Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2018 ISBN: 978-602-60401-9-0

JENIS CACING TANAH DI KAWASAN DEUDAP PULO ACEH


KABUPATEN ACEH BESAR

Hasbuna1) Siti Syarifah2) Sulasmi Rike Syara3) dan Rizky Ahadi4)


1,2,3,4)
Program Studi Pendidikan Biologi FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Email: sulasmirike.syara@gmail.com

ABSTRAK

Pulo Nasi adalah salah satu pulau dari beberapa pulau yang menjadi bagian dari gugusan kepulauan
Pulau Aceh yang terletak di kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Populasi dekomposer
merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesuburan tanah. Salah satu dekomposer
utama yang berperan dalam menentukan kesuburan tanah adalah cacing tanah. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui jenis cacing Tanah di Kawasan Deudap Pulo Aceh Kabupaten Aceh
Besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode hand sortir dan kimia. Hasil
penelitian ditemukan 4 spesies dari 3 famili cacing tanah, yaitu Lumbricus rubellus dan Pheretima
terestis dari famili Lumbricidae. Pheretima sp dari famili Megascolecidae, dan Eudrilus eugenia
dari famili Eudrilidae.

Kata Kunci: Populasi Cacing Tanah, Gampong Deudap.

PENDAHULUAN
ulo Nasi adalah salah satu pulau dari sisa pencernaan (feses) yang merupakan sumber
beberapa pulau yang menjadi bagian bahan organik tanah (Sapto, 2011).
dari gugusan kepulauan Pulau Aceh Peranan cacing tanah sangat penting
yang terletak di kabupaten Aceh Besar, Provinsi dalam proses dekomposisi bahan organic tanah.
Aceh. Pulau Nasi berada pada koordinat 95° 9’ Bersama-sama mikroba tanah lainnya terutama
4.44” BT dan 5° 37’ 18.68” LU, dan merupakan bakteri, cacing tanah ikut berperan dalam siklus
pulau terbesar kedua dalam gugusan kepulauan biogeokimia (Subowo, 2008). Cacing tanah
Pulau Aceh setelah Pulau Breuh atau Pulau memakan serasah daun dan materi tumbuhan
Beras. yang mati lainnya, dengan demikian materi
Di Pulau Aceh terdapat hutan yang tersebut terurai dan hancur (Hardjowigeno,
menjadi suatu kawasan hutan hujan tropis. 2010).
Kawasan hutan mempunyai fungsi pokok Tubuh cacing tanah terdiri dari segmen-
sebagai perlindungan sistem penyangga segmen dan memiliki struktur organ-organ
kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah sederhana, yang justru menyebabkan cacing
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi tanah dapat terus beradaptasi dengan lingkungan
air laut, dan memelihara kesuburan tanah. hidupnya. Cacing tanah tidak memiliki alat
Populasi dekomposer merupakan salah gerak seperti kaki dan tangan, otot badannya
satu faktor yang menentukan tingkat kesuburan yang memanjang (longitudinal) dan otot
tanah. Salah satu dekomposer utama yang badannya yang melingkar tebal (sirkuler)
berperan dalam menentukan kesuburan tanah ternyata sangat berguna untuk pergerakan
adalah cacing tanah. Cacing tanah termasuk (Sugiantoro, 2012).
invertebrata, phylum Annelida, ordo Kontraksi otot longitudinal menyebabkan
Oligochaeta. Cacing tanah tersebut memakan tubuh cacing tanah bisa memanjang dan
sisa tanaman yang membusuk dan menghasilkan memendek. Sedangkan kontraksi otok sirkuler
menyebabkan tubuh cacing tanah mengembang

75
Hasbuna dkk.

dan mengkerut. Sinkronisasi kontraksi kedua pengambilan langsung dengan tangan


jenis otot ini menimbulkan gaya gerak kedepan. sedangkan metode kimia yaitu dengan
Kalau diperhatikan kelihatan lemah, tetapi menggunakan larutan cuka (M. Ali S dan
sebetulnya tidak demikian, cacing tanah Samsul Kamal, 2017).
termasuk relatif kuat karena dengan susunan Prosedur Penelitian
otot yang melingkar dan memanjang cacing Metode Hand Sortir
tanah dapat menembus tanah (Suin, 1997). Dibuat plot sampling berukuran 1x1 m
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebanyak 15 plot untuk metode handsortir dan
untuk mengetahui jenis cacing Tanah di 15 plot untuk metode kimia pada kawasan yang
Kawasan Deudap Pulo Aceh Kabupaten Aceh ingin dilakukan pengamatan. Diletakkan kertas
Besar. koran atau lainnya pada salah satu sisi plot.
Digali semua tanah sedalam lebih kurang 30 cm
METODE PENELITIAN dan tanah ditampung di dalam koran. Dicatat
Tempat dan Waktu Penelitian semua cacing yang diperoleh. Dilakukan
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah identifikasi dan dicatat di dalam tabel.
pegunungan gampong Deudap, Pulo Nasi Metode Kimia
Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Dibuat plot sampling berukuran 1x1 m
dan dilanjutkan di Laboratorium Biologi UIN pada kawasan yang ingin dilakukan
Ar-Raniry Banda Aceh dimulai dari bulan April pengamatan. Dituangkan cuka pada permukaan
2017 sampai Juli 2017. tanah di sisi tertentu di dalam plot sampling.
Alat dan Bahan Diamati apa yang terjadi dan dikumpulkan
Adapun alat yang digunakan dalam semua hewan yang ada. Dilakukan penggalian
penelitian ini adalah cangkul, meteran, kertas tanah yang ada di dalam plot sampling
koran, pipa plot, kamera, timbangan, soil tester, mengikuti cara kerja I.
LAM, botol sampel, slotip, label name, alat
tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
alkohol, cuka, dan aquades. Adapun jenis-jenis cacing tanah
Metode Pengumpulan Data berdasarkan metode Hand Sortir dapat dilihat
Metode pengumpulan data yang pada Tabel 1 di bawah ini:
digunakan dalam pengamatan populasi cacing di
kawasan Hutan kampung Deudap pulo Aceh
Kabupaten Aceh Besar yaitu Hand sortir dan
Kimia. Metode Hand sortir yaitu metode

Tabel 1. Jenis-Jenis Cacing Tanah Berdasarkan Metode Hand Sortir

Jumlah
No. Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Individu

1 Annelida Clitellata Haplotaxida Lumbricidae Lumbricus Lumbricus rubellus 115

2 Annelida Oligochaeta Ophistopora Megascolecidae Pheretima Pheretima sp. 76

3 Annelida Oligochaeta Terricohaeta Lumbricidae Pheretima Pheretima terestis 6

Jumlah 197

76
Jenis Cacing Tanah di Kawasan Deudap Pulo Aceh ...

Adapun jenis-jenis cacing tanah Tabel 2 di bawah ini:


berdasarkan metode Kimia dapat dilihat pada

Tabel 2. Jenis-Jenis Cacing Tanah Berdasarkan Metode Kimia

Jumlah
No Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Individu

Lumbricus
1 Annelida Clitellata Haplotaxida Lumbricidae Lumbricus 136
rubellus

2 Annelida Oligochaeta Ophistopora Megascolecidae Pheretima Pheretima sp. 40

3 Annelida Oligochaeta Ophistopora Eudrilidae Eudrilus Eudrilus Eugenia 2

Jumlah 178

keasaman (pH) optimum bagi cacing tanah


Berdasarkan hasil penelitian dikawasan adalah 6,8-7,2.
Deudap Pulo Aceh ditemukan 4 spesies dari 3 Suhu lingkungan yang diperlukan oleh
famili cacing tanah, yaitu Lumbricus rubellus cacing tanah untuk pertumuhan berkisar antara
dan Pheretima terestis dari famili Lumbricidae. 15-25°C dan suhu yang lebih tinggi dari 25°C
Pheretima sp dari famili Megascolecidae, masih baik untuk pertumbuhan cacing tanah bila
Eudrilus eugenia dari famili Eudrilidae. kelembapannya mendukung. Suhu lingkungan
Spesies yang paling banyak ditemukan di sangat berpengaruh pada aktivitas metabolisme,
kawasan deudap adalah spesies Lumbricus pertumbuhan, respirasi dan produksi. Suhu yang
rubellus dari famili Lumbricidae dan spesies terlalu tinggi dan terlalu rendah akan sangat
yang paling sedikit ditemukan adalah spesies mengganggu terhadap fisiologi cacing tanah
Eudrilus eugenia. Hal ini disebabkan oleh faktor (Palungkun, 2010).
fisik dan kimia.
Adapun faktor fisik dan kimia yang KESIMPULAN
ditemukan pada plot penelitian mempunyai Ph Berdasarkan hasil penilitian ditemukan 4
tanah 5,1 dan temperatur 28ºC. Keasaman spesies dari 3 famili cacing tanah, yaitu
media merupakan faktor pembatas pada Lumbricus rubellus dan Pheretima terestis dari
penyebaran cacing tanah. famili Lumbricidae. Pheretima sp dari famili
Hal ini sesuai dengan pendapat Brata Megascolecidae, dan Eudrilus eugenia dari
(2009), dimana cacing tanah jarang dijumpai famili Eudrilidae.
pada tanah dengan pH di bawah 4, karena

DAFTAR PUSTAKA

Brata. 2009. Cacing Tanah: Factor Palungkun. 2010. Usaha Ternak Cacing Tanah
Mempengaruhi Pertumbuhan dan Lumbricus rubellus. Jakarta: Penebar
Perkembangbiakkan. Bogor: IPB Press. Swadaya.
Hardjowigeno. 2010. Ilmu Tanah, 288. Jakarta: Sapto. 2011. Mendulang Emas Hitam Melalui
Akademika Pressindo. Budu Daya Cacing Tanah. Yogyakarta:
M. Ali S dan Kamal S. 2017. Penuntun Lily Publisher.
Praktikum Ekologi Hewan. Banda Aceh.
77
Hasbuna dkk.

Subowo. 2003. Aktivitas Cacing Tanah


(Pheretima Hupiensis) pada bahan tanah
Ultisol lapisan atas di tetarium. Prosiding
Seminar Nasional Inovasi Teknologi
Sumberdaya Tanah dan Iklim. Bogor.
Sugiantoro. 2012. Harta Karun dari Cacing
Tanah. Yogyakarta: DAFA Publishing.
Suin NM. 1997. Ekologi Hewan Tanah.
Bandung: Bumi Aksara ITB.

78

Anda mungkin juga menyukai