Laporan Individu Keluarga Binaan Tika Anggraeni
Laporan Individu Keluarga Binaan Tika Anggraeni
Disusun Oleh :
TIKA ANGGRAENI
NPM: 07190200067
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Tahun 2020
Disusun Oleh:
TIKA ANGGRAENI
NPM: 07190200067
Menyetujui
i
KATA PENGANTAR
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
2. Dr. Dr. dr. H. M. Hafizurrachman, MPH sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
3. Dr. Sobar Darmaja, S.Psi, MKM, selaku Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
ii
8. Seluruh perangkat desa, tokoh masyarakat dan warga kelurahan bedahan
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki laporan ini dan mudah-mudahan dapat bermanfaat
September 2020
Penulis
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................3
C. Tujuan.......................................................................................3
1. Tujuan Umum.......................................................................3
2. Tujuan Khusus......................................................................4
D. Manfaat.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga Binaan...........................................................5
1. Pengertian Keluarga.............................................................5
2. Bentuk Type Keluarga..........................................................5
3. Fungsi Keluarga...................................................................6
4. Gambaran Keluarga Sehat....................................................7
5. Keluarga Binaan...................................................................8
B. Imunisasi...................................................................................8
1. Pengertian Imunisasi............................................................8
2. Efek Samping Imunisasi Dan Cara Penanganannya............9
BAB III HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS
A. Kegiatan Keluarga Binaan......................................................16
B. Kunjungan Asuhan Kebidanan...............................................16
1. Kunjungan 1.........................................................................16
2. Kunjungan 2.........................................................................18
3. Kunjungan 3.........................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran.........................................................................................
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diperkirakan 19,9 juta bayi di seluruh dunia tidak tercapai dengan layanan
imunisasi rutin seperti 3 dosis vaksin DTP. Sekitar 60% dari anak-anak ini
kesehatan.
(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan
1
yaitu jaminan kesehatan dan promosi kesehatan bagi semua umur (Kemenkes
RI, 2015).
sebagai usaha yang dilakukan untuk menekan penyakit yang dapat dicegah 2
Imunisasi (PPI) pada anak sejak tahun 1956. Program imunisasi merupakan
terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur,
dan ibu hamil. Setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap
yang terdiri dari satu dosis HB0, satu dosis BCG, tiga dosis DPT-HB-Hib,
empat dosis polio, dan satu dosis campak (Kemenkes RI, 2009). Keberhasilan
bayi dalam mendapatkan lima jenis imunisasi dasar diukur melalui indikator
dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DPT-Hb-Hib 3, Polio 3 dan Campak
1, polio 1 dan BCG minimal 90%. Terdapat 2-3 juta kematian anak di dunia
22,6 juta anak di seluruh dunia tidak terjangkau imunisasi rutin (Kemenkes
RI, 2014).
2
Dari hasil pendataan yang dilakukan Di RT 005 Rw 006 Kecamatan
Bedahan Desa Sawangan, Ny. K merupakan salah satu dari wanita yang
karena ini merupakan pertama kali ibu mengikuti imunisasi DPT. Ny K juga
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan maka
Tahun 2020.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan tentang konseling Efek
3
dengan pendekatan manajemen kebidanan pendokumentasian dengan
metode SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ny. K tentang
D. Manfaat
Untuk menerapkan ilmu yang pernah di dapatkan kedalam situasi yang
tentang konseling efek samping imunisasi dan cara penanganan yang benar.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling
a. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
dan sebagainnya.
c. Keluarga berantai adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
5
e. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami
3. Fungsi Keluarga
No. Fungsi Penjelasan
6
4. Gambaran Keluarga Sehat
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut :
keluarga.
serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan yang bekerja
anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa pra sekolah.
7
5. Keluarga Binaan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
keluarga.
(prahamil, hamil, bersalin, nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra
B. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal
atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap
penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
8
2. Efek Samping Imunisasi dan Cara Penanganannya
9
kesehatan.
Vaksin DPT – HB - HIB Deskripsi :
Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk
pencegahan
terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk
rejan),
hepatitis B, dan infeksi Haemophilus
influenzae tipe b
secara simultan.
Kontra Indikasi :
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi
baru lahir atau kelainan saraf serius .
Cara pemberian dan dosis :
Satu dosis anak adalah 0,5 ml.
Vaksin harus disuntikkan secara
intramuskular pada anterolateral paha
atas.
Efek samping :
Reaksi lokal sementara, seperti bengkak,
nyeri, dan kemerahan pada lokasi suntikan,
disertai
demam dapat timbul dalam sejumlah besar
kasus. Kadang-kadang reaksi berat, seperti
demam
tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis
dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24
jam setelah
pemberian.
Penanganan efek samping :
Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
10
(ASI atau sari buah).
Jika demam, kenakan pakaian yang
tipis.
Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air hangat.
Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
Jika reaksi memberat dan menetap
bawa bayi ke dokter.
Deskripsi :
Vaksin virus recombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat non-infecious,
berasal dari HBsAg.
Kontra Indikasi :
Penderita infeksi berat yang disertai
kejang.
Cara pemberian dan dosis :
Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID,
secara intramuskuler, sebaiknya pada
anterolateral paha.
Pemberian sebanyak 3 dosis.
Efek samping :
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan
dan pembengkakan di sekitar tempat
penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2 hari.
Penanganan efek samping :
11
Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI).
Jika demam, kenakan pakaian yang
tipis.
Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air hangat.
Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
Deskripsi :
Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari
suspensi virus
poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin)
yang sudah dilemahkan.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
poliomielitis.
Kontra Indikasi :
Pada individu yang menderita immune
deficiency tidak ada efek berbahaya yang
timbul akibat pemberian polio pada anak
yang sedang sakit.
Cara pemberian dan dosis :
Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID,
secara intramuskuler, sebaiknya pada
anterolateral paha.
Pemberian sebanyak 2 dosis.
Efek samping :
12
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah
imunisasi polio oral. Setelah mendapat
vaksin polio oral bayi boleh makan minum
seperti biasa. Apabila muntah dalam 30
menit segera diberi dosis
ulang.
Penanganan efek samping :
Orangtua tidak perlu melakukan tindakan
apa pun.
Deskripsi :
Bentuk suspensi injeksi.
Indikasi :
Untuk pencegahan poliomyelitis pada bayi
dan anak immunocompromised, kontak di
lingkungan keluarga
dan pada individu di mana vaksin polio
oral menjadi
Kontra Indikasi :
Sedang menderita demam, penyakit
akut atau penyakit kronis progresif.
Hipersensitif pada saat pemberian
vaksin ini sebelumnya.
Penyakit demam akibat infeksi akut:
tunggu sampai sembuh.
Alergi terhadap Streptomycin.
13
Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-
turut 0,5 ml harus diberikan pada
interval satu atau dua bulan.
IPV dapat diberikan setelah usia bayi
6, 10, dan 14, sesuai dengan
rekomendasi dari WHO.
Bagi orang dewasa yang belum
diimunisasi diberikan 2 suntikan
berturut-turut dengan interval satu
atau dua bulan.
Efek samping :
Reaksi lokal pada tempat penyuntikan:
nyeri, kemerahan, indurasi, dan bengkak
bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah
penyuntikan dan bisa bertahan selama satu
atau dua hari.
Penanganan efek samping :
Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI atau sari buah).
Jika demam kenakan pakaian yang
tipis.
Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air dingin.
Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
Jika reaksi tersebut berat dan menetap
bawa bayi ke dokter.
14
Deskripsi :
Vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Indikasi :
Pemberian kekebalan aktif terhadap
penyakit campak.
Kontra Indikasi ;
Individu yang mengidap penyakit immune
deficiency atau individu yang diduga
menderita gangguan respon imun karena
leukemia, limfoma.
Cara pemberian dan dosis :
0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada
lengan kiri atas atau anterolateral paha,
pada usia
9–11 bulan.
Efek samping :
Hingga 15% pasien dapat kemerahan
selama 3 hari yang dapatterjadi 8–12 hari
setelah vaksinasi.
Penanganan efek samping :
Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI atau sari buah).
Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air dingin.
BAB III
15
HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS
1. Kunjungan I
Nama By. Wasid Al Badar, usia 2 bulan, Tanggal lahir 05 Agustus 2020,
16
Dilakukan anamnesa pada tanggal 07 Oktober 2020 pukul 10.00
WIB, dan didapatkan hasil riwayat kehamilan mempunyai anak 2, tidak
pernah keguguran, riwayat pemeriksaan ANC ibu melakukan ANC secara
teratur, tidak ada riwayat penyakit yang diderita, bayi tidak memiliki
riwayat penyakit apapun, Pada tanggal 06 oktober dilakukan penyuntikan
DPT1+polio 2, pola istirahat bayi tidur & terbangun bila lapar, BAK,
BAB, bu mengatakan bayinya BAK 3-4x (konsistensi cair, warna jernih,
bau khas urine), BAB1x1 (konsistensi lembek, warna hiitam kehijauan,
bau khas feses), makanan utama bayi yaitu ASI dan ibu menyusui sesering
mungkin, nafsu makan baik, tidak ada makanan pendamping ASI apapun
Diagnosa By. Ny. K umur 2 bulan dengan status imunisasi DPT1+ polio 2
17
b. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Ibu mengetahui hasim
pemeriksaan
2. Kunjungan 2
Pada tanggal 14 oktober 2020 pukul 10.00 WIB oleh tika anggraeni di
rumah Ny. K
36,50C, pemeriksaan fisik dalam batas normal, tidak ada bengkak dan
kemerahan diarea penyuntikan. Diagnosa By. Ny. K umur 2 bulan dengan
status imunisasi DPT 1 + Polio 2.
e. melakukan pre test. Ibu sudah melakukan pre test dengan baik
18
f. Membuat kontrak waktu untuk melakukan penyuluhan tentang efek
samping imunisasi dan cara penanganannya pada tanggal 27 oktober
2020. Ibu menyetujui
3. Kunjungan 3
Pada tanggal 27 oktober 2020 pukul 10.00 WIB oleh Tika Anggraeni di
rumah Ny. K. dilakukan anamnesa dan ibu mengatakan bersedia
melanjutkan imunisasi dan tidak merasa khawatir
lagi. Dilakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan hasil : Keadaan umum
baik, kesadaran compos mentis, respirasi 46x/menit, suhu
36,50C, pemeriksaan fisik dalam batas normal. Diagnosa pada bayi Ny. K
yaitu By. Ny. K usia 2 bulan dengan status imunisasi DPT 1 + Polio 2.
c. Melakukan pendokumentasian
19
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawan
cara yang dilakukan secara kunjungan rumah. Menurut Andreas, (2016) pen
1. Data Subjektif
da keluarga Ny. K.
20
Menurut Andreas (2016). Data subyektif adalah data yang didapatk
an dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
ngan rumah Ny. K Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif pada kel
bayinya.
ktif menggunakan metode yang sesuai dengan teori maka tidak ditemu
2. Data Objektif
Menurut Andreas (2016) data obyektif adalah data yang dapat diob
21
Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objektif m
B. Analisa Data
g dialami oleh bayi Ny. K. Masalah kesehatan yang dialami Bayi Ny. K
C. Perumusan Masalah
esehatan pada bayi Ny. K. Bagian rumusan masalah berisi tentang masala
2. Beritahu ibu tentang efek samping imunisasi dan cara penanganannya
3. Berikan motivasi ibu untuk terus menlajutkan imunisasi pada bayi
22
Dilakukan pengompresan dengan air hangat diarea bekas suntikan dan
didapatkan hasil bahwa pembengkakan daerah penyuntikan hilang.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa penanganan
pada bekas suntik yaitu Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres
air hangat
(Kementrian kesehatan Republik Indonesia, 2015)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. K sesuai
dalam 2 hari
imunisasi DPT2
23
B. Saran
Diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan cara penanganan
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
24
25
LAMPIRAN
Data Subyektif
A. Identitas
1. Identitas bayi
Usia : 2 bulan
26
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
B. Anamnesa
1. Riwayat Kehamialm
a. Paritas :2
b. Aboortus :0
c. Aterm : Iya
d. Anak hidup :2
2. Pemeriksaan ANC
4. Riwayat Kesehatan
5. Riwayat imunisasi
6. Pola istirahat
Ibu mengatakan bayi tidur & terbangun bila lapar, BAK, BAB
7. Pola eliminasi
27
Ibu mengatakan bayinya BAK 3-4x (konsistensi cair, warna jernih, bau
khas urine), BAB1x1 (konsistensi lembek, warna hiitam kehijauan, bau
khas feses)
8. Pola nutrisi
C. Pemeriksaan Fisik
BB : 4.00 gram
PB : 52 cm
LD : 36 cm
LK : 37 cm
Suhu : 37,8˚C
Respirasi : 46x/menit
Mulut : bersih, tidak ada labio skizis, tidak ada palate skizis, tidak ada
labio palate skizis
Dada : putting susu simetris, tidak ada retraksi iga, tidak ada bunyi
wheezing
28
Refleks : Refleks moro (+), reflex rooting (+), reflex Sucking (+), reflex
swallowing (+), Refleks babynski (+)
D. Interpretasi Data
E. Pelaksanaan
3. Menginformasikan kepada ibu bahwa hal yang dialami bayi itu normal.
Ibu mengerti
P :
29
1. Melakukan informed consent. Ibu menyetujui
5. melakukan pre test. Ibu sudah melakukan pre test dengan baik
P :
30
2. Melakukan post test. Ibu mampu menjawab semua pertanyaan dengan
benar
3. Melakukan pendokumentasian
31
Disusun Oleh :
NPM : 07190200067
32
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. IDENTITAS
Mata Kuliah : Komunitas
Program Studi : Kebidanan
Semester : VII
Waktu : 09.00 – Selesai
Penyuluh : Mahasiswa Kebidanan
Pokok Bahasan : Bayi
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mendapatkan penjelasan tentang efek samping imunisasi dan
penanganannya, peserta dapat memahami mengenai apa saja efek dari
penyuntikan imunisasi dan cara penanganannya
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mendapatkan penjelasan, peserta dapat
1. Menjelaskan macam – macam imunisasi
2. Menjelaskan efek samping yang ditimbulkan
3. Menjelaskan cara penanganan yang benar dari efek samping imunisasi
IV. MATERI PENYULUHAN
1. Macam – macam imunisasi efek samping
2. Efek samping imunisasi
3. Cara penanganan efek samping imunisasi
V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
VI. MEDIA
Leaflet
33
VII. PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing : Maryam Syarah Mardiyah, S.ST.MKM
2. Penyaji : Tika Anggraeni
VIII. EVALUASI
1. Prosedur : Pre - test dan post - test
2. Jenis tes : Tulis
3. Bentuk : Pertanyaan tertutup
WAKTU KEGIATAN
5 menit 1. Pembukaan
a. Salam
b. Pengenalan
c. Tujuan : agar materi yang disampaikan
dapa diterima oleh keluarga binaan
15 menit 2. Inti/materi
a. Menjelaskan macam – macam imunisasi
b. Menjelaskan efek samping imunisasi
c. Menjelaskan cara penanganan imunisasi
10 menit 3. Penutup
a. Menyimpulkan materi
b. Melakukan post test dengan pengisian kuisioner
c. Memberi salam
X. Kriteria Evaluasi
1.Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Rumah Ny. S
2.Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan sesuai dengan perencanaan
34
3.Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
4.Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan
khusus.
Lampiran Materi
35
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit
yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan.
2. Efek Samping Imunisasi dan Cara Penanganannya
36
menyembuh perlahan dengan
menimbulkan jaringan parut dengan
diameter 2–10 mm.
Penanganan efek samping :
Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu
dikompres dengan cairan antiseptik.
Apabila cairan bertambah banyak atau
koreng semakin membesar anjurkan
orangtua membawa bayi ke ke tenaga
kesehatan.
Vaksin DPT – HB - HIB Deskripsi :
Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk
pencegahan
terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk
rejan),
hepatitis B, dan infeksi Haemophilus
influenzae tipe b
secara simultan.
Kontra Indikasi :
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi
baru lahir atau kelainan saraf serius .
Cara pemberian dan dosis :
Satu dosis anak adalah 0,5 ml.
Vaksin harus disuntikkan secara
intramuskular pada anterolateral paha
atas.
Efek samping :
Reaksi lokal sementara, seperti bengkak,
nyeri, dan kemerahan pada lokasi suntikan,
disertai
demam dapat timbul dalam sejumlah besar
37
kasus. Kadang-kadang reaksi berat, seperti
demam
tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis
dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24
jam setelah
pemberian.
Penanganan efek samping :
Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI atau sari buah).
Jika demam, kenakan pakaian yang
tipis.
Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air hangat.
Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
Jika reaksi memberat dan menetap
bawa bayi ke dokter.
Deskripsi :
HB O Vaksin virus recombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat non-infecious,
berasal dari HBsAg.
Kontra Indikasi :
Penderita infeksi berat yang disertai
kejang.
Cara pemberian dan dosis :
Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID,
secara intramuskuler, sebaiknya pada
38
anterolateral paha.
Pemberian sebanyak 3 dosis.
Efek samping :
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan
dan pembengkakan di sekitar tempat
penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2 hari.
Penanganan efek samping :
Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI).
Jika demam, kenakan pakaian yang
tipis.
Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air hangat.
Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
Deskripsi :
POLIO Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari
suspensi virus
poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin)
yang sudah dilemahkan.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
poliomielitis.
Kontra Indikasi :
Pada individu yang menderita immune
39
deficiency tidak ada efek berbahaya yang
timbul akibat pemberian polio pada anak
yang sedang sakit.
Cara pemberian dan dosis :
Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID,
secara intramuskuler, sebaiknya pada
anterolateral paha.
Pemberian sebanyak 2 dosis.
Efek samping :
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah
imunisasi polio oral. Setelah mendapat
vaksin polio oral bayi boleh makan minum
seperti biasa. Apabila muntah dalam 30
menit segera diberi dosis
ulang.
Penanganan efek samping :
Orangtua tidak perlu melakukan tindakan
apa pun.
IPV Deskripsi :
Bentuk suspensi injeksi.
Indikasi :
Untuk pencegahan poliomyelitis pada bayi
dan anak immunocompromised, kontak di
lingkungan keluarga
dan pada individu di mana vaksin polio
oral menjadi
Kontra Indikasi :
Sedang menderita demam, penyakit
akut atau penyakit kronis progresif.
Hipersensitif pada saat pemberian
vaksin ini sebelumnya.
40
Penyakit demam akibat infeksi akut:
tunggu sampai sembuh.
Alergi terhadap Streptomycin.
41
Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air dingin.
Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
Jika reaksi tersebut berat dan menetap
bawa bayi ke dokter.
Deskripsi :
Vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Indikasi :
Pemberian kekebalan aktif terhadap
penyakit campak.
Kontra Indikasi ;
Individu yang mengidap penyakit immune
deficiency atau individu yang diduga
menderita gangguan respon imun karena
leukemia, limfoma.
Cara pemberian dan dosis :
0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada
lengan kiri atas atau anterolateral paha,
pada usia
9–11 bulan.
Efek samping :
Hingga 15% pasien dapat kemerahan
selama 3 hari yang dapatterjadi 8–12 hari
setelah vaksinasi.
Penanganan efek samping :
Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
42
(ASI atau sari buah).
Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air dingin.
Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
Jika reaksi tersebut berat dan menetap
bawa bayi ke dokter.
DAFTAR PUSTAKA
43
Kementrian kesehatan Republik Indonesia, 2015. Konsep Dasar Imunisasi ;
Jakarta. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Kuisioner
44
1. Apakah ibu tahu tentang program imunisasi dasar lengkap?
a. Tahu
b. Tidak tahu
a. Tahu
b. Tidak tahu
a. TBC (Tuberculosis)
b. Polio
c. Campak
d. Hepatitis
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
a. Panas
b. Pilek
45
6. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi DPT?
a. TBC (Tuberculosis)
b. Campak
c. Polio
c. Panas
d. Semua benar
b. Dibiarkan saja
c. Dibawa kedokter
d. Semuanya benar
a. Ya
b. Tidak
a. 1 kali d. 4 kali
b. 2 kali
46
c. 3 kaliLEAFLET
47
48
49
50
51
52