Anda di halaman 1dari 37

Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan

Agama Islam

Dosen Pengampu:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Annida Puteri Naajiha Rusyda

NIM : L1B021028

Prodi/Kelas : Ilmu Komunikasi / A

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS PRODI DI BAWAH REKTOR

UNIVERSITAS MATARAM

2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2

BAB I................................................................................................................................4

ISTIDROJ........................................................................................................................4

A. PENGERTIAN ISTIDROJ..................................................................................4

B. Konsep...................................................................................................................6

C. Dalil........................................................................................................................9

BAB 2..............................................................................................................................11

TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH


SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA.........................................................11

A. DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN.......................................................11

B. CONTOH KASUS..............................................................................................14

BAB III............................................................................................................................16

BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-


KITAB SUCI AGAMA LAIN........................................................................................16

A. Kitab Taurat........................................................................................................16

B. Kitab Zabur........................................................................................................17

C. Kitab Injil............................................................................................................18

D. Kitab Suci Hindu................................................................................................20

BAB IV............................................................................................................................23

Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI...................................23

BAB V.............................................................................................................................27

SALAFUSSALIH............................................................................................................27

A. Pengertian...........................................................................................................27

B. Orang-orang yang tergolong salafussalih........................................................28

2
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................36

3
BAB I
ISTIDROJ

A. PENGERTIAN ISTIDROJ
Istidraj adalah nikmat yang diberikan Allah kepada orang-orang yang
membangkang terhadap-Nya. Agar orang tersebut semakin terjerumus ke dalam
kesesatan dan mereka tidak mengetahui sedikitpun bahwasanya nikmat yang
diberikan Allah bukanlah karena kasih sayangNya, melainkan murka Allah
terhadap mereka, nikmat tersebut hanya sebagai alat oleh Allah untuk
menghukum mereka. Ungkapan yang menunjukkan istidraj dalam al-Qur’an
tidak hanya dengan term istidraj. Fahrudin al-Razi menjelaskan dalam tafsirnya
bahwa ungkapan yang menunjukkan kepada seorang hamba yang jauh dari Allah
SWT atau hamba yang mendekati kekafiran terdapat beberapa ungkapan. Di
antaranya adalah al-makr, alkhid’ah dan al-imla’. Dalam bab ini penulis akan
memaparkan penafsiran kata istidraj, al-makr, al-khid’ah dan al-imla’ dalam
ayat al-Qur’an. Dan analisa penulis terhadap perspektif Imam al-Qurthubi
mengenai istidraj dan kata lain yang semakna dengan istidraj.
Di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menggunakan kata
istidraj, di antaranya dalam surat alQalam ayat 44 dan surat al-A’raf ayat 182.
Imam al-Qurthubi sependapat dengan Imam Adh-Dhahak bin Muzahim al-Hilali
Abul Qasim atau Abu Muhammad al-Khurasani, seorang tabi’in (wafat 102 H).
Istidraj adalah bahwa setiap kali seseorang melakukan kemaksiatan yang baru
seketika itu pula Allah menambahkan kepada mereka nikmat. Maksudnya adalah
Istidrajullah al-abda (Allah megistidrajkan hamba-Nya) memiliki arti bahwa
setiap kali hamba-Nya berbuat kesalahan maka setiap kali itu juga Allah justru
menambah nikmat kepadanya. (Al-Qurthubi, 2005: 2765) Allah SWT berfirman
bahwa orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya akan dibinasakan. Ibnu Abbas
berkata bahwa mereka adalah penduduk Mekah. Dan kata istidraj terambil dari
kata at-tadrij yang berarti setingkat demi setingkat, dan kata ad-darju berarti
melipat sesuatu. Dikatakan aku melipat dan melipatnya. Seperti melipat mayat
dengan kain kapan. Dan dikatakan istidraj yaitu turun dari satu tingkat ke tingkat
yang dituju. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa Imam al-Qurthubi

4
memaknai istidraj yaitu nikmat yang diberikan Allah kepada orang-orang yang
mengingkari-Nya, setiap orang tersebut ingkar kepada Allah, Allah langsung
memberikan nikmat kepada mereka. begitupun seterusnya ketika mereka berbuat
maksiat lagi, Allah tambah lagi nikmat kepada mereka. Sehingga orang tersebut
mengira bahwa Allah menyayangi mereka, padahal nikmat tersebut hakikatnya
hanyalah tipuan Allah terhadap mereka agar bertambah dosa mereka. dan pada
akhirnya Allah akan memberi mereka azab yang sangat pedih di akhirat. Dari
pengertian tersebut Imam alQurthubi berpendapat bahwa nikmat yang diberikan
kepada seseorang yang ingkar didatangkan setelah mereka melakukan maksiat.
Ketika mereka berbuat maksiat lagi, Allah datangkan lagi nikmat kepada
mereka. Contoh istidraj pada masa sekarang yaitu seperti orang-orang yang
melakukan korupsi, namun seumur hidupnya tidak pernah tertangkap, malah
anak cucunya mendapatkan warisan harta yang berlimpah dari hasil korupsi
tersebut. Dalam hal ini istidraj diberlakukan kepada orang-orang kaya tetapi
orang kaya yang zhalim. Dari ayat di atas dapat dilihat bahwa pelaku atau orang
yang dikenai istidraj adalah penduduk Mekah, yaitu penduduk Mekah yang
Fasiq. Fasiq secara bahasa berarti tidak memperdulikan perintah Allah SWT,
buruk kelakuan, jahat, dan berdosa besar. Dan secara istilah fasiq adalah orang
yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah serta mengakui kebenaran
Islam, tetapi berbuat durhaka dan dosa besar.[ CITATION MZu \l 1033 ]

Istidraj Adalah kenikmatan yang diberikan Allah SWT tanpa melalui


keimanan dan syariat yang di kerjakan. Ketika seseorang diberi nikmat berupa
rizki yang melimpah, kesenangan hidup, kesehatan yang terus menerus, panjang
umur dan sebagainya. Namun dengan nikmat tersebut dia semakin jauh dengan
Allah SWT, maka bisa jadi itulah Istidraj yang akan semakin mendekatkan
mereka dengan azab-Nya.
Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
‫ك ِم ْنهُ ا ْستِ ْد َرا ٌج‬ ِ ‫إِ َذا َرأَيْتَ هَّللا َ تَ َعالى يُ ْع ِطي ْال َع ْب َد ِمنَ ال ُّد ْنيَا َما ي ُِحبُّ َوهُ َو ُمقِي ٌم َعلَى َم َعا‬
َ ِ‫صي ِه فَإِنَّ َما َذل‬

5
“Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang
hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya
adalah istidraj dari Allah.”
Ketika seseorang lupa kepada Allah dan tidak mengindahkan peringatan-Nya.
maka bisa saja Allah membukakan pintu istidraj kepada mereka, yaitu pintu
nikmat yang banyak. Sampai mereka nanti akan berbangga diri dan sombong.
kemudian nanti Allah akan menyiksanya dengan tiba-tiba hingga mereka
terdiam dan berputus asa dari segala kebaikan.

Kita mungkin melihat orang kafir atau ahli maksiat, ketika dia sangat jauh dari
Allah SWT namun mereka malah mempunyai harta yang banyak, lebih makmur
dan lebih sukses dari orang yang sering melakukan ibadah ataupun dekat dengan
Allah. ketahuilah bahwasanya itulah mungkin Istidraj yang akan semakin
melalaikan mereka.

ٌ ‫َواَل يَحْ َسبَ َّن الَّ ِذينَ َكفَرُوا أَنَّ َما نُ ْملِي لَهُ ْم َخ ْي ٌر أِل َ ْنفُ ِس ِه ْم إِنَّ َما نُ ْملِي لَهُ ْم لِيَ ْزدَادُوا إِ ْث ًما َولَهُ ْم َع َذابٌ ُم ِه‬
‫ين‬

Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian


tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya
Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah
dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan. (Ali ‘Imran: 178).
[ CITATION Abd21 \l 1033 ]

B. Konsep

Mengenai pembahasan istidraj banyak masyarakat yang awam, istidraj adalah


hal yang masih banyak membuat seseorang tidak sadar dengan kesesatan dan
azab yang diberikan oleh Allah SWT berupa kelancara urusan di dunia secara
sesaat, melimpahnya rezeki, dan nikmat yang tidak terhingga padahal kelancaran
tersebut hanya menyesatkan manusia yang dzalim. Nikmat yang tidak hanya
berupa harta, tetapi juga kesehatan dan lain sebagainya. Oleh karena itu penulis
mengkaji beberapa konsep istidraj menurut tafsir al-Misbah karya M. Quraish
Shihab sebagai berikut: Pertama, Pemberian Allah berupa kemudahan dalam

6
segala urusan dan harta melimpah. ُ ‫ى‬Šَ َٰٰ ْ ‫ء فَ ُء َوٱل َّس َّرا َءنَا ٱل َّض َّرا قَد َم َّس َءابَا ْ ُوا َّوقَال‬
٩٥ ‫ئ ِة ٱل َم َكا َن ٱل َّسي َّم بَ َّدلنَا َو ث هُم َل ُ ُهم بَغتَة ٰ َ َخذنَ َ أ يَش ُع ُرو َن‬ َّ ‫َعفَوا‬
َ ِ َ‫َحت َح َسنَة‬
"Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga mereka
bertambah banyak dan mereka berkata: ‘Sesungguhnya nenek moyang kami pun
telah merasakan penderitaan dan kesenangan’. Maka Kami timpakan siksaan
atas mereka dengan tiba-tiba dalam keadaan mereka tidak menyadari.” (QS. Al-
A’raf : 95)22 Allah SWT memberikan nikmat bukan hanya berupa kelancaran
rizki namun juga bisa dalam bentuk kemudahan dan kelancaran dalam segala
pekerjaan. “konsep istidraj pada hakikatnya ialah Allah mengazab hambanya
dengan segala kemudahan, kesenangan dan hal-hal nikmat lainnya sehingga
semakin lalai serta menjauh dari Allah. Banyak orang yang terfitnah dengan
diberi kenikmatan23 dan dibiarkan tenggelam dalam kenikmatan, sehingga
mereka tersesat dari jalan Allah tanpa sadar.” Kedua, Pemberian kesusahan dan
permasalahan dunia yang tiada habisnya. Istidraj adalah suatu bentuk murkanya
Allah terhadap hamba-hambanya yang kufur akan segala kenikmatan yang telah
diberikan. Allah akan dengan mudah membinasakan mereka di akhirat. Namun
ada hal yang tidak biasa dan berbeda dalam istidraj, yaitu Allah memurkai
mereka bukan dengan siksa, akan tetapi dengan segala kemudahan hidup, nikmat
dan harta melimpah. Lantaran semua kenikmatan tersebut Allah membuat
mereka lalai dan lebih jauh meninggalkanNya. Namun disisi lain Allah juga
menguji hambanya dengan segala kesusahan hidup dan permasalahan. Bahkan
ditimpakan kepada mereka beberapa penyakit yang dengan hal-hal tersebut
Allah akan melihat apa yang akan mereka kerjakan. Melalui istidraj, Allah buat
mereka sibuk dengan pekerjaan dan masalah dunia yang tiada habisnya sampai
mereka benar-benar lalai dan melupakan Allah serta selalu menganggap itu
benar. ُ ‫ي َر َسلنَا فِي قَريَة ِ من‬ ٍ ِ ‫ي َّض َّر ُعو َن َّ ِٱلبَأ َسا ِء َوٱل َّض َّرا ِء لَ َعل َها ب َه َل َخذنَا أ َ َّل أ ِ إ‬ َ ‫هم‬
ْ ‫ث َوهُ ُهم بَغتَة ٰ َ َخذنَ َ ُء فَأ ُء َوٱل َّس َّرا َءنَا ٱل َّض َّرا قَد َم َّس َءابَا ْ ُوا َّوقَال‬
ُ ‫ ا أ َّم بَ َّدلنَا‬٩٤ ‫نَّب َم َكا َن َو َم‬
َّ ‫ى َعفَوا‬Šََٰ “Dan Kami tidaklah mengutus ke satu
َ ٩٥ِ ‫َحت َح َسنَةَ ٱل َّسي م َل يَش ُع ُرو َن‬
‫ئ ِة ٱل‬
negeri seorang nabi pun, kecuali Kami timpakan penduduknya dengan kesulitan
dan penderitaan supaya mereka tunduk bermohon.”

7
Ketiga, Penggantian kesusahan menjadi kemudahan dan kesenangan.
Allah mengganti keadaan mereka berbalik hingga menjadi makmur, hal ini
merupakan cobaan pula bagi mereka. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan
Allah dalam firman-Nya: “Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan
kesenangan. Maksudnya, Allah akan mengubah keadaan mereka, dari sengsara
menjadi senang, dari sakit menjadi sehat, dan dari miskin menjadi kaya, agar
mereka bersyukur. Tetapi ternyata mereka tidak melakukannya.” “Hal ini
berbeda dengan keadaan orang-orang mukmin; bila memperoleh kesenangan
dari Allah SWT, manusia akan selalu bersyukur kepada Allah SWT, dan bila
mendapat kesengsaraan mereka akan tetap bersabar. Hal tersebut ialah suatu
keputusan yang akan menjadi kebaikan bagi mereka hambanya. Jika seorang
hamba sedang tertimpa kesengsaraan maka ia akan bersabar, karena sabar itu
baik

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan antara


lain : Istidraj “adalah pemberian nikmat untuk hamba-Nya dari Allah SWT yang
akan menjadikan mereka celaka dan lalai. Pemberian ini bisa berupa kemapanan
hidup, kelapangan rizki, kelancaran pekerjaan, pandangan baik atas setiap
perbuatan, kesehatan, kecerdikan, dan lain sebagainya yang membuat terlena.
Manusia yang paham tentang istidraj, akan membuat manusia dapat mengontrol
sikap dan mawas diri. Adapun nikmat merupakan bentuk kemurahan Allah
berupa kemudahan dan rizki yang menghasilkan keberkahan hidup akibat taqwa
dan taat pada-Nya. Namun, bila sebaliknya maka kenikmatan tersebut dapat
dipastikan sebagai istidraj.” Menurut M. Quraish Shihab, “istidraj sangat dekat
dengan kebiasaan manusia sehingga penting bagi pengetahuan dalam menjalani
kehidupan.” Adapun konsep dari penafsiran M. Quraish Shihab tentang istidraj
sebagai berikut : “Pertama, Allah memberikan kemudahan segala urusan serta
harta yang melimpah. Kedua, Allah akan tangguhkan segala kesenangan di
dunia atas para pendusta ayatNya. Ketiga, Allah akan bukakan semua pintu
kesenangan bagi orang-orang yang lalai. Keempat, manusia akan selalu
menganggap baik setiap perbuatannya setelah mendapat bisikan setan. Namun

8
bisikan itulah penyebab mereka disiksa Allah SWT.”[ CITATION Ali20 \l
1033 ]

C. Dalil

Allah SWT telah menurunkan beberapa ayat di dalam Al-Qur'an yang


menjelaskan tentang istidraj. Salah satunya adalah Surat Al-Anam ayat 44 :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ۤ
‫ب ُكلِّ َش ْي ٍء ۗ  َح ٰتّى اِ َذا فَ ِرحُوْ ا بِ َم ۤا اُوْ تُ ۤوْ ا اَخ َْذ ٰنهُ ْم بَ ْغتَةً فَا ِ َذا هُ ْم‬
َ ‫فَلَ َّما نَسُوْ ا َما ُذ ِّكرُوْ ا بِ ٖه فَتَحْ نَا َعلَ ْي ِه ْم اَ ْب َوا‬
َ‫ُّم ْبلِسُوْ ن‬

fa lammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa 'alaihim abwaaba kulli syaii,
hattaaa izaa farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum
mublisuun

"Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada


mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka.
Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada
mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam
putus asa." (QS. Al-An'am 6: 44)

Ayat lainnya tentang istidraj adalah Surat Ali Imran ayat 178 :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ  ‫َواَل يَحْ َسبَ َّن الَّ ِذ ْينَ َكفَر ُۤوْ ا اَنَّ َما نُ ْملِ ْي لَهُ ْم َخ ْي ٌر اِّل َ ْنفُ ِس ِه ْم ۗ اِنَّ َما نُ ْملِ ْي لَهُ ْم لِيَ ْزدَا ُد ۤوْ ا اِ ْث ًما‬
‫ۚ ولَهُ ْم َع َذا بٌ ُّم ِهي ٌْن‬

wa laa yahsabannallaziina kafaruuu annamaa numlii lahum khoirul li-


angfusihim, innamaa numlii lahum liyazdaaduuu ismaa, wa lahum 'azaabum
muhiin

"Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu
yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang
waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin

9
bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan." (QS. Ali
'Imran 3: 178)

Tidak hanya ayat Al-Qur'an, bahaya istidraj juga diterangkan dalam sebuah


hadist yang berbunyi :

Rasullulah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

"Bila kamu melihat Allah memberi hamba dari (perkara) dunia yang
diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka
(ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang
disegerakan) dari Allah."(HR. Ahmad 4:145).

10
BAB II
TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK
KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA

A. DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN

Di antara manusia ada orang-orang yang Allah inginkan kebaikan


padanya. Kita berharap mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang
diinginkan oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan tersebut. Tentunya kita tidak
ingin kita termasuk orang yang Allah kehendaki keburukan ada pada diri kita.
Lalu siapakah orang-orang yang Allah inginkan kebaikan bagi mereka? Berikut
ciri-cirinya:

1. Dijadikan ia senantiasa beramal sholih sebelum kematian menjelang

Disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan


lainnya,bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ يفتح له عمال صالحا بين يدي موته حتى يرضي‬: ‫ ما يستعمله ؟ قال‬: ‫ خيرا استعمله قيل‬Š‫إذا أراد هللا بعبد‬
‫عليه من حوله‬

“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah jadikan ia


beramal.” Lalu para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dijadikan dia
beramal?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dibukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya sehingga orang-
orang yang berada di sekitarnya ridha kepadanya.”

2. Dipercepat sanksinya di dunia

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ حتى يوافي به يوم‬Š‫ الشر أمسك عنه بذنبه‬Š‫عجل له العقوبة في الدنيا و إذا أراد بعبده‬ ‫ الخير‬Š‫إذا أراد هللا بعبده‬
‫القيامة‬

11
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hamba-Nya, Allah akan
segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan
keburukan kepada hamba-Nya, Allah akan menahan adzab baginya akibat
dosanya (di dunia), sampai Allah membalasnya (dengan sempurna) pada hari
Kiamat.” (HR. At-Tirmidzi dan Al Hakim dari Anas bin Malik)[2]

Namun kita tidak diperkenankan untuk meminta kepada Allah agar dipercepat
sanksi kita di dunia, karena kita belum tentu mampu menghadapinya.

3. Diberikan cobaan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫من يرد هللا به خيرا يصب منه‬

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah.”


(HR. Al-Bukhari).

Cobaan pasti akan menerpa kehidupan mukmin, karena itu merupakan janji
Allah. Allah berfirman,

ِ ُ‫ال َواألَنف‬
ِ ‫س َوالثَّ َم َرا‬
‫ت‬ ِ ‫ص ِّمنَ األَ َم َو‬ ِ ‫ف َو ْالج‬
ٍ ‫ُوع َونَ ْق‬ ِ ْ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِّمنَ ْالخَ و‬

“Sungguh, Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan,


kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira bagi
orang-orang yang bersabar” (QS. Al Baqarah: 155).

Bersabarlah ketika kita mendapatkan cobaan, karena cobaan itu untuk


menggugurkan dosa atau mengangkat derajat.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫اَل يَزَا ُل ْالبَاَل ُء بِ ْال ُم ْؤ ِم ِن أَوْ ْال ُم ْؤ ِمنَ ِة فِي َج َس ِد ِه َوفِي َمالِ ِه َوفِي َولَ ِد ِه َحتَّى يَ ْلقَى هَّللا َ َو َما َعلَ ْي ِه ِم ْن خَ ِطيئَ ٍة‬

12
“Senantiasa ujian itu menerpa mukmin atau mukminah pada jasadnya, harta
dan anaknya sampai ia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai
dosa.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani).

4. Dijadikan faham terhadap agama Islam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫من يرد هللا به خيرا يفقهه في الدين‬

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia


dalam masalah agama (ini).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kefaqihan adalah pemahaman yang Allah berikan kepada seorang hamba.


Pemahaman yang lurus tentang Al-Qur’an dan hadits didasari dengan
kebeningan hati dan aqidah yang shahih. Karena hati yang dipenuhi oleh hawa
nafsu tidak akan dapat memahami Al-Qur’an dan hadits dengan benar.

5. Diberikan kesabaran

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫و ما أعطي أحد عطاء خيرا و أوسع من الصبر‬

“Tidaklah seseorang diberikan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari
kesabaran.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Kesabaran dalam keimanan bagaikan kepala untuk badan. Badan tak akan hidup
tanpa kepala, demikian pula iman tak akan hidup tanpa kesabaran. Untuk
menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya amat dibutuhkan
kesabaran. Karena iblis dan balatentaranya tak pernah diam dari menyesatkan
manusia dari jalan Allah. Allah berfirman,

َ َ‫َو َما يُلَقَّاهَا إِاَّل الَّ ِذين‬


ٍّ ‫صبَرُوا َو َما يُلَقَّاهَا إِاَّل ُذو َح‬
‫ظ َع ِظ ٍيم‬

13
“Tidaklah diberikan (sifat-sifat yang terpuji ini) kecuali orang-orang yang
sabar, dan tidaklah diberikannya kecuali orang yang mempunyai
keberuntungan yang besar.” (QS. Fushshilat: 35).

Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang Engkau inginkan kebaikan, beri


kami kesabaran untuk menjalankan perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu,
beri kami kesabaran dalam menghadapi musibah yang menerpa, beri kami
kefaqihan dalam agama dan bukakan untuk kami pintu amal shalih sebelum
wafat kami.[ CITATION Pro211 \l 1033 ]

B. CONTOH KASUS

Contohnya Nabi Ayub AS. Allah SWT mengujinya dengan kemiskinan dan
penyakit yang sangat berat selama berpuluh-puluh tahun, tapi ia tetap sabar.

Setelah para Nabi dan Rasul, orang yang ujiannya sangat berat adalah para
shalihin dan para ulama. Demikianlah secara berurutan, hingga Allah SWT
menimpakan ujian yang ringan kepada orang-orang awam, termasuk kita di
dalamnya. Yang pasti, ketika setelah seseorang mengikrarkan diri beriman,
maka Allah akan menyiapkan ujian baginya. 

Dalam Alquran tertulis janji Allah, ''Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, lantas tidak
diuji lagi? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui
orang-orang yang dusta'' (QS Al Ankabut: 2-3).

"Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia


menyegerakan hukuman di dunia. Jika Allah menghendaki keburukan bagi
hamba-Nya, maka Dia menahan hukuman kesalahannya sampai
disempurnakannya pada hari Kiamat'' (HR Imam Ahmad, At Turmidzi,
Hakim, Ath Thabrani, dan Baihaqi).

14
Suatu ketika seorang laki-laki bertemu dengan seorang wanita yang
disangkanya pelacur. Dengan usil, lelaki itu menggoda si wanita sampai-
sampai tangannya menyentuh tubuhnya. Atas perlakuan itu, si wanita pun
marah. Lantaran terkejut, lelaki itu menoleh ke belakang, hingga mukanya
terbentur tembok dan ia pun terluka. Pascakejadian, lelaki usil itu pergi
menemui Rasulullah dan menceritakan pengalaman yang baru saja
dialaminya. Rasulullah SAW berkomentar, ''Engkau seorang yang masih
dikehendaki oleh Allah menjadi baik''. Setelah itu, Rasul mengucapkan hadis
yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mughaffal.

Dalam riwayat At Turmidzi, hadis itu disempurnakan dengan lafadz sebagai


berikut, ''Dan sesungguhnya Allah, jika Dia mencintai suatu kaum, Dia menguji
mereka. Jika mereka ridha, maka Allah ridha kepadanya. Jika mereka benci,
Allah membencinya''. Kecintaan Allah kepada hamba-Nya di dunia tidak selalu
diwujudkan dalam bentuk pemberian materi atau kenikmatan lainnya. Kecintaan
Allah bisa berbentuk musibah.

Musibah yang ditimpakan Allah kepada manusia dapat dilihat dari empat
perspektif. Yang pertama, sebagai ujian dari Allah. Kedua, sebagai tadzkirah
atau peringatan dari Allah kepada manusia atas dasar sifat Rahman-Nya. Ketiga,
sebagai azab bagi orang-orang fasiqin, munafiqin, ataupun kafirin. Kalau ia
menemui kematian dalam musibah tersebut, maka ia mati dalam keadaan tidak
diridhai Allah. Dalam konteks hadis ini, musibah, biasanya sesuatu yang
menyakitkan, dapat dilihat sebagai ujian.  [ CITATION Nas21 \l 1033 ] 

15
BAB III

BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM


KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN

A. Kitab Taurat

Berdasarkan kitab As-Sirah Al-Halabiyyah, pada hari keenam Ramadan turun


kitab Taurat kepada Nabi Musa AS. Di dalam kitab ini juga, tertulis kabar
tentang Nabi Muhammad SAW.

"Kabar kedatangan Rasulullah SAW sudah disebutkan pada kitab-kitab


terdahulu seperti Taurat yang diturunkan pada Musa AS pada hari keenam
Ramadan," kutip buku Peristiwa-Peristiwa Penting di Bulan Ramadan karya
Abdurrahman Al Baghdady.

Atha' bin Yassaar juga meriawayatkan bahwa suatu kali dia meminta Abdullah
bin Amr bin Ash RA untuk menerangkan Nabi Muhammad SAW dalam taurat.

Kemudian Abdullah bin Amr bin Ash berkata, "Wahai Nabi, sesungguhnya
Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pemberi kabar gembira, pemberi
peringatan bagi orang-orang yang buta huruf," ujar Abdullah.

Penjelasan Abdullah selanjutnya mengenai Rasulullah sama dengan penjelasan


di Alquran. Akan tetapi di dalam Taurat nama Rasulullah disebut dengan
Himyata. Himayata yaitu orang melindungi tanah haram dari perkara haram.
Sebutan lainnya adalah Qidmaya atau orang pertama atau pendahulu yang
dideskripsikan sebagai orang yang baik hati.
Dalam Taurat, kabar tentang Nabi Muhammad saw. juga terdapat dalam Kitab
Yeyasa bab ke-42. Bunyi teksnya: “Agar manusia dan kota-kotanya meninggi
suaranya, rumah-rumah yang ditinggali oleh Qaidir, agar penduduk Sali’
berdendang dari puncak-puncak gunung untuk memanggil, memberikan
kemuliaan kepada Tuhan, dan mengabarkan dengan tasbihnya di pulau-pulau.”

16
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menyebutkan kalau teks tersebut merupakan kabar
gembira tentang kedatangan Nabi Muhammad saw. Rumah-rumah yang
ditinggali oleh Qaidir bin Ismail menunjuk kepada negeri Arab. Sebagaimana
diketahui, Qaidir bin Ismail adalah moyang Nabi Muhammad saw. Tidak hanya
itu, teks itu juga menyebutkan tempat hijrah Rasulullah, Madinah. ‘Agar
penduduk Sali berdendang’. Sali’ atau Sal merupakan nama sebuah gunung di
pintu Madinah yang namanya masih sampai sekarang.[ CITATION Des21 \l
1033 ]

B. Kitab Zabur

Dalam kitab Zabur-Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Mazmur dan


dalam bahasa Inggris Psalms- bab 72 ayat 8 dikatakan sebagai berikut;   

"Kerajaannya akan membentang dari laut ke laut. Dari sungai itu sampai ke
ujung bumi. Di depannya tunduk penduduk daerah pelosok. Raja-raja Tarsyisy
dan pulau-pulau membawa hadiah-hadiah kepadanya. Raja-raja Syaba dan Saba'
menyampaikan upeti. Semua raja tunduk di depannya. Semua bangsa menjadi
hambanya. Karena dia menyelamatkan orang miskin peminta tolong yang
tertindas dan tidak memiliki penolong. Dia menyantuni orang fakir dan yang
membutuhkan. Dia menyelamatkan jiwa-jiwa sengsara dan mengeluarkan jiwa
mereka dari kegelapan dan kekejaman. Dia menjaga hidup mereka, karena hidup
begitu berharga di matanya. Semoga hiduplah sang raja. Semoga emas Syiba
diberikan kepadanya. Semoga mereka berdoa untuk selamanya, dan meminta
berkah Tuhan untuknya setiap siang. Semoga banyak tanaman gandum di bumi,
dan di puncak-puncak gunung, dan semuanya mekar seperti cedar Lebanon, dan
penduduk kota berbunga seperti rumput di tanah. Namanya akan abadi
selamanya. Namanya akan kekal seperti kekalnya matahari. Umat manusia akan
mengambil berkah dengannya, dan semua bangsa menyatakan bahwa dia baik.  

Gulen mengatakan meski sehebat apa pun upaya yang dilakukan kaum Nasrani
dan Yahudi, baik saat ini maupun dimasa lalu, khususnya oleh orang-orang yang
memendam kedengkian, dan meski sehebat apa pun upaya pengubahan dan

17
manipulasi yang dilakukan terhadap kitab suci mereka, tapi ternyata kitab Taurat
(Perjanjian lama) dan Injil yang masih ada saat ini menyimpan banyak ayat yang
berisi berita gembira atas kenabian Rasulullah berikut tanda-tanda yang
menunjuk kedatangan Rasulullah SAW. 

"Saya yakin bahwa berkat kesungguhan sejarawan kita, adakalanya kita masih
dapat menemukan beberapa naskah Taurat, Injil, dan Zabur yang tidak banyak
terkontaminasi oleh tangan manusia. Ketika itu terjadi, pasti semua orang
termasuk kalangan awam akan dapat melihat petunjuk sangat jelas yang tidak
membutuhkan takwil dan penjelasan tambahan lagi atas kenabian Rasulullah
Muhammad SAW. Tampaknya, hadits-hadits yang mengabarkan bahwa kelak
ajaran masehi akan kembali pada kemurniannya semula adalah petunjuk atas hal
ini," kata Fethullah Gulen. [ CITATION And21 \l 1033 ]

C. Kitab Injil
Nama "Muhammad" seringkali disebutkan secara tegas dalam Injil
Barnabas, seperti dalam kutipan berikut:
"Yesus menjawab: `Nama sang Mesias adalah yang terpuji, karena Allah sendiri
telah memberikan nama itu ketika Ia menciptakan jiwanya, dan
menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: "Nantikanlah
Muhammad; demi engkau, Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan begitu
banyak makhluk, yang akan Aku serahkan kepadamu sebagai hadiah,
sedemikian rupa sehingga barangsiapa memberkai engkau, dia akan diberkati,
dan barangsiapa mengutuk engkau, ia akan dikutuk. Ketika Aku mengutus
engkau ke dalam dunia, Aku akan mengutus engkau sebagai utusan
keselamatan-Ku dan kata-katamu akan menjadi kenyataan, sedemikian rupa
sehingga meskipun langit dan bumi akan gagal, imanmu tidak akan pernah
gagal." Muhammad adalah namanya yang diberkati.' Kemudian khalayak itu
mengangkat suara mereka, lalu berkata, `O Allah, utuslah kepada kami utusan-
Mu: O Yang Terpuji, datanglah segera demi perdamaian dunia!'" Barnabas 97:9-
10. Manuskrip Italia mengganti "Yang Terpuji" dengan "Muhammad’.

Namun, sementara ada banyak nas di mana Injil Barnabas memberikan bacaan
alternatif terhadap perikop-perikop yang terdapat dalam Injil-injil kanonik, tak

18
ada satupun rujukan kepada Muhammad yang langsung menyebut namanya
muncul dalam nas-nas sinoptik; dan khususnya, tak ada satupun rujukan kepada
"Muhammad" di dalam Barnabas yang sesuai dengan rujukan "Parakletos"
dalam Injil Yohanes yang kanonik. Hanya ada satu kesempatan di mana Injil
Barnabas dapat dianggap "mengoreksi" sebuah perikop kanonik yang dikenal,
sehingga mencatat sebuah nubuat oleh Yesus tentang seorang Utusan Allah
(yang tidak disebutkan namanya):

Lalu Yesus berkata: "Akulah suara yang berseru-seru di seluruh Yudea, dan
berkata: "Persiapkanlah jalan untuk utusan Tuhan," bahkan sebagaimana tertulis
dalam Yesaya." Mereka berkata: "Bila engkau bukanlah Mesias atau Elia, atau
nabi manapun juga, mengapa engkau mengajarkan suatu ajaran yang baru, dan
membuat dirimu lebih penting daripada Mesias?" Yesus menjawab: "Mujizat
yang Allah kerjakan melalui tanganku membuktikan bahwa aku berbicara
tentang apa yang Allah kehendaki; akupun tidak membuat diriku sebagai dia
yang engkau katakan. Karena aku tidak layak untuk melepaskan tali kasut
ataupun pengikat sepatu Utusan Allah yang engkau sebut "Mesias," yang telah
diciptakan sebelum aku, dan datang setelah aku, dan akan membawa firman
kebenaran, sehingga imannya tidak akan pernah berakhir." (Pasal 43):

Nas ini sangat mirip dengan ayat-ayat dalam Injil Yohanes 1:19-30 yang
kanonik, kecuali bahwa dalam nas ini, kata-kata tersebut diucapkan oleh
Yohanes Pembaptis (di dalam Qur'an; Yahya ibn Zakariya) dan merujuk kepada
Yesus.[ CITATION wik21 \l 1033 ]

Terdapat nubuatan penting dalam Kidung Agung (5: 9-16). Dalam nubuat ini,


sosok yang dibicarakan di sini adalah kekasih Allah. Salah satu nama sifat dari
Nabi Muhammad saw adalah Habibullah – orang yang dicintai Allah. Kedua:
“Kekasihku putih dan kemerahan”. Ini adalah warna kulit Nabi
Muhammad saw, Ketiga, “Pemimpin diantara sepuluh ribuan”. Kami telah
menunjukkan bahwa Nabi Muhammad  saw adalah pemimpin sepuluh ribu
pengikut beliau pada saat penaklukan Mekah. Poin keempat dan yang paling
mencolok dalam nubuatan ini adalah nama Nabi Muhammad saw dalam ayat 16.
Bunyinya: “Yea, he is altogether lovely” (Segala sesuatu padanya menarik)

19
dalam Alkitab bahasa Inggris. Dalam Alkitab Ibrani, kata ini tertulis
“Muhammad-im“. Lihat Hebrew Bible printed for the British and Foreign Bible
Society by Trowitzsch & Sons, Berlin, P. 1159.[ CITATION Tim21 \l 1033 ]

D. Kitab Suci Hindu


itab suci umat Hindu terbagi menjadi tiga, yaitu Vedas, Upanishads, and
Puranas. Ketiganya dibedakan berdasarkan umurnya, beberapa menyebutkan
kitab tersebut berasal dari sekitar 4.000 tahun yang lalu. Baru-baru ini telah
ditemukan bahwa Nabi Muhammad SAW disebutkan dalam kitab-kitab
tersebut.

Dilansir Onislam.net, salah satu bukti yang mengejutkan adalah jazirah


Maharshi Vyasa yang merupakan tempat suci umat Hindu, merupakan tanah
Arab yang dirusak setan. Kemungkinan hal itu berasal dari pra-Islam pagan.

Selanjutnya, disebutkan Mahamad, yang diperkirakan maksudnya adalah


Muhammad, dimana dalam kitab tersebut digambarkan sebagai orang yang akan
menuntun orang-orang yang sesat.

Dalam kitab itu, disebutkan dia akan disunat, berjenggot, fasih, dia akan
membuat revolusi besar, dia akan mengumumkan panggilan untuk beribadah,
dia akan makan daging hewan halal yang bukan dari babi, dan dia akan melawan
bangsa yang tidak beragama. Kesemua itu mengarah pada ciri-ciri Rasulullah
Muhammad SAW.

Bhavishya Purana yang merupakan salah satu Puranas terpenting, memberikan


bukti lain. Disebutkan bahwa di negeri asing akan ada seorang guru spiritual
yang bernama Muhammad. Dimana dia akan menjadi penghuni Arabia, dia akan
mengumpulkan kekuatan besar untuk melawan atau membunuh iblis dan Allah
akan melindunginya dari lawan-lawannya.

Kitab Upanishad, yang merupakan kitab tinggi dari Vedas, dan banyak

20
digunakan sebagai literatur pelajar Hindu menyebutkan nama nabi Muhammad.
Karena dalam kitab tersebut terdapat pengetahuan yang bersifat ketuhanan yang
mengajarkan bagaimana mendekatkan diri kepada sang Khaliq.

Selain itu juga, terdapat bukti penting yang disebutkan "tidak ada tuhan kecuali
Allah", dan itu disebutkan lebih dari sekali. Disebutkan pula deskripsi untuk
Allah, yaitu nama dewa adalah Allah, Dia adalah salah satu, Raja seluruh dunia,
Dia adalah yang Terbesar dari semua, Terbaik, Paling Sempurna, paling suci
dari semua, Memelihara dari seluruh dunia, yang merupakan pengejawantahan
bumi dan ruang, dan Tuhan dari semua ciptaan.

Dia menciptakan matahari, bulan, bintang-bintang, dan langit. Dia Memelihara


dari semua burung, binatang, hewan yang hidup di laut dan mereka yang tidak
terlihat oleh mata. Dia adalah Penghapus segala kejahatan dan bencana, dan
Muhammad adalah Rasul Allah.

Dalam Atharva Veda disebutkan 'yang patut dipuji' yang setiap orang harus
memujinya, dan disebutkan namanya Muhammad. Disebutkan pula Muhammad
adalah sosok penunggang unta. Menariknya, hal itu kontras karena nabi Indian
dilarang untuk menunggang unta. Dan nabi Isa disebutkan mengendarai keledai
bukan unta. Sehingga jelaslah yang dimaksud sang pengendara unta adalah
Muhammad.

Pada mantra ketujuh menyebutkan ada orang yang akan menuntun semua
manusia, dan Muhammad selalu menegaskan tidak ada pengkhususan yang
dituntun, bukan hanya bangsa Israel ataupun bangsa Arab saja, melainkan
seluruh umat.

Kemudian pada Mantra keenam berbicara tentang beberapa orang pemberani


yang kalah tanpa pertempuran dan jumlah lawan mereka adalah 10 ribu. Hal itu
bisa menjadi acuan untuk pertempuran sekutu atau parit yang berlangsung pada
masa Nabi Muhammad.

21
Jumlah orang-orang yang melakukan pengepungan di sekitar Madinah memang
10 ribu, dan mereka kalah tanpa pertempuran karena Allah mengirimkan badai
yang akhirnya setelah pengepungan panjang, memaksa mereka untuk
meninggalkan lokasi.

Selanjutnya, dalam Rig Veda, yang berbicara tentang seseorang yang


digambarkan sebagai jujur dan dapat dipercaya, kuat dan murah hati yang akan
menjadi terkenal dengan 10 ribu. Semua ini adalah karakteristik dari Nabi
Muhammad, dan jumlah 10 ribu mungkin dimaksudkan untuk jumlah para
sahabat Nabi Muhammad yang masuk dalam pemenangan Makkah.[ CITATION
Ilh21 \l 1033 ]

22
BAB IV

Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI

Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan satu sama lain.
Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang
diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui penyimpulan secara rasional mengenai
hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh dari observasi
pada gejala-gejala alam. Sedangkan teknologi adalah himpunan pengetahuan manusia
tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains, dalam
kerangka kegiatan yang produktif ekonomis (Baiquni, 1995: 58-60). Al-Qur’an, sebagai
kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat praktis. Oleh sebab
itu, secara obyektif, al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains dan teknologi apalagi al-
Qur’an tidak menyatakan hal itu secara gamblang.

Sedangkan pandangan al-Qur’an tentang sains dan teknologi, dapat diketahui dari
wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw.: “Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam (tulis baca). Dia Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(QS al-‘Alaq: 1-5) Kata iqra’, menurut Quraish Shihab, diambil dari akar kata yang
berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan,
menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik yang
tertulis maupun tidak. Sedangkan dari segi obyeknya, perintah iqra’ itu mencakup
segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh manusia. (Shihab, 1996:433)

Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut tentang ilmu


pengetahuan dan sains yang merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al-
Qur’an. Bahkan kata ‘ilm dan turunannya disebut sebanyak 778 kali. Selain itu sains
juga merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, hal ini dibuktikan dengan fakta
setiap kali umat Islam melaksanakan ibadah memerlukan penentuan waktu yang
tepat.Contohnya dalam melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan,

23
pelaksanaan haji semuanya memiliki waktu tertentu dan untuk menentukan waktu yang
tepat diperlukan ilmu astronomi yang memang termasuk dalam sains.

Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan ini bertolak belakang dengan pandangan
para ilmuan Barat yang sebagian besar berpaham materialis. Mereka menganggap ilmu
pengetahuan tidak dapat disatukan dengan agama. Bahkan para pemikir Barat sekarang
ini berada ditengah-tengah peperangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Hampir
tidak mungkin mereka sekarang ini menerima kenyataan adanya pertemuan secara
mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan. Secara historis, timbulnya pemikiran
tersebut sebenarnya dilatarbelakangi oleh sikap antipati gereja terhadap ilmu
pengetahuan pada abad pertengahan.Itulah sebabnya para ilmuan Kristen pada zaman
dahulu, seperti Galileo Galilei, dihukum mati oleh gereja, karena penemuan ilmiah
mereka yang dianggap bertentangan dengan paham gereja. Menurut Quraish Shihab,
pertentangan antara kaum agamawan dengan ilmuan di Eropa itu disebabkan oleh sikap
radikal kaum agamawan Kristen yang hanya mengakui kebenaran dan kesucian Kitab
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga orang-orang yang mengingkarinya
dianggap kafir dan berhak mendapatkan hukuman. Dilain pihak, para ilmuan
mengadakan penyelidikan-penyelidikan ilmiah yang hasilnya bertentangan dengan
kepercayaan yang dianut oleh pihak gereja (kaum agamawan). Akibatnya, tidak sedikit
ilmuwan yang menjadi korban oleh penindasan dan kekejaman pihak gereja.

Islam adalah agama yang mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama merupakan
sesuatu yang saling berhubungan dan melengkapi. Al Qur’an merupakan sumber ilmu
pengetahuan, dan ilmu pengetahuan merupakan sarana untuk mengaplikasikan segala
sesuatu yang tertuang dalam ajaran Islam.

Bukti bahwa Islam merupakan agama yang menekankan pengembangan ilmu


pengetahuan adalah dengan ditemukan ratusan ayat yang membicarakan tentang
petunjuk untuk memperhatikan bagaimana cara kerja alam dunia ini. Tidak kurang dari
750 ayat al-Qur’an memberikan gambaran kepada manusia untuk memperhatikan alam
sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang membahasnya diawali maupun diakhiri
dengan sindiran-sindiran seperti; “Apakah kamu tidak memperhatikan?”, “Apakah
kamu tidak berpikir?”, “Apakah kamu tidak mendengar?”, “Apakah kamu tidak
melihat?”. Sering pula di akhiri dengan kalimat seperti “Sebagai tanda-tanda bagi kaum

24
yang berpikir”, “Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab”. Demikianlah mukjizat
terakhir rasul yang selalu mengingatkan manusia untuk mendengar, melihat, berpikir,
merenung, serta memperhatikan segala hal yang diciptakan Allah di dunia ini.

ِ َ‫َم َر َج ْالبَحْ َر ْي ِن يَ ْلتَقِيَا ِن بَ ْينَهُ َما بَرْ زَ ٌخ اَل يَب ِْغي‬


‫ان‬

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-20)

Penceramah melanjutkan diantara ayat sains yang ada pada al-quran, pada surat ar-
rahman ayat 19-20, bahwa Allah telah membiarkan 2 lautan mengalir yang keduanya
kemudian bertemu, namun keduanya tidak bercampur. Dua lautan yang tidak bercampur
ini terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya
antara negera Maroko dan Spanyol. 

Merujuk kepada pandangan Barbour tentang relasi agama dan sains, secara umum ada
empat pola yang menggambarkan hubungan tersebut. Keempat hubungan itu adalah
berupa konflik, independensi, dialog, dan integrasi. Hubungan yang bersifat konflik
menempatkan agama dan sains dalam dua sisi yang terpisah dan saling bertentangan.
Pandangan ini menyebabkan agama menjadi terkesan menegasi kebenaran-kebenaran
yang diungkap dunia sains dan sebagainya. Persepsi yang menggambarkan hubungan
keduanya sebagai interdependensi menganggap adanya distribusi wilayah kekuasaan
agama yang berbeda dari wilayah sains. Keduanya tidak saling menegasi. Ilmu
pengetahuan bertugas memberi jawaban tentang proses kerja sebuah penciptaan dengan
mengandalkan data publik yang obyektif. Sementara agama berkuasa atas nilai-nilai dan
kerangka makna yang lebih besar bagi kehidupan seseorang.[ CITATION Aid21 \l 1033 ]

Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses mengamati, menemukan,


memahami, dan menghayati sunnatullah, yang berupa fenomena alamiah maupun sosial,
kemudian mengaplikasikan pemahaman tersebut bagi kemaslahatan hidup manusia dan
lingkungannya serta menjadikan kesadaran adanya Allah dengan sifat-sifat-Nya Yang
Maha Sempurna sebagai tujuan hakiki dari kegiatan pembelajaran. Tujuan ini akan
membimbing peserta belajar kepada kesadaran adanya realitas supranatural di luar

25
realitas eksternal yang dapat ia indera Oleh sebab itu, prinsip-prinsip dasar kegiatan
ilmiah yang digariskan al-Quran, (istikhlaf, keseimbangan, taskhir, dan keterkaitan
antara makhluk dengan Khalik) harus dijadikan titik tolak dalam mempelajari subyek
apapun.[ CITATION Fak10 \l 1033 ]

26
BAB V

SALAFUSSALIH

A. Pengertian

Secara bahasa, salafus shalih berasal dari tiga huruf, yaitu sim, lam, dan fa. Tiga
huruf ini menunjukkan makna “yang terdahulu atau orang-orang yang telah
lampau”.

Para ulama membagi salafus shalih menjadi tiga golongan, yaitu para sahabat
nabi, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. ketiga golongan ini diyakini sebagai orang-
orang terbaik yang hidup setelah Rasulullah SAW.

‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫اس قَرْ نِي‬
ِ َّ‫»خَ ْي ُر الن‬

“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia


yang hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa
berikutnya.” (HR. Bukhari (2652), Muslim (2533))

Sebagai seorang Muslim, kita hendaknya mengikuti jejak salafus shalih. Sebab
mereka adalah golongan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya. Mereka banyak membantu Rasulullah dengan harta benda dan jiwa
raganya dalam menyebarkan Agama Allah SWT.

Dalil Anjuran Mengikuti Salafus Shalihin

Salafus Shalih adalah sebaik-baiknya generasi. Perjalanan hidup mereka


dipenuhi dengan teladan yang baik, karena sanad keilmuan mereka begitu dekat
dengan Nabi Muhammad SAW.

Karena itu, setiap Muslim dianjurkan untuk selalu mengikuti mereka dan
menyandarkan perkara agama kepada mereka. Ini dijelaskan dalam beberapa
dalil berikut ini:

1. Surat An-Nisa ayat 115

27
‫ق ال َّرسُو َل ِم ْن بَ ْع ِد َما تَبَيَّنَ لَهُ ْالهُدَى َويَتَّبِ ْع َغي َْر َسبِي ِل ْال ُم ْؤ ِمنِينَ نُ َولِّ ِه َما ت ََولَّى َونُصْ لِ ِه َجهَنَّ َم‬
ِ ِ‫َو َم ْن يُ َشاق‬
‫صيرًا‬ ِ ‫ت َم‬ ْ ‫َو َسا َء‬
Artinya: “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
bainya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami
biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami
masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali.”

2. Surat At-Taubah ayat 100

‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ْم َو َرضُوا َع ْنهُ َوأَ َع َّد‬


ِ ‫ار َوالَّ ِذينَ اتَّبَعُوهُ ْم بِإِحْ َسا ٍن َر‬
ِ ‫ص‬َ ‫َوالسَّابِقُونَ األ َّولُونَ ِمنَ ْال ُمهَا ِج ِرينَ َواأل ْن‬
‫ت تَجْ ِري تَحْ تَهَا األ ْنهَا ُر َخالِ ِدينَ فِيهَا أَبَدًا َذلِكَ ْالفَوْ ُز ْال َع ِظي ُم‬ٍ ‫لَهُ ْم َجنَّا‬
Artinya: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam)
di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada
Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-
sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah
kemenangan yang besar."

3. Hadis Rasulullah SAW

َ‫ َويَ ُخونُون‬، َ‫ ثُ َّم إِ َّن بَ ْع َد ُك ْم قَوْ ًما يَ ْشهَ ُدونَ َوالَ يُ ْستَ ْشهَ ُدون‬،‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫َخ ْي ُر أُ َّمتِي قَرْ نِي‬
ْ َ‫ َوي‬، َ‫ َويَ ْن ُذرُونَ َوالَ يَفُون‬، َ‫َوالَ ي ُْؤتَ َمنُون‬
ُ‫ظهَ ُر فِي ِه ُم ال ِّس َمن‬
“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia
yang hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa
berikutnya, kemudian akan datang suatu kaum persaksian salah seorang dari
mereka mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului persaksiannya.”
(HR Bukhari (3650), Muslim (2533))

B. Orang-orang yang tergolong salafussalih


a. Generasi Sahabat
1. Abu Bakar Ash-Siddiq
Abu Bakar adalah sahabat nabi pertama yang masuk Islam. Abu Bakar

28
juga merupakan mertua sekaligus khalifah pertama sepeninggal
Rasulullah.

Nabi Muhammad SAW memberinya gelar Ash-Shiddiq yang artinya


'yang berkata benar' setelah Abu Bakar masuk Islam dan membenarkan
peristiwa Isra Miraj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya.

Sebagai pemeluk Islam pertama, Abu Bakar memiliki peran besar dalam
mengajak dan mengislamkan banyak orang yang di kemudian hari
menjadi tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam.

2. Ali bin Abi Thalib


Secara silsilah, Ali adalah sepupu dari Nabi Muhammad. Pernikahan Ali
dengan Fatimah az-Zahra menjadikannya sebagai menantu Nabi
Muhammad.

Sejak kecil hingga dewasa, Ali diasuh oleh Nabi Muhammad bersama
istrinya, Khadijah. Didikan langsung dari Nabi mengenai Islam membuat
Ali tumbuh menjadi seorang pemuda yang cerdas, bijak, dan berani.

Meski usianya terbilang muda bila dibandingkan sahabat utama Nabi


yang lain, Ali banyak terlibat pada masa kenabian.

3. Sa'ad bin Abi Waqqash


Sa'ad bin Abi Waqosh masih berusia 20 tahun ketika memutuskan untuk
masuk Islam. Hal tersebut menjadikannya golongan orang pertama
masuk Islam dari kalangan pemuda.

Sa'ad tertarik terhadap Islam dan memutuskan menjadi seorang muslim


atas ajakan Abu Bakar As-Shidiq yang dikenal sebagai sosok ramah dan
sabar.

29
Keislaman Sa'ad sempat ditentang keras oleh keluarganya. Namun
dengan kekuatan dan keteguhan iman, Sa'ad menyebut kecintaannya
pada Allah dan Rasulullah jauh lebih besar.

4. Zaid bin Haritsah


Zaid bin Haritsah merupakan orang pertama yang masuk Islam dari
kalangan hamba sahaya. Setelah dibebaskan, Zaid kemudian diangkat
menjadi anak oleh Rasulullah.

Selama perjuangan Rasulullah, Zaid senantiasa setia mendampingi


Rasulullah, baik ketika berada di Mekkah maupun ketika hijrah di
Madinah. Ia turut dalam setiap pertempuran dan pada akhir hayatnya ia
menjadi panglima perang dalam Pertempuran Mu'tah.

5. Ustman bin Affan


Ustman bin Affan masuk Islam pada masa awal masuknya Islam ke
Mekkah. Masuknya Ustman ke agama Islam sempat membuat marah
sukunya, Bani Ummayyah, yang sangat menentang ajaran Nabi
Muhammad.

Sama seperti dua pendahulunya, Utsman termasuk salah satu sahabat


utama Nabi Muhammad dan menjadi khalifah ketiga setelah masa
kepemimpinan Umar.

6. Zubair bin Awwam


Zubair bin Awwam adalah sahabat sekaligus sepupu Nabi Muhammad
SAW. Ibu Zubair, Shafiyyah binti Abdul Muthalib merupakan adik
perempuan dari Abullah bin Abdul Muthalib, ayah Rasulullah.
Sementara ayah Zubair, Awwam bin Khuwailid merupakan kakak laki-
laki Khadijah, istri Rasulullah.

30
Zubair menjadi Muslim pada usia 15 tahun dan termasuk yang dijanjikan
surga. Ia adalah prajurit Muslimin pemberani yang memimpin pasukan
dalam banyak peperangan.

7. Thalhah bin Ubaidillah


Sahabat Nabi yang pertama masuk Islam selanjutnya adalah Thalhah bin
Ubaidillah. Ia masuk Islam di awal-awal Islam datang ke Mekkah.
Thalhah merupakan sepupu dari Abu Bakar As-Shidiq, sekaligus suami
dari Hammamah binti Jahsy, sepupu Rasulullah.

Dalam pertemuannya dengan Rasulullah, Thalhah menjadi seorang


muslim usai mengucapkan dua kalimat syahadat.

Thalhah dikenal atas pengorbanannya pada Perang Uhud dalam


melindungi Nabi Muhammad. Ia menggunakan dirinya menjadi perisai
untuk menghalau panah yang diarahkan ke diri Rasulullah.

b. Tabiin
Menurut Al-Khatib al Baghdadi (sejarawan dari Baghdad yang hidup
pada abad ke-4 hijriyah), seorang muslim dapat dikatakan
sebagai tabiin jika pernah bersahabat Nabi SAW, jadi bukan sekedar
pernah berjumpa saja. Para ulama ahli hadis membagi generasi tabiin ini
dalam beberapa tingkatan (tabaqat) berdasarkan kualitas sahabat yang
pernah dijumpainya.

Ibnu Sa'ad, misalnya, mengelompokkan tabiin dalam 4 tabaqat,


sedangkan Al-Hakim mengelompokannya dalam 15 tabaqat.
pengelompokkan tabaqat tabiin sangat relatif dan lebih sulit serta
berbeda pengelompokkan tabaqat sahabat yang didasarkan atas keikut
sertaannya pada peristiwa peristiwa penting yang dialami Rasulullah
SAW.

31
Untuk tabaqat pertama, para ulama sepakat memberi batasan bahwa
mereka adalah tabi'in yang pernah berjumpa dan bersahabat dengan
sepuluh sahabat yang dijanjikan Rasulullah SAW akan masuk surga.
Mereka itu adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, Sa'id bin Abi Waqqas, Sa'id bin Zaid bin Amr
bin Nufail,  Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman
bin Auf dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah.

Mereka yang dipandang sebagai tabi'in tabaqat pertama di antaranya Abu


Usman an-Nahdi, Qais bin Abbad, Abu Husain bin Munzir, Abu Wa'il
dan Abu Raja' at-Taridi. Tabi'in yang diketahui paling dulu meninggal
adalah Abu Zaid Ma'mar bin Zaid (wafat tahun 30 Hijriyah).

Tabaqat Tabi-in yang paling akhir, menurut pandangan al-Hakim, ialah


tabi'in yang sempat berjumpa atau melihat sahabat paling akhir dan
menyaksikan wafatnya sahabat tersebut (man laqiya akhiras shahabata
mautan (siapa yang melihat/menyaksikan paling akhir wafatnya seorang
sahabat).

Mereka yang termasuk tabi'in tabaqat terakhir ialah tabi'in yang


berjumpa dengan Abu Tufail Amir bin Wa'ilah di Mekah yang berjumpa
dengan as-Saib di Madinah yang berjumpa dengan Abu Umamah di
Syam (Suriah) yang berjumpa dengan Ubaidilah bin Abi Aufa di Kufah
yang berjumpa dengan Anas bin Malik di Basra dan berjumpa dengan
Abdullah az-Zubaidi di Mesir.

Tabi'in yang paling akhir wafatnya ialah Khalaf bin Khalifah (wafat
tahun 181 Hijriyah), karena ia sempat berjumpa dengan Abu Tufail di
Mekah. Dengan demikian, periode tabi'in berakhir tahun 181 Hijriyah
bersamaan dengan masa pemerintahan Harun ar-Rasyid (170-194
Hijriyah) dari Bani Abbas.

Di antara tabi'in yang mempunyai peran besar dalam pengembangan


ilmu agama Islam ialah Sa'id bin Musayyab, Nafi' Maula bin Amr,

32
Muhammad bin Sirin, Ibnu Syihab az-Zuhri, Sa'id bin Zubair al-Asadi
al-Kufi dan Nu'man bin Sabit. Sa'id bin Musayyab lahir pada tahun 15
Hijriyah, tahun kedua pada pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab dan
wafat pada tahun 94 Hijriyah. Ayah dan kakeknya adalah sahabat Nabi
Muhammad SAW. Ia terkenal karena kewarakan, kezuhudan dan
keluasan ilmu pengetahuan di bidang hadis dan fikih.

Nafi' Maula bin Amr (wafat 117 Hijriyah) pada mulanya adalah hamba
Ibnu Umar yang mengabdi kepada majikannya selama tiga tahun
sebelum dimerdekakan. Imam Malik bin Anas adalah sahabat dekat
Nafi'. Imam Malik berkata, ''Jika aku menerima hadis dari Nafi' dari Ibnu
Umar, aku tidak perlu mendengarnya lagi dari orang lain.'' Dengan
demikian, Imam Malik yakin betul dengan setiap hadis yang
diriwayatkan Nafi'. Ia juga dikenal sebagai rawi (periwayat) hadis dan
ulama fikih Madinah.

Muhammad bin Sirin adalah anak seorang maula (hamba yang


kemudian) dimerdekakan) Anas bin Malik. Ia lahir dua tahun sebelum
berakhirnya pemerintahan Usman bin Affan (32 Hijriyah) dan wafat
pada tahun 110 Hijiyah. Ia termasuk ulama fikih di Madinah di samping
rawi hadis yang dipercaya.

c. Tabiittabiin

Tabi’ut tabi’in (pengikut Tabi’in) adalah generasi ke-3 muslim sesudah


generasi Tabi’in dan generasi Sahabat Rasulullah saw. Diantara mereka ada
yang merupakan anak dari Tabi’in atau cucu dari Sahabat Rasulullah saw.
Menurut definisi sunni, Tabi’in adalah seorang ulama yang pernah berjumpa
dengan minimal seorang Tabi’in.

Tabi'ut tabi'in atau Atbaut Tabi'in adalah generasi setelah Tabi'in, artinya
pengikut Tabi'in, adalah orang Islam teman sepergaulan dengan para Tabi'in
dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi. Tabi'ut tabi'in adalah di

33
antara tiga kurun generasi terbaik dalam sejarah Islam, setelah Tabi'in dan
Shahabat. Tabi'ut tabi'in disebut juga murid Tabi'in. Menurut banyak
literatur Hadis : Tab'ut Tabi'in adalah orang Islam dewasa yang pernah
bertemu atau berguru pada Tabi'in dan sampai wafatnya beragama Islam.
Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi'in yang ditemui harus masih dalam
keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi'in yang terahir wafat sekitar 110-120
Hijriah.

Tabi'in sendiri serupa seperti definisi di atas hanya saja mereka bertemu
dengan Sahabat. Sahabat yang terakhir wafat sekitar 80-90 Hijriah.

Daftar ulama Tabi'ut Tabi'in

Imam-Imam Mahdzab yang Mashyur

 Abu Hanifah namun dianggap oleh sebagian ulama sebagai Tabi'in,


karena beliau bertemu dengan Sahabat Anas bin Malik (jangan bingung
dengan Imam Malik bin Anas) dan meriwayatkan hadits darinya juga dari
beberapa shahabat yang lain.
 Malik bin Anas
 Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i
 Ahmad bin Hanbal

Ulama Tabi'ut tabi'in lainnya

 Abdullah bin Al-Mubarak


 Abdurrahman bin Mahdi
 Ali bin Al-Madini
 Al-Auza'i (w. 158 H)
 Al-Laits bin Saad
 Al-Qassim bin Muhammad bin Abu Bakr as-Siddiq (w. 108 H)

34
 Ja'far ash-Shadiq
 Sufyan ats-Tsauri
 Sufyan bin ‘Uyainah (107-198 H)
 Syu’bah ibn A-Hajjaj
 Waki' bin al-jarrah

35
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadiyah.Id, T. (2021, September 08). Nubuatan Tentang Nabi Muhammad Di


Dalam Bible. Diambil kembali dari ahmadiyah.id:
https://ahmadiyah.id/pustaka/artikel/nubuatan-tentang-nabi-muhammad-dalam-
bible

Akbar, A. (2021, September 08). AYAT SAINS DAN TEKNOLOGI. Diambil kembali
dari pta-padang.go.id: https://www.pta-padang.go.id/detailpost/ayat-sains-dan-
teknologi

Ali Muzamil, J. S. (2020). ISTIDRAJ DALAM AL-QUR’AN MENURUT


PENaFSIRAN M.QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISBAH. Jurnal
Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir .

Detail, P. (2021, September 08). Tiga Tanda Jika Allah Menginginkan Kebaikan
Seseorang. Diambil kembali dari Ar-Rohmah Tahfizh Hidayatullah Malang.:
https://arrohmahtahfizh.sch.id/portfolio/tiga-tanda-jika-allah-menginginkan-
kebaikan-seseorang/

Fakhri, J. (2010). SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN. TA’DIB,.

Ilham. (2021, September 08). Masya Allah, Nabi Muhammad Dijelaskan Kitab Suci
Hindu. Diambil kembali dari Republic.co.id:
https://www.republika.co.id/berita/nshjjs361/masya-allah-nabi-muhammad-
dijelaskan-kitab-suci-hindu

Istiqomah, A. (2021, September 08). Pengertian Istidraj Beserta Ciri-Cirinya. Diambil


kembali dari FIMADANI.COM: https://fimadani.com/istidraj-adalah/

Nashrullah, A. S. (2021, September 08). Pemimpin Dunia dalam Injil dan Zabur adalah
Rasulullah? Diambil kembali dari republic.co.id:
https://republika.co.id/berita/qhc7cf320/pemimpin-dunia-dalam-injil-dan-zabur-
adalah-rasulullah

Nashrullah, N. (2021, September 08). Semakin Allah Cinta Hamba, Kian Berat Ujian
akan Dihadapi. Diambil kembali dari republic.com:

36
https://www.republika.co.id/berita/q6z4tn320/semakin-allah-cinta-hamba-kian-
berat-ujian-akan-dihadapi

Ningrum, D. A. (2021, September 08). Kehadiran Rasulullah sudah disebut dalam


Kitab Taurat Nabi Musa AS. Diambil kembali dari merdeka.com:
https://www.merdeka.com/peristiwa/kehadiran-rasulullah-sudah-disebut-dalam-
kitab-taurat-nabi-musa-as.html

wikepedia. (2021, September 08). Injil Barnabas. Diambil kembali dari wikepedia.org:
https://id.wikipedia.org/wiki/Injil_Barnabas

Zubir, M. (t.thn.). Istidraj dalam al-Quran Perspektif Imam al-Qurthubi. Istinarah: Riset
Keagamaan, Sosial dan Budaya.

37

Anda mungkin juga menyukai