Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nuzula Fitriani

NIM : 180413620724
Offering/Absen : PP/31
-Analisis Laporan Keuangan-

Metode Discounted Cash Flow (DCF) atau Dividend Discounted Model (DDM) di
Perusahaan

DISCOUNTED CASH FLOW (DCF)


Metode Discounted Cash Flows (DCF) adalah metode valuasi saham yang menggunakan
konsep Time Value of Money. Metode ini memperhitungkan seluruh arus uang yang mengalir
di perusahaan, yaitu dividen dan laba perusahaan. Teori yang mendasari metode ini adalah
seluruh uang yang mengalir di perusahaan di masa depan (future value). Teknik-teknik
penilaian proyek yang dapat digolongkan kedalam metode DCF ini antara lain yaitu Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Indeks (PI). Pengguna
metode DCF mensaratkan dipenuhinya terlebih dahulu parameter-parameter DCF yang
meliputi: (1) Aliran kas masa depan sebuah proyek, (2) Tingkat diskonto yang telah
disesuaikan, (3) Dampak proyek terhadap arus kas yang dihasilkan dari asset lain, (4)
Dampak proyek terhadap kesempatan investasi masa depan.
Mengadopsi teknik Charles S. Mirzrahi dalam bukunya Getting Started in Value Investing,
terdapat tahap-tahap dalam melakukan valuasi saham menggunakan Discounted Cash Flows
yaitu antara lain:
1. Perolehan Data Dividen, EPS dan DER
Peroleh data dividen, EPS, dan DER dari perusahaan yang ingin divaluasi. Data
tersebut dari laporan keuangan perusahaan. Disarankan untuk menggunakan data
minimal 5 tahun kebelakang untuk hasil valuasi yang akurat.
2. Hitung Rata-rata DPR, EPS Growth, dan PER
Berdasarkan data yang telah diperoleh, selanjutnya dapat diperoleh data DPR
(Dividen Payout Ratio), yang diperoleh dari hasil membagi Dividen dengan EPS
(Earning Per Share), rata-rata tingkat pertumbuhan EPS (EPS growth) dan rata-rata
PER (Price to Earning Ratio).
3. Menghitung Future Value EPS
4. Menghitung Future Value Harga Saham
Cara menghitung harga saham untuk tahun mendatang yaitu dengan cara
PER = Harga Saham : EPS
Harga Saham = EPS x PER
5. Menghitung Akumulasi Dividen
Menghitung akumulasi dividen yang diterima selama beberapa tahun kedepan
dilakukan dengan cara mengalikan Future Value EPS dengan DPR.
6. Menghitung Future Value Total.
Future Value harga saham total diperoleh dengan menjumlahkan harga saham di akhir
tahun ke-n di masa depan dengan akumulasi dividen selama n tahun tersebut.
7. Menentukan Tingkat Imbal Hasil/Diskonto
8. Menghitung Present Value (Harga Wajar)
Harga wajar saham dapat dihitung dengan mencari Present Value dari harga saham
total di masa depan dengan menggunakan rumus PV = FV / (1 + r)n
Dimana:
PV = Present Value
FV = Future Value
r = tingkat imbal hasil
n = tahun ke
Dalam penelitian yang menggunakan metode Discounted Cash Flow disarankan untuk
menggunakan metode lain seperti metode Price Earning Ratio di penelitian berikutnya agar
dapat melengkapi penelitian sebelumnya. Keputusan yang dapat diambil oleh para calon
investor yang ingin menanamkan saham dan para investor yang telah memiliki saham yaitu:
1. Bagi calon investor yang ingin menanamkan saham
a. Dalam kondisis saham undervalued dimana harga intrinsik lebih tinggi dibandingkan
harga pasar, saham perusahaan tersebut layak dibeli karena harga pasar masil
berpotensi karena tingginya permintaan akan mempengaruhi harga saham untuk naik
b. Dalam kondisi saham overvalued dimana harga intrinsik lebih rendah dibandingkan
harga pasar, calon investor disarankan untuk tidak membeli saham tersebut karena
harga pasar berpotensi akan semakin turun mendekati harga intrinsiknya yang
disebabkan karena kelebihan penawaran atas saham tersebut.
2. Bagi investor yang memiliki saham pada perusahaan
a. Dalam kondisis saham undervalued dimana harga intrinsik lebih tinggi dibandingkan
harga pasar, investor disarankan untuk menahan dan melihat (hold and see)
perkembangan harga saham. Investor juga dapat menambah jumlah saham, kelebihan
permintaan saham menyebabkan kenaikan harga saham itu sendiri.
b. Dalam kondisi saham overvalued dimana harga intrinsik lebih rendah dibandingkan
harga pasar atau lebih mahal, investor direkomendasikan agar segera menjual saham
karena secara teori cepat atau lambat harga saham pasti akan terkoreksi mendekati
harga intrinsiknya.

DIVIDEND DISCOUNTED MODEL (DDM)


Dividend Discounted Model digunakan untuk mengetahui nilai intrinsik saham yang dihitung
dengan memprediksi dividen yang akan diterima di masa depan kemudian dibandingkan
dengan harga pasar.
Pada saat menilai harga saham, hal yang biasanya dicari adalah apakah nilai saham tersebut
akan sama dengan discounted present value dari sejumlah dividen pada periode tertentu di
masa yang akan datang ditambah dengan capital gain pada periode waktu yang sama, atau
discounted present value dari semua dividen di masa datang. Menurut Gordon, 1962
menyatakan bahwa ketika pertanyaan pertama yang dilontarkan, maka formulasi model
penilain harga sahamnya adalah sebagai berikut:
Diasumsikan horizon waktu investasi adalah 1 tahun, maka nilai intrinsik saham pada waktu
t=0 adalah

V D1
P1
D1 + P1
V0 (1 + k) = (1)

Dimana: V0 = nilai intrinsik pada waktu t=0


P1 = harga saham pada waktu t=1
D1 = dividen pada waktu t=1
k = required of return
k = nominal risk free rate + risk premium
= rf + β[E(rm) – rf] - CAPM
Pendekatan DDM (Dividend Discounted Model), merupakan suatu pendekatan yang terdapat
dalam analisis fundamental atau analisis perusahaan yang dilakukan dengan mengaitkan
antara cash flow yang diharapkan dari dividen yang dibayarkan perusahaan atas saham yang
dimiliki. Pendekatan ini beranggapan bahwa harga saham bisa dipengaruhi oleh tiga faktor
utama, yaitu dividen tahunan, pertumbuhan dividen, dan required rate of return. Dengan
analisis ini investor dapat memprediksi berapa besar return yang akan diterima di masa depan
(future income). Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penggunaan DDM dengan
pendekatan model pertumbuhan adalah sebagai berikut:
1. Dividend Growth Rate

Dn – D0
ɡ=
D0

Keterangan:
ɡ = tingkat pertumbuhan dividen
Dn = dividen saat ini
D0= dividen tahun sebelumnya
Tingkat pertumbuhan dividen dapat dihitung dari tingkat pertumbuhan dividen dari
periode ke periode yang dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai dividen
tahun ini dengan tahun sebelumnya
2. Estimasi Dividen
Dt = D0 (1 + ḡ)
Keterangan:
Dt = dividen yang diestimaskan
D0 = dividen tahun sebelumnya
ḡ = rata-rata pertumbuhan dividen
Rata-rata pertumbuhan dividen yang telah dihitung dan diketahui hasilnya akan
digunakan untuk menghitung estimasi deviden saham.
3. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Required Rate of Return)

D
k = +ḡ

Keterangan:
k = tingkat return yang diharapkan
D = dividen actual
Ṗ = harga saham actual saham
ḡ = rata-rata pertumbuhan dividen
Perhitungan required rate of return menggambarkan return minimal yang diharapkan
investor sebagai kompensasi atas risiko untuk bersedia berinvestasi. Perhitungan
required rate of reurn dapat digunakan untuk menghitung nilai intrinsik.
4. Penilaian Harga Intrinsik Saham dengan menggunakan Dividen Discounted Model
Cosntant Growth
Dt
P0 = k-ḡ

Keterangan:
P0 = nilai intrinsic saham
Dt = Dividen yang diestimasikan
k = tingkat return yang diharapkan
ḡ = rata-rata pertumbuhan dividen
Hasil perhitungan nilai intrinsik saham dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi dapat dilihat dari penilaian
kewajaran harga saham. Apabila harga nilai intrinsik lebih tinggi dibandingkan
dengan harga pasar berarti bahwa harga saham perusahaan tersebut dalam kondisi
undervalued, harga intrinsik lebih tinggi dibandingkan dengan opening price. Saham
perusahaan dalam kondisi overvalued dimana harga intrinsik lebih rendah
dibandingkan harga pasar, harga intrinsik lebih rendah dibanding dengan opening
price.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan motode Dividend Discounted Model (DDM),
calon investor dan investor dapat membuat keputusan sebagai berikut:
1. Bagi calon investor yang ingin menanamkan saham
a. Dalam kondisis saham undervalued dimana harga intrinsik lebih tinggi dibandingkan
harga pasar, saham perusahaan tersebut layak dibeli karena harga pasar masil
berpotensi karena tingginya permintaan akan mempengaruhi harga saham untuk naik
b. Dalam kondisi saham overvalued dimana harga intrinsik lebih rendah dibandingkan
harga pasar, calon investor disarankan untuk tidak membeli saham tersebut karena
harga pasar berpotensi akan semakin turun mendekati harga intrinsiknya yang
disebabkan karena kelebihan penawaran atas saham tersebut.
2. Bagi investor yang memiliki saham pada perusahaan
a. Dalam kondisis saham undervalued dimana harga intrinsik lebih tinggi dibandingkan
harga pasar, investor disarankan untuk menahan dan melihat (hold and see)
perkembangan harga saham. Investor juga dapat menambah jumlah saham, kelebihan
permintaan saham menyebabkan kenaikan harga saham itu sendiri.
b. Dalam kondisi saham overvalued dimana harga intrinsik lebih rendah dibandingkan
harga pasar atau lebih mahal, investor direkomendasikan agar segera menjual saham
karena secara teori cepat atau lambat harga saham pasti akan terkoreksi mendekati
harga intrinsiknya.

Anda mungkin juga menyukai