Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

RUANG LINGKUP ANALISIS MAKRO EKONOMI

DISUSUN OLEH :

-M. IKHWAN SYARIF (0506203128)


-MIRANDA (0506203137)
-SYAHLA ANANDA (0506203111)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Sholawat berangkaikan salam mari kita hadiahkan kepada baginda nabi kita Muhammad SAW.
Semoga kita semua mendapat syafa’at beliau di Yaumil Mahsyar kelak aamiin ya Rabbal
‘Alamin.

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Ekonomi Makro, dan judul makalah ini adalah” Ruang Lingkup Analisis Makro Ekonomi”.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberi banyak manfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan penulis pada khususnya, kami menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan dari para
pembaca.

Medan, 18 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................................................

B. Rumusan Masalah......................................................................................................

C. Tujuan Makalah.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Sejarah Ekonomi Makro............................................................................................

B. Perkembangan Ilmu Ekonomi Makro......................................................................

C. Pengertian dan Tujuan Ilmu Ekonomi Makro........................................................

D. Permasalahan Ilmu Ekonomi Makro.......................................................................

E. Bentuk Kebijakan Makro Ekonomi..........................................................................

F. Tujuan-tujuan Kebijakan Makro Ekonomi.............................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

G. Kesimpulan.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan
dengan produksi, distribusi dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Ekonomi makro atau makro-
ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan
perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi
makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target
kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua area penelitian
yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi
penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu
dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan pendapatan nasional).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah ekonomi makro?

2. Bagaimana perkembangan ilmu ekonomi makro?

3. Apa pengertian dan tujuan ilmu ekonomi makro?

5. Bagaimana bentuk kebijakan makro ekonomi?

6. Apa tujuan kebijakan-kebijakan makro ekonomi?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui sejarah ekonomi makro.


2. Mengetahui perkembangan ilmu ekonomi makro.

3. Mengetahui pengertian dan tujuan ilmu ekonomi makro.

4. Mengetahui permasalahan ilmu ekonomi makro.

5. Mengetahui bentuk kebijakan makro ekonomi.

6. Mengetahui tujuan-tujuan kebijakan makro ekonomi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi lahir karena adanya kelangkaan, dimana kebutuhan tidak dapat dicukupi oleh
sumberdaya yang ada. Upaya untuk memenuhi kelangkaan tersebut mendorong munculnya
benturan kepentingan antara pelakunya, hal ini karena pada dasarnya manusia itu serakah, ingin
memiliki lebih dari yang lain atau dalam bahasa ekonomi disebut profit. Para pelaku ekonomi
ntah itu individu, perusahaan maupun pemerintah pada prinsipnya menginginkan hal yang sama,
yaitu keuntungan. Nama dan jenis keuntungan ini kemudian dibedakan menjadi gaji/upah,
bunga, dividen, sewa dan pajak sesuai dengan pelaku yang memperolehnya. Pertarungan
(perilaku) pelaku-pelaku dalam upaya mencukupi kelangkaan yang ada dan profit yang ingin
didapatkan serta pengaruhnya masing-masing adalah tema yang dipelajari oleh ilmu ekonomi.

Kemudian pada perkembangannya kita mengenal pembedaan Ekonomi Mikro dan Makro. Hal
lain yang membedakan kedua teori ini adalah penggunaan asumsi-asumsi. Teori Ekonomi Mikro
(Teori Ekonomi Klasik) memiliki asumsi bahwa struktur pasar merupakan persaingan sempurna,
informasi bersifat sempurna dan simetris, input dan output adalah homogen, para pelaku
ekonomi bersifat rasional dan bertujuan memaksimumkan keuntungan. Kemudian, teori ini juga
berasumsi bahwa proses penyesuaian lewat mekanisme pasar dapat tercapai seketika itu juga
serta uang hanya berfungsi sebagai alat transaksi. Teori Klasik menekankan masalah ekonomi
pada sisi penawaran saja.

Sementara itu Teori Ekonomi Makro lahir sebagai kritik terhadap teori ekonomi klasik akibat
terjadinya Great Depression pada periode 1929-1933. Kelompok ini dipeloporin oleh John
Maynard Keynes seorang ekonom Inggris melalui bukunya The General Theory of Employment,
Interest and Money (1936). Kaum Keynesian berpandangan bahwa struktur pasar cenderung
monopolistik, informasi tidak sempurna dan asimetris. Sementara itu input dan output yang
dipertukarkan juga heterogen. Uang pun tidak hanya dipandang sebagai alat transaksi belaka
namun juga sebagai penyimpan nilai yang memungkinkan uang digunakan sebagai alat untuk
memperolehkeuntungan melalui tindakan spekulasi. Dari asumsi-asumsi ini, Keynesian
berpendapat bahwa peranan pemerintah dibutuhkan dalam mengelola perekonomian melalui
instrument kebijakan fiskal dan moneter. Berdasarkan pemahamannya, maka cara paling mudah
untuk melihat apakah sebuah model ekonomi merupakan model Klasik atau model Keynesian
dapat dilihat dari asumsi yang digunakan oleh model tersebut terhadap pasar dan uang. Bila
pasar diasumsikan berstruktur persaingan sempurna sehingga intervensi pemerintah hampir tidak
dibutuhkan, dan uang bersifat netral maka dapat disimpulkan model tersebut adalah model
klasik. Sebaliknya bila pasar diasumsikan berstruktur bukan persaingan sempurna, uang tidak
netral dan campur tangan pemerintah dibutuhkan dalam perekonomian maka model tersebut
adalah model Keynesian.

General Theory yang diungkapkan Keynes terdiri dari dua hal pokok, yakni :

kritik terhadap kelemahan Teori Klasik yang idealis (utopian) mengenai asumsi pasar, dan terlalu
ditekankannya masalah ekonomi pada sisi penawaran.

usulan untuk pemulihan perekonomian dengan memasukkan peran Pemerintah dalam


perekonomian sebagai langkah untuk menstimulir sisi permintaan.

Kedua pokok pikiran Keynes inilah yang kemudian membawa pembaruan radikal dalam ilmu
ekonomi. Adapun pembaharuan ilmu ekonomi tersebut meliputi :

Mulai diperhatikannya dimensi global atau AGREGAT (MAKRO) dalam analisis ilmu ekonomi.
Hal inilah yang memicu perkembangan ilmu ekonomi menjadi ilmu ekonomi Makro.

Dimasukkannya peranan pemerintah ke dalam analisis ilmu ekonomi sehingga hal ini telah
menimbulkan asumsi terhadap pentingnya peranan analis kebijakan (Policies Analysis).

Diperlukannya analisis kebijakan, maka diperlukan pula studi-studi empiris terkait, dalam hal ini
adalah terkait kajian kebijakan ekonomi makro.

B. Perkembangan Ilmu Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro lahir dari usaha untuk menjelaskan Depresiasi Besar pada tahun 1930-an di
Amerika Serikat. Sejak saat itu disiplin ilmu ekonomi makro berkembang, yang mengisi dirinya
dengan masalah baru karena terjadinya perkembangan dan perubahan atas masalah-masalah
ekonomi. Di akhir tahun 1960-an, pemerintah Amerika Serikat dipercaya dapat “menyetel

perekonomian dengan baik”, tapi di tahun 1970-an kinerja perekonomian Amerika Serikat
memburuk dan menunjukkan bahwa penyetelan yang baik tidak selalu berjalan.

Sebelum adanya depresiasi besar, para ekonom menerapkan model ekonomi mikro terkadang
disebut market cleaning atau model klasik pada masalah yang luas. Market cleaning dapat

diartikan bahwa jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta, dan model klasik
sendiri selalu menekankan bahwa harga dan upah senantiasa menyesuaikan diri hingga
seimbang. Sedangkan kata ilmu ekonomi makro baru ditemukan sesudah Perang Dunia II.

Salah satu contoh analisis ekonom klasik yaitu dengan penerapan analisis penawaran dan
permintaan klasik. Semisal penawaran tenaga kerja yang berlebih akan menyebabkan turunnya

upah hingga tingkat equilibrium yang baru serta mengurangi adanya pengangguran. Dengan kata
lain, para ekonom percaya bahwa resesi akan memperbaiki dirinya sendiri. Tapi selama hampir
10 tahun terjadinya Depresiasi Besar, tingkat pengangguran saat itu masih tinggi. Karena
kegagalan market cleaning atau model klasik tersebut menjadi cikal bakal perkembangan ilmu
ekonomi makro.
Setelah kegagalan dari model klasik muncullah Revolusi Keynes. Dimana sebagian besar ilmu
ekonomi makro berpijak pada pendapat Keynes. Menurut Keynes bukan harga dan upah yang

menentukan tingkat peluang kerja, seperti model klasik , melainkan tingkat permintaan agregat
akan barang dan jasa. Keynes pun beranggapan bahwa pemerintah dapat campur tangan dalam

perekonomian unntuk mempengaruhi tingkat output dan peluang kerja serta merangsang
permintaan agregat sementara permintaan swasta rendah, sehingga dapat mengangkat
perekonomian keluar dari resesi.

Sekitar tahun 1950-an setelah Perang Dunia II, karya Keynes mulai membawa pengaruh baik
terhadap ekonom maupun pembuat kebijakan pemerintah. Campur tangan pemerintah dalam
perekonomian dengan menggunakan kekuasaannya untuk mencapai sasaran peluang kerja dan
output ke tingkat tertentu, dengan tujuan eksplisit untuk mengontrol naik turunnya
perekonomian.

C. Pengertian dan Tujuan Ekonomi Makro

1. Pengertian Ekonomi Makro

Ekonomi makro adalah adalah sistem analisis yang mempelajari tentang perubahan ekonomi di
Indonesia. Dimana sistem inilah yang nantinya akan mempengaruhi masyarakat, pasar dan
mempengaruhi perusahaan itu sendiri.

Secara sederhana, ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem analisis yang
mempelajari perubahan ekonomi demi mencapai hasil yang baik. Tanpa hadirnya ekonomi
makro, maka akan terjadi keruwetan. Itu sebabnya buku ekonomi makro hadir untuk
memudahkan pemahaman bagi calon pelaku ekonomi itu sendiri lewat jalur pendidikan.

Makro ekonomi mencoba menjelaskan siklus bisnis dan mengapa ekonomi dapat mengalami
pertumbuhan atau stagnasi. Makroekonomi juga mencoba memahami kekuatan utama yang
mempengaruhi perekonomian. Memahami arah pembangunan ekonomi dapat membantu
pembuat kebijakan pemerintah, perusahaan, bank, dan pelaku lainnya membuat keputusan yang
lebih baik.

Memberikan gambaran ekonomi, yang berguna untuk menentukan apa yang terjadi di pasar.
Tidak mungkin untuk memahami prospek ekonomi skala besar dengan memeriksa bagian-bagian
ekonomi yang terisolasi.

Misalnya, jika kita ingin memahami kondisi lingkungan, kita harus memperhatikan semua atribut
yang ada di kawasan tersebut. Jika kita hanya memeriksa satu rumah, kita akan menarik
kesimpulan yang salah. Kami mungkin menemukan bahwa beberapa rumah terabaikan, bobrok
dan dijadwalkan untuk penyitaan.
Makro ekonomi merupakan bidang ilmu ekonomi yang mempelajari tren ekonomi yang lebih
luas, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat harga, produk domestik bruto (PDB) ,
pendapatan nasional, dan perubahan tingkat pengangguran.

 Inflasi

Inflasi adalah peningkatan progresif dalam biaya rata-rata barang dan jasa dalam
perekonomian dari waktu ke waktu.

 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi adalah persentase perubahan biaya output barang dan jasa di
suatu negara selama periode waktu tertentu, relatif terhadap periode sebelumnya.

 Tingkat harga

Tingkat harga adalah variasi harga yang ada untuk barang dan jasa yang diproduksi
secara ekonomis. Dalam istilah yang lebih luas, tingkat harga mengacu pada biaya
barang, jasa, atau keamanan.

 Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk domestik bruto (PDB) adalah ukuran kuantitatif dari nilai pasar semua barang jadi
dan jasa yang diproduksi selama periode waktu tertentu.

 Pendapatan nasional

Pendapatan nasional adalah jumlah agregat uang yang dihasilkan dalam suatu negara.

 Tingkat Pengangguran

Tingkat atau tingkat pengangguran adalah bagian pengangguran dari angkatan kerja di
negara tertentu, dihitung dan dinyatakan sebagai persentase.

Makroekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang berhubungan dengan struktur, kinerja,
perilaku, dan pengambilan keputusan dari ekonomi keseluruhan, atau agregat.
Dua bidang utama penelitian ekonomi makro adalah pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan
siklus bisnis jangka pendek.

Makroekonomi dalam bentuk modernnya sering diartikan sebagai bermula dari John Maynard
Keynes dan teorinya tentang perilaku pasar dan kebijakan pemerintah pada tahun 1930-an;
beberapa aliran pemikiran telah berkembang sejak itu.

Berbeda dengan ekonomi makro, ekonomi mikro lebih fokus pada pengaruh dan pilihan yang
dibuat oleh masing-masing pelaku ekonomi (orang, perusahaan, industri, dll.)

2. Tujuan Ekonomi Makro

Berikut adalah penjelasan masing-masing tujuan kebijakan makroekonomi secara singkat:

a) Menstabilkan Kegiatan Ekonomi


Kestabilan ekonomi yang diidam-idamkan setiap Negara pada umumnya diartikan
sebagai suatu keadaan ekonomi di mana tidak terdapat pengangguran yang serius dan
perekonomian menikmati kestabilan harga-harga. Pengertian tersebut meliputi pula
kestabilan dalam neraca pembayarannya. Dengan demikian pengertian kestabilan
ekonomi meliputi kewujudan dari tiga hal berikut : 1)Tingkat penggunaan tenga kerja
adalah tinggi.2)Tingkat harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
3)Terdapat keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari/ keluar
negeri.

b) Penggunaan Tenaga Kerja Penuh Tanpa Inflasi


Keinginan semua perekonomian adalah menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh.
Apabila suatu masyarakat dapat mencapai kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi
yang teguh tercapai maka akan mempermudah masyarakat mencapai hal tersebut.
Berbagai negara akan terus mencoba untuk mencapai penggunaan tenaga kerja penuh,
namun memang sulit. Kebijakan pemerintah yang berusaha menambah pengeluaran
agregat umumnya hanya mampu mengurangi pengangguran saja, tidak menghapusnya.

c) Menghindari Masalah Inflasi


Seperti yang kita ketahui, inflasi dapat menimbulkan efek buruk bagi perekonomian suatu
negara. Adakalanya inflasi berlaku akibat adanya ketidakstabilan politik dan ekonomi
suatu negara. Tapi sering juga inflasi terjadi akibat permintaan masyarakat yang
berlebihan, penambahan penawaran uang yang berelebihan dan kenaikan dalam biaya
produksi.

d) Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Yang Teguh


Sedikit-dikitnya ada dua alasan yang menyebabkan sesuatu negara harus berusaha
mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang : Untuk menyediakan
kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang terus menerus bertambah dan Untuk
menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat. Kedua alasan ini merupakan pendorong
utama kepada pemerintah untuk berusaha menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
teguh. Pertumbuhan ekonomi yang teguh merupakan tujuan makroekonomi jangka
panjang. Yang diinginkan oleh berbagai negara dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakatnya.

e) Mengukuhkan Neraca Pembayaran dan Kurs Valuta Asing


Neraca pembayaran yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu negara dalam
menghadapi masalah pengaliran dana keluar negeri yang melebihi dari keadaan yang
biasanya berlaku. Sebagai akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot dan kurs
mata uang asing meningkat. Hal ini akan menimbulkan beberapa efek buruk ke atas
kegiatan ekonomi di dalam negeri seperti inflasi berlaku, biaya produksi meningkat akan
tetapi sebaliknya daya beli riil masyarakat merosot.

Adapun terkait penyelesaian masalah yang ada, maka pemerintah memiliki langkah-langkah
untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan beberapa kebijakan, yakni:
a. Kebijakan fiskal
b. Kebijakan moneter
c. Kebijakan segi penawaran

Penjelasannya dapat diperhatikan sebagai berikut.

a. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang


perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat dalam perekonomian. Menurut Keynes kebijakan fiscal adalah sangat penting untuk
mengatasi pengangguran yang relative serius. Melalui kebijakan fiscal pengeluaran agregat dapat
ditambah dan langkah ini akan menaikkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga
kerja.

b. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank


Sentral (di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi/mengubah
penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan maksud untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat.

c. Kebijakan Segi Penawaran


Kebijakan fiskal dan moneter seperti yang diterangkan sebelum ini dapat dipandang
sebagai kebijakan yang mempengaruhi pengeluaran agregat. Dengan demikian kebijakan fiskal
dan moneter tersebut dipandang sebagai kebijakan dari segi permintaan. Disamping melalui
permintaan, kegiatan perekonomian negara dapat pula dipengaruhi melalui segi penawaran.

Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan


sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan
mutu yang lebih baik. Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan
(incomes policy), yaitu langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan
pendapatan pekerja. Tujuan ini dilaksanakandengan berusaha mencegah kenaikan pendapatan
yang berlebihan.

Kebijakan segi penawaran yang lain lebih menekankan kepada (A) meningkatkan
kegairahan tenaga kerja untuk bekerja, dan (B) meningkatkan usaha para pengusaha untuk
mempertinggi efisiensi kegiatan produksinya. Disamping dengan meningkatkan kegairan tenaga
kerja untuk bekerja dan memberi insentif kepada perusahaan, kebijakan segi penawaran dapat
dijalankan dengan cara : (A) mengembangkan infrastruktur, dan (B) peningkatan pelayanan
pemerintah dalam mengembangkan kegiatan usaha sektor“ swasta.

D. Permasalahan Ilmu Ekonomi Makro


Sekitar tahun 1980-an perekonomian dunia mengalami tingkat pengangguran dan inflasi
yang tinggi, bahkan negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, dan Indonesia, saat itu sudah
mengalami krisis moneter dan krisis ekonomi. Namun masalah tersebut bukan masalah baru,
beberapa tahun sebelumnya sudah pernah juga terjadi, seperti ditahun 1930-an dunia mengalami
tingkat pengangguran yang tinggi dan sangat berdampak luas kepada negara. Lalu tahun 1940-an
inflasi mulai berkembang dan menggantikan posisi tekanan pengangguran dan deflasi.

Akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an serta menjelang akhir abad ke - 20 yaitu
tahun 1980-an perekonomian mengalami lagi tingkat pengangguran yang tinggi, pertumbuhan
ekonomi yang lamban, defisit neraca pembayaran internasional dan disertai inflasi yang tinggi.

Indonesia mengalami tingkat inflasi yang paling parah pada tahun 1966 dengan kenaikan
hingga 600% dalam satu tahun (Suparmoko & Sofilda : 2014). Lalu tahun 1980 an perubahan
terjadi hanya sedikit. Tahun 1990-an tingkat inflasi merendah sekitar 10% lalu kembali
meningkat lagi mencapai 80% per tahun pada 1998.

Kemudian sekitar tahun 1982 Indonesia menghadapi laju pertumbuhan yang lamban. Saat
itu industri minyak sangat suram, ditambah krisis moneter dan krisis ekonomi tahun 1997-1998
perekonomian Indonesia merosot sekitar 14% lalu membaik di tahun 2000 dan tahun 2009
pertumbuhan Indonesia mulai ditargetkan tumbuh 6%. Walau kenyataannya hingga saat ini tahun
2019 hanya mampu tumbuh sekitar 5,3%.

Atau yang kita lihat saat ini, menurut Kementrian koordinator bidang Perekonomian
Republik Indonesia (2019), berbagai negara mengalami ketidakpastian ekonomi. Ekonomi global
tertekan, kecuali Amerika Serikat yang mampu tumbuh sekitar 2.9% karena adanya ekspansi
fiskal dan peningkatan investasi, negara-negara maju seperti kawasan EURO (1,8%), Jepang
(0,8%) dan Tiongkok (6.6%). Sedangkan pertumbuhan negara-negara berkembang lebih rendah
daripada ekspektasi akibat adanya penurunan dalam permintaan negara industri. Sehingga
beberapa negara berkembang memfokuskan pada kestabilan mata uangnya.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa perekonomian suatu negara pasti akan menghadapi
berbagai macam masalah dan inflasi serta pengangguran telah disebutkan menjadi beberapa
contohnya. Namun, permasalahan yang muncul dalam ekonomi makro bukan hanya kedua hal
tersebut. Berikut adalah beberapa permasalahan ekonomi makro yang umum muncul dalam suatu
negara.

1) Tingginya Tingkat kemiskinan

Pengangguran yang sebelumnya disebutkan sebagai salah satu contoh lambat laun akan
membuat tingkat kemiskinan semakin tinggi. Mengapa? Karena apabila masyarakat
menjadi pengangguran, maka hal tersebut akan mengurangi kemampuan masyarakat
dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya dan membuat masyarakat tidak bisa
memanfaatkan sumber daya alam sepenuhnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

2) Pertumbuhan Ekonomi yang Lambat

Lapangan pekerjaan yang tumbuh secara lambat tiap tahunnya membuat masyarakat yang
telah lulus sekolah atau sudah menjadi sarjana sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Hal
tersebut, jika digabungkan dengan kurangnya kemauan untuk membuat dan
mengembangkan sebuah bisnis artinya ekonomi akan bertumbuh dengan lambat.

3) APBN yang Mengalami Defisit

Seperti yang kita ketahui, inflasi berdampak pada kenaikan harga barang, yang nantinya
akan berpengaruh pada daya beli masyarakat dan perekonomian secara umum. Inflasi
yang terlampau tinggi akan membuat Bank Indonesia (BI) untuk melakukan pengetatan
moneter. Tetapi, perlu diingat bahwa pengetatan moneter ini akan dilakukan secara
bertahap agar proses penyehatan perbankan dan restrukturisasi perusahaan dapat terus
berjalan.
4) Meningkatnya Utang Luar Negeri

Nilai tukar rupiah yang menurun terhadap mata uang asing akan berakibat buruk pada
perekonomian Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar nilai dari utang luar
negeri tidak dilindungi yang membuat nilai utang membengkak jika terjadi krisis
ekonomi. Dengan demikian, pemerintah harus menjadwal ulang utang luar negeri dengan
peminjam.
E. Bentuk kebijakan makro ekonomi

Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang
perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat dalam perekonomian.
Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal adalah sangat penting untuk mengatasi
pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah
dan langkah ini akan menaikkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Di
bidang perpajakan langkah yang perlu dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan.
Pengurangan pajak tersebut akan menambah kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan
jasa dan akan meningkatkan pengeluaran agregat. Seterusnya pengeluaran agregat dapat lebih
ditingkatkan lagi dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah untuk membeli barang dan
jasa yang diperlukannya maupun untuk menambah investasi pemerintah.
Dalam masa inflasi atau pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dan kenaikan harga-harga sudah semakin pesat, langkah sebaliknya harus
dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah dikurangi. Langkah ini akan
menurunkan pengeluaran agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi.

Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank
Indonesia untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau
mengubah suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Salah satu komponen dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh
perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal dan apabila
suku bunga rendah lebih banyak penawaran modal akan dilakukan. Dengan demikian salah satu
cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat ialah dengan
mempengaruhi penanaman modal.
Apabila pengangguran berlaku dalam perekonomian, pengeluaran agregat perlu ditambah untuk
mengurangi pengangguran. Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan pertambahan
penanaman modal adalah salah satu cara untu mencapai tujuan tersebut. Tujuan ini dapat dicapai
pemerintah dengan menjalankan kebijakan moneter.
Menurut pandangan Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank
Sentral (di Indonesia adalah Bank Indonesia) dapat mempengaruhi penawaran uang. Melalui
alat-alat dalam kebijakan moneter pemerintah dapat menambah penawaran uang. Ceteris paribus,
pertambahan ini akan menurunkan suku bunga. Dengan penurunan suku bunga tersebut
diharapkan penanaman modal akan bertambah dan ini akan meningkatkan pengeluaran agregat.
Sebagai implikasi dari perubahan ini kegiatan ekonomi akan meningkat dan pengangguran
menurun. Dalam masa inflasi langkah sebaliknya perlu dilakukan, yaitu penawaran uang
dikurangi untuk menaikkan suku bunga.
Diharapkan langkah tersebut akan menurunkan investasi dan seterusnya pengeluaran agregat
akan menurun. Hal ini akan mengurangi tekanan inflasi.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang
perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat dalam perekonomian.
Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal adalah sangat penting untuk mengatasi
pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah
dan langkah ini akan menaikkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Di
bidang perpajakan langkah yang perlu dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan.
Pengurangan pajak tersebut akan menambah kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan
jasa dan akan meningkatkan pengeluaran agregat. Seterusnya pengeluaran agregat dapat lebih
ditingkatkan lagi dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah untuk membeli barang dan
jasa yang diperlukannya maupun untuk menambah investasi pemerintah.
Dalam masa inflasi atau pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dan kenaikan harga-harga sudah semakin pesat, langkah sebaliknya harus
dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah dikurangi. Langkah ini akan
menurunkan pengeluaran agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi.

Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank
Indonesia untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau
mengubah suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Salah satu komponen dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh
perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal dan apabila
suku bunga rendah lebih banyak penawaran modal akan dilakukan. Dengan demikian salah satu
cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat ialah dengan
mempengaruhi penanaman modal.
Apabila pengangguran berlaku dalam perekonomian, pengeluaran agregat perlu ditambah untuk
mengurangi pengangguran. Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan pertambahan
penanaman modal adalah salah satu cara untu mencapai tujuan tersebut. Tujuan ini dapat dicapai
pemerintah dengan menjalankan kebijakan moneter.
Menurut pandangan Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank
Sentral (di Indonesia adalah Bank Indonesia) dapat mempengaruhi penawaran uang. Melalui
alat-alat dalam kebijakan moneter pemerintah dapat menambah penawaran uang. Ceteris paribus,
pertambahan ini akan menurunkan suku bunga. Dengan penurunan suku bunga tersebut
diharapkan penanaman modal akan bertambah dan ini akan meningkatkan pengeluaran agregat.
Sebagai implikasi dari perubahan ini kegiatan ekonomi akan meningkat dan pengangguran
menurun. Dalam masa inflasi langkah sebaliknya perlu dilakukan, yaitu penawaran uang
dikurangi untuk menaikkan suku bunga.
Diharapkan langkah tersebut akan menurunkan investasi dan seterusnya pengeluaran agregat
akan menurun. Hal ini akan mengurangi tekanan inflasi.
F. Tujuan-tujuan kebijakan makro ekonomi
Tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro memiliki banyak efek. Sebagai negara
kepulauan, Indonesia memiliki banyak komoditas yang dapat diunggulkan. Mulai dari sumber
daya manusia, sampai dari sumber daya alamnya. Belum lagi jika dilihat dari sektor
perindustrian. 
Dimana dari banyak sector yang dimiliki Indonesia tersebut seharusnya dapat dijadikan
keunggulan kompetitif untuk mewujudkan ekonomi makro yang diunggulkan. Sehingga sebagai
negara berkembang, tidak lagi khawatir terjadi inflasi dan semacam.
Itu sebabnya banyak pemilik perusahaan sekaligus investor yang mencoba untuk menjaga betul
sumber yang dimiliki Indonesia, demi tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro. Lantas, apa
saja sih tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro? Diantaranya sebagai berikut. 

1. Meningkatkan pendapatan nasional


Tujuan ekonomi makro ternyata mampu meningkatkan pendapatan nasional. Suatu negara wajib
tahu pendapatan nasional. Jika tidak tahu, suatu negara akan lemah di bidang perekonomian.
Salah satu tujuan mengetahui pendapatan nasional yaitu bisa mengukur apakah terjadi
peningkatan pendapatan nasional, maupun mengalami penurunan. 
Dengan kata lain, mengetahui tingkat pendapatan salah satu bentuk upaya dalam mengukur
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sekaligus sebagai bahan intropeksi negara untuk
membenahi sistem perekonomian atau tidak. Bagaimanapun juga, tujuan dan sasaran kebijakan
ekonomi makro mampu membantu dalam meningkatkan pendapatan nasional secara signifikan. 

2. Membuka kesempatan lapangan kerja


tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro dapat membantu mengentaskan angka
pengangguran. Dengan kata lain, membuka peluang dan kesempatan lapangan pekerjaan. Seperti
yang kita tahu bahwa angka pengangguran lulusan perguruan tinggi ternyata cukup besar.
Ironisnya angka pengangguran lulusan Perguruan Tinggi lebih banyak dibandingkan lulusan
SMK/MA. 
Setidaknya lewat kesempatan dan terbukanya lapangan pekerjaan menjadi dambaan yang
dinantikan bagi para kaum pelamar. Secara statistic pula, semakin kecil angka pengangguran,
semakin sukses pula pemerintah dalam menangani angka pengangguran. Satu  sisi, semakin
banyak pula pengusaha yang akan membantu perekonomian secara makro maupun secara
mikro.  
Setidaknya ketika terjadi peningkatan peluang mendapatkan kerja, maka akan meningkatkan
kapasitas produksi secara nasional pula. Kebijakan ekonomi makro pun secara tidak langsung
mampu menarik perhatian para investor untuk menyuntikan dana. Ketika dana tercukupi, maka
pihak penyedia lapangan pekerjaan semakin membukakan lapangan pekerjaan. 
3. Meningkatkan produksi secara nasional
Tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro ternyata juga dapat meningkatkan produksi secara
nasional. Semakin tinggi kapasitas produksi nasional, maka semakin tinggi pula peningkatan
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. 
Sebagai contoh konkrit, sebut perusahaan besar A, memiliki target pasar yang luas dan mampu
mengekspor produk ke beberapa negara. Semakin banyak permintaan (dari lokal maupun negara
lain) terhadap produk tersebut, maka semakin tinggi perusahaan A dalam memproduksi.
Semakin tinggi pula tenaga kerja yang dilibatkan untuk memenuhi permintaan pasar. 
Adapun keuntungan lain, yaitu mampu meningkatkan kapasitas produksi secara nasional
sekaligus mampu memperbaiki investasi. Tentu ini perubahan positif yang mampu memberikan
pengaruh baik. 

4. Mengendalikan inflasi
Tidak dapat dipungkiri jika tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro tidak berjalan dengan
baik. Bisa menimbulkan banyak kerugian. Selain sempitnya lapangan pekerjaan, secara nasional
mampu menimbulkan terjadinya inflasi. 
Dengan kata lain, tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro sebenarnya bertujuan untuk
mengendalikan inflasi. Umumnya, inflasi umumnya disebabkan oleh beberapa sebab,
diantaranya adalah karena terlalu banyak permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh produsen.
Sehingga barang tersebut mengalami kenaikan harga yang signifikan. 
Salah satu contoh bentuk inflasi adalah kasus penjualan masker akibat wabah virus Corona tahun
2019 akhir hingga saat ini tahun 2020. Akibat permintaan yang luar biasa dari berbagai negara
dan nasional, stok masker terbatas. Sedangkan sangat dibutuhkan. Sehingga terjadi lonjakan
harga berkali-kali lipat dari harga normalnya. 
Jika inflasi tidak dapat dikendalikan, dampak buruk yang akan ditimbulkan akan semakin
melebar. Salah satunya dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi semakin terhambat. Tidak
hanya itu, angka pengangguran pun juga semakin banyak, disertai terjadinya penurunan nilai
mata uang. 
Jika sudah terjadi inflasi, maka akan diterapkan kebijakan makro. Yaitu cash ratio, politik pasar
terbuka, sampai dengan politik diskonto. Semua itu akan dilakukan ketika memang sudah sangat
parah dan mengkhawatirkan. 

5. Menjaga kestabilan ekonomi


Tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro adalah menjaga kestabilan ekonomi.
Bagaimanapun juga, kestabilan ekonomi ini sangat penting, terutama bagi para actor ekonomi
makro sekaligus para investor. Bagaimanapun juga, kestabilan ekonomi selain menguntungkan
dua actor besar tersebut, juga akan menguntungkan secara nasional. 
Maka dari itu, tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro menjadi gol, agar tetap tercipta
stabilitas perekonomian. Dikatakan perekonomian stabil apabila tingkat permintaan persediaan
dan neraca pembayaran seimbang. Adapun salah satu upaya untuk menjaga stabilitas
perekonomian, diantaranya memperbaiki fungsi pasar, memperbaiki sector industry, sector
keuangan hingga ke sektor pertanian sekalipun. 

6. Menyeimbangkan neraca pembayaran luar negeri


Tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro yang terakhir adalah untuk menyeimbangkan
neraca pembayaran luar negeri. Seperti yang kita tahu selama ini, bahwa Indonesia salah satu
negara berkembang yang masih bergantung pada negara-negara tertentu. 
Belum lagi masalah hutang internasional dan segala pernak-pernik permasalahan yang ada.
Maka, salah satu tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro tidak lain untuk menyeimbangkan
neraca pembayaran luar negeri. Bagaimanapun juga, neraca pembayaran sebagai ringkasan dari
berbagai transaksi. Termasuk dalam bentuk transaksi keuangan antar penduduk hingga antar
negara. 
Proses jual beli barang dan jasa yang dilakukan secara ekspor ataupun impor ternyata juga dapat
menyeimbangkan neraca pembayaran luar negeri. Adapun yang termasuk dalam bentuk lain
seperti dana hibah dari asing dalam periode tertentu. Sayangnya semua ini juga perlu
diperhatikan, agar tidak terjadi defisit neraca pembayaran luar negeri. Tentu saja cara ini
dilakukan agar tetap seimbang. 
Jangan kebablasan, alih-alih ingin menyeimbangkan, jika berlebihan atau lalai malah dapat
menimbulkan defisit yang merugikan pendapatan nasional. Jadi tujuan dan sasaran kebijakan
ekonomi makro ini sebenarnya sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari bukan? 
Nah, itulah beberapa pemaparan tentang tujuan dan sasaran kebijakan ekonomi makro.
Semoga dengan penjelasan dan ulasan di atas memberikan wawasan dan pengetahuan baru di
dunia perekonomian. Semoga pula dengan mempelajari dunia ekonomi makro, kamu pun
menjadi lebih peka terhadap isu perekonomian internasional. 
Tujuannya jelas, untuk melihat seberapa jauh perekonomian tingkat internasional. Kemudian
kamu bisa mempelajari skema atau cara negara luar mengambil keputusan terkait dengan
permasalahan perekonomian di negara tersebut. Tentu saja, cara ini nantinya dapat jadikan
koreksi dalam membuat kebijakan perekonomian di dalam negeri.
BAB II
PENUTUP

Kesimpulan
Ekonomi makro bagi mahasiswa memiliki ruang lingkup yang akan kamu pelajari. Apa saja
cakupan tersebut? Sebelum masuk ke ruang lingkup, ada hal yang perlu digarisbawahi nih. Yaitu
terkait dengan mekanisme kerja ekonomi makro. Jadi ekonomi makro sering diterapkan dalam
analisis target. Mulai dari target kebijaksanaan pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, inflasi,
keseimbangan neraca pembayaran dan masih banyak lagi. Secara tidak langsung, menegaskan
bahwa ekonomi makro ini akan mengajarkan tentang perekonomian sebuah Negara secara
komprehensif, tetapi juga akan mempelajari hubungan kausal dengan variabel aggregative.
Fokus kembali pada ruang lingkup eknomi makro, berikut ada tiga ruang lingkup yang perlu
kamu pahami.

Pertama, Berperan sebagai Penentu kegiatan perekonomian Negara. Karena ekonomi makro ini
memiliki peranan secara luas dan lengkap, maka di bab ini akan dijelaskan sejah mana ekonomi
makro menghasilkan produk. Berlaku untuk produk barang dan jasa. Jadi segala pengeluaran
dalam menghasilkan produk barang/jasa wajib di catat. Pertanyannya adalah, bentuk hasil
produk ada pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran perusahaan, pengeluaran
pemerintah atau jika ada investasi eksport dan import, juga perlu dilakukan pencatatan. Agar
lebih jelas dan memudahkan dalam mebuat kebijakan atuapun analisis.

Kedua, kebijakan pemerintah juga masuk dalam ruang lingkup ekonomi makro. Umumnya pula
ekonomi makro ini juga akan mengupas secara tuntas. Kita semua tahu bahwa ekonomi makro
tidak bisa lepas dari masalah inflasi dan pengangguran. Dimana masalah-masalah tersebut
menjadi PR bagi pemerintah dan dua hal itu pulalah yang bisa mempengaruhi kebijakan
pemerintah. Salah satu contohnya adalah saat terjadi krisis moneter. Di masa itu, pemerintah
berusaha untuk membuat kebijakan monter. Dimana kebijakan moneter ini dilakukan dalam
upaya untuk mengurangi jumlah peredaran uang di masyarakat. Pemerintah juga mengeluarkan
kebijakan fiscal, yang merupakan upaya pemerintah mengubah struktur dan jumlah pajak. Hal ini
dilakukan agar bis amempengaruhi kegiatan perekonomian.

Ketiga, pengeluaran agregrat atau pengeluaran menyluruh. Ketika terjadi pengeluaran yang tidak
ideal sehingga menimbulkan masalah perekonomian, maka perlu diberikan tindakan. Salah satu
solusnya dengan menciptakan kalapangan kerja. Dimana lapangan kerja inilah yang mampu
mengontrol laju inflasi.
DAFTAR PUSTAKA

Rosyidi, S. (2011). Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan

Makro. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Rahardja, P., & Manurung, M. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit

FEUI.

Nurlela, Lela.2012.Pengantar Ekonomi Makro.Jakarta.

penerbitbukudeepublish.com/tujuan-dan-sasaran-kebijakan-ekonomi-makro/

https://www.mas-software.com/blog/3-bentuk-kebijakan-makroekonomi.

Anda mungkin juga menyukai