Abstract. Adopsi teknologi yang diterapkan di instansi kesehatan menimbulkan reaksi yang berbeda-beda oleh
penggunanya.Seperti halnya adopsiTeknologi MRI yang tergolong baru diterapkan di rumah sakit tidak lepas
darisikap dan perilaku pengguna yang beragam.Kecenderungan untuk menerima atau menolak dapat dilihat
dari antusias pengguna terhadap niat/minat dalam memanfaatkan teknologi (intention to use). Analisis minat
pemanfaatan MRI pada tenaga medis menggunakan pendekatan model TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
(TAM). TAM mempunyai dua konstruk penting yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi
kemudahan (perceived easy of use). Pada penelitian ini didapat adanya pengaruh perceived usefulness terha-
dapintention to use MRIdan percieved easy of use terhadap perceivedusefulness.Uji statistic dilakukan dengan
menggunakan metode regresi dengan alat analasis SPSS 19.
Keywords : TAM, MRI, Perceived Usefulness, Perceived Easy Of Use, Intention to use
1 Pendahuluan
Teknologi di dunia kesehatan modern digunakan untuk membantu instansi dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Salah satu teknologi canggih penunjang kesehatan yaitu teknologi
MRI.MRI tergolong teknologi baru yang diterapkan di rumah sakit dan tidak semua rumah sakit
mempunyai fasilitas radiologi ini.Hal ini disebabkan karena pengadaan MRI membutuhkan biaya yang
tidak sedikit.MRI mempunyai teknik penggambaran lebih kompleks karena gambaran yang dihasilkan
tergantung dari banyak parameter1.Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga medis yang ahli dan kompeten
untuk mengoperasikannya.
Tenaga medis mempunyai persepsi yang beragam terkait kemudahan dalam mepelajari dan
mengoperasikan MRI, serta persepsi akan manfaat yang didapat dari penggunaan MRI. Persepsi positif
dapat mendorong minat tenaga medis untuk menjadi seorang tenaga ahli bidang MRI.Sebelum alat
MRI dioperasikan untuk masyarakat, pihak manajemen rumah sakit akan mengadakan training agar
implementasi berjalan sukses. Kesuksesan implementasi MRI salah satunya didukung oleh kesiapan
pengguna terhadap teknologi tersebut. Hasil penggunaan teknologi tidak akan berjalan maksimal jika
terdapat resistensi atau penolakandari penggunanya. Sikap menolak atau menerima dapat diukur
dengan pendekatan model TAM. TAM terbukti secara konsisten dapat menjelaskan faktor yang
mempengaruhi penerimaan pengguna teknologi)11.
Model TAM akan menilai kegunaan dan kemudahan yang dirasakan pengguna setelah mengunakan
teknologi. Tanggapan positif mengenai manfaat dan kemudahan teknologi menimbulkan ketertarikan
pengguna untuk selalu berinteraksi dengan teknologi. Hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa
Penelitian ini merupakan pilot study yang mengkaji hubungan minat perilaku pemanfaatan MRI
(intention to use) dengan persepsi kegunaan (percieved usefulness) dan persepsi kemudahan (percieved
easy of use) dalam pengoperasian alat MRI.Populasi pada penelitian ini adalah tenaga medis di
Yogyakarta.Responden pada penelitian sebanyak 22orang yang diambil secara acak di rumah sakit yang
mempunyai fasilitas MRI.
Penelitian ini menggunakan kerangka model Technology Acceptance Model (TAM) dan analisa data
menggunakan metode regresi dengan perangkat lunak SPSS 19.
2 Landasan Teori
Selain keunggulan yang dimiliki, MRI mempunyai kekurangan yaitu waktu yang diperlukan cenderung
lama terlebih jika pasien non-kooperatif.Untuk mengoptimalkan fasilitas MRI, maka tenaga medis yang
mengoperasikan alat harus yang benar-benar ahli dan kompeten di bidangnya.
Persepsi kemudahan (Perceived ease of use) adalahtingkat dimana pengguna percaya bahwa teknologi
mudah dipahami dan digunakan1,10. Dalam hal ini, indikator persepsi kemudahan yaitu apabila tenaga
medis mudah mempelajari dan menggunakan MRI tanpa memerlukan banyak usaha dan beban
mental.
Intention to use adalah keinginan (niat) atau ketertarikan penguna untuk selalu menggunakan
teknologi.Dengan mempertimbangkan kegunaan, keuntungan dan kemudahan menggunakan
teknologi, diharapkan dapat menumbuhkan minat untuk memanfaatan teknologitersebut. Minat
seseorang pada teknologi dapat dilihat dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya
keinginan untuk belajar, keinginan selalu menggunakan dan keinginan untuk memotivasi pengguna
lain10.
3 Metodologi penelitian
Penelitian ini merupakan pilot study dengan jumlah responden 22 orang. Populasi penelitian ini adalah
tenaga medis yang ada di Rumah sakit Yogyakarta.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
quota sampling. Quota sampling yaitu pengambilan sampel yang hanya menekankan jumlah yang
sudah ditentukan terlebih dahulu (22 responden sebagai sampel). Adapun responden yang dimaksud
pada penelitian ini yaitu mahasiswa praktik (DiplomaRadiologi), radiographer dan dokter
radiologi.Lokasi penelitian tempat peneliti mengambil sampel yaitu rumah sakit JIH dan Panti Rapih.
Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen (percieved usefulness dan percieved easy of
use) dan satu variabel dependen (intention to use).Variabel-variabel tesebut ditentukan indikatornya,
kemudian indikator variabel disusun dalam bentuk item pertanyaan.Validasi isi item pertanyaan
didapat dari konsultasi ahli (radiographer ).Tabel 2 menunjukkan kisi-kisi dalam membuat instrumen
penelitian.
Hipotesis 1
Ho : Perceived usefulness(PU) berpengaruh signifikan terhadap intention to use (IU) MRI.
Ha : Perceived usefulness(PU) tidak berpengaruh signifikan terhadap intention to use (IU) MRI.
Hipotesis 2
Ho : Perceivedeasy of use (PEOU) berpengaruh signifikan terhadap intention to use (IU) MRI.
Ha : Perceived easy of use (PEOU) tidakber pengaruh signifikan terhadap intention to use (IU) MRI.
Hipotesis 3
Ho : Perceived easy of use (PEOU) mempunyai hubungan positif dengan perceived usefulness (PU)
Ha : Perceived easy of use (PEOU) mempunyai hubungan positif dengan perceived usefulness (PU)
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat konsistensi jawaban responden.Uji reliabilitas menggunakan
rumus cronbachalpha. Data pada Tabel 2 menunjukan hasil pengujian reliabilitas dan hasilnya seluruh
Uji regresi antara PU dengan IU didapat nilai signifikansi 0,04 (lihat Fig.3). Karena nilai signifikansi <
0,05. Dengan demikian maka Ho diterima, artinya persepsi akan kegunaan berpengaruh signifikan
minat terhadap teknologi MRI. Sedangkan hasil uji regresi POEU dengan IU diketahui nilai signifikansi
0,728.Dengandemikian maka Ho ditolak, artinya persepsi terhadap kemudahan MRI tidak
mempengaruhi minat terhadap teknologi MRI.
Pendapat tenaga medis akan kegunaan MRI untuk meningkatkan kinerja, efektifitas, dan produktifitas
pekerjaan terbilang tinggi (lebih dari 70% dari yang diharapkan) dan tingkat persetujuan tenaga medis
terhadap manfaat MRI bagi pekerjaan adalah 81% dari yang diharapkan.Persepsi kegunaan MRI ini
mempunyai hubungan positif terhadap minat pemanfaatan MRI, artinya semakin tinggi tingkat
kepercayaan kegunaan yang dirasa maka tingkat minat pemanfaatan akan semakin tinggi.
Tingkat persetujuan tenaga medis terhadap faktor kemudahan MRI tidak setinggi faktor kegunaan. Hal
ini dapat disebabkan karena MRI merupakan teknologi tinggi dengan teknik pengambilan gambar lebih
kompleks dan rumit, sehingga memerlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya. Berdasarkan
hasil analisis data, diketahui bahwa pendapat tenaga medis terhadap faktor kemudahan tidak
mempengaruhi minat pemanfaatan terhadap teknologi tersebut.Hal ini berbeda dengan teori TAM
yang diungkapkan Davis et al. yang menyatakan bahwa faktor kemudahan berpengaruh terhadap
perilaku penggunaan teknologi.Oleh karena itu, untuk meningkatkan faktor kemudahan yang
dirasakan, maka diperlukan kesadaran pengguna untuk selalu belajardan selalu meningkatkan
intensitas interaksi dengan MRI.Diharapkan dengan meningkatnya kemudahan yang dirasa akan
berdampak positif terhadap minat pemanfaatan teknologi MRI.
5 Kesimpulan
Model TAM merupakan model adopsi teknologi informasi, dengan konstruk utama percieved usefulness
dan percieved easy of useyang dapat mempengaruhi perilaku penggunaan sistem. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa persepsiakan manfaat penggunaan MRI dapat mempengaruhi minat tenaga medis
dalam menggunakannya.Namun tidak halnya dengan persepsi kemudahan penggunaan MRI, variabel
ini tidak mempunyai pengaruh terhadap minat pemanfaatan MRI, dan persepsi kemudahan
berpengaruh terhadap persepsi kegunaan teknologi.