Disusun Oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta petunjuk yang berlimpah sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah Sains Keperawatan : Teori – Teori Middle Range.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas Sains Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini kelompok tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Nelwati, S.Kep, MN, PhD, sebagai pembimbing dan semua pihak
yang telah memberikan konstribusi dalam tugas ini.
Tiada gading yang tidak retak, demikian pula dengan penulisan makalah
ini, kita menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kelompok
akan sangat berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan, kritik
dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir harapan
kelompok semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga amal
kebaikan kita dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI...............................................................................................7
2.1. Definisi Middle Range Theories.............................................................7
2.2. Perbandingan dengan Level Teori yang Lain......................................7
2.3. Pengelompokan Teori.............................................................................8
2.4. Ciri-Ciri Midlle Range Theory..............................................................9
2.5. Perkembangan Middle Range Theory................................................10
2.6. Penggunaan Middle Range Theory.....................................................10
2.7. Kontroversi Tentang Middle Range Theory.......................................11
2.8. Tokoh-tokoh Middle Range Theory....................................................11
BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP.............................................................................................................23
3.1 Kesimpulan.........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan.
Teori Middle Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik,
cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai
petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada
grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
4
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi Middle Range Theories
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/
gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu
pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan
dapat digambarkan dalam suatu model. Middle range theories
dapatdikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman
dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.
6
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan
lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena
yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit.
Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory,
mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam
penelitian dan pengembangan suatu teori.
1. Tipe fisiologis
2. Tipe kognitif
3. Tipe emosional
4. Tipe sosial
5. Tipe integrative
2.3.2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:
1. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)
2. Tidal Model (Phil Barker, 2001)
7
3. Comfort (Kolcaba, 1992)
4. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya
8
1. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
2. Mudah diterapkan
3. Bisa diterapkan pada berbagai situasi
4. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat
9
2.7. Kontroversi Tentang Middle Range Theory
Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz,
seorang penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage,
memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini, sedangkan yang lainnya
memasukkan ke dalam middle range teori. Dalam analisis dasar Middle Range
Teori “Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu
pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range
Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu
sempit, tetapi berada pada kondisi dipertengahan. Untuk mencegah salah
penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para penemu teori harus
memberikan Identitas Teori terhadap komponen konsep dalam teori tersebut.
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian
banyak kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle
range teori telah dikritisi untuk membedakannya dengan Grand Teori,karena
mampu untuk diuji meggunakan ide postif –logis.
Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru
lahir terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih
sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi
10
berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang
berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola
perilaku bayi.
11
1. Vulnerability
2. Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu
gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih
baik.
3. Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan
keadan yang baik.
4. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi
terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan
kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat
masa lalu.
5. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi yaitu sebagai
berikut:
1) Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber
yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri
2) Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual
yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel
hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.
2.8.4. Carolyn L Wiener
12
aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major
influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran
perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya
merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
13
1) Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
2) Understanding (pemahaman)
3) Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
4) Spirituality (spiritualitas)
5) Exercise (latihan)
1. Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu
diperhatikan:
2. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang
adalah yang hal yang terpenting.
3. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup
mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
4. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu).
Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.
14
5. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam
cerita tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang
anda bantu (klien).
6. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya
setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman
hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk
membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu
dalam proses pemulihannya.
7. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun
praktisi atau tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan
harus menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi
transparan atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien tersebut
memahami apa yang sebenarnya sedang dilakukannya.
8. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita
seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya
mana yang dapat digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana
yang tidak dapat digunakan.
9. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga
penolong bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan
menentukan langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah
awal merupakan langkah yang penting.
10. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga
daripada waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan
yang harus ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita
punya?” melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat
ini?".\
11. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah
konstan). Hal ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:
1) Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas.
Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah satu
15
dari sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan
keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan
mereka ke “lautan pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat
melanjutkan perjalanan hidup mereka.
2) Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia
akan terus berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu
tujuan utama intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu klien
membangun kesadaran bahwa sekecil apapun perubahan itu akan
membawa dampak yang besar bagi hidupnya.
3) Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk
mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan
mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya.
4) Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam
sebuah tarian.
2.8.8. Kristen Swanson
1. Theory of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya
pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit
perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui
system untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter
et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang
lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan
dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat
pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori
keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak
hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia
seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi
keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993).
Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu
menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam
16
aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser
pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu pasien lebih
dekat dengan tujuannya (well-being).
2.8.9. Shirly M. Moore
1. Sumber Teoritis
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka
teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur,
proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari
teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan struktur adalah
sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan)
yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan
akut.
Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang
dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:
1) bebas dari rasa sakit,
2) mendapatkan penghiburan,
3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,
4) berada dalam kedamaian dan
5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang
peduli.
2. Penggunaan Bukti Empiris
Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua
pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh
literatur menangani beberapa komponen teori. Para standart perawatan terdiri
dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian yang diturunkan di bidang
nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori preskriptif relaxation. Ruland
dan Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan teoritis untuk teori
mereka sebagai berikut:
1) Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi
farmakologis dan nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman pasien
tidak sakit.
17
2) Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik,
memfasilitasi istirahat, relaksasi dan kepuasan, dan mencegah komplikasi
berkontribusi dengan pengalaman pasien kenyamanan.
3) Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan
tentang perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan martabat, empati
dan rasa hormat dan menjadi perhatian terhadap pasien menyatakan
kebutuhan, keinginan, dan preferensi berkontribusi dengan pengalaman
pasien martabat dan rasa hormat.
4) Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan pasien
menyatakan kebutuhan untuk obat antiansietas, kepercayaan inspirasi,
memberikan yang lain pasien dan signifikan dengan bimbingan dalam
masalah-masalah praktis dan memberikan kehadiran fisik orang lain peduli
apakah berkontribusi diinginkan untuk pengalaman pasien merasa damai.
5) Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati
kesedihan orang lain, kekhawatiran dan pertanyaan dan memfasilitasi
peluang untuk kedekatan keluarga kepada orang lain yang signifikan atau
orang yang peduli.
6) Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat
yang damai, kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang-
orang yang peduli berkontribusi sampai akhir hidup damai.
3. Pengembangan Lebih Lanjut
Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli
dan dengan demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah langkah dapat
digunakan untuk memajukan pembangunan. orang bisa mempertimbangkan
penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga conceps (nyeri, kenyamanan,
damai) menciptakan sebuah konsep tunggal yang terkait dengan manajemen
gejala fisik psikologis. Konsep atau pemetaan analisis dapat digunakan untuk
menentukan jika beberapa kriteria proses yang berhubungan dengan tiga
konsep (nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :
1) Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit dan
menerapkan intervensi farmakologis dan non phramlocological)
18
2) Kriteria proses kenyamanan (mencegah, pemantauan, dan menghilangkan
ketidaknyamanan fisik)
3) Proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi
kebutuhan obat anti ansietas).
4) Intervensi nonpharmacological (misalnya musik, humor, atau relaksasi)
yang berfungsi untuk distrac pasien sekarat yang berguna untuk
menghilangkan nyeri, kecemasan, dan ketidaknyamanan fisik secara
umum. Revisi ini juga akan berfungsi untuk menghubungkan Teori EOL
Damai untuk berbagai teori tengah Baik dan Moore (1996).
2.8.10. Georgene Gaskill Eakes
Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-
anak baik secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang
berulang dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang tua.
Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang
menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang
abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992). Berbeda
dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan
kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut
Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-
19
anak dengan spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai kesedihan luas
yang bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke
1994).
Kerugian
Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata
atau pengalaman. Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak
dengan kondisi kronis yang berbeda dari ideal itu.
Pemicu Kejadian
Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau
kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.
Metode manajemen
20
Manajemen yang tidak efektif
Manajemen Efektif
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range
teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada
Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari
disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan
diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya
terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena
abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-
Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan
bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range
teori dapat digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable
yang spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener
dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus
penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori
pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.
22
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu
keperawatan.Teori ini menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek
keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana
penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri
intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan
orang lain dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang,
dan masa depan, dan transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik
realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan,
salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji
dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan
ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek
yang menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada
lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas
mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik
klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat
kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang
menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu
diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun
lebih mudah diaplikasikan ke dalam praktik dibandingkan dengan Grand Teori.
23
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. R. 2014. Nursing theory & their work (8 th ed). The CV Mosby
Company St. Louis. Toronto. Missouri: Mosby Elsevier. Inc
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd
ed. New York: Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto:
The CV Mosby Company St. Louis
24