Anda di halaman 1dari 5

BAHAN AJAR

Jenis Tulang Berdasarkan Zat Penyusun


1. Tulang Keras
Permukaan luar tulang keras dibungkus oleh membran yang disebut periosteum.
Periosteum berfungsi melindungi tulang keras dan menyediakan tempat perlekatan bagi tendon
dan ligamen. Periosteum menutupi hampir seluruh bagian tulang keras, kecuali pada bagian per-
sambungan antartulang. Bagian yang disebut persendian ini, ditutupi oleh kartilago yang lebih
lunak. Periosteum mengandung banyak pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Kerusakan
pada periosteum menyebabkan rasa sakit pada saat tulang patah. Pembuluh darah pada
periosteum menyediakan nutrisi, oksigen, dan mineral untuk menjaga agar tulang tetap sehat.
T. keras terutama berfungsi sebagai penyusun rangka tubuh. Berdasarkan
strukturnya,tulang keras dibedakan menjadi tulang padat (tulang kompak) dan tulang spons.

a) Tulang Padat

Tulang padat bersifat halus dan padat. Pada setiap batang tulang padat terdapat sistem
Havers (sebagai penghargaan bagi penemunya, yaitu Clopton Havers). Di bagian tengah sistem
Havers terdapat saluran Havers yang berisi pembuluh darah dan saraf. Setiap saluran Havers
dikelilingi oleh osteosit. Antarosteosit dihubungkan oleh suatu saluran kecil yang disebut
kanalikuli. Di bagian tengah tulang padat terdapat rongga yang berisi bahan seperti jeli yang
disebut sumsum. Sumsum tulang dapat berupa sumsum merah yang membentuk eritrosit dan
leukosit, atau berupa sumsum kuning yang terdiri atas sel-sel lemak inaktif.

b) Tulang Spons

Tulang spons memiliki struktur berongga-rongga seperti sarang lebah dengan bobot lebih
ringan daripada tulang padat, tetapi tetap sangat kuat. Tulang spons tidak memiliki sistem
Havers, tetapi rongga-rongga di dalamnya juga berisi sumsum. Tulang spons terdapat pada ujung
tulang panjang. Rongga-rongga tulang spons pada tulang paha (femur), tulang lengan atas
(humerus), dan tulang dada (sternum) berisi sumsum merah.

2. Tulang Rawan

Tulang rawan sering disebut juga kartilago (tulang muda). Penyusun tulang rawan adalah
sel-sel Tulang Rawan yang disebut kondrosit. Setiap kondrosit terletak di dalam rongga kecil
yang disebut lakuna.

Lakuna ini dikelilingi oleh matriks tulang rawan yang berupa serabut elastin, serabut
fibrosa, dan serabut kolagen. Matriks tersebut disintesis oleh kondrosit. Tulang rawan bersifat
lentur, tetapi kuat.

Di ruang antarsel tulang rawan terdapat banyak zat perekat dan sedikit zat kapur.
Berdasarkan kandungan matriksnya, tulang rawan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tulang
rawan hialin, Tulang Rawan Elastin, dan Tulang Rawan Fibrosa.
a) Tulang Rawan Hialin
Tulang rawan jenis ini paling banyak ditemukan di dalam tubuh, misalnya pada hidung,
trakea, bronkus, laring, ujung tulang rusuk, dan persendian. Matriks tulang rawan lebih banyak
mengandung serabut elastin daripada serabut kolagen. Tulang Rawan Hialin juga merupakan
penyusun rangka embrio, yang nantinya akan digantikan oleh tulang keras, kecuali ujung-ujung
tulang rusuk dan persendian. Tulang Rawan Hialin memiliki penampakan seperti kaca (Yunani:
hya-los = kaca) yang bening kebiruan (Gambar 3.1).
b) Tulang Rawan Elastin

Tulang rawan jenis ini terdapat pada daun telinga, epiglotis, saluran Eustachio, dan laring.
Tulang rawan ini bersifat lentur karena matriksnya banyak mengandung serabut

c) Tulang Rawan Fibrosa


Matriks Tulang Rawan Fibrosa mengandung banyak serabut kolagen yang padat dan
kasar sehingga kuat, kaku, serta liat (Gambar 3.3). Tulang rawan jenis ini dapat ditemukan pada
persendian tulang belakang dan pada simfisis pubis.

Jenis Tulang Berdasarkan Bentuknya

Berikut ini adalah jenis-jenis tulang berdasarkan bentuk :

1)   Tulang Pipa

Tulang pipa adalah suatu tabung tulang padat dengan tulang spons di dalamnya. Sesuai
dengan namanya, tulang ini berbentuk seperti pipa, yaitu bulat, panjang, dan berongga. Rongga
tulang pipa berisi sumsum kuning dan sumsum merah. Fungsi utama tulang pipa adalah sebagai
pengungkit dan penyokong, serta untuk gerak.
2)   Tulang Pipih

Tulang ini berbentuk pipih dan tersusun atas dua lapis tulang padat yang dipisahkan oleh
tulang spons. Rongga di dalamnya berisi sumsum merah. Fungsi utama tulang pipih adalah
sebagai pelindung organ-organ penting, seperti otak, jantung, paru-paru, dan kantong kemih.
Namun, beberapa jenis tulang pipih, seperti tulang belikat, dan tulang panggul, merupakan
tempat perlekatan otot.

3) Tulang Pendek

Tulang ini berbentuk pendek, bulat, atau menyerupai kubus. Bagian luar tulang pendek
dibentuk oleh lapisan tipis tulang padat. Bagian dalamnya disusun oleh tulang spons dengan
rongga-rongga yang berisi sumsum merah. Tulang pendek berfungsi untuk menyerap goncangan
yang keras dan terdapat pada persendian yang kompleks, seperti pada persendian lutut dan mata
kaki. Selain itu, tulang pendek juga berfungsi sebagai penyerap jika terjadi suatu tekanan.

4) Tulang Tak Berbentuk (Tulang Tak Beraturan)

Dinamakan tulang tak beraturan karena bentuk tulang ini bermacam-macam dan sulit
dideskripsikan. Tulang tak beraturan merupakan tulang yang tidak berpasangan dan terdapat
pada bidang sumbu tubuh. Fungsi tulang ini adalah sebagai pelindung, penyokong, dan tempat
perlekatan otot.

5) Tulang Sesamoid

Tulang sesamoid (diambil dari bahasa Inggris, sesame = biji wijen) adalah tulang kecil
yang dianggap memiliki bentuk seperti biji wijen. Tulang ini terdapat di dalam tendon yang
menghubungkan tulang ke otot. Fungsi tulang sesamoid adalah untuk mengurangi pergeseran
tendon atau perubahan jalur tendon.

Pembentukan dan Pertumbuhan Tulang


Sebagian besar tulang tubuh terbentuk melalui osifikasi, yaitu proses perubahan kartilago
menjadi tulang keras melalui sel-sel pembentuk tulang yang disebut osteoblas (Gambar 3.7).
Osteoblas merupakan sel-sel tulang yang aktif membelah, sedangkan osteosit adalah sel-sel
tulang yang sudah berhenti membelah. Contoh tulang-tulang yang berasal dari kartilago adalah
ruas-ruas tulang belakang.
Tulang-tulang tengkorak dan klavikula (tulang selangka) tidak terbentuk dari osifikasi
kartilago. Tulang-tulang itu disebut tulang-tulang dermal atau tulang-tulang membran.

Tulang yang matang berada pada tahap keseimbangan dinamis, yaitu dihancurkan dan
dibentuk kembali oleh sel-sel tulang. Proses ini memungkinkan tulang tumbuh dan beradaptasi
secara struktural terhadap perubahan dalam penggunaan mekanis. Hal tersebut juga
memungkinkan penyembuhan patah tulang.

Tulang mulai tumbuh pada janin yang masih berada dalam kandungan dan terus tumbuh
hingga seseorang mencapai umur 25 tahun. Sebagian besar rangka janin dalam kandungan
berupa kartilago. Ketika janin berumur delapan bulan, sebagian besar kartilagonya mulai
digantikan oleh tulang keras dalam proses yang disebut osifikasi (penulangan). Bagian lain dari
rangka, seperti tulang pipih pada ubun-ubun tengkorak, mula-mula merupakan membran dan
secara bertahap berubah menjadi tulang keras, beberapa tetap berupa kartilago.

Anda mungkin juga menyukai