Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN

PRAKTIK KLINIK LAPANGAN KOMUNITAS PADA NY. K USIA 30 TA


HUN DENGAN KONSELING TENTANG EFEK SAMPING IMUNISASI
DAN CARA PENANGANANNYA
DI RT 05 RW 006 KELURAHAN BEDAHAN
KECAMATAN SAWANGAN KOTA DEPOK
TAHUN 2020

Disusun Oleh :
TIKA ANGGRAENI
NPM: 07190200067

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
TAHUN 2020

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Individu Keluarga Binaan Praktik Klinik Lapangan Komunitas

Mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan

Di RT 005 RW 006 Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan

Tahun 2020

Disusun Oleh:
TIKA ANGGRAENI
NPM: 07190200067

Telah Disahkan di Jakarta

Pada Tanggal 11 September 2020

Menyetujui

Pembimbing Lapangan Kelompok 6

( Maryam Syarah Mardiyah, S.ST.,MKM )

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan

kelancaran kepada kami untuk menyelesaikan ”Laporan Individu Keluarga

Binaan Asuhan Kebidanan Pada Ny. K Di Rt 005 Rw 006 tentang Efek

Samping Imunisasi dan Cara Penanganannya” dengan baik dan benar.

Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk

itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. H. Jakub Chatib sebagai Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta

2. Dr. Dr. dr. H. M. Hafizurrachman, MPH sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju

3. Dr. Sobar Darmaja, S.Psi, MKM, selaku Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju

4. Hidayani, Amd.Keb, SKM, MKM selaku Kepala Departemen Kebidanan

Sekolah Tinggi Imu Kesehatan Indonesia Maju

5. Retno Sugesti, S.ST.,M.Kes selaku Koordinator Program Studi Sarjana

Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Imu Kesehatan Indonesia Maju

6. Maryam Syarah Mardiyah, S.ST.MKM selaku pembiimbing praktik

komunitas kebidanan kelompok 6

7. Kepala Puskesmas sawangan yang telah memberikan arahan dalam kegiatan

praktik komunitas kebidanan

ii
8. Seluruh perangkat desa, tokoh masyarakat dan warga kelurahan bedahan

kecamatan sawangan yang telah membantu dan bekerjasama dalam kegiatan

praktik kebidanan komunitas

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar saya dapat memperbaiki laporan ini dan mudah-mudahan dapat bermanfaat

bagi kita semua.

September 2020

Penulis

DAFTAR ISI

iii
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................3
C. Tujuan.......................................................................................3
1. Tujuan Umum.......................................................................3
2. Tujuan Khusus......................................................................4
D. Manfaat.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga Binaan...........................................................5
1. Pengertian Keluarga.............................................................5
2. Bentuk Type Keluarga..........................................................5
3. Fungsi Keluarga...................................................................6
4. Gambaran Keluarga Sehat....................................................7
5. Keluarga Binaan...................................................................8
B. Imunisasi...................................................................................8
1. Pengertian Imunisasi............................................................8
2. Efek Samping Imunisasi Dan Cara Penanganannya............9
BAB III HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS
A. Kegiatan Keluarga Binaan......................................................16
B. Kunjungan Asuhan Kebidanan...............................................16
1. Kunjungan 1.........................................................................16
2. Kunjungan 2.........................................................................18
3. Kunjungan 3.........................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran.........................................................................................

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)


tahun 2012, angka kematian bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup dan angka
kematian balita (AKBA) 44/1000 kelahiran hidup. Hasil survei Riskesdas
tahun 2013 didapatkan data cakupan imunisasi HB-0 (79,1%), BCG (87,6%),
DPT-HB-3 (75,6%), Polio-4 (77,0%), dan imunisasi campak (82,1%). Survei
ini dilakukan pada anak usia 12–23 bulan.
Menurut World Health Organitation (WHO) pada tahun 2017,

diperkirakan 19,9 juta bayi di seluruh dunia tidak tercapai dengan layanan

imunisasi rutin seperti 3 dosis vaksin DTP. Sekitar 60% dari anak-anak ini

tinggal di 10 negara termasuk Indonesia. Pemantauan data di tingkat daerah

sangat penting untuk membantu negara memprioritaskan dan menyesuaikan

strategi vaksinasi dan rencana operasional untuk mengatasi kesenjangan

imunisasi dan menjangkau setiap orang dengan vaksin yang menyelamatkan

jiwa. Upaya untuk mencapai tujuan berbagai program dengan berbasis

Primary Health Care telah dilaksanakan untuk meningkatkan derajat

kesehatan.

Beberapa indikator yang digunakan WHO untuk mengukur tingkat

keberhasilan program program tersebut, antara lain Angka Kematian Bayi

(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Harapan Hidup (life ecpectancy). Indikator kesehatan dalam

Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yang merupakan goals ketiga

1
yaitu jaminan kesehatan dan promosi kesehatan bagi semua umur (Kemenkes

RI, 2015).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun program

sebagai usaha yang dilakukan untuk menekan penyakit yang dapat dicegah 2

dengan Imunisasi (PD3I) pada anak antara lain Program Pengembangan

Imunisasi (PPI) pada anak sejak tahun 1956. Program imunisasi merupakan

salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu.

Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan

terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur,

dan ibu hamil. Setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap

yang terdiri dari satu dosis HB0, satu dosis BCG, tiga dosis DPT-HB-Hib,

empat dosis polio, dan satu dosis campak (Kemenkes RI, 2009). Keberhasilan

bayi dalam mendapatkan lima jenis imunisasi dasar diukur melalui indikator

imunisasi dasar lengkap sebagai landasan untuk mencapai komitmen

internasional yaitu Universal Child Immunization (UCI), UCI secara nasional

dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DPT-Hb-Hib 3, Polio 3 dan Campak

minimal 80% sebelum umur 1 tahun, sedangkan cakupan untuk DPT-Hb-Hib

1, polio 1 dan BCG minimal 90%. Terdapat 2-3 juta kematian anak di dunia

setiap tahunnya dapat dicegah dengan pemberian imunisasi, namun sebanyak

22,6 juta anak di seluruh dunia tidak terjangkau imunisasi rutin (Kemenkes

RI, 2014).

2
Dari hasil pendataan yang dilakukan Di RT 005 Rw 006 Kecamatan

Bedahan Desa Sawangan, Ny. K merupakan salah satu dari wanita yang

mempunya bayi yang sedang mengikuti program imunisasi. alasan saya

mengambil asuhan kebidanan dengan Asuhan Pada Bayi kepada Ny. K

karena ini merupakan pertama kali ibu mengikuti imunisasi DPT. Ny K juga

merasakan kekhawatiran terhadap kondisi bayinya setelah dilakukan

imunisasi. Untuk itu penulis tertarik melakukan kunjungan keluarga binaan

dengan konseling Efek Samping Imunisasi dan Cara penanganannya pada

Ny. K dan membuat Laporan Individu Keluarga Binaan Asuhan Kebidanan

Pada By. Ny. K Di RT 005 Rw 006 Kelurahan Bedahan Kecamatan

Sawangan Kota Depok Tahun 2020.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan maka

penulis ingin mengambil keluarga binaan KB dengan penerapan “Laporan

Individu Keluarga Binaan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. K di RT

005 RW 006 Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan Kota Depok

Tahun 2020.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan tentang konseling Efek

amping imunisasi dan cara penanganannya dengan benar pada Ny. K di

RT 005 Rw 006 Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan Kota Depok

3
dengan pendekatan manajemen kebidanan pendokumentasian dengan

metode SOAP.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ny. K tentang

Konseling Efek amping imunisasi dan cara penanganannya dengan

benar pada Ny. K di RT 005 Rw 006 Kelurahan Bedahan Kecamatan

Sawangan Kota Depok

b. Mampu melakukan dokumentasi asuhan kebidanan tentang

konseling Efek amping imunisasi dan cara penanganannya dengan

benar pada Ny. K di RT 005 Rw 006 Kelurahan Bedahan Kecamatan

Sawangan Kota Depok .

D. Manfaat
Untuk menerapkan ilmu yang pernah di dapatkan kedalam situasi yang

nyata dan dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai prosedur serta

meningkatkan status kesehatan ibu dan meningkatkan pengetahuan klien

tentang konseling efek samping imunisasi dan cara penanganan yang benar.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga Binaan

1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul

dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan

perkawinan atau adopsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling

tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu anggota keluarga

mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan

berpengarung terhadap anggota-anggota yang lain dan keluarga-

keluarga yang ada di sekitarnya.

2. Bentuk Tipe Keluarga


Bentuk tipe keluarga :

a. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-

anak.

b. Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah sanak saudara,

misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi,

dan sebagainnya.

c. Keluarga berantai adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria

yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga duda/janda adalah keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

5
e. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami

dan hidup secara bersama-sama.

f. Keluarga kabitas adalah dua orang yang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

3. Fungsi Keluarga
No. Fungsi Penjelasan

a. Fungsi biologis Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan


membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi
keluarga, memelihara dan merawat anggora
keluarga.

b. Fungsi 1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.


psikologis 2) Memberikan kasih sayang diantara anggota
keluarga.

c. Fungsi social 1) Membina sosialisasi pada anak.


2) Membentuk norma tingkah laku sesuai
3) tingkat perkembangan anak.
d. Fungsi 1) Pengaturan penggunaan penghasilan
ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dimasa yang akan datang.

6
4. Gambaran Keluarga Sehat
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.

b. Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan

kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota

keluarga.

c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.

d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.

e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Seorang bidan yang bekerja di komuniti harus mengetahui data

wilayah kerjanya, data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan

sosial, ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan

serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan yang bekerja

dibidang komuniti tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak

balita di wilayah kerjanya.

Sasaran umum kebidanan komunitas asalah ibu dan anak dalam

keluarga. Menurut undang-undang no. 12 tentang kesehatan, yang

dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota

keluarga lainnya. Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri

mencakup kesehatan masa pra kehamilan, persalinan, pasca persalinan

dan masa di luar masa kehamilan (masa interfal) serta persalinan.

Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan

anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa pra sekolah.

7
5. Keluarga Binaan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikitan aturan dan emosional dan individu

mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari

keluarga.

Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas termasuk di dalamnya

adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan

kesehatan lansia, pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan

gizi keluarga, imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan serta

pelayanan KB. Yang menjadi sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu

(prahamil, hamil, bersalin, nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra

sekolah, remaja), keluarga (wanita dengan gangguan sistem

reproduksi), masyarakat. Yang menjadi sasaran utama adalah ibu dan

anak dalam keluarga.

B. Imunisasi

1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal
atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap
penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

8
2. Efek Samping Imunisasi dan Cara Penanganannya

Imunisasi Dasar Lengk


Deskripsi :
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Vaksin BCG merupakan vaksin beku
Guerin) kering yangmengandung Mycrobacterium
bovis hidup yang dilemahkan (Bacillus
Calmette Guerin), strain paris.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tuberkulosis.
Cara pemberian dan dosis :
 Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1
kali.
 Disuntikkan secara intrakutan di
daerah lengan kanan atas (insertio
musculus deltoideus),
dengan menggunakan ADS 0,05 ml.
Efek samping :
2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah
bekas suntikan timbul bisul kecil (papula)
yang semakin membesar dan dapat terjadi
ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian
menyembuh perlahan dengan
menimbulkan jaringan parut dengan
diameter 2–10 mm.
Penanganan efek samping :
 Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu
dikompres dengan cairan antiseptik.
 Apabila cairan bertambah banyak atau
koreng semakin membesar anjurkan
orangtua membawa bayi ke ke tenaga

9
kesehatan.
Vaksin DPT – HB - HIB Deskripsi :
Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk
pencegahan
terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk
rejan),
hepatitis B, dan infeksi Haemophilus
influenzae tipe b
secara simultan.
Kontra Indikasi :
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi
baru lahir atau kelainan saraf serius .
Cara pemberian dan dosis :
 Satu dosis anak adalah 0,5 ml.
 Vaksin harus disuntikkan secara
intramuskular pada anterolateral paha
atas.
Efek samping :
Reaksi lokal sementara, seperti bengkak,
nyeri, dan kemerahan pada lokasi suntikan,
disertai
demam dapat timbul dalam sejumlah besar
kasus. Kadang-kadang reaksi berat, seperti
demam
tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis
dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24
jam setelah
pemberian.
Penanganan efek samping :
 Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak

10
(ASI atau sari buah).
 Jika demam, kenakan pakaian yang
tipis.
 Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air hangat.
 Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
 Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
 Jika reaksi memberat dan menetap
bawa bayi ke dokter.
Deskripsi :
Vaksin virus recombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat non-infecious,
berasal dari HBsAg.
Kontra Indikasi :
Penderita infeksi berat yang disertai
kejang.
Cara pemberian dan dosis :
 Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID,
secara intramuskuler, sebaiknya pada
anterolateral paha.
 Pemberian sebanyak 3 dosis.
Efek samping :
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan
dan pembengkakan di sekitar tempat
penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2 hari.
Penanganan efek samping :

11
 Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI).
 Jika demam, kenakan pakaian yang
tipis.
 Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air hangat.
 Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
 Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
Deskripsi :
Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari
suspensi virus
poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin)
yang sudah dilemahkan.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
poliomielitis.
Kontra Indikasi :
Pada individu yang menderita immune
deficiency tidak ada efek berbahaya yang
timbul akibat pemberian polio pada anak
yang sedang sakit.
Cara pemberian dan dosis :
 Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID,
secara intramuskuler, sebaiknya pada
anterolateral paha.
 Pemberian sebanyak 2 dosis.
Efek samping :

12
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah
imunisasi polio oral. Setelah mendapat
vaksin polio oral bayi boleh makan minum
seperti biasa. Apabila muntah dalam 30
menit segera diberi dosis
ulang.
Penanganan efek samping :
Orangtua tidak perlu melakukan tindakan
apa pun.
Deskripsi :
Bentuk suspensi injeksi.
Indikasi :
Untuk pencegahan poliomyelitis pada bayi
dan anak immunocompromised, kontak di
lingkungan keluarga
dan pada individu di mana vaksin polio
oral menjadi
Kontra Indikasi :
 Sedang menderita demam, penyakit
akut atau penyakit kronis progresif.
 Hipersensitif pada saat pemberian
vaksin ini sebelumnya.
 Penyakit demam akibat infeksi akut:
tunggu sampai sembuh.
 Alergi terhadap Streptomycin.

Cara pemberian dan dosis :


 Disuntikkan secara intra muskular
atau subkutan dalam, dengan dosis
pemberian 0,5 ml.

13
 Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-
turut 0,5 ml harus diberikan pada
interval satu atau dua bulan.
 IPV dapat diberikan setelah usia bayi
6, 10, dan 14, sesuai dengan
rekomendasi dari WHO.
 Bagi orang dewasa yang belum
diimunisasi diberikan 2 suntikan
berturut-turut dengan interval satu
atau dua bulan.
Efek samping :
Reaksi lokal pada tempat penyuntikan:
nyeri, kemerahan, indurasi, dan bengkak
bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah
penyuntikan dan bisa bertahan selama satu
atau dua hari.
Penanganan efek samping :
 Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI atau sari buah).
 Jika demam kenakan pakaian yang
tipis.
 Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air dingin.
 Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
 Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
 Jika reaksi tersebut berat dan menetap
bawa bayi ke dokter.

14
Deskripsi :
Vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Indikasi :
Pemberian kekebalan aktif terhadap
penyakit campak.
Kontra Indikasi ;
Individu yang mengidap penyakit immune
deficiency atau individu yang diduga
menderita gangguan respon imun karena
leukemia, limfoma.
Cara pemberian dan dosis :
0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada
lengan kiri atas atau anterolateral paha,
pada usia
9–11 bulan.
Efek samping :
Hingga 15% pasien dapat kemerahan
selama 3 hari yang dapatterjadi 8–12 hari
setelah vaksinasi.
Penanganan efek samping :
 Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI atau sari buah).
 Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air dingin.

BAB III

15
HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS

A. Kegiatan Keluarga Binaan


Dalam praktik kebidanan komunitas di RT 005/006 di kelurahan

Bedahan kecamatan Sawangan, pengkaji melakukan kegiatan membina salah

satu keluarga, dari seluruh keluarga yang mempunyai masalah kesehatan

khususnya di bidang kebidanan, lalu pengkaji mengambil kasus pada Ny. K

dengan asuhan kebidanan Pada Bayi.

Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan

wawancara yang dilakukan secara kunjungan rumah. Kegiatan pengkajian

dilakukan pendekatan dan waktu yang seefektif mungkin dan mengunjungi

kembali klien. Pengkaji melakukan pembinaan, kunjungan dan menjalin rasa

percaya terhadap keluarga tersebut, melakukan pemeriksaan dan mengkaji

tentang masalah yang ada pada keluarga ini.

B. Kunjungan Asuhan Kebidanan


Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Ny.K Di RT 005 RW 006

Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan Kota Depok.

1. Kunjungan I
Nama By. Wasid Al Badar, usia 2 bulan, Tanggal lahir 05 Agustus 2020,

Nama Ibu Ny. K, usia 30 tahun, Suku/Bangsa Indonesia, Agama islam,


pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat di kelurahan
bedahan, nama ayah Tn. J, usia 32 th, Suku/Bangsa Indonesia, Agama
islam, pendidikan SMP, pekerjaan karyawan swasta, alamat dikelurahan
bedahan.

16
Dilakukan anamnesa pada tanggal 07 Oktober 2020 pukul 10.00
WIB, dan didapatkan hasil riwayat kehamilan mempunyai anak 2, tidak
pernah keguguran, riwayat pemeriksaan ANC ibu melakukan ANC secara
teratur, tidak ada riwayat penyakit yang diderita, bayi tidak memiliki
riwayat penyakit apapun, Pada tanggal 06 oktober dilakukan penyuntikan
DPT1+polio 2, pola istirahat bayi tidur & terbangun bila lapar, BAK,
BAB, bu mengatakan bayinya BAK 3-4x (konsistensi cair, warna jernih,
bau khas urine), BAB1x1 (konsistensi lembek, warna hiitam kehijauan,
bau khas feses), makanan utama bayi yaitu ASI dan ibu menyusui sesering
mungkin, nafsu makan baik, tidak ada makanan pendamping ASI apapun

Dilakukan Pemeriksaan Fisik dan didapatkan hasil : keadaan


umum baik, kesadaran compos mentis, berat badan 4000 gram, panjang
badan 52 cm, Lingkar dada 34 cm, lingkar kepada 35 cm, Suhu : 37,8˚C,
bentuk kepala normal, bentuk muka simetris dan tidak ada kelainan,
bentuk mata simetris dengan telinga, tidak ada tanda infeksi, hidung tidak
ada polip dan bersih, telinga : simetris dengan mata, bentuk tidak ada
kelainan, mulut : bersih, tidak ada labio skizis, tidak ada palate skizis,
tidak ada labio palate skizis, dada : putting susu simetris, tidak ada retraksi
iga, tidak ada bunyi wheezing. ekstremitas atas/bawah : gerakan aktif,
terdapat bengkak da kemerahan di area bekas penyuntikan, refleks :
Refleks moro (+), reflex rooting (+), reflex Sucking (+), reflex swallowing
(+), Refleks babynski (+).

Diagnosa By. Ny. K umur 2 bulan dengan status imunisasi DPT1+ polio 2

Pelaksanaan yang diberikan :

a. Melakukan Informed consent sebelum dilakukan pemeriksaan. Ibu


menyetujui

17
b. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Ibu mengetahui hasim
pemeriksaan

c. Menginformasikan kepada ibu bahwa hal yang dialami bayi itu


normal. Ibu mengerti

d. Menganjurkan ibu mengompres area bekas penyuntikan dengan air


hangat. Ibu mau melakukannya

e. Menganjurkan ibu untuk memberi paracetamol sesuai dosis yang


dianjurkan. Ibu mau melakukannya

f. Menganjurkan ibu untuk tidak memandikan bayi, hanya di lap


menggunakan air hangat. Ibu mengerti

g. Membuat kontrak waktu untuk kunjungan ke 2 tanggal 14 oktober


2020. Ibu menyetujui

2. Kunjungan 2
Pada tanggal 14 oktober 2020 pukul 10.00 WIB oleh tika anggraeni di
rumah Ny. K

Dilakukan anamnesa dan ibu mengatakan sudah tidak takut dan


khawatir, dialkukan pemeriksaan pada bayi Ny. K dan didapatkan hasil :
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, respirasi 46x/menit, suhu

36,50C, pemeriksaan fisik dalam batas normal, tidak ada bengkak dan
kemerahan diarea penyuntikan. Diagnosa By. Ny. K umur 2 bulan dengan
status imunisasi DPT 1 + Polio 2.

Pelaksanaan yang dilakukan yaitu :

a. Melakukan informed consent. Ibu menyetujui

b. Melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dalam bata normal

c. Memberitahu hasil pemeriksaan. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

d. Memberikan pemahaman kepada ibu agar mau melanjutkan imunisasi

lanjutan. Ibu mau melanjutkan imunisasi

e. melakukan pre test. Ibu sudah melakukan pre test dengan baik

18
f. Membuat kontrak waktu untuk melakukan penyuluhan tentang efek
samping imunisasi dan cara penanganannya pada tanggal 27 oktober
2020. Ibu menyetujui

3. Kunjungan 3
Pada tanggal 27 oktober 2020 pukul 10.00 WIB oleh Tika Anggraeni di
rumah Ny. K. dilakukan anamnesa dan ibu mengatakan bersedia
melanjutkan imunisasi dan tidak merasa khawatir
lagi. Dilakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan hasil : Keadaan umum
baik, kesadaran compos mentis, respirasi 46x/menit, suhu
36,50C, pemeriksaan fisik dalam batas normal. Diagnosa pada bayi Ny. K
yaitu By. Ny. K usia 2 bulan dengan status imunisasi DPT 1 + Polio 2.

Pelaksanaan yang diberikan yaitu :

a. Melakukan penyuluhan tentang efek samping imunisasi dan cara


penanganannya. Ibu terlihat antusias mendengarkan penyuluhan

b. Melakukan post test. Ibu mampu menjawab semua pertanyaan dengan


benar

c. Melakukan pendokumentasian

Evaluasi kunjungan 1-3 yaitu adanya perubahan pemahaman tentang


efek samping imunisasi dan cara penanganannya, ibu K juga dapat
melakukan penanganan yang baik tentang efek samping imunisasi
DPT yaitu dengan cara megompres area penyuntikan dengan air
hangat agar tidak ada pembengkakan diarea penyuntikan, hal ini juga
terbukti ada perubahan di kunjungan yang ke 2, bayi Ny. K tidak
mengalami bengkak diarea penyuntikan setelah dilakukan kompres
dengan air hangat. Perubahan pengetahuan juga dapat ditunjukan oleh
hasil kuisioner pada saat kunjungan ke ibu mendapat nilai 6 dan pada
saat kunjungan ke 3 mampu menjawab semua pertanyaan denga benar

19
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek dengan teor

i belajar lapangan di kelurahan bedahan, kecamatan jsawangan RT : 005, RW :

006 khususnya pada keluarga Ny K.

Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekat

an dan tabulasi data, telah dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersam

a keluarga Ny K sesuai dengan prioritas masalah.

A. Pengumpulan Data

Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawan

cara yang dilakukan secara kunjungan rumah. Menurut Andreas, (2016) pen

gumpulan data diperoleh dari data subjektif dan data objektif.

1. Data Subjektif

Data subyektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepa

da keluarga Ny. K.

20
Menurut Andreas (2016). Data subyektif adalah data yang didapatk

an dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.

Data subjektif ini diperoleh dengan anamnesa terhadap klien.

Penulis melakukan pengkajian data subjektif pada keluarga Ny. K

berdasarkan proses pengkajian melalui wawancara dan observasi lingku

ngan rumah Ny. K Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif pada kel

uarga Ny. K didapatkan bahwa Ny. K merasa khawatir tentang kondisi

bayinya.

Dengan demikian penulis telah melakukan pengumpulan data subje

ktif  menggunakan metode yang sesuai dengan teori maka tidak ditemu

kan kesenjangan antara teori dengan praktek.

2. Data Objektif

Menurut Andreas (2016) data obyektif adalah data yang dapat diob

servasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, d

engar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, p

ernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.

Penulis melakukan pemeriksaan fisik pada Bayi Ny. K Dan di dapa


t kan hasil terdapat pembengkakan pada paha dia area penyuntikan, hal
ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa efek samping
penyuntikan DPT yaitu Reaksi lokal sementara, seperti bengkak, nyeri,
dan kemerahan pada lokasi suntikan, disertai demam dapat timbul
dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat, seperti
demam. (Kementrian kesehatan Republik Indonesia, 2015)

21
Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objektif m

enggunakan metode yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dengan praktek.

B.   Analisa Data

Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dala

m melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:

1.    Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.

2.    Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.

3.    Karakteristik keluarga.

Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah b

erikutnya yaitu menganalisa data yaitu menentukan masalah kesehatan yan

g dialami oleh bayi Ny. K. Masalah kesehatan yang dialami Bayi Ny. K

yaitu Ny. K mengatakan merasa khawatir karena terdapat pembengkakan

diarea bekas penyuntikan.

Dengan demikianan alisa data dilakukan sesuai dengan teori sehing

ga disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

C. Perumusan Masalah

Setelah analisa data, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah k

esehatan pada bayi Ny. K. Bagian rumusan masalah berisi tentang masala

h-masalah yang hendak dipecahkan yaitu:

1.    Beritahu ibu tentang pengertian imunisasi

2.    Beritahu ibu tentang efek samping imunisasi dan cara penanganannya

3.    Berikan motivasi ibu untuk terus menlajutkan imunisasi pada bayi

22
Dilakukan pengompresan dengan air hangat diarea bekas suntikan dan
didapatkan hasil bahwa pembengkakan daerah penyuntikan hilang.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa penanganan
pada bekas suntik yaitu Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres
air hangat
(Kementrian kesehatan Republik Indonesia, 2015)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. K sesuai

kebutuhan pasien malalui upaya pendekatan manajemen asuhan kebidanan

Pada Bayi yang dilakukan di RT 005 RW 006 desa bedahan kecamatan

sawangan kota depok 2020, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Penatalaksanaan yang telah dilakukan antara lain:

1. Menyarankan ibu untuk mengompres area bekas penyuntikan dan

didapatkan hasil bahwa daerah bengkak da kemerahan berangsur hilang

dalam 2 hari

2. Melakukan penyuluhan tentang efek samping imunisasi dan cara

penanganannya. Ibu tidak merasa khawatir lagi dan mau melanjutkan

imunisasi DPT2

3. Asuhan kebidanan telah didokumentasikan dalam bentuk SOAP

23
B. Saran
Diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan cara penanganan

sederhana efek samping imunisasi dan terus meningkatkan kualitas kesehatan

ibu dan kesejahteraan keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2016. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Jakarta.

Kementrian kesehatan Republik Indonesia, 2015. Konsep Dasar Imunisasi ;


Jakarta. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Ali, Zaidin. 2015. Pengantar Keperawatan Keluarga ; Jakarta. EGC
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Program Imunisasi Ibu hamil,
Bayi, Balita ; Direkctorat surveilens

24
25
LAMPIRAN

Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Bayi Ny. K Umur 2 bulan

Di RT/RW 005/006 Kelurahan Bedahan, Kecamatan

Sawangan Kota Depok

Data Subyektif

A. Identitas

1. Identitas bayi

Nama bayi : By. Wasid Al Badar

Usia : 2 bulan

Tanggal lahir : 05 Agustus 2020

Nama Ibu : Ny. K Nama Ayah : Tn. J

Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun

26
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat : Bedahan Alamat : Bedahan

B. Anamnesa

Tanggal 07 Oktober 2020 pukul 10.00 WIB

1. Riwayat Kehamialm

a. Paritas :2

b. Aboortus :0

c. Aterm : Iya

d. Anak hidup :2

2. Pemeriksaan ANC

Ibu melakukan ANC secara teratur

3. Riwayat Ibu selama kehamilan

Tidak ada riwayat penyakit yang diderita

4. Riwayat Kesehatan

Bayi tidak memiliki riwayat penyakit apapun

5. Riwayat imunisasi

Pada tanggal 06 oktober dilakukan penyuntikan DPT1+polio 2

6. Pola istirahat

Ibu mengatakan bayi tidur & terbangun bila lapar, BAK, BAB

7. Pola eliminasi

27
Ibu mengatakan bayinya BAK 3-4x (konsistensi cair, warna jernih, bau
khas urine), BAB1x1 (konsistensi lembek, warna hiitam kehijauan, bau
khas feses)

8. Pola nutrisi

Makanan utama : ASI

Pemberian : sesering mungkin

Nafsu makan : Baik

C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : Compos Mentis

BB : 4.00 gram

PB : 52 cm

LD : 36 cm

LK : 37 cm

Suhu : 37,8˚C

Respirasi : 46x/menit

Kepala : bentuk normal

Muka : simetris, tidak ada kelainan

Mata : simetris dengan telinga, tidak ada tanda infeksi

Hidung : tidak ada polip, bersih

Telinga : simetris dengan mata, bentuk tidak ada kelainan

Mulut : bersih, tidak ada labio skizis, tidak ada palate skizis, tidak ada
labio palate skizis

Dada : putting susu simetris, tidak ada retraksi iga, tidak ada bunyi
wheezing

Ekstremitas atas/bawah : gerakan aktif, terdapat bengkak da kemerahan di


area bekas penyuntikan

28
Refleks : Refleks moro (+), reflex rooting (+), reflex Sucking (+), reflex
swallowing (+), Refleks babynski (+)

D. Interpretasi Data

By. Ny. K umur 2 bulan

E. Pelaksanaan

1. Melakukan Informed consent sebelum dilakukan pemeriksaan. Ibu


menyetujui

2. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Ibu mengetahui hasim


pemeriksaan

3. Menginformasikan kepada ibu bahwa hal yang dialami bayi itu normal.
Ibu mengerti

4. Menganjurkan ibu mengompres area bekas penyuntikan dengan air


hangat. Ibu mau melakukannya

5. Menganjurkan ibu untuk memberi paracetamol sesuai dosis yang


dianjurkan. Ibu mau melakukannya

6. Menganjurkan ibu untuk tidak memandikan bayi, hanya di lap


menggunakan air hangat. Ibu mengerti

7. Membuat kontrak waktu untuk kunjungan ke 2 tanggal 14 oktober


2020. Ibu menyetujui

3. KUNJUNGAN KE 2 ( Tanggal 14 oktober 2020) jam 10.00 WIB

oleh Tika Anggraeni di rumah Ny. Khodijah


S : ibu mengatakan sudah tidak takut dan khawatir

O : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, respirasi 46x/menit,


suhu
36,50C,
pemeriksaan fisik dalam batas normal, tidak kemerahan dan bengkak
lagi
diarea penyuntikan

A : By. Ny. K umur 2 bulan

P :

29
1. Melakukan informed consent. Ibu menyetujui

2. Melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dalam bata normal

3. Memberitahu hasil pemeriksaan. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

4. Memberikan pemahaman kepada ibu agar mau melanjutkan imunisasi


lanjutan. Ibu mau melanjutkan imunisasi

5. melakukan pre test. Ibu sudah melakukan pre test dengan baik

6. Membuat kontrak waktu untuk melakukan penyuluhan tentang efek


samping imunisasi dan cara penanganannya pada tanggal 27 oktober
2020. Ibu menyetujui

SOAP KUNJUNGAN KE 3 Tanggal 27 oktober 2020 jam 10.00

oleh Tika Anggraeni di rumah Ny. Khodijah

S : ibu mengatakan bersedia melanjutkan imunisasi dan tidak merasa


khawatir
lagi

O : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, respirasi 46x/menit,


suhu
36,50C,
pemeriksaan fisik dalam batas normal

A : By. Ny. K usia 2 bulan

P :

1. Melakukan penyuluhan tentang efek samping imunisasi dan cara


penanganannya. Ibu terlihat antusias mendengarkan penyuluhan

30
2. Melakukan post test. Ibu mampu menjawab semua pertanyaan dengan
benar

3. Melakukan pendokumentasian

SATUAN ACARA PENYULUHAN

EFEK SAMPING IMUNISASI DAN CARA PENANGANANNYA

DI RT 01- 09 RW 06 KEL. BEDAHAN KEC. SAWANGAN 2020

31
Disusun Oleh :

Nama : Tika Anggraeni

NPM : 07190200067

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
TAHUN 2020

32
SATUAN ACARA PENYULUHAN

EFEK SAMPING IMUNISASI DAN CARA PENANGANANNYA

DI RT 01- 09 RW 06 KEL. BEDAHAN KEC. SAWANGAN 2020

I. IDENTITAS
Mata Kuliah : Komunitas
Program Studi : Kebidanan
Semester : VII
Waktu : 09.00 – Selesai
Penyuluh : Mahasiswa Kebidanan
Pokok Bahasan : Bayi
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mendapatkan penjelasan tentang efek samping imunisasi dan
penanganannya, peserta dapat memahami mengenai apa saja efek dari
penyuntikan imunisasi dan cara penanganannya
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mendapatkan penjelasan, peserta dapat
1. Menjelaskan macam – macam imunisasi
2. Menjelaskan efek samping yang ditimbulkan
3. Menjelaskan cara penanganan yang benar dari efek samping imunisasi
IV. MATERI PENYULUHAN
1. Macam – macam imunisasi efek samping
2. Efek samping imunisasi
3. Cara penanganan efek samping imunisasi
V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
VI. MEDIA
Leaflet

33
VII. PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing : Maryam Syarah Mardiyah, S.ST.MKM
2. Penyaji : Tika Anggraeni
VIII. EVALUASI
1. Prosedur : Pre - test dan post - test
2. Jenis tes : Tulis
3. Bentuk : Pertanyaan tertutup

IX. KEGIATAN PENYULUHAN

WAKTU KEGIATAN
5 menit 1. Pembukaan
a. Salam
b. Pengenalan
c. Tujuan : agar materi yang disampaikan
dapa diterima oleh keluarga binaan

15 menit 2. Inti/materi
a. Menjelaskan macam – macam imunisasi
b. Menjelaskan efek samping imunisasi
c. Menjelaskan cara penanganan imunisasi
10 menit 3. Penutup
a. Menyimpulkan materi
b. Melakukan post test dengan pengisian kuisioner
c. Memberi salam

X. Kriteria Evaluasi

1.Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Rumah Ny. S
2.Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan sesuai dengan perencanaan

34
3.Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
4.Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan
khusus.

Lampiran Materi

35
1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit
yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan.
2. Efek Samping Imunisasi dan Cara Penanganannya

Imunisasi Dasar Lengkap


Deskripsi :
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Vaksin BCG merupakan vaksin beku
Guerin) kering yangmengandung Mycrobacterium
bovis hidup yang dilemahkan (Bacillus
Calmette Guerin), strain paris.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tuberkulosis.
Cara pemberian dan dosis :
 Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1
kali.
 Disuntikkan secara intrakutan di
daerah lengan kanan atas (insertio
musculus deltoideus),
dengan menggunakan ADS 0,05 ml.
Efek samping :
2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah
bekas suntikan timbul bisul kecil (papula)
yang semakin membesar dan dapat terjadi
ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian

36
menyembuh perlahan dengan
menimbulkan jaringan parut dengan
diameter 2–10 mm.
Penanganan efek samping :
 Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu
dikompres dengan cairan antiseptik.
 Apabila cairan bertambah banyak atau
koreng semakin membesar anjurkan
orangtua membawa bayi ke ke tenaga
kesehatan.
Vaksin DPT – HB - HIB Deskripsi :
Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk
pencegahan
terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk
rejan),
hepatitis B, dan infeksi Haemophilus
influenzae tipe b
secara simultan.
Kontra Indikasi :
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi
baru lahir atau kelainan saraf serius .
Cara pemberian dan dosis :
 Satu dosis anak adalah 0,5 ml.
 Vaksin harus disuntikkan secara
intramuskular pada anterolateral paha
atas.
Efek samping :
Reaksi lokal sementara, seperti bengkak,
nyeri, dan kemerahan pada lokasi suntikan,
disertai
demam dapat timbul dalam sejumlah besar

37
kasus. Kadang-kadang reaksi berat, seperti
demam
tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis
dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24
jam setelah
pemberian.
Penanganan efek samping :
 Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI atau sari buah).
 Jika demam, kenakan pakaian yang
tipis.
 Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air hangat.
 Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
 Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
 Jika reaksi memberat dan menetap
bawa bayi ke dokter.
Deskripsi :
HB O Vaksin virus recombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat non-infecious,
berasal dari HBsAg.
Kontra Indikasi :
Penderita infeksi berat yang disertai
kejang.
Cara pemberian dan dosis :
 Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID,
secara intramuskuler, sebaiknya pada

38
anterolateral paha.
 Pemberian sebanyak 3 dosis.
Efek samping :
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan
dan pembengkakan di sekitar tempat
penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2 hari.
Penanganan efek samping :
 Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI).
 Jika demam, kenakan pakaian yang
tipis.
 Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air hangat.
 Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
 Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
Deskripsi :
POLIO Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari
suspensi virus
poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin)
yang sudah dilemahkan.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
poliomielitis.
Kontra Indikasi :
Pada individu yang menderita immune

39
deficiency tidak ada efek berbahaya yang
timbul akibat pemberian polio pada anak
yang sedang sakit.
Cara pemberian dan dosis :
 Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID,
secara intramuskuler, sebaiknya pada
anterolateral paha.
 Pemberian sebanyak 2 dosis.
Efek samping :
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah
imunisasi polio oral. Setelah mendapat
vaksin polio oral bayi boleh makan minum
seperti biasa. Apabila muntah dalam 30
menit segera diberi dosis
ulang.
Penanganan efek samping :
Orangtua tidak perlu melakukan tindakan
apa pun.
IPV Deskripsi :
Bentuk suspensi injeksi.
Indikasi :
Untuk pencegahan poliomyelitis pada bayi
dan anak immunocompromised, kontak di
lingkungan keluarga
dan pada individu di mana vaksin polio
oral menjadi
Kontra Indikasi :
 Sedang menderita demam, penyakit
akut atau penyakit kronis progresif.
 Hipersensitif pada saat pemberian
vaksin ini sebelumnya.

40
 Penyakit demam akibat infeksi akut:
tunggu sampai sembuh.
 Alergi terhadap Streptomycin.

Cara pemberian dan dosis :


 Disuntikkan secara intra muskular
atau subkutan dalam, dengan dosis
pemberian 0,5 ml.
 Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-
turut 0,5 ml harus diberikan pada
interval satu atau dua bulan.
 IPV dapat diberikan setelah usia bayi
6, 10, dan 14, sesuai dengan
rekomendasi dari WHO.
 Bagi orang dewasa yang belum
diimunisasi diberikan 2 suntikan
berturut-turut dengan interval satu
atau dua bulan.
Efek samping :
Reaksi lokal pada tempat penyuntikan:
nyeri, kemerahan, indurasi, dan bengkak
bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah
penyuntikan dan bisa bertahan selama satu
atau dua hari.
Penanganan efek samping :
 Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI atau sari buah).
 Jika demam kenakan pakaian yang
tipis.

41
 Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air dingin.
 Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
 Bayi boleh mandi atau cukup diseka
dengan air hangat.
 Jika reaksi tersebut berat dan menetap
bawa bayi ke dokter.
Deskripsi :
Vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Indikasi :
Pemberian kekebalan aktif terhadap
penyakit campak.
Kontra Indikasi ;
Individu yang mengidap penyakit immune
deficiency atau individu yang diduga
menderita gangguan respon imun karena
leukemia, limfoma.
Cara pemberian dan dosis :
0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada
lengan kiri atas atau anterolateral paha,
pada usia
9–11 bulan.
Efek samping :
Hingga 15% pasien dapat kemerahan
selama 3 hari yang dapatterjadi 8–12 hari
setelah vaksinasi.
Penanganan efek samping :
 Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak

42
(ASI atau sari buah).
 Bekas suntikan yang nyeri dapat
dikompres air dingin.
 Jika demam berikan paracetamol 15
mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
 Jika reaksi tersebut berat dan menetap
bawa bayi ke dokter.

DAFTAR PUSTAKA

43
Kementrian kesehatan Republik Indonesia, 2015. Konsep Dasar Imunisasi ;
Jakarta. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan

Kuisioner

44
1. Apakah ibu tahu tentang program imunisasi dasar lengkap?

a. Tahu

b. Tidak tahu

2. Apakah ibu tahu tentang imunisasi BCG?

a. Tahu

b. Tidak tahu

3. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi BCG?

a. TBC (Tuberculosis)

b. Polio

c. Campak

d. Hepatitis

4. Berapa kali imunisasi BCG diberikan?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. 4 kali

5. Apa efek samping pemberian imunisasi BCG?

a. Panas

b. Pilek

c. timbul bisul kecil (papula)

d. bengkak didaerah suntikan

45
6. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi DPT?

a. TBC (Tuberculosis)

b. Campak

c. Polio

d. difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan),


7. Apa efek samping pemberian imunisasi DPT?

a. Reaksi lokal sementara, seperti bengkak

b. Nyeri didaerah bekas suntikan

c. Panas

d. Semua benar

8. Cara Penanganan efek samping penyuntikan imunisasi DPT

a. Dikompres air hangat

b. Dibiarkan saja

c. Dibawa kedokter

d. Semuanya benar

9. Apakah ibu tahu tentang imunisasi polio?

a. Ya

b. Tidak

10. Berapa kali dilakukan penyuntikan imunisasi campak?

a. 1 kali d. 4 kali

b. 2 kali

46
c. 3 kaliLEAFLET

47
48
49
50
51
52

Anda mungkin juga menyukai