Original Article
Analisis Terapi Lintah (Hirudotherapy) di Rumah Sehat Klasik Bekasi Utara
Syafira Soraya1*, Tantry Agnhitya Sari1, Shafa Noer1
1
Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Indraprasta PGRI
*email: syafirasoraya4@gmail.com
ABSTRACT
Key word: Indonesian society with a high level of diversity with a variety of cultural cultures has influenced
Leech theraphy the variety of treatment methods. One of the traditional treatments that exist today is traditional
Hirudotherapy medicine using leeches as a cure for the disease. Sinc e ancient times until now, the use of medical
Leech leeches (Hirudo medicinalis) for treatment, or better known as leech therapy, has attracted the
attention of the public. Leech therapy has begun to be widely applied in Indonesia today. In fact,
not a few people rely on regular leech therapy as a preventive action or health care. This study
aims to analyze the method of leech therapy treatment in Classic Healthy Homes Bekasi Utara.
This research was conducted from March 2019 to July 2019 at Classic Healthy Homes, Central
Kaliabang, Bekasi Utara. The data collection technique is done by using observation, interview,
and documentation (triangulation) techniques. The data analysis technique used descriptive
qualitative analysis. The results of this study found that the leech therapy treatment method has a
high chance of cure for various types of leech therapy disease indications. This is because leeches
contain many substances that are full of benefits to the human body. The results of the analysis of
leech therapy show that it is good for health prevention and treatment of disease.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Tabel 1. Frekuensi karakteristik responden penelitian
deskriptif. Hal ini dikarenakan, penelitian Karakteristik Jumlah
dilakukan pada kondisi yang alamiah. Data yang Umur
ingin diperoleh dari penelitian ini yakni mengenai 19-30 tahun 6
analisis terapi lintah di Rumah Sehat Klasik. 31-40 tahun 4
Penelitian ini menggunakan teknik sampling 41-50 tahun 2
berupa purposive sampling. Adapun sampel/subjek > 65 tahun 3
yang dipilih merupakan pasien yang sedang Jenis Kelamin
melakukan terapi di Rumah Sehat Klasik yakni Laki-laki 9
sebanyak 15 orang. Perempuan 6
Metode yang digunakan dalam penelitian ini Pendidikan Terakhir
adalah metode triangulasi. Peneliti menggunakan Tidak sekolah/tidak tamat SD 1
wawancara terstruktur dan berkembang, observasi, SD/MI/sederajat 1
SMP/MTS/sederajat 1
dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
SMA/sederajat 9
secara bersamaan. Teknik analisis data dalam Perguruan Tinggi 3
penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu Jenis Pekerjaan
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
Karyawan 6
kesimpulan. Wiraswasta 2
Ibu rumah tangga 3
HASIL PENELITIAN PNS 1
Pengajar 1
Karakteristik Responden Penelitian Mahasiswa 2
Analisis Penyakit
Berdasarkan data sekunder (dokumen) dari 15 Kolesterol 2
responden, diketahui bahwa pasien di Rumah Sehat Vertigo 1
Klasik yang berusia <40 tahun lebih banyak Darah tinggi 2
dibandingkan dengan pasien yang memiliki usia Alergi 2
Stroke 2
lebih dari 40 tahun. Pada tingkat pendidikan
Asma 1
responden di Rumah Sehat Klasik, sebagian besar Saraf kejepit 1
lulusan SMA/sederajat sebanyak 9 orang, Insomnia 1
sedangkan tingkat pendidikan yang paling sedikit Pasca operasi 1
adalah lulusan SMP/ sederajat, SD/ sederajat, dan Pasca kecelakaan 1
pasien yang tidak menempuh pendidikan sebanyak Jerawat 1
masing-masing 1 orang. Perbandingan pasien yang Total 15
menjalani terapi yakni pasien laki-laki lebih
banyak dibandingkan pasien perempuan. Pada Mutu Pelayanan Terapi
pasien bermata pencaharian pokok sebagai
karyawan swasta sebanyak 6 orang, sebagai Hasil data kuesioner yang diisi oleh pasien
wiraswasta sebanyak 2 orang, sebagai ibu rumah setelah terapi dan wawancara dengan pasien,
tangga sebanyak 3 orang, sebagai Pegawai Negeri bahwa mutu atau kualitas yang diberikan oleh
Sipil (PNS) sebanyak 1 orang, sebagai pengajar Rumah Sehat Klasik memperoleh nilai dan
sebanyak 1 orang, dan sebagai mahasiswa anggapan baik dari pasien. Selain itu, pasien juga
sebanyak 2 orang. mengakui saat diwawancarai oleh peneliti yaitu
pelayanan yang baik inilah menjadikan pasien
Standar Operasional Terapi Lintah untuk rutin terapi tanpa mempersoalkan biaya yang
akan dikeluarkan.
Hasil wawancara dengan beberapa pasien Penilaian yang diberikan pasien terhadap mutu
bahwa mereka dapat memahami dan menerima atau kualitas Rumah Sehat Klasik melalui
semua Standar Operasional Prosedur (SOP) yang pengisian kuesioner memiliki tinjauan beberapa
diberikan dan dilakukan terapis Rumah Sehat aspek penilaian, yaitu aspek pelayanan terapi
Klasik. Setelah memahami semua SOP, beberapa lintah, aspek fasilitas, aspek perhatian/empati,
pasien berpendapat bahwa pelayanan yang aspek edukasi, aspek pelayanan administrasi, dan
diberikan lebih terstruktur dan terpercaya serta aspek biaya. Sebagaimana tinjauan dari aspek-
merasa yakin bahwa tindakkan terapi menjadi salah aspek tersebut terlihat pada kuesioner yang termuat
satu upaya pengobatan.
dalam lampiran, mayoritas pasien menilai atau Persepsi Pasien Pada Saat atau Setelah Terapi
memberikan tanggapan dengan alternatif jawaban
yaitu sangat baik dan baik. Sebagaimana penuturan pasien yang
berkunjung untuk melakukan terapi lintah pada
Edukasi pada Pasien bagian wajah dengan keluhan jerawat. Meskipun
sudah dua kali terapi, pasien tetap merasakan
Hasil wawancara dari beberapa pasien, mereka sensasi kesetrum pada saat lintah mulai menggigit,
berpendapat bahwa penjelasan yang diberikan begitupun ketika lintah sudah menempel dan
terapis mengenai terapi lintah sangat mudah menghisap, pasien merasakan sensasi hisapan serta
dipahami dan sangat membantu kelengkapan sedikit rasa sakit. Hal ini lebih dirasakan terlebih
informasi yang diperoleh. Hal ini terutama ketika lintah melepaskan gigitannya, pasien
dirasakan oleh pasien baru dimana dengan merasakan sedikit perih pada bekas gigitan lintah,
kesabaran terapis dan keyakinan pasien terhadap namun setelah luka ditutup kassa, rasa perih
terapi lintah, pasien tetap mengikuti edukasi terapi pertama kali melakukan terapi lintah. Meskipun
lintah yang diberikan Rumah Sehat Klasik. ada beberapa pasien menuturkan bahwa banyaknya
aturan dan prosedur yang diberikan terapis, namun
Informasi yang Diperoleh Pasien Mengenai sedikit berkurang dan akan hilang ketika tidak ada
Terapi Lintah lagi pendarahan atau luka mengering.
Berbeda halnya penuturan pasien yang
Penuturan pasien yang berkunjung untuk berkunjung untuk melakukan terapi lintah pada
melakukan terapi lintah, yaitu mayoritas dari bagian kaki dengan keluhan eksim. Pasien dengan
pasien mengetahui metode pengobatan terapi lintah keluhan eksim di bagian kaki ini, sudah melakukan
melalui testimoni kerabat dekat dan tetangga yang tiga kali terapi, ia hanya merasakan gigitan lintah
pernah melakukan terapi lintah, namun ada seperti gigitan semut saja.
beberapa dari pasien yang mengetahuinya dari
internet atau buku. Selain itu, peneliti menjumpai Pendapat atau Kepuasan Pasien
tiga pasien yang direkomendasikan langsung oleh
terapis untuk terapi lintah karena ditinjau dari Melalui pengisian kuesioner dan wawancara,
penyakit yang diderita pasien yaitu darah tinggi beberapa pasien berpendapat bahwa pelayanan
dan eksim yang tak kunjung sembuh meski sudah kesehatan dari segi administrasi Rumah Sehat
menjalani metode pengobatan konvensional Klasik sudah cukup baik dan puas terhadap proses
lainnya seperti bekam, totok darah, ataupun pelayanan yang diberikan yakni tepat, cepat, dan
akupuntur. tidak berbelit-belit. Pelayanan kesehatan dari segi
edukasi, semua pasien menanggapi pelayanan
Ketertarikan dan Minat Pasien Terhadap edukasi dengan alternatif jawaban baik dan sangat
Terapi Lintah baik. Pelayanan kesehatan berikutnya yaitu dari
segi metode terapi lintah, beberapa pasien
Salah satu faktor alasan pasien Rumah Sehat menuturkan bahwasannya mereka puas akan
Klasik memilih metode pengobatan terapi lintah layanan yang diberikan, terlebih pada saat lintah
sebagai jalur penyembuhan pengobatan suatu melepas gigitannya karena sudah cukup darah,
penyakit. Sebagaimana hasil wawancara peneliti terapis sangat terampil dalam menangani
dengan pasien, ketertarikan pasien terhadap pendarahan pasca terapi, mulai dari membersihkan
metode pengobatan terapi lintah tidak hanya karena darah yang keluar sampai penutupan luka dengan
masalah ekonomi (biaya), namun peluang kassa, dilakukan dengan rapi dan bersih. Pelayanan
kesembuhan penyakit hampir 70% berhasil, kesehatan selanjutnya yaitu dari segi fasilitas,
bahkan ada yang mengatakan peluang kesembuhan penuturan pasien yang berkunjung untuk
mencapai 95% setelah 3 kali terapi lintah. melakukan terapi lintah, yaitu fasilitas yang ada di
Pasien yang pertama kali melakukan terapi Rumah Sehat Klasik sudah cukup baik, ruang
lintah, ketertarikannya terhadap terapi lintah terapi tertata rapi, bersih, nyaman, dan siap pakai,
berasal dari testimoni seseorang, internet, maupun memiliki alat-alat terapi yang higienis, dan tersedia
buku. Melalui informasi-informasi mengenai terapi juga obat-obat herbal. Adanya fasilitas-fasilitas dan
lintah itulah menyebabkan pasien yang belum pelayanan yang baik, pasien merasa puas, nyaman,
pernah menjadi tertarik dan ada minat untuk dan akan kembali lagi berkunjung untuk
melakukan terapi lintah. melakukan terapi di Rumah Sehat Klasik.
Pelayanan kesehatan yang terakhir yaitu dari segi
biaya terapi lintah, hasil wawancara peneliti memberikan manfaat lebih bagi manusia suatu saat
dengan pasien mengenai pengeluaran biaya untuk nanti.
terapi lintah yaitu pasien tidak mempermasalahkan Pendapat Hayes (2004) diperjelas dengan
mengenai biaya karna biaya yang ditawarkan pernyataan Taqiyyah & Anggraini (2017) bahwa
Rumah sehat klasik cukup terjangkau dan saat lintah diaplikasi pada kulit, lintah akan
terkadang Rumah Sehat Klasik memberikan menggigit dan mengeluarkan saliva yang
potongan harga kepada pasien. menginduksi anestesi lokal dan vasodilatasi
sehingga lintah mulai menghisap darah. Beberapa
PEMBAHASAN substansi akan dilepaskan untuk mencegah proses
pembekuan darah yaitu hirudin yang merupakan
Sejak awal penggunaan lintah medis (H. inhibitor trombin alami dengan efek paling kuat.
medicinalis) hingga kini, masih menjadi perhatian Tabel 2. memperlihatkan kandungan zat pada air
masyarakat dalam pemilihan teknik pengobatan liur lintah dan fungsinya.
alternatif. Rahasianya yaitu ada pada air liur lintah
yang banyak mengandung obat untuk berbagai Tabel 2. Kandungan air liur H. medicinalis
penyakit. Kandungan Zat Fungsi Kandungan Zat
Sarasi (2011) menjelaskan yakni pada saat ini Zat aktif dalam ludah sekresi
terapi lintah sudah banyak diaplikasikan di kelenjar lintah, berfungsi
Indonesia, terutama sebagai salah satu terapi secara sebagai antikoagulan ampuh
Hirudin
(Pengencer darah).
islami (Thibbun Nabawi). Terapi lintah
Menghambat pembekuan darah
berkembang di Indonesia berawal dari pengiriman dengan mengikat thrombin.
delegasi ke Malaysia untuk mempelajari terapi Memfasilitasi penetrasi dan
pengobatan dengan menggunakan lintah difusi aktif secara farmakologi
(hirudotherapy). Hyaluronidase zat ke dalam jaringan, terutama
Indonesia merupakan salah satu negara yang (spreading factor) di nyeri sendiri dan memiliki
mempercayai terapi lintah sebagai pengobatan sifat antibiotik.
alternatif dalam menyembuhkan masalah Menghambat pembekuan darah
kesehatan. Namun tidak semua jenis lintah dapat Colin dengan menghalangi pengikat
digunakan sebagai terapi, sebagaimana Sarasi faktor kolagen.
(2011) menjelaskan secara lengkap jenis lintah Anti-inflamasi efek dan
Bdellins menghambat tripsin, plasmin
yang dapat diaplikasikan sebagai pengobatan
dan acrocin.
terapi, yakni yang telah teridentifikasi kurang lebih Mengurangi rasa sakit selama
sekitar 600 jenis lintah, namun yang dapat Anesthetic
lintah menggigit.
digunakan hanya sekitar 15 jenis sebagai Meningkatkan masuknya darah
pengobatan. Lintah di sini merupakan “lintah Histamine
di lokasi gigitan
medis” yang sejak berabad-abad telah diplikasikan Sumber: Abdullah et al. (2012)
oleh para terapis, terutama di negara wilayah Eropa
dan Amerika. Dahulu, diperkirakan hanya ada satu Berdasarkan paparan data di atas, terapi lintah
jenis lintah medis yang memiliki warna berbeda, memiliki banyak manfaat, baik untuk preventif
yakni H. medicinalis dan H. officinalis. Namun, kesehatan maupun penyembuhan penyakit. Hal ini
berdasarkan penelitian ilmiah, dari perbedaan pola memiliki persamaan dalam hal hasil penelitian
permukaan tubuh lintah, terbukti menandakan dengan data di atas. Berdasarkan wawancara
adanya dua jenis lintah medis yang berbeda, yakni dengan pasien yang telah menjalani terapi lintah,
H. medicinalis dan H. verbana, yang dapat diuji baik yang baru pertama kali ataupun yang sudah
dengan analisis DNA. Kedua jenis lintah selama ini beberapi terapi lintah, sebanyak 15 orang,
tidak pernah dibedakan, karena keduanya menyatakan bahwa terapi lintah ini bagus untuk
digunakan secara bersamaan dan tidak ada preventif kesehatan maupun pengobatan penyakit.
perbedaan pada aktivitas dan komposisi air liurnya. Melalui pelayanan terapi lintah ini, masyarakat
Hal ini dikarenakan lintah mengandung banyak sangat terbantu dalam hal pengobatan alternatif.
zat yang penuh manfaat bagi tubuh manusia. Selain itu, Rumah Sehat Klasik memiliki terapis
Sebagaimana penjelasan Hayes (2004), bahwa para yang ahli dalam praktek terapi lintah dan memiliki
ilmuan terus meneliti keunikan lintah, terutama fasilitas yang cukup baik dan memadai.
pada air liurnya. Air liur lintah mampu mencegah Pada segi layanan, pasien sangat puas dengan
atau menghentikan pembekuan darah diyakini bisa layanan yang diberikan Rumah Sehat Klasik, sebab
Rumah Sehat Klasik memiliki standar pelayanan
kesehatan yang menjadi mutu atau kualitas 5) Menutup lintah dengan tissue untuk
pelayanan kesehatan, sehingga dapat menyerap air yang keluar dari tubuh lintah.
mempengaruhi kepuasan pasien terhadap 6) Memantau terus lintah untuk memastikan
pelayanan yang diberikan Rumah Sehat Klasik. lintah tidak berpindah tempat.
Kepuasan pasien adalah salah satu indikator 7) Jika lintah sudah terisi dengan cukup darah,
keberhasilan pemberian pelayanan kesehatan biasanya lintah jatuh dengan sendirinya. Jika
kepada masyarakat, sehingga setiap instansi tidak, gunakan garam, minyak kayu putih,
kesehatan memiliki standar kepuasan pelayanan parfume, atau sesuatu yang memiliki bau
kesehatan masing-masing. yang menyengat dan arahkan ke kepalanya.
Oleh karena itu, menurut Umar (2005) 8) Meletakkan lintah ke dalam bejana yang
mengenai kepuasan konsumen atau pelanggan, berisikan air.
salah satunya adalah meningkatnya persepsi 9) Setelah lintah lepas, letakkan tissue atau
konsumen melaui harapannya setalah melakukan gulungan pembalut untuk menyerap darah
perbandingan. Jika seorang pelanggan merasakan yang keluar.
kepuasan dengan memberikan nilai produk atau 10) Menutup luka bekas gigitan menggunakan
jasa yang diperoleh, maka sangat besar kain kassa yang sebelumnya sudah diberi
kemungkinan akan menjadi pelanggan dalam sedikit bubuk kopi atau sedikit robekan dari
waktu lama. Adapun aspek yang memengaruhi daun bandotan guna menghentikan
kepuasan pelanggan yakni kualitas produk dan pendarahan di kulit akibat gigitan lintah.
pelayanannya. 11) Terakhir, merekatkan kain kassa
Hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti menggunakan plester.
mendapatkan berbagai informasi, baik mengenai
instansi kesehatan Rumah Sehat Klasik maupun Hasil pengamatan yang telah didapat, sesuai
mengenai metode pengobatan terapi lintah. Hasil dengan penjelasan Atmoko (2011) bahwa SOP
observasi mengenai informasi instansi kesehatan, adalah suatu panduan atau dasar dalam melakukan
Rumah Sehat Klasik memiliki SOP tersendiri tugas pekerjaan sesuai dengan kegunaan dan
dalam pengelolaan tempat terapi, managemen, instrumen penilaian kinerja instansi pemerintah
marketing internal maupun eksternal, serta berlandaskan parameter teknis, administratif, dan
keutamaan dalam standar alat terapi dan logistik kebijakan sesuai tata kerja, prosedur kerja, dan
yang dipakai. Hal ini menunjukkan bahwa SOP prosedur kerja terhadap bidang kerja yang
Rumah Sehat Klasik cukup baik, memiliki berkaitan.
peralatan yang steril dan logistik yang akan
digunakan sangat diperhatikan, terutama dalam KESIMPULAN
pemilihan hewan lintah untuk digunakan terapi,
karena pasien yang datang untuk terapi bukan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
hanya sekadar untuk preventif kesehatan, tetapi mengenai analisis terapi lintah (Hirudotherapy) di
juga pasien yang sakit, dan kemungkinan dapat Rumah Sehat Klasik Bekasi Utara, maka diperoleh
menularkan penyakit. kesimpulan bahwa metode pengobatan terapi lintah
Hasil observasi mengenai informasi metode memiliki peluang kesembuhan yang tinggi untuk
pengobatan terapi lintah yang dipakai oleh Rumah berbagai jenis indikasi penyakit terapi lintah.
Sehat Klasik sudah sesuai dan memenuhi standar Pengobatan alternatif di Rumah Sehat Klasik
instansi kesehatan dengan langkah-langkah terapi memiliki SOP tersendiri dalam pengelolaan tempat
sebagai berikut: terapi, managemen, marketing internal maupun
1) Mengambil lintah dengan menggunakan eksternal, serta keutamaan dalam standar alat terapi
sarung tangan atau tissue. dan logistik yang digunakan. Mutu pelayanan
2) Menentukan titik bagian tubuh yang menjadi terapi yang diberikan Rumah Sehat Klasik
tempat lintah untuk menggigit. memiliki tanggapan yang baik dari pasien dan
3) Menusukkan jarum pada titik bagian tubuh pasien pun merasa puas akan layanan yang
guna mengeluarkan darah agar lintah mudah diberikan selama terapi berlangsung.
untuk mengisap.
4) Mengarahkan ujung yang lebih kecil DAFTAR PUSTAKA
(kepala) ke bagian tubuh yang akan diterapi,
kemudian bagian belakang lintah atau ekor Abdullah, S., Dar, L. M., Rashid, A., & Tewari, A.
(ujung bagian besar) akan menempel di (2012). Hirudotherapy/leech therapy:
sekitarnya. applications and indications in surgery.