PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
NIM : 0101171023
NIM : 0101171023
Cirebon.
Pembimbing I
………………… (………………..)
NIDN.
NIDN. 0420127903
DAFTAR ISI
PROPOSAL SKRIPSI..................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................2
menjadi salah satu potensi besar bagi kemajuan bangsa. Namun di lain pihak,
dikelola dan dibina dengan baik. Umat muslim sebagai pemeluk agama yang
mayoritas, harus berperan aktif dalam mengelola dimensi keragaman bangsa ini.
Pendidikan Islam sebagai salah satu instrumen penting peradaban umat, perlu
akhirakhir ini, yakni sebuah wajah yang riuh rendah dengan konflik-
jatuhnya rezim Soeharto2. Saat itu, keadaan negara menjadi kacau balau dengan
berbagai konflik antar suku bangsa dan antar golongan, yang menimbulkan
Tentu hal ini sangat ironis dan disayangkan sebab selama ini Indonesia
1
anarkis.Kondisi yang demikian berlangsung lama, hanya jenis konfliknya saja
yang berbeda. Keadaan seperti ini akhirnya muncul sebuah ide atau gagasan
sistem apa yang cocok di buat di Indonesia yang bisa hidup damai dengan
pengajaran agama Islam mempunyai peran yang sangat urgen dalam menjaga
dan menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa, pesantren sebagai salah satu
kehidupan umat manusia, menjanjikan potensi yang luar biasa. Menurut catatan
resmi kementrian agama, saat ini terdapat sekitar 28 ribu pesantren lebih yang
Pesantren sebagai salah satu institusi potensial yang bisa meminimalkan konflik
dari segi bahasa, suku, agama, budaya, dan lain sebagainya. Keragaman itu
selain merupakan kekayaan bangsa, juga sebagai sumber konflik dan kekerasan.
(persamaan), dan tawāzun (seimbang). Karena itu maka pesantren tampil pula
2
yang sarat dengan harmoni, kerukunan, persatuan dan kedamaian, bahkan para
lebih luas tentang cakrawala pemikiran, keilmuan dan pengalaman bagi umat
Islam. Lembaga ini adalah wujud dan implementasi dari cita-cita dan harapan
umat Islam Kediri untuk mewujudkan sebuah lembaga pendidikan yang mampu
Dengan adanya lembaga ini juga maka secara tidak langsung memberikan
yang progresif aktif. Secara umum keberadaan lembaga ini turut membantu
cirebon di pilih sebagai objek dalam penelitian ini. Alasan pemilihan sebagai
objek penelitian ini didasarkan pada suatu fakta bahwa pondok Anashuha
atas semua golongan dan tidak memihak kepada golongan tertentu prinsip ini
3
dimaksudkan untuk menghindari adanya sikap taqlīd, fanatisme golongan, dan
a. Fokus Penelitian
b. Rumusan Masalah
kalimukti cirebon.?
4
golongan di Asrama Al-mansuriah pondok An-Nashuha kalimukti
cirebon.?
kalimukti cirebon.?
fanatisme golongan.
5
b. Bagi civitas akademik program studi pendidikan agama islam fakultas
c. Dalam hal kebijakan, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pihak
1
Nana Syaodih Sukmadina, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 60.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfa Beta, 2013), hlm. 15.
3
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis Metoe dan Prosedur, (Jakarta:Kencana Prenada
Media Group, 2013), hlm. 59.
6
1.5 Jenis dan Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh.4 Baik yang berupa benda nyata, sesuatu yang abstrak,
peristiwa/gejala.5 Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Data Primer yaitu data yang langsung diperoleh peneliti pada saat
penelitian atau berlangsung.6 Sumber data primer pada penelitian ini
melalui antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus.
2. Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data.7 Data diperoleh atau dikumpulkan dari buku
dan majalah ilmiah referensi yang telah ada. Data sekunder yang
dimaksud peneliti yang ini adalah data yang untuk melengkapi dan
mendukung sumber data primer digunakan sumber data tambahan yang
berupa buku atau catatan, jurnal.
1.6 Teknik Pengumpulan Data
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 172.
5
Sukaandarrumidi, Metodologi Penelitian ; Petunjuk Praktis Untuk
Peneliti Pemula, (yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2012), hlm. 59.
6
Jonathan Sarwo, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hlm. 209.
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2013), hlm. 308-309.
8
Jasa Ungguh Muliawan, Metodelogi Penelitian Pendidikan ; Dengan
Studi Kasus, (Yogyakarta:Gava Media, 2014), hlm. 62.
9
Mohamad Ali, Penelitian Kependidikan; Prosedur & Strategi,
(Bandung: Angkasa, 2013), hlm. 99.
7
Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi yaitu
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
terhadap fenomena yang akan diteliti. Pengamatan atau pemusatan
perhatian dilakukan terhadap objek yang akan digunakan untuk
mengetahui bagaimana penanaman nilai-nilai multikultural dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam di Asrama Al-Manshuriyah
Pondok Pesantren An-Nashuha Kalimukti.
b) Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu percakapan yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya
jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara
fisik.10Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan konfirmasi data-
data dengan berbagai pihak lingkungan sekolah. Metode ini digunakan
untuk menggali data yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai
multikultural dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di Asrama
Al-Manshuriyah Pondok Pesantren An-Nashuha Kalimukti.
c) Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis, di dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti
menyelidiki dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa
catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya.11
10
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Pratik,...
hlm.160.
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 201.
8
1.7 Kajian Terdahulu
peneliti yaitu:
pondok SMA Selamat Pagi Indonesia Kota Batu Malang. Proses atau
forum diskusi, serta kegiatan keagamaan yang lain, karena siswa memiliki
beberapa agama yang terdiri agama Islam, Kristen dan Khatolik, Hindu
dan Budha.
9
nilai mutikultural dimana dalam penelitian yang akan dilakukan
konflik meskipun tidak mencapai bentrokan fisik, itu hanya terbatas pada
Tahlilan dan Yasinan yang dipegang oleh setiap orang yang mati di dunia.
oleh orang yang cenderung sombong dan antipati terhadap kelompok dan
kebenaran yang datang dari luar diri mereka. Selain itu, ada kurangnya
oleh subjek karena pada penelitian yang akan dilakukan selain fanatisme
ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul
10
Nilai-nilai multikultural dan penanamannya dalam Budaya Pondok di
Kalasan.
budaya pondok. Objek kajian ini akan menyasar pada pembelajaran PAI
11
pada beberpa prinsip, yaitu keterbukaan (opennes), toleransi tolerance),
(Oshika Maba), Halaqoh Diniyah, dan mata kuliah agama Islam 1-5.
keragaman yang meliputi suku, budaya, ras, dan agama yang berbeda-
beda.
12
pengajaran aktif dan komunikatif dengan metode diskusi dan tanya jawab.
Kedua di luar kelas, hal ini dilakukan oleh pondok karena pendidikan
multikulturalisme.
1. Pengertian Nilai
Nilai adalah prinsip sosial, tujuan, atau standar yang digunakan atau
sesuatu yang baik tidak selalu bernilai tinggi bagi seseorang atau
13
sebaliknya.12 Nilai bervariasi dalam bentuk, yang tidak dapat saling terkait
satu sama lain. Namun, hubungan antara proses penilaian juga akan terlihat
dalam tindakan sosial yang dilakukan oleh manusia. Nilai adalah sesuatu
yang abstrak, ideal, nilai bukan objek konkret, bukan fakta, tidak hanya soal
memilih tindakan atau tujuan tertentu. Nilai tidak terletak pada barang atau
atau peristiwa itu mengandung nilai. Oleh karena itu, subjeklah yang tahu
a. Nilai-nilai Multikultural
1) Pengertian multikultural
12
Agus Zaenul Fitri, Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai &
Etika di Pondok, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 87.
13
Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Global Pustaka
Utama, 2001), hlm. 98.
14
Subur, “Pendidikan Nilai: Telaah tentang Model Pembelajaran”, Jurnal Pemikiran
Alternatif Pendidikan, (Volume. 12, No. 1, Jan-Apr 2007), hlm. 1-2.
14
Multikultural merupakan kata sifat yang dalam bahasa
Inggris berasal dari dua kata yaitu multi yang artinya banyak,
15
Abdullah, Pendidikan Islam Multkultural di Pesantren Telaah terhadap Kurikulum
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011), hlm.
105.
16
Irham, Islamic Education At Multicultural Schools, Jurnal Pendidikan
Islam (Vol. 3, No. 2, Tahun 2017), hlm. 143.
15
masyarakat dalam suatu komunitas karena mereka memiliki
budaya sendiri. 17
hal yaitu aliran atau agama, etnis atau ras, suku, dan budaya.
2) Nilai-nilai Multikultural
17
Sulalah, Pendidikan Multikultural Didaktika Nilai-nilai Universalitas
Kebangsaan, (Malang:UIN-Maliki Press (Anggota IKAPI), cet. II, 2012), hlm.42.
18
Ain al-Rafiq Dawam, Emoh Pondok, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), hal. 99.
19
Agus Zaenul Fitri, Reinventing Human ...., hlm. 90
16
Karakteristik-katakteristik tersebut yaitu: belajar hidup
rekonsiliasi nirkekerasan. 20
20
Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, (Jakarta:
PT.Gelora Aksara Pratama, 2005), hlm 78.
17
pertama dalam pendidikan multikultural. Kemanusiaan yang
menghargai keragaman
18
kecil untuk membentuk terwujudnya masyarakat yang
lebih besar.21
a. Pengertian Pembelajaran
guru dan anak didik. Interaksi yang baik dapat digambarkan dengan
suatu keadaan dimana guru dapat membuat anak didik belajar dengan
19
mempraktikkan Islam dari sumber utama yaitu al Qur’an dan Hadist,
serta kesatuan.24
20
Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Global Pustaka Utama,
2001).
Subur, “Pendidikan Nilai: Telaah tentang Model Pembelajaran”, Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, (Volume. 12, No. 1, Jan-Apr 2007).
Abdullah, Pendidikan Islam Multkultural di Pesantren Telaah terhadap
Kurikulum Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011),
Irham, Islamic Education At Multicultural Schools, Jurnal Pendidikan Islam (Vol.
3, No. 2, Tahun 2017).
Sulalah, Pendidikan Multikultural Didaktika Nilai-nilai Universalitas
Kebangsaan, (Malang:UIN-Maliki Press (Anggota IKAPI), cet. II, 2012).
Ain al-Rafiq Dawam, Emoh Pondok, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).
Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, (Jakarta: PT.Gelora
Aksara Pratama, 2005).
Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011).
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama IslamBerbasis PAIKEM:
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan,
(Semarang:RaSAIL Media Group, 2009).
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, (Bandung:PT Refika Aditama, 2009).
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana
Prenada Media, 2006).
Nana Syaodih Sukmadina, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2013).
21
Sukaandarrumidi, Metodologi Penelitian ; Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Pemula, (yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2012).
Jonathan Sarwo, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2013).
Jasa Ungguh Muliawan, Metodelogi Penelitian Pendidikan ; Dengan Studi Kasus,
(Yogyakarta:Gava Media, 2014).
Mohamad Ali, Penelitian Kependidikan; Prosedur & Strategi, (Bandung:
Angkasa, 2013).
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta:
Rineka Cipta, 2006).
22