Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TEORI – TEORI MIDDLE RANGE

Disusun Oleh:

Zulaika Harissya 2021312006


Fajar Idul Syaputra 2021312007
Ritta Farma 2021312008
Sulistiawati 2021312010
Rahmiwati 2021312011
Lilis Saliban 2021312012
Riska Subhianti Putri 2021312013
Mawaddah 2021312016
Neni Legawinarni 2021312018

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta petunjuk yang berlimpah sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah Sains Keperawatan : Teori – Teori Middle Range.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas Sains Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini kelompok tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Nelwati, S.Kep, MN, PhD, sebagai pembimbing dan semua pihak
yang telah memberikan konstribusi dalam tugas ini.

Tiada gading yang tidak retak, demikian pula dengan penulisan makalah
ini, kita menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kelompok
akan sangat berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan, kritik
dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir harapan
kelompok semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga amal
kebaikan kita dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.

Padang, 21 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI...............................................................................................7
2.1. Definisi Middle Range Theories.............................................................7
2.2. Perbandingan dengan Level Teori yang Lain......................................7
2.3. Pengelompokan Teori.............................................................................8
2.4. Ciri-Ciri Midlle Range Theory..............................................................9
2.5. Perkembangan Middle Range Theory................................................10
2.6. Penggunaan Middle Range Theory.....................................................10
2.7. Kontroversi Tentang Middle Range Theory.......................................11
2.8. Tokoh-tokoh Middle Range Theory....................................................11
BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP.............................................................................................................23
3.1 Kesimpulan.........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan.
Teori Middle Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik,
cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai
petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada
grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.

Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam


pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas
asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan
berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan
riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan.

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan


kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model
konseptual keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan
rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan
yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah
dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa
tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan,  implimentasi
tindakan dan evaluasi.

Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan


dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu
memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam
praktek keperawatan.

4
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan umum makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle


range theory dan beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa
tokoh keperawatan.

1.2.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui defenisi Middle Range Theory.


2. Untuk mengetahui perbandingan dengan level teori yang lain.
3. Untuk mengetahui pengelompokan teorhy.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri Midlle Range Theory.
5. Untuk mengetahui Perkembangan Middle Range Theory.
6. Untuk mengetahui Penggunaan Middle Range Theory.
7. Untuk mengetahui kontroversi tentang Middle Range Theory.
8. Untuk mengetahui tokoh-tokoh Middle Range Theory.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi Middle Range Theories
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/
gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu
pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).

Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan
dapat digambarkan dalam suatu model.  Middle range theories
dapatdikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman
dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.

2.2. Perbandingan dengan Level Teori yang Lain


Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik
untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik
dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle
range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji
dalam pemikiran empiris.

Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan


penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton
(1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin
praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range
theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang
nampak dalam grand teori.

Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan


dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat
keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup
terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.

6
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan
lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena
yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.

Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit.
Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory,
mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam
penelitian dan pengembangan suatu teori.

Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan


middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory:

1. Ruang lingkupnya lebih sempit


2. Lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
3. Terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
4. Merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas
5. Lebih dapat diuji secara empiris
6. Lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik

2.3. Pengelompokan Teori

Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan


oleh beberapa penyusun buku menurut:

2.3.1. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories ke


dalam tipe-tipe :

1. Tipe fisiologis
2. Tipe kognitif
3. Tipe emosional
4. Tipe sosial
5. Tipe integrative
2.3.2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:
1. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)
2. Tidal Model (Phil Barker, 2001)

7
3. Comfort (Kolcaba, 1992)
4. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya

2.4. Ciri-Ciri Midlle Range Theory


Ciri-ciri Middle Range Theory menurut beberapa pendapat yaitu sebagai
berikut:
2.4.1 Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :

1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi


2. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
3. Tanpa indikator pengukuran
4. Masih cukup abstrak
5. Konsep dan proposisi yang terukur
6. Inklusif
7. Memiliki sedikit konsep dan variabel
8. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
9. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
10. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara
induktif menggunakan studi kualitatif
11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak
merupakan hal ilmiah yang menarik
12. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
13. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
14. Mid-range theory  tumbuh langsung dari praktik.

2.4.2 Menurut Meleis, A. I. (1997) :

1. Ruang lingkup terbatas,


2. Memiliki sedikit abstrak,
3. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
4. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)

2.4.3. Menurut Whall (1996) :

8
1. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
2. Mudah diterapkan
3. Bisa diterapkan pada berbagai situasi
4. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat

2.5. Perkembangan Middle Range Theory


Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range
theory bersumber pada proses intelektual yang meliputi:

1. Teori induktif yang membangun teori melalui riset


2. Teori deduktif yang berasal dari grand theory
3. Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
4. Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi
5. Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik

2.6. Penggunaan Middle Range Theory


Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian.
Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari
penelitian.serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian.
(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat membantu praktik dengan
memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungknkan untuk
menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.

Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan


penggunaan Middle Range Teori dalam penelitian keperawatan masih cukup luas.
Dan sebagian besar Middle Range Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini
sangat jelas ketika kita membandingkan seberapa sering Middle Range Teori dan
Grand Teori dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian,
yangdiidentifikasi menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian
tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar menggunakan teori
keperawatan dan 54 lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya
dan kebanyakan dari ilmu psikologi.

9
2.7. Kontroversi Tentang Middle Range Theory
Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz,
seorang penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage,
memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini, sedangkan yang lainnya
memasukkan ke dalam middle range teori. Dalam analisis dasar Middle Range
Teori “Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu
pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range
Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu
sempit, tetapi berada pada kondisi dipertengahan. Untuk mencegah salah
penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para penemu  teori harus
memberikan Identitas Teori terhadap komponen  konsep dalam teori tersebut.

Ketidakakuratan dari  middle range teori hanya salah satu dari sekian
banyak kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle
range teori telah dikritisi untuk membedakannya  dengan Grand Teori,karena
mampu untuk  diuji meggunakan ide postif –logis.

2.8. Tokoh-tokoh Middle Range Theory


2.8.1. Ramona T. Mercer

Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual


keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role
Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran
proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai
asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam
melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan
pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu
untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.

Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru
lahir terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih
sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi

10
berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang
berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola
perilaku bayi.

Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan


menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana
lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu.
2.8.2. Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran
logis antara lain:
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang
diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh
melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan
sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit
atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
2. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan
spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari
yang umum ke yang spesifik.
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat
untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan
diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit
teori.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek
tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil
dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian
hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.

2.8.3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)

11
1. Vulnerability

Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan


kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah
keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.

2. Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu
gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih
baik.
3. Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan
keadan yang baik.
4. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor  yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi
terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan
kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat
masa lalu.
5. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi yaitu sebagai
berikut:
1) Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber
yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri
2) Tindakan yang  berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual
yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel
hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.
2.8.4. Carolyn L Wiener

Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada


kondisi fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk
membentuk kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari

12
aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major
influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran
perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya
merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.

Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh


karena itu kondisi sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut.Domain dari
kondisi sakit adalah berhubungan dengan ketidakpastian bervariasi dalam
dominasi di lintasan penyakit (table 30.1) melalui aliran dinamis dari persepsi
tentang diri dan interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan
seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk kerja .Lingkungan dari kerja
termasuk individu dan yang lainnya dengan semua interaksi,termasuk keluarga
dan pelayanan kesehatan. Semua komponen yang berperan tersebut disebut total
organisasi. Seorang yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama namun semua
pekerjaan yang diambil didalamnya dipengaruhi oleh total organisasi.

2.8.5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN

1. Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory


Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering
diabaikan dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam
ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat
mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional
jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari
gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi
postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada
hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang
tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum. Cheryl
menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis,
psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan
akan muncul beberapa gejala. Cheryl memperkenalkan NURSE program
untuk menangani depresi postpartum. NURSE program ini meliputi 5 aspek
perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:

13
1) Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
2) Understanding (pemahaman)
3) Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
4) Spirituality (spiritualitas)
5) Exercise (latihan)

Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan


dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu
atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam
setiap tahap penyembuhan mereka.

2.8.6. Merle Helaine Mishel.

1. Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory


Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan
pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan terhadap penyakit
berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai sebagai
ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan
terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan
toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap
penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih
tinggi, dan penurunan kualitas hidup.
2.8.7. Phil Barker

1. Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu
diperhatikan:
2. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang
adalah yang hal yang terpenting.
3. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup
mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
4. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu).
Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.

14
5. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam
cerita tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang
anda bantu (klien).
6. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya
setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman
hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk
membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu
dalam proses pemulihannya.
7. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun
praktisi atau tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan
harus menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi
transparan atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien tersebut
memahami apa yang sebenarnya sedang dilakukannya.
8. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita
seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya
mana yang dapat digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana
yang tidak dapat digunakan.
9. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga
penolong bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan
menentukan langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah
awal merupakan langkah yang penting.
10. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga
daripada waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan
yang harus ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita
punya?” melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat
ini?".\
11. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah
konstan). Hal ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:
1) Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas.
Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah satu

15
dari sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan
keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan
mereka ke “lautan pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat
melanjutkan perjalanan hidup mereka.
2) Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia
akan terus berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu
tujuan utama intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu klien
membangun kesadaran bahwa sekecil apapun perubahan itu akan
membawa dampak yang besar bagi hidupnya.
3) Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk
mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan
mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya.
4) Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam
sebuah tarian.
2.8.8. Kristen Swanson
1. Theory of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya
pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit
perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui
system untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter
et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang
lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan
dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat
pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori
keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak
hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia
seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi
keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993).
Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu
menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam

16
aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser
pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu pasien lebih
dekat dengan tujuannya (well-being).
2.8.9. Shirly M. Moore
1. Sumber Teoritis 
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka
teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur,
proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari
teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan struktur adalah
sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan)
yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan
akut.
Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang
dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:
1) bebas dari rasa sakit,
2) mendapatkan penghiburan,
3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,
4) berada dalam kedamaian dan
5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang
peduli.
2. Penggunaan Bukti Empiris
Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua
pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh
literatur menangani beberapa komponen teori. Para standart perawatan terdiri
dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian yang diturunkan di bidang
nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori preskriptif relaxation. Ruland
dan Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan teoritis untuk teori
mereka sebagai berikut:
1) Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi
farmakologis dan nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman pasien
tidak sakit.

17
2) Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik,
memfasilitasi istirahat, relaksasi dan kepuasan, dan mencegah komplikasi
berkontribusi dengan pengalaman pasien kenyamanan.
3) Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan
tentang perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan martabat, empati
dan rasa hormat dan menjadi perhatian terhadap pasien menyatakan
kebutuhan, keinginan, dan preferensi berkontribusi dengan pengalaman
pasien martabat dan rasa hormat.
4) Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan pasien
menyatakan kebutuhan untuk obat antiansietas, kepercayaan inspirasi,
memberikan yang lain pasien dan signifikan dengan bimbingan dalam
masalah-masalah praktis dan memberikan kehadiran fisik orang lain peduli
apakah berkontribusi diinginkan untuk pengalaman pasien merasa damai.
5) Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati
kesedihan orang lain, kekhawatiran dan pertanyaan dan memfasilitasi
peluang untuk kedekatan keluarga kepada orang lain yang signifikan atau
orang yang peduli.
6) Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat
yang damai, kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang-
orang yang peduli berkontribusi sampai akhir hidup damai.
3. Pengembangan Lebih Lanjut
Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli
dan dengan demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah langkah dapat
digunakan untuk memajukan pembangunan. orang bisa mempertimbangkan
penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga conceps (nyeri, kenyamanan,
damai) menciptakan sebuah konsep tunggal yang terkait dengan manajemen
gejala fisik psikologis. Konsep atau pemetaan analisis dapat digunakan untuk
menentukan jika beberapa kriteria proses yang berhubungan dengan tiga
konsep (nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :
1) Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit dan
menerapkan intervensi farmakologis dan non phramlocological)

18
2) Kriteria proses kenyamanan  (mencegah, pemantauan, dan menghilangkan
ketidaknyamanan fisik)
3) Proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi
kebutuhan obat anti ansietas).
4) Intervensi nonpharmacological (misalnya musik, humor, atau relaksasi)
yang berfungsi untuk distrac pasien sekarat yang berguna untuk
menghilangkan nyeri, kecemasan, dan ketidaknyamanan fisik secara
umum. Revisi ini juga akan berfungsi untuk menghubungkan Teori EOL
Damai untuk berbagai teori tengah Baik dan Moore (1996).
2.8.10. Georgene Gaskill Eakes

Para NCRCS ( The Nursing Consurtium  For Research on Chronic


Sorrow ) berdasarkan berbagai Middle Range Theory  kesedihan Cronic pada dua
sumber utama. Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar dari
konsep asli kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998). Lazarus dan
Folksmans (1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar bagi konseptualisasi
tentang bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis.
Konsep kesedihan kronis berasal  karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke,
Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan
Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan  kesedihan kronis
panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai deskripsi sederhana
reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al, 1992).

Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-
anak  baik secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang
berulang dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang tua.
Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang
menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang
abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992). Berbeda
dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan
kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut
Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-

19
anak dengan spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai kesedihan luas
yang bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke
1994).

NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi


berusaha untuk memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus
dan Folksmans 1984 bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode
manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al, 1998)
Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali kesedihan merangsang
mekanisme koping individu. Ada  kategori mengatasi gaya atau manajemen.
Strategi koping internal meliputi tindakan berorientasi kognitif penilaian kembali
dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range Theory
kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi
tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.

Konsep Mayor dan Definisi Kesedihan Kronis

Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang dihasilkan


dari kerugian ditandai dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang
secara periodik dan gejala ini berpotensi progresif.

Kerugian

Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata
atau pengalaman. Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak
dengan kondisi kronis yang berbeda dari ideal itu.

Pemicu Kejadian

Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau
kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.

Metode manajemen

Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan kronis.


Ini mungkin internal (strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi perawatan
kesehatan atau orang lain yang intervensi).

20
Manajemen yang tidak efektif

Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan


individu atau meningkatkan perasaan kesedihan kronis.

Manajemen Efektif

Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan


kenyamanan individu yang terkena.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range
teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret  daripada
Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari
disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan
diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya
terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena
abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-
Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan
bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.

Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand


Teori,atau dapat pula bersumber dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat
kita lihat dari pernyataan beberapa ahli. Mungkin ada hubungan yang eksplisit
antara beberapa grand teori dan middle range teori. Sebagai contoh, (middle range
teori) Reed (1991)  transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara
langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range
lainnya mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam
hal ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori  dapat berada
pada tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini
penting untuk menetapkan validitas sebagai teori.

Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range
teori dapat digunakan langsung dalam tatanan  praktik, karena memiliki variable
yang spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener
dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus
penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori
pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.

22
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu
keperawatan.Teori ini menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek
keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana
penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri
intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan
orang lain dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang,
dan masa depan, dan transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik
realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan,
salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji
dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan
ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.

Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori  ada beberapa aspek
yang menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada
lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas
mendekati  tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik
klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat
kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang
menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu
diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun
lebih mudah diaplikasikan ke dalam praktik  dibandingkan dengan Grand Teori.

23
DAFTAR PUSTAKA
 

Alligood, M. R. 2014. Nursing theory & their work (8 th ed). The CV Mosby
Company St. Louis. Toronto. Missouri: Mosby Elsevier. Inc

Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh


tanggal 21 Oktober 2020, jam 15.35

McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge.

Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation


specific theories in nursing research and practice. New York:
SpringerPublishingCompany.

Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and


nursing practice.  3rd ed. Philadelphia:  F. A. Davis Company.

Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories,


Application to Nursing Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott
William & Wilkins.

Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory


Development Using King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing
Company .

Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd
ed.  New York: Springer Publishing Company.

Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto:
The CV Mosby Company St. Louis

24

Anda mungkin juga menyukai