menanyakan permasalahan pada
pasien/keluarga
4. Petugas membantu menyelesaikan masalah yang terjadi dan memberi
penyuluhan yang diperlukan
5. Petugas membuat laporan dan bukti administrasi pada bagian yang
terkait
4. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Keswamas
2. RT/RW setempat

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MENANGANI PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 16


Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang
1. PENGERTIAN
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan asuhan
2. TUJUAN
keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah
Dilakukan pada semua klien yang mengalami harga diri rendah di semua ruang intensif dan
3. KEBIJAKAN
ruang tenang
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN
Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
2. Mencari informasi atau data tentang klien
Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Perkenalan diri antara perawat dan pasien
3. Bina hubungan saling percaya
4. Kontrak topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat
B. LANGKAH KERJA
I. SP pasien:
SP 1 :
a. Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki:
 Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan
dan aspek positif seperti kegiatan pasien dirumah, adanya
keluarga, dan lingkungan terdekat pasien
 Beri pujian yang realistis dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif
b. Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
 Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih digunakan
saat ini
 Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien:
 Aktivitas mana saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien
 Beri contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan
pasien
 Susun bersama pasien aktivitas atau kegiatan sehari-hari
pasien
c. Nilai kemampuan pertama yang telah dilatih
 Diskusikan dengan klien untuk menetapkan urutan kegiatan
(yang sudah dipilih pasien) yang akan dilatihkan
 Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan
yang akan dilakukan pasien
 Berikan dukungan atau pujian yang nyata sesuai kemampuan
yang diperlihatkan pasien
d. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
 Beri kemampuan pada pasien untuk mencoba kegiatan
 Beri pujian atas aktivitas/ kegiatan yang dapat dilakukan pasien
setiap hari
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi dan perubahan
sikap

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 17


 Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan
keluarga
 Beri kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan. Yakinkan bahwa keluarga mendukung
setiap aktivitas yang dilakukan pasien

SP 2 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
b. Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
c. Latih kemampuan yang akan dipilih
d. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 3 :
a. Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP 1 dan 2)
b. Latih kemampuan yang akan di pilih
c. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

II. SP Keluarga
SP 1 :
a. Identifikasih masalah keluaga dalam merawat pasien
b. Jelaskan proses terjadinya harga diri rendah
c. Jelaskan tentang cara merawat pasien
d. Main peran dalam merawat pasien HDR
e. Susun rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga
untuk merwat pasien

SP 2 :
a. Evaluasi kemampuan SP 1
b. Latih keluarga langsung ke pasien
c. Menyusun rencana tindak lanjut keluarga/adwal keluarga
untuk merawat pasien
SP 3 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga
b. Evaluasi kemampuan pasien
c. Rencana tindak lanjut keluarga:
- Follow up
- Rujukan
C. TAHAP TERMINASI
I. Terminasi sementara
a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan klien
d. Kontrak ulang topik, waktu dan tempat untuk pertemuan
berikutnya
e. Penutup

II. Terminasi Akhir


a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi semua kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan klien

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 18


dan keluarga
d. Penutup
4. UNIT TERKAIT Seluruh ruang perawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MENANGANI PASIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI :
HALUSNASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 19


Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D
Gangguan sensori persepsi adalah : halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa dimana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi: merasakan sensori palsu berupa suara,
1. PENGERTIAN
penglihatan, pengecapan, perabaan, dan penghiduan. Pasien merasakan stimulasi yang
sebetulnya tidak ada.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan asuhan


2. TUJUAN
keperawatan pada pasien dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi

Dilakukan pada semua klien yang mengalami gangguan sensori persepsi : halusinasi di
3. KEBIJAKAN
semua ruang intensif dan ruang tenang
PROSEDUR KERJA

A. PERSIAPAN
Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
2. Mencari informasi atau data tentang klien

Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Perkenalan diri antara perawat dan pasien
3. Bina hubungan saling percaya
4. Kontrak topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat
B. LANGKAH KERJA
I. SP pasien:
SP 1 :
a. Bantu pasien mengenal halusinasi (isi, waktu terjadinya,
frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadi halusinasi)
b. Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan
tindakannya meliputi:
 Jelaskan cara menghardik halusinasi
 Peragakan cara menghardik
 Minta pasien memperagakan ulang
 Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku pasien
 Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 2 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
b. Latih berbicara/ bercakap dengan orang lain saat
halusinasi muncul
c. Masukkan dalam jadwal harian pasien
SP 3 :
a. Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP 1 dan 2
b. Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul.
Tahapannya:
 Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk
mengatasi halusinasi
 Diskusikan aktivitas yang bisa dilakukan oleh
pasien
 Latih pasien melakukan aktivitas
 Susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih (dari bangun pagi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 20


sampai tidur malam)
c. Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan
penguatan terhadap perilaku pasien yang positif

SP 4 :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2 dan 3)
b. Tanyakan program pengobatan
c. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan
jiwa
d. Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program
e. Jelaskan akibat bila putus obat
f. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
g. Jelaskan pengobatan (5B)
h. Latih pasien minum obat
i. Masukan dalam jadwal harian pasien

II. SP Keluarga
SP 1 :
a. Identifikasih masalah keluaga dalam merawat pasien
b. Jelaskan tentang halusinasi:
 Pengertian halusinasi
 Jenis halusinasi yang dialami pasien
 Tanda dan gejala halusinasi
 Cara merawat pasien halusinasi (cara
berkomunikasi, pemberian obat, dan pemberian
aktivitas kepada pasien)
c. Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang bisa
dijangkau
d. Bermain peran dengan perawat
e. Susun rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga
untuk merwat pasien
SP 2 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
b. Latih keluarga merawat pasien
c. Menyusun rencana tindak lanjut keluarga/adwal
keluarga untuk merawat pasien

SP 3 :
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1 dan 2)
b. Evaluasi keluarga merawat pasien
c. Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga untuk
merawat pasien

SP 4:
a. Evaluasi kemampuan keluarga
b. Evaluasi kemampuan pasien
c. Rencana tindak lanjut keluarga:
- Follow up
- Rujukan
C. TAHAP TERMINASI
I. Terminasi sementara
a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 21


c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan
klien
d. Kontrak ulang topik, waktu dan tempat untuk
pertemuan berikutnya
e. Penutup

II. Terminasi Akhir


a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi semua kegiatan yang telah dilakukan
c. Berikan penguatan atau pujian atas keberhasilan
klien dan keluarga
d. Penutup
4. UNIT TERKAIT Seluruh ruang perawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PERUMUSAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 22


Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D
Merupakan proses yang dilaksanakan setelah pengumpulan data dari analisa
1. PENGERTIAN
data
2. TUJUAN Untuk menentukan tindakan yang tepat pada klien Sesuai dengan permasalahan

3. KEBIJAKAN
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN
Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
2. Mencari informasi atau data tentang klien

Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Perkenalan diri antara perawat dan pasien
3. Bina hubungan saling percaya
4. Kontrak topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat
B. LANGKAH KERJA
1. Melakukan pengelompokan data yang selaras dan
mendukung terhadap munculnya masalah keperawatan
kesehatan jiwa
2. Menetapkan masalah keperawatan kesehatan jiwa yang
muncul pada klien sesuai dengan data subyektif dan data
ovyektif yang didapatkan.
3. Menetapkan diagnose keperawatan klien dengan :
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Perilaku kekerasan.
c. Harga diri rendah kronis.
d. Harga diri rendah situasional.
e. Gangguan body image.
f. Gangguan peran.
g. Kecemasan.
h. Berduka disfungsional.
i. Gangguan persepsi sensori:halusinasi.
j. Isolasi social.
k. Deficit perawatan diri.
l. Lain-lain…………………….
C. TAHAP TERMINASI
1. Mengingatkan waktu interaksi akan segera berakhir
2. Perawat meminta klien menceritakan kembali apa yang telah
dibicarakan selama interaksi
3. Menanyakan perasaan klien tentang berakhirnya interaksi
4. Membuat rencana tindak lanjut
5. Menyepakati kontrak baru untuk pertemuan berikutnya.
6. Mengucapkan salam dengan ramah , sopan dan bersahabat.
4. UNIT TERKAIT Seluruh ruang perawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 23


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAKSANAAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN
GANGGUAN KESEHATAN JIWA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 s/d 3
Ditetapkan,
Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi

Tanggal Terbit

Sri Wahyuni, S.Pd., M.Kes., Ph.D

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 24


Pelaksanaan pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik pada pasien/klien
1. PENGERTIAN
untuk menentukan diagnosa keperawatan
Untuk memandu perawat dalam menentukan diagnosa dan tindakan yang
2. TUJUAN
tepat sesuai dengan masalah pasien

3. KEBIJAKAN
PROSEDUR KERJA
A. PERSIAPAN
Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
2. Mencari informasi atau data tentang klien

Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Perkenalan diri antara perawat dan pasien
3. Bina hubungan saling percaya
4. Kontrak topik yang akan dibicarakan, waktu dan tempat
B. LANGKAH KERJA
I. SP 1
1. Mengkaji faktor presipitasi dan alas an masuk Rumah
Sakit
2. Mengkaji faktor predisposisi, meliputi :
a. Menanyakan pernahkah mengalami gangguan jiwa
dimasa lalu
b. Menanyakan pengobatan sebelumnya
c. Menanyakan pernahkah mengalami aniaya fisik,
seksual, penolakan
d. Menanyakan riwayat keluarga yang mengalami
gangguan jiwa
e. Menanyakan pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan
3. Melaksanakan pemeriksaan fisik :
a. Mendekatkan alat-alat serta jelaskan alat yang akan
digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik
b. Menanyakan keluhan fisik
c. Mengukur tanda-tanda vital
d. Mengukur tinggi badan dan berat badan
e. Melakukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan
efek samping obat terhadap system tubuh seperti :
penglihatan kabur, mulut kering dan stomatitis,
pusing, ortho statik hipotensi, pendengaran
berkurang, tremor pada lengan, kekakuan/kelemahan
pada ekstremitas, nyeri lambung/perut, konstipasi,
drowsiness (mengantuk), reflex

II. SP 2 :
Melaksanakan pemeriksaan psikososial :
a. Menanyakan program 3 generasi ke atas (minimal)
b. Menanyakan konsep diri (gambaran diri, identitas, peran,
ideal diri dan harga diri)
c. Aktivitas motorik (lesu, tegang, gelisah, agitasi, tik dsb)
d. Menanyakan spiritual (nilai keyakinan, kegiatan
keagamaan)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 25


III. SP 3 :
1. Melaksanakan pemeriksaan status mental :
a. Penampilan (tidak rapi, tidak sesuai dsb)
b. Pembicaraan (cepat, apatis, keras, lambat, gagap dsb)
c. Aktivitas motorik (lesu, tegang, gelisah, agitasi, tik dsb)
d. Alam perasaan (sedih, ketakutan, putus asa, khawatir,
gembira berlebihan)
e. Afek (datar, tumpul, labil, tidak sesuai)
f. Interaksi selama wawancara (bermusuhan, tidak
kooperatif, kontak mata kurang, defensive, dsb)
g. Persepsi (pendengaran, penglihatan, penghirupan,
perabaan, pengecapan)
h. Proses pikir (sirkumstansial, tangensial, kehilangan
asosiasi dsb)
i. Isi pikir (obsesi, phobia dsb)
j. Proses pikir/waham (agama, somatis, kebesaran, curiga)
k. Tingkat kesadaran (bingung, sedasi, stupor dsb)
l. Disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang
m. Memori (gangguan daya ingat jangka panjang, gangguan
daya ingat jangka pendek, gangguan daya ingat saat ini,
kofabulasi)
n. Tingkat konsentrasi dan berhitung (mudah beralih, tidak
mampu konsentrasi, tidak mampu berhitung sederhana)
o. Kemampuan penilaian (gangguan ringan, gangguan
bermakna)
p. Daya tilik diri (mengingkari penyakit yang diderita,
menyalahkan hal-hal diluar dirinya

IV. SP 4
1. Mengidentifikasi kebutuhan persiapan pulang :
a. Makan
b. BAB
c. BAK
d. Mandi
e. Berpakaian/berhias
f. Istirahat dan tidur
g. Penggunaan obat
h. Pemeliharaan kesehatan
i. Kegiatan di dalam ruman dan di luar rumah
2. Mekanisme koping
a. Adaptif
b. Maladaptif

V. SP 5
Tingkat pengetahuan klien tentang :
a. Penyakit jiwa
b. Presipitasi
c. Koping
d. System pendukung
e. Penyakit fisik
f. Kepatuhan obat

VI. SP 6
1. Masalah psikososial dan lingkungan
a. Masalah dengan dukungan kelompok spesifik
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan
c. Masalah pendidikan, spesifik

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 26


d. Masalah dengan pekerjaan, spesifik
e. Masalah dengan perumahan, spesifik
f. Masalah ekonomi, spesifik
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
h. Masalah lainnya, spesifik
2. Simpulkan hasil pengkajian yang didapat
3. Lakukan terminasi dengan pasien
4. Dokumentasikan data hasil pengkajian dengan
menggunakan format pengkajian
C. TAHAP TERMINASI
1. Mengingatkan waktu interaksi akan segera berakhir
2. Menanyakan perasaan klien tentang berakhirnya interaksi
3. Meminta klien menceritakan kembali apa yang telah dibahas
selama interaksi
4. Membuat rencana tindak lanjut
5. Menyepakati kontrak baru
6. Mengucapkan salam dengan ramah, sopan dan bersahabat
4. UNIT TERKAIT Seluruh ruang perawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE KEPERAWATAN JIWA Page 27

Anda mungkin juga menyukai