Anda di halaman 1dari 3

A.

IDENTITAS PRODUK

1. Nama Produk dan Merk : NISSIN CHOCOLATE WAFERS


2. Komposisi : Tepung terigu, Gula, lemak nabati, Glukosa,
Coklat
bubuk, Pati jagung, Susu bubuk, Soda Kue, Garam,
vanila, Perisa Coklat
3. Lokasi : Jakarta, Indonesia
4. No.Registrasi : 527109064063
5. No. Batch :-
6. ED : 05, 2011
7. Lisensi :-
8. Netto : 300 gram

B. PEMBAHASAN

a. Klasifikasi

Pada dasarnya, pengklasifikasian industri dapat didasarkan pada berbagai kriteria


seperti berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pasar, modal, atau jenis teknologi yang
digunakan. Untuk itu, Produk NISSIN CHOCOLATE WAFERS dapat dikelompokkan
ke dalam berbagai klasifikasi, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Hasil produksi yang berupa makanan sehingga termasuk dalam industri ringan.
2. Berdasarkan bahan bakunya, produk ini termasuk dalam klasifikasi Industri
nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain
seperti industri tepung terigu, industri gula, dan bahan baku lainnya.
3. Berdasarkan lokasinya, industri yang terletak di Jakarta ini bisa termasuk dalam
Labour Industry oriented (berorientasi pada keterdapatan tenaga kerja). Hal ini bisa
diketahui dari lokasi yang berada di Kota besar yang mampu menyediakan
berbagai macam tenaga kerja, baik tenaga kerja kasar yang murah maupun tenaga
kerja terampil.
4. Berdasarkan jumlah modal, tenaga kerja, dan teknologinya, produk makanan ini
merupakan industri besar yang memiliki modal lebih dari 200 juta, dengan jumlah
tenaga kerja yang kemungkinan lebih dari 100 orang dan menggunakan mesin
modern untuk memproduksi makanan dalam jumlah besar.

b. Faktor produksi

Faktor produksi menurut Bale, John (1981) antara lain adalah modal, lahan,
labour, kemampuan entrepreneur, marketing, dan transportasi. Berbagai faktor produksi
ini dapat mempengaruhi kegiatan industri makanan ini, antara lain:
1. Faktor modal untuk industri ini cukup besar. Industri makanan yang termasuk
dalam industri besar ini membutuhkan modal yang besar pula baik untuk input
maupun output selama proses industri. Banyaknya macam bahan baku untuk
komposisi makanan ini membuat biaya operasional menjadi besar. Modal tetap
juga cenderung besar yang digunakan untuk tempat usaha (pabrik, kantor
administrasi, gudang) maupun peralatan dari pengolahan bahan makanan hingga
proses pengemasan.
2. Faktor lahan sebagai sumberdaya juga sangat berperan pada industri makanan ini,
terutama karena letaknya di Jakarta. Jumlah penduduk yang banyak
memungkinkan lahan di sini menjadi dekat dengan konsumen, tenaga kerja,
maupun tenaga sebagai pembangkit alat pengolahan.
3. Menurut faktor produksi berupa faktor tenaga kerja, Jakarta sangat strategis karena
lokasi ini mampu menyediakan tenaga kerja lokal maupun komuter yang
berkualitas maupun tenaga kerja yang murah.
4. Faktor transportasi juga sangat mendukung di Jakarta dengan aksesibilitas yang
sangat tinggi sehingga memperlancar arus pengambilan bahan baku maupun
distribusi hsil produksinya.
5. Faktor pemasaran juga sangat stratgis karena dekat dengan konsumen sehingga
dapat mencapai ke seluruh sasaran pemasaran yang diinginkan.
6. Faktor produksi berupa kemampuan entrepreneurship dalam hal manajemen untuk
industri ini sangat berpengaruh terhadap manajemen karena termasuk dalam
industri besar, sehingga administrasi harus bagus.

c. Macam-macam keterkaitan

Macam-macam keterkaitan untuk industri dapat mempengaruhi perkembangan


pemasaran produk amupun mengefisienkan jarak. Berikut beberapa keterkaitan yang
mungkin dari industri makanan NISSIN CHOCOLATE WAFERS:
1. Keterkaitan antar faktor yang mungkin terjadi adalah:
 Keterkaitan nyata (tangible), baik dalam proses produksi, seperti dalam input
(transportasi untuk pengambilan bahan baku dan untuk distribusi hasil
produksi), keterkaitan subkontrak seperti hubungan industri makanan ini
dengan industri pengolahan bahan baku (pabrik tepung terigu, pabrik gula, dan
lain-lain), keterkaitan layanan dalam pelayanan transportasi, hingga keterkaitan
pemasaran untuk distribusi produk makanan.
 Keterkaitan antar faktor yang tidak nyata (non-tangible) dari industri makanan
ini antara lain berupa investasi pinjaman dari bank sebagai modal, asuransi bagi
pekerja, layanan perbaikan peralatan, dan lain-lain.
2. Keterkaitan antar industri yang mungkin untuk industri ini adalah Multi origin
interplant linkages, dimana industri makanan ini merupakan hasil dari gabungan
berbagai industri pengolahan sebagai origin/sumber bahan baku. Hal ini terkait
dengan komposisi yang berasal dari berbagai industri yaitu industri pengolahan
tepung terigu, Gula, lemak nabati, Glukosa, Coklat bubuk, Pati jagung, Susu
bubuk, Soda Kue, Garam, vanila, Perisa Coklat.
3. Keterkaitan dengan sektor ekonomi seperti dengan distributor ataupun
supermarket, keterkaitan dengan sektor pertanian serta sektor jasa untuk
marketing/periklanan, dan lain-lain.
4. Keterkaitan industri makanan ini termasuk dalam skala nasional, karena produk-
produk makanan ini dipasarkan ke hampir seluruh provinsi di indonesia.
5. Karena sifat bahan baku yang tidak dapat digantikan satu sama lain, maka industri
makanan ini termasuk memiliki keterkaitan kuat antar industri penyedia bahan
baku untuk produk ini.

d. Dampak sosial dan lingkungan

Industri makanan NISSIN CHOCOLATE WAFERS yang merupakan industri


besar yang membutuhkan banyak tenaga kerja memberikan dampak pada kondisi sosial
di sekitarnya, yaitu terbukanya peluang kerja bagi masyarakat di Kota besar (Jakarta)
terutama untuk sektor formal. Dampak lingkungan dari industri makanan ini adalah
timbulnya bau di sekitar pabrik dan limbah industri berupa asap maupun limbah buang
sehingga membutuhan group kontrol untuk mengawasi proses produksi agar tidak
terlalu banyak menimbulkan limbah yang mengganggu lingkungan di sekitar lokasi
pabrik.

Anda mungkin juga menyukai