Anda di halaman 1dari 14
go reso TUJUAN PEMBELAJARAN OT ee en ene Ua RN SRM RE en CRMC Cn rc aie) mengidlentifikasi jenis-jenis perilaku yang terpuj PORE CNM enn eres CMEC TenT Its rm} SES KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN com eters et TN a Umea Sor Ajar Jati Diri dalam pergaul: Seer er earn Toe) Coenen Toe Sa CT ere] Tinga dads cml r ay ager NT Mp doer ceca nese Kegiatan Mengamati Gurindam Duabelas 1 Barang siapa tiada memegang agama __Barang siapa mengenal diri Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama Maka telah mengenal akan ‘Tuhan yang bahari Barang siapa mengenal yangempat _Barang siapa mengenal dunia Maka ia itulah orang yang ma'rifat ‘Tahulah ia barang yang teperdaya Barang siapa mengenal Allah Barang siapa mengenal akhirat Suruh dan tegah-Nya tiada ia menyalah_ Tahulah ia dunia mudharat Bacalah teks Gurindam Duabelas di atas. Apa yang bisa Kamu simpulkan dari teks tersebut? pln an Canscaner x Lb pd geet Malam hari pasang pelita LL e-U ¥: bjun yls Gat apinya marak menerangi halaman eo ey e Orang berbudi me inbald jasa ile gts $927 UI) seumur hidup jadi kenangan GELS gale Sod 2 Bs Ls tls Malam hari memasang lentera pct gk —ne 6) are di dalam bilik terasa panas Got us abet he Orang berbudi hidup sejahtera Ign Sys grote ba berbuat baik hatinya ikhlas als] Sse HLL Olea “Hancur badan dikandung baik tert akan dilupakan oleh siapapun A. Pengertian o ai Identitas dan jati diri seringkali diartikan secara sama, Identitas di dalam KBBI berarti ciri-ciri, gambaran, atau keadagy Kiusus seseorang atau suatu benda. Identitas dapat berupa citi Khas lahiriah yang dapat dilihat, dirasakan, diraba, dan juga kebiasaan. kebiasaan berpola (tradisi) dan karya-karya. Sedangkan jati dir selain berarti sama dengan identitas, juga bermakna inti, jivva, semangat, dan daya gerak dari dalam atau spiritualitas, Jatj diri merujuk kepada aspek-aspek dari dalam yang berwujud batiniah, ide atau gagasan abstrak (nilai-nilai), norma, aturan, dan tindakan sosial. Identitas menitikberatkan kepada aspek-aspek luaran sebagai wujud indrawiah (langible), sedangkan jati dir menitikberatkan kepada aspek-aspek dari dalam sebagai wujud batiniah (intangible) (Tenas Effendy: 2013: 111 dalam Al azhar). Jati diri pada hakikatnya adalah nilai-nilai luhur yang melekat dan mendarah daging dalam diri seseorang, atau suatu bangsa. Menjadi nilai-nilai asas acuan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup, dan landasan hidup, yang dipakai terus menerus yang tercermin dalam perilaku dan sikapnya dalam menjalankan hidup dan kehidupan. suatu kaum, yang dijadikan sebagai B. Jati Diri Melayu Se gyno Ge Jati diri orang Melayu dapat ditandai dala: yang menjadi pengekal dari kemelayuannya, resam Melayu, dan bahasa Melayu. Dari tiga aspek tersebut agama Islam adalah hal yang paling mutlak yang tidak bist ditanggalkan, dilepaskan, ataupun ditawar, la menjadi harga mati dalam Melayu itu sendiri. Schingga sering didengar bahwa masuk Melayu adalah masuk Islam, dan keluar dari Islam berarti kelut dari kemelayuan. m tiga aspek dasat yaitu agama Islam, Meskipun hanya mengakui Islam, kultur Melayu sang#! terbuka dan tidak pernah menolak kedatangan kultur lai Pendidikan Budaya Melayu Riau | SMA/SMK/MA Kelas XI yang berbeda agama, etnis, bahasa, bangsa, dan negara. ¢ Kemajemukan membuat orang Melayu: memiliki wawasan yang, Iaas, ilmu pengetahuan yang berkembang, dan memberi peluang, kebersatuian keberagaman Kultur, Melayu dan Islam dua hal yang tidak bisa dipisahkan, Melayu berkembang Karena Islam dan islam merupakan jati diti kemelayuan. ma Islam ple p51 Identitas orang Melayu sering diasosiasikan dengan Islam. Menjadi Melayu berarti menjadi Islam. Meninggalkan Islam, berarti keluar dari kemelayuan. Agama Islam menjadi salah satu faktor yang melegitimasi kemurnian dari identitas kemelayuan tersebut, islam menjadi tataran nilai moral tertinggi yang melandasi nilai- nilai lainnya. Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa orang di luar Islam yang menganut agama Islam disebut “masuk Melayu” dan sebaliknya. Bila orang Melayu keluar dari agama Islam, tanggallah hak dan kewajibannya sebagai orang Melayu. Orang yang keluar dari Islam tidak lagi dianggap sebagai orang Melayu. Di dalam ungkapan adat dikatakan, “siapa meninggalkan syarak, maka ia meninggalkan Melayu, siapa yang memakai syarak, maka ia masuk Melayu”, atau “bila tanggal syarak, maka gugurlah Melayu.” Kekuatan persebatian orang Melayu dengan agama Islam tercermin dalam ungkapan adat: adat bersendir syarak, syarak bersendi kitabullal adat adalah syarak semata adat semata qurran dan sunnalt fadat sebenar adat ialalt kitabullah dan sunnah Nabi syarak mengata, adat memakai ya kata syarak, benar kata adat ‘adat tumbuh dari syarak, syarak tumbuk dari kitabullalt berdiri adat karena syarak vont Chore Gambar3.1 Islam adalah pemurni dari kemelay Rab 3 | Tuniuk Ajar Jati Diri dalam Per, ( apa tana orang berbudi tau memelihara bul pekerti tahu hidup berputi ti thu hepada Kehoe dni thu harta memo bala panghat membawa mudarat tahu puji membawa bjt fan sayang membawa malang tahukasih mem eis | tah ag tana orang berbangsa: | fal menjaga buditahasa | ta hie brtngang ras tahu memandang bijak merasa taku beramalberbuatjasa tau bergaul sama sebangsa tau bercokp tak sia-sia Aah bekerja tidak menyitsa thu melangkal tidak binasa gaulan Masyarakat Melayu 35, | gan aneamnes Tingkat persebatian kehidupan orang Melayu dengan tan tercermin dalam Tunjuk Ajar Melayu (Tenas Effendy: 2004), apa tanda Melayu jati, bersama Islam hidup dan Mati apa tarda Melayu jati, Islan melekat di dalam hati ‘apa tanda Melayu jati, dengan Islam ia bersebati ‘apa tanda Melayu bertuah, memeluk Islam tiada menyalah v Resam Melayu se py, Orang Melayu memegang teguh tata aturan dalam kehidupan sosial masyarakat. Tata aturan tersebut menjadi pegang pakai dalam tradisi_ yang selalu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, Dalam pepatah disebutkan, hidup di kandung adat, mati di kandung bumi, bermakna bahwasanya manusia yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat haruslah memaknai dan menggunakan adat yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Keharusan tersebut beribarat sebagaimana manusia mati haruslah dikebumikan. Pada pepatah lain, biar mati anak asal jangan mati adat bermakna betapa pentingnya kedudukan dan peranan adat dalam kehidupan orang Melayu. Oleh karena itu, sebutan “tak beradat” atau “tak tahu adat” menjadi sangat memalukan. Dalam adat istiadat Melayu Riau, masing-masing wilayah budaya mempunyai konsep yang beragam. Namun, secara umum Konsep adat dikenal dengan 3 tingkatan, yaitu adat yang sebenar | adat, adat yang diadatkan, dan adat yang teradatkan (Taufik Ikram Jamil, dkk, 2018). | a) Adat yang Sebenar Adat Adat yang sebenar adat adalah adat yang asli dalam bentuk hukum-hukum Allah SWT (Islam), tidak dapat diubah oleh akal pikiran dan hawa nafsu manusia, dan tidak dapat diganggu gugat, schingga dikatakan tidak akan layu dianjak tidak akan mati diinjak. Adat yang sebenar adat bersumber dari hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya dalam wujud syarak. Di dalam ungkapan dinyatakan: adat berwaris kepada Nabi adat berkhalifah kepada Adam adat berinduk ke ulama adat bersurat dalam kertas adat tersirat dalam sunah adat dikungkung kitabullah ae 36 Pendidikan Budaya Melayu Riau | SMA/SMK/MA Kelas XI itulah adat yang, tahan banding jtulah adal yang tahan asak adat terconteng di lawang, aadat tak. lekang oleh panas ‘adat tak Iapuk oleh hujan adat dianjak layu diumbut mati adat ditanam tumbuh dikubur hidup Jalau tinggi dipanjatnya bila rendah dijalarnya riaknya sampai ke tebing umbutnya sampai ke pangkal resamnya sampai ke laut tuas Ungkapan di atas menggambarkan persebatian adat Melayu dengan ajaran Islam. Dasar adat Melayu menghendaki sunah nabi dan al-Qur‘an sebagai pedoman. Prinsip seperti itu tidak bisa diubah atau dihilangkan. b) Adat yang Diadatkan ‘Adat yang diadatkan adalah hukum, norma atau adat buah pikiran leluhur manusia yang piawai, yang kemudian berperanan untuk mengatur lalu lintas pergaulan kehidupan manusia. Adat yang diadatkan bisa mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan kemajuan zaman. Bisa ditambah dan dikurangi agar tetap dapat menjawab tantangan kehidupan masyarakatnya, dan mempunyai perbedaan antar wilayah budaya. Di dalam ungkapan, adat yang diadatkan disebutkan: Adat yang diadatkan Adat yang turun dari raja ‘Adat yang datang dari datuk Adat yang cucur dari penghulu ‘Adat yang dibuat kemudian Putus mufakat adat berubah Bulat kata adat berganti Sepanjang hari ia lekang Beralih musim ia layw Bertuhan angin ia melayang Bersalin bajtt ia tercampak Adat yang dapat dibuat-buat ‘Adat yang diadatkan termaktub di dalam pepatah petitih, undang-undang adat, dan ketetapan lainnya yang disepakati secara bersama. Contoh adat yang diadatkan misalnya terdapat dalam nyanyian panjang dan bilang undang tentang syarat dan sifat manusia yang baik dalam memilih raja, yang menyebutkan, sekurang-kurangnya di dalam memenuhi empat perkara, pertama tua hati betul, kedua bermuka manis, ketiga berlidah fasih, dan keempat bertangan murah. Bab 3 | Tunjuk Ajar Jati Diri dalam Pergaulan Masyarakat Melayu pln an Canscaner “a Penguasa (raja) mengatur hak dan kewajiban para kawuly menurul tingkat sosial mereka, Hak-hak istimewa raja dan para pembesar diaturdan diwujudkan dalam bentuk rumah, bentuk dan, warna pakaian, kedudukan dalam upacara-upacara, dan larangan bagi rakyat biasa untuk memakai atau: mempergunakan jenis yang sama. Dengan demikian tercipta ketentuan-ketentuan yang berisi suruhan dan pantangan. Di samping itu juga tercipta kelas-kelas dalam masyarakat yang pada umumnya terdiri dari raja dan anak raja-raja, orang baik-baik, dan orang kebanyakan. Stratifikas} sosial dalam masyarakat Melayu seperti ini telah menciptakan hak dan kewajiban yang berbeda bagi tiap-tiap tingkatan. Contoh lain adat yang diadatkan misalnya Kitab “Bab al- Qawa'id” (1901) Kerajaan Siak Sri Indrapura. Pasal empat Kuasa melarang orang yang hendak menghadap Sri Paduka Sultan jikalau orang itu naik sahaja tidak memberi tahu kepada Penghulu Balai waktu Sri Paduka Sultan bersemayam. BAB Pasal lima AL-QAWA‘ID nina ftom Reap Kuasa melarang dengan keras kepada sekalian orang besar- besar, datuk-datuk, pegawai-pegawai, jurutulis-jurutulis yang bekerja datang ke balai tiada memakai baju kot, seluar pentalon, sepatu, dan kupiah. Pasal tujuh Jikalau hamba rakyat atau siapa juga’tiada dikecualikan orangnya hendak menghadap atau datang ke balai tiada boleh berkain gumbang seperti yang tersebut dalam “Ingat Jabatan” bahagian yang kesebelas pada pasal lima, maka jika berkain gumbang kuasa Penghulu Balai menghalaunya dikecuali jikalau orang terkejut di tengah jalan karena hendak meminta pertolongan kepada polisi apa-apa kesusahannya. indang-undang Kerajaan Siak ©) Adat yang Teradatkan Adat yang teradat merupakan aturan budi pekerti sehingga membuat penampilan manusia yang berbudi bahasa. Dipelihara dari zuriat (generasi) kepada zuriat berikutnya, sehingga menjadi resam (tradisi) budi pekerti orang Melayu. Adat ini merupakan konsensus bersama yang dirasakan sebagai pedoman untuk menentukan sikap dan tindakan dalam menghadapi setiap peristiwa dan masalah-masalah yang dihadapi. Konsensus dijadikan pegangan bersama, sehingga merupakan kebiasaan turun-temurun. Oleh karena itu, “adat yang teradat” dapat berubah sesuai dengan nilai-nilai baru yang berkembang. Adat yang teradat misalnya aturan panggilan dalam keltarg?- masyarakat dan kerajaan, seperti misalnya panggilan ayah, bapa’ abah, ibu, emak, abang, kakak, puan, tuan, encik, tuan gut Pa 38 Pendidikan Budaya Melayu Riau | SMA/SMK/MA Kelas XI engku, paduka, datuk, nenek, dan nenek moyang. Contoh adat yang teradatkan” misalnya panduan berbahasa yang mencakup 4 derajat, yaitu bahase mendaki, bahasa mendatar, bakasa melereng, dan ahasa menurun. Di dalam ungkapan, adat yang teradatkan disebutkan: Adat yang teradat Datang tidak bercerita Pergi tidak berkabar Adat disarung tidak berjahit Adat berkelindan tidak bersimpul ‘Adat berjartn tidak berbenang Yang terbavoa burung lalu Yang tumbuh tidak ditanam Yang kembang tidak berkuntum Yang bertunas tidak berpucuk Adat yang datang kenrudian Yang diserct jalan panjang Yang betenggek di sampan lalu Yang berlaiuh tidak bersauh Yang berakar berurat tunggang Itulah adat sementara Adat yang dapat dialilt-alih Adat yang dapat ditukar salin Selain 3 tingkatan adat di atas, juga dikenal adat istiadat yaitu adat tradisi dengan segala ragam karena pelaksanaan serta peralatannya. Adat istiadat ini lebih kepada tradisi yang ada dalam persukuan dan pelaksanaannya diserahkan kepada suku-suku masing-masing, sedangkan bagi raja dilaksanakan oleh anggota kerapatan adat. 3. Bahasa Melayu se Lees Bahasa selalu dikaitkan dengan budi sehingga sering disebut budi bakasa. Sebutan ini juga selaras dengan peribahasa bahasa menunjukkan bangsa yang bermakna sifat dan tabiat seorang dilihat dari tutur kata dan bahasa. Bangsa di dalam ungkapan ini berarti orang baik-baik, orang berbangsa, ataupun orang yang berderajat. Orang yang mempunyai kedudukan tinggi (derajat) tent akan berbahasa pada patutnya. Berbahasa Melayu adalah memaknai nilai-nilai dan kaidah-kaidah moral di dalam bahasa Melayu tersebut. hendak mengenal orang berbangsa lihat kepada budi bahasa (Raja Ali Haji: Gurindam 12) Bab 3 | Tunjuk Ajar Jati Diri dalam Pergaulan Masyarakat Melayu Bahasa Melayu termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia atau Melayu Polinesia yang diperkaya oleh kosakata bahasa Sansekerta, Tamil, Arab, dan Persia Bahasa Melayu yang berkembagn saat ini menghasilkan beragam dialek dan subdialek. > pln an Canscaner an seseorang, yang disebut beraday vngetahiai iim wa at-kalam (pengetahuan day, Fae eee atng meliputi a-fimmat (kuat kehendak),q siarighicd dan mutala'a Wlaa (berbincang, ce aera an nam bert yam ene see dan tidah, Di dalam Miugaddimah “Bustay ara Maman Para Penulis: 1267 H/1850 M), Raja Ali Haji juga menjelaskan adab dan sopan itt daripada tutur kata juga asalnya, kemudian baharulah pada kelakuan [Hashim bin Musa, 2005:5 dalam Al azhar] ; Budi bahasa menjadi peran penting sehingga selalu dijaga alam tuntunan tentang kata dan ungkapan. Tinggi rendah budi seseorang diukur dari cara berkata-kata. Seseorang vang mengeluarkan kata-kata yang salah akan menjadi = asinya seperti kata pepatah “Biar salalt kain asal janga salah cakapy Sehingga, budi bahasa menjadi penanda lahiriah orang, puak, kaum, suku, dan bangsa Melayu. Di dalam Kesantunan Melayu, 2010:1, Tenas Effendy menjelaskan sebagai berik berbual kayu rindang daunnya bertuah Melayu terbilang santunnya elok kayu arena daunnya clok Melayu karena santunnya, Ak Haji mensyaratk; dan sopan Dahasa /pereakapan) yang, Dalam penggunaan bahasa Melayu, terdapat empat derajat yang selalu menjadi tolak ukur dalam adab berbahasa. a) Bahasa Mendaki Kata mendaki digunakan untuk bertutur sa pa terhadap orang tua-tua yang harus dihormati dan disegani. Orang tua-tua dalam hal ini tidak saj ja terbatas tua dalam artian umur, tetapi juga kepada guru, pimpinan, ataupun rasi yang lebih tinggi yaitu s ‘cara umur lebih muda tetapi secara gar misalnya adik ibu yang usiany. audara yang keturunan lebih tinggi @ lebih muda. Di dalam interaksi sehari-hari, penggunaan kata mendaki hendaklah terkesit meninggikan martabat atau dengan gaya menghormati, b) Bahasa Mendatar Kata mendatar yakni cara berkomunikasi terhadap tem sebaya. Pola kata mendatar diperbolehkan bebas memaki kata-kata dan gaya. Mulai dari gaya terus terang, jenaka, kiasa" bahkan saran dan sindiran ataupun kritik, Namun, bukan beratti Saya bahasa ini dapat berbicara sesuka hati tapa melihat situs 0 Pendidikan Budaya Melayu Riau | SMA/SMK/MA Kel: jas XI pln an Canscaner dan kondisi dari lawan berbieara, Nilai-nilai sopan santun tetap dijaga untuk menghindari kemungkinan menyakili teman sebaya tersebut ©) Bahasa Melereng Kala melereng. merupakan adab berbicara dengan orang semenda, Di dalam adat kata’ melereng, seseorang_ tidak diperbolehkan berbicara secara bebas atau langsung, Orang semenda dalam masyarakat adat, di samping dipanggil dengan gelar juga dipakai gaya berkias atau kata perlambangan, Hal ini dimaksudkan untuk menjaga perasaan orang semenda tersebut. d) Bahasa Menurun Kata menurun yakni cara berkomunikasi dengan kanak- kanak atau kepada orang, anya lebih muda. ang, us Empat derajat berbahi tindakan berbahasa yang santun, yakni mencakup kemampuan memilih kata (kesestiaian bahasa dengan pikiran dan perasaan yang hendak dikemukakan), dan kearifan merangkai kata. Dari tindakan berbahasa seseorang dapat ditentukan apakah ia tergolong orang yang santun atau tidak, Tindakan kebahasaan sa te but harus diimbangi dengan yang dikatakan santun meliputi + bercakap :adat bercakap mengandung adab + berbual : adat berbual mengandung akal *. berbicara sadat berbicara berkira-kira * berbisik :adat berbisik berbaik-baik + berujar :adat berujar bertunjuk ajar *. bertutur sadat bertutur menuruti alur + berbincang ——: adat berbincang menuruti undang (Tenas Effendy, 2010: 21-22) Adat budaya Melayu mengajarkan bahwa bahasa memiliki fungsi yang utuh, yaitu: + alat_ komunikasi. Menyampaikan, menerima pesan, pernyataan pikiran dan perasaan; + penanda jati diri. Menunjukkan siapa dan dari mana orang tersebut; dan + cerminan budi, Memantulkan gambaran pribadiseseorang sebagai makhluk sosial. C. Orang Patut i Oo—3 E59! Orang patut adalah orang yang dapat dijadikan panutan dan suri tauladan, tempat bertanya, pelindung, penunjuk jalan, serta mampu menyelesaikan yang kusut dan menjernihkan yang keruh, baik dalam agama, adat, ataupun pemerintahan, Orang, patut Bab 3 | Tunjuk Ajar Jati Diri dalam Pergaulan Masyarakat Melayu: |

Anda mungkin juga menyukai