cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam
tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
1. Cairan hipotonik:
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah
dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka
cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel
yang dituju.
Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah
(dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi)
dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba
cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan
peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang.
2. Cairan Isotonik:
Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen
darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang
mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun).
Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif dan hipertensi.
Contohnya adalah cairan ringer-laktat (rl), dan normal saline/larutan garam fisiologis
(nacl 0,9%).
3. Cairan hipertonik:
1. Kristaloid:
Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume
expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien
yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
1) Normal Saline
Kegunaan :
Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit serta membuat peningkatan pada
metabolit nitrogen berupa ureum dan kreatinin pada penyakit ginjal akut.
3) Deaktrosa
Manfaat deaktrosa adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat terapi
intravena,dan diperlukan untuk hidrasi ketika pasien sedang dan selesai operasi.
Komposisi cairan ini hampir sama dengan cairan Ringer Laktat namun keduanya
memiliki manfaat yang berbeda bagi pasien yaitu :
demam berdarah
luka bakar (syok hemoragik)
Manfaat yang dirasakan pasien dengan cairan ini 3-4 kali lebih cepat dan
efektif daripada cairan Ringer Laktat (RL)
2. Koloid:
Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari
membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan
dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.
1) Albumin
Komposisi : Protein 69-kDa yang mendapat pemurnian yang berasal dari plasma
manusia (misalnya 5 %).
Adapun manfaat albumin yaitu mengganti jumlah volume yang hilang atau protein
ketika pasien mengalami syok hipovolemia, hipoalbuminemia, saat operasi ,trauma,
gagal ginjal yang akut dan luka bakar. Selain itu, ketika pasien diterapi dengan
albumin dapat memberi pengaruh diuresis yang berkelanjutan serta membantu dalam
penurunan berat badan.
3) Dextran
4) Gelatin
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam
berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Na 130 mEq
K 4 mEq
Cl 109 mEq
Ca 3 mEq
Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
1) Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami
gangguan hati
2) Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik
dibanding RL pada neonatus
3) Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi
dengan isofluran
4) Mempunyai efek vasodilator
Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA,
dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk
edema serebral
2. KA-EN 1B
Indikasi:
1) Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus
emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
2) < 24 jam pasca operasi
3) Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya
300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
4) Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam
1) Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral
terbatas
2) Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
3) Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
4) Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
5) Direkomendasikan untuk usia ≥ 3 tahun atau berat badan ≥ 15 kg
4. KA-EN MG3
Indikasi :
1) Mengandung klaium dalam kadar tepat untuk memelihara hemeostatis tubuh yakni
20mEq/L.
2) Mengandung natrium dalam kadar moderat untuk menghindari risiko hypernatremia
(konsentrasi natrium yang tinggi dalam darah) yakni 50mEq/L.
3) Mensuplai kalori sesuai kebutuhan pasien untuk mencegah katabolisme protein. (1,5
L KA-EN MG3 = 600 kcal)
5. KA-EN 4A
Indikasi :
Na 30 mEq/L
K 0 mEq/L
Cl 20 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 40 gr/L
6. KA-EN 4B
Indikasi:
1) Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
2) Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko
hipokalemia (kekurangan kalium)
3) Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
4) Direkomendasikan untuk usia < 3 tahun atau berat badan < 15 kg
Komposisi:
Na 30 mEq/L
K 8 mEq/L
Cl 28 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
7. Otsu-NS
Indikasi:
1) Untuk resusitasi
2) Kehilangan Cl, misal muntah-muntah
3) Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi
adrenokortikal, luka bakar)
8. Otsu-RL
Indikasi:
1) Resusitasi
2) Suplai ion bikarbonat
3) Asidosis metabolik
9. MARTOS-10
Indikasi:
10. AMIPAREN
Indikasi:
11. AMINOVEL-600
Indikasi:
1. Nutrisi tambahan pada gangguan saluran Gastrointestinal, mis. short bowel syndrome,
anoreksia dankelainan gastro-intestinal berat.
2. Penderita Gastrointestinal yang dipuasakan, mis. fistula enterokutan
3. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)
4. Stres metabolik sedang
5. Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
12. PAN-AMIN G
Indikasi:
Kalsium = 4 mEq
Sorbitol = 50 gram
Klorida = 90 mEq
Magnesium =6 mEq
Manfaatnya yakni memenuhi kebutuhan pasien akan air dan cairan elektrolit baik saat
sebelum,sedang dan sesudah operasi. Selain itu, dapat membantu pasien mendapatkan
kembali air dan cairan elektrolit saat mengalami dehidrasi isotonik dan kehilangan cairan
intarselular, juga memenuhi kebutuhan pasien akan makanan yang mengandung
karbohidrat secara parsial.