Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL

TIPE NS BASIC
Supriyono
Staff Pengajar Teknik Mesin FTI Universitas Gunadarma
Email: Supriyono@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK
Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa yang digunakan untuk memindahkan
fluida cair. Pompa sentrifugal dapat dipasang secara tunggal, seri dan pararel sesuai dengan
kebutuhan, dimana pada rangkaian seri adalah untuk menaikkan head dan rangkaian paralel untuk
menaikkan debit air.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik aliran fluida pada
pompa sentrifugal tipe NS Basic yang disusun secara tunggal, seri dan paralel.
Oleh karena itu dibuatlah suatu sirkuit pompa sentrifugal dengan komponen utamanya terdiri
dari: 2 buah pompa sentrifugal, reservoir, meja atau rangka, sirkuit pipa, pressure gauge, flow meter,
dan rangkaian elektrik.Pompa sentrifugal yang digunakan mempunyai spesifikasi yang sama dengan
daya 1 HP, putaran 2800 Rpm.
Dari hasil pengujian aliran pompa tunggal diperoleh bahwa head tertinggi 14,71m, kapasitas
3
terbesar 0,0033(m /dt) dan effisiensi tertinggi 19,12%. Sedangkan pada pompa seri diperoleh head
3
tertinggi sebesar 54,88m, kapasitas terbesar 0,0033(m /dt) dan effisiensi tertinggi 45,37%. Dan pada
3
rangkaian pompa paralel diperoleh head tertinggi sebesar 25,02m, kapasitas terbesar 0,053(m /dt)
dan effisiensi tertinggi 24,20%.

Kata kunci : Pompa sentrifugal, karakteristik, tunggal, seri, paralel.

PENDAHULUAN Jika head atau kapasitas yang


diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu
1.1 Latar Belakang pompa saja, maka dapat digunakan dua
Pompa secara sederhana didefinisikan pompa atau lebih yang disusun secara seri
sebagai alat transportasi fluida cair.Teknologi atau paralel. Pada susunan seri ini bila head
sekarang sudah jauh berkembang di mana yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani
mulai diperkenalkan pompa yang multi-fasa, oleh satu pompa, maka dapat digunakan lebih
yang dapat memompakan fluida cair dan gas. dari satu pompa yang disusun secara seri.
Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor Sedangkan pada susunan paralel ini dapat
diberikan kepada poros pompa untuk memutar digunakan bila diperlukan kapasitas yang
impeler yang dipasangkan pada poros besar yang tidak dapat dihandle oleh satu
tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan pompa saja, atau bila diperlukan pompa
ikut berputar karena dorongan sudu-sudu. cadangan yang akan dipergunakan bila pompa
Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat utama rusak/diperbaiki. Agar unjuk kerja
cair mengalir dari tengah impeler keluar pompa yang disusun seri/parael optimal, maka
melalui saluran diantara sudu dan sebaiknya digunakan pompa dengan
meninggalkan impeler dengan kecepatan yang karakteristik yang sama.
tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan
kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui 1.2 Maksud dan Tujuan
saluran yang penampangnya makin membesar Berdasarkan latar belakang di atas
(volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan penulis mencoba mendesain dan membuat
dari head kecepatan menjadi head alat uji untuk mengetahui karakteristik pompa
tekanan.Maka zat cair yang keluar dari flens sentrifugal yang terpasang secara tunggal, seri
keluar pompa head totalnya bertambah besar. dan pararel. Selain itu juga untuk mengetahui
Pengisapan terjadi karena setelah zat cair bagaimana perbedaan kapasitas atau debit
dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudu- dan tekanan head yang dihasilkan dari
sudu menjadi vakum sehingga zat cair akan rangkaian tersebut pada sistem pompa
terisap masuk. sentrifugal.

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP


Vol 9 No.1 Januari 2013
15
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Gambar 2.1 Jenis-jenis pompa
mempermudah dalam memahami karakteristik
pompa sentrifugal terutama pada rangkaian
tunggal,seri dan paralel, yaitu: Pada prinsipnya, cairan apapun dapat
1. Untuk mengetahui karakteristik aliran ditangani oleh berbagai rancangan pompa.
dari pompa sentrifugal yang disusun Jika berbagai rancangan pompa digunakan,
secara tunggal,seri dan pararel. pompa sentrifugal biasanya yang paling
2. Untuk mengetahui pengaruh ekonomis diikuti oleh pompa rotary dan
pengaturan katup (valve) reciprocating. Walaupun, pompa perpindahan
terhadapperubahan debit pada positif biasanya lebih efisien daripada pompa
rangkaian tunggal,seri dan pararel dari sentrifugal, namun keuntungan efisiensi yang
pompa sentrifugal. lebih tinggi cenderung diimbangi dengan
meningkatnya biaya perawatan.
1.3 Batasan Masalah
Untuk dapat menghasilkan 2.2Pompa Sentrifugal
karakteristik pompa yang diinginkan, maka Pompa digerakkan oleh motor, daya
dibuat rangkaian sirkuit pompa sentrifugal, dan dari motor diberikan kepada poros pompa
dalam penelitian ini dibatasi dengan batasan untuk memutar impeler yang dipasangkan
masalah sbb: pada poros tersebut. Zat cair yang ada
1. Pompa yang digunakan adalah pompa dalamimpeler akan ikut berputar karena
sentrifugaltipe NS Basic dengan dorongan sudu‐sudu. Karena timbulnya gaya
karakteristik sama. sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah
2. Rangkaian pompa adalah secara impeler keluar melalui saluran diantara sudu
tunggal, seri dan paralel. dan meninggalkan impeler dengan kecepatan
3. Variasi kondisi kerja dengan bole valve yang tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler
untuk mengatur fluida yang mengalir dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir
dalam sirkuit pompa. melalui saluran yang penampangnya makin
membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi
1.4 Metode Penelitian perubahan dari head kecepatan menjadi head
Dalam penelitian ini penulis melakukan tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens
pengumpulan data-data yang diperlukan keluar pompa head totalnya bertambah besar.
antara lain: Pengisapan terjadi karena setelah zat cair
1. Studi kepustakaan. dilemparkan oleh impeler, ruang diantara
2. Survey lapangan dan pembuatan alat sudu‐sudu menjadi vakum sehingga zat cair
uji. akan terisap masuk. Selisih energi per satuan
3. Melakukan pengujian dan perhitungan. berat atau head total dari zat cair pada flens
keluar (tekan) dan flens masuk (isap) disebut
TINJAUAN PUSTAKA head total pompa.
2.1 Jenis Pompa
Pompa hadir dalam berbagai ukuran
untuk penggunaan yang luas.Pompa-pompa 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Aliran
dapat digolongkan menurut prinsip operasi Fluida
dasarnya seperti pompa dinamik atau pompa Ada beberapa faktor yang
pemindahan positif. mempengaruhi aliran fluida, yaitu :

1. Laju Aliran Volume (Q) :


Laju aliran volume disebut juga debit
aliran (Q) yaitu jumlah volume aliran per
satuan waktu. Debit aliran dapat dituliskan
pada persamaan sebagai berikut :

………………………………….. (2.1)
3
Dimana :V = Volume aliran (m )
³
Q = Debit aliran (m /dt)
t = Waktu aliran (dt)
Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP
Vol 9 No.1 Januari 2013
16
2. Head (H) :
Secara teoritis, head adalah tinggi METODOLOGI PENELITIAN
energi angkat yang diperoleh dengan rumus:
3.1 Alur Penelitian
H = Pd-Ps/; =ρ .g ……………………(2.2) Tahapan proses penelitian secara
umum dimulai dengan desain dan pembuatan
Dimana: sirkuit pompa sentrifugal, pengujian aliran
H= Head (m) pompa, hasil dan pembahasan serta
P discharge= Tekanan sisi buang kesimpulan, yang secara lengkap bisa dilihat
2
(N/m ) dalam diagram alir di bawah ini.Diagram di
2
P suction = Tekanan sisi isap (N/m ) atas mengambarkan langkah suatu proses
3
ρ = Massa jenis fluida (kg/m ) yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
2
g = Percepatan grafitasi (m/dt ) sehingga diperoleh hasil penelitian yang sesuai
= Kecepatan aliran (m/dt) dengan teori dan harapan. Untuk penjelasan
lebih detail tentang proses penelitian ini akan
di bahas pada sub bab berikut ini.
3. Daya Poros (W1) :
Daya Poros ialah gaya pembebanan
sangat dipengaruhi oleh banyaknya fluida Start
yang mengalir (Q).
2
W1 ; ;A = ¼ d π .…. (2.3) Desain sirkuit pompa
Dimana:
W 1= Daya poros (Watt)
Pembuatan sirkuit pompa
F = Gaya pembebanan (N)
N = Putaran (RPM)
K = Konstanta Brake
P = Tekanan (mBar)
Pengujian aliran pompa :
A = Luas permukaan (m) Rangkaian tunggal
Rangkaian seri
4. Daya Fluida (W2) : Rangkaian paralel
Daya fluida ialah daya pompa yang bis
digunakan dan dipindahkan ke fluida.

W 2 = (Pd-Ps).Q ……………………..… (2.4)


Analisa dan
Dimana: pembahasan
W 2= Daya fluida (Watt)
Pdischarge = Tekanan sisi buang Kesimpula
2
(N/m ) n
2
P suction = Tekanan sisi isap (N/m )
3
Q = Debit aliran (m /dt) Finish

5. Efisiensi (η) :
Efisiensi adalah perbandingan antara
daya fluida dengan daya pompa. Gambar 3.1 Diagram alur penelitian

η= ……………..………… (2.5)
3.2 Desain dan Pembuatan Sirkuit Pompa
Sentrifugal
Dimana: η = Efisiensi (%) Tahap awal adalah pembuatan sketsa
W 1= Daya poros (Watt) rangka dan sirkuit pompa, dimana rangka
W 2= Daya fluida (Watt) adalah bagian utama dalam pembuatan
komponen dimana rangka harus memiliki
Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP
Vol 9 No.1 Januari 2013
17
kekuatan serta ketahanan terhadap beban
yang ditopangnya. Selain harus memiliki
kekuatan serta ketahanan rangka juga
didesign seringan mungkin agar nantinya
mudah dipindah-pindahkan. Pembuatan
gambar sketsa ini juga agar dapat Gambar 3.3 Design 3-D sirkuit pompa
membayangkan bagaimana bentuk rangka dan sentrifugal
sirkuit yang sebenarnya setelah selesai dibuat Setelah desain sirkuit selesai dilanjutkan
nanti agar sesuai dengan apa yang diinginkan. dengan pembuatan dan perakitan sirkuit
Design gambar ini dibuat untuk mempermudah pompa sentrifugal. Adapun langkah-langkah
dalam proses pembuatan dana perakitan dalam pembuatan sirkuit pompa sentrifugal ini
sirkuit pompa sehingga lebih cepat selasai dan adalah sbb:
hasilnya sesuai dengan yang direncanakan. 1. Pembuatan meja sebagai dudukan
untuk sirkuit pompa sentrifugal.
2. Pembuatan reservoir atau bak
penampungan air.
3. Pembuatan instrument listrik.
4. Penyediaan komponen sirkuit pompa,
seperti: pompa sentrifugal, pipa pvc,
katup (valve), sambungan pipa (elbow,
sambungan T, shock drat, water mur,
dll), alat ukur (pressure gauge, flow
meter), lem pipa, dan alat pendukung
lainnya.
5. Perakitan sirkuit pompa, meliputi:
pemasangan pompa sentrifugal,
penyambungan pipa-pipa dan
sambungan, pemasangan katup-katup,
Gambar 3.2 Design 2-D sirkuit pompa air pemasangan alat ukur (pressure
sentrifugal gauge dan flow meter), dan
pemsangan instrument kelistrikan.

Pembuatan desain sirkuit pompa air sentrifugal


ini menggunakan aplikasi solid work, dimana
perancangan dan ukuran juga dibuat dalam
bentuk gambar tiga dimensi yang disesuaikan
dengan design sebelumnya. Sehingga
sebelum proses pembuatan dan perakitan
sudah mempunyai gambaran yang lebih jelas
tentang sirkuit pompa yang akan dibuat, yang
akan mempermudah dalam proses pembuatan
sirkuit tersebut.

Gambar 3.4 Pembuatan sirkuit pompa air


sentrifugal

Pompa sentrifugal dalam sirkuit ini


berfungsi untuk menghisap air yang berada
didalam bak penampung dan mengalirkan air
menuju sirkuit pipadengan pengaturan bukaan
katup,yang akan mengalirkan air ke sirkuit
pompa tersebut. Pompa sentrifugal tersebut

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP


Vol 9 No.1 Januari 2013
18
juga untuk mengalirkan air ke sirkuit pompa 4.1 Hasil Pengujian Pompa Tunggal
dengan rangkaian tunggal, seri dan paralel Data yang didapat pada pengujian rangkaian
yang tekanannya bisa dilihat dipressure gauge pompa tunggal ini adalah nilaitekanan hisap
dan debit airnya bisa dilihat di flow (Ps), tekanan buang (Pd) dan kapasitas (Q)
meter.Adapun spesifikasi dari pompa air pada pompa 1 dengan kecepatan putaran
sentrifugal yang digunakan dalam penelitian ini 2800 rpm, dimana hasilnya disusun dalam
adalah sesuai tabel berikut ini. tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Spesifikasi pompa sentrifugal Tabel4.1 Hasil pengujian pompa tunggal
Tekanan
Tekanan
Buang,
CENTRIFUGAL PUMP TIPE NS BASIC Hisap, (PS)
Bukaan (Pd) Kapasitas
[bar] 2
Maximum CAP 13 ltr/min Katup [kg/cm ] (Q)
3
Pompa 1 Pompa 1 (m /dt)
Hmin 18.4 m (Ps1) (Pd1)
Hmax 68m 10
0
0.42 1.9 0
0
Total Head 60 m 20 0.22 1.55 0.02
0
Size 1½ (Inches) 30 0.02 1.3 0.04
0
Output 1240 Watt 40 -0.22 0.86 0.08
0
V/Hz 220-240/50 50 -0.42 0.54 0.10
0
RPM 2800 60 -0.5 0.38 0.10
0
70 -0.56 0.3 0.10
0
3.3 Pengujian Pompa Sentrifugal 80 -0.58 0.26 0.10
0
Untuk mengetahui karakteristik pompa 90 -0.58 0.24 0.10
sentrifugal maka dilakukan pengujian terhadap
pompa sentrifugal tersebut yangmeliputi
rangkaian tunggal, seri dan pararel.Pada 4.2 Hasil Pengujian Pompa Seri
pengujian pompa sentrifugal yang dirangkai Data yang didapat pada pengujian
secara tunggal bisa memilih salah satu rangkaian pompa seri ini adalah nilaitekanan
rangkaian pompa yang terpasang, karena 2 hisap (Ps), tekanan buang (Pd) dan kapasitas
buah pompa yang digunakan mempunyai (Q) pada pompa 1 dan pompa 2, dimana
karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini hasilnya disusun dalam tabel di bawah ini.
pengujian menggunakan pompa (P1) untuk
mengetahui tekanan hisap (Ps), tekanan Tabel 4.2 Hasil pengujian pompa seri
buang (Pd) pompa1 dan kapasitas (Q) yang
mengalir melalui rangkaian pompa tunggal.
Dilanjutkan dengan pengujian pompa Tekanan Hisap, Tekanan Buang,
sentrifugal dengan rangkaian seri. Dalam (PS) (Pd)
proses pengujiannya menggunakan 2 buah [bar] [ kg/cm2] Debit
Buka
pompa, output pompa 1 dialirkan ke pompa 2 (Q)
Katup
Pompa Pompa Pompa Pompa (m3/s)
sebagai aliran masuknya. Kemudian mencatat
1 (Ps1) 2 (Ps2) 1 (Pd1) 2 (Pd2)
tekanan hisap (Ps) dan tekanan buang (Pd)
0
dari pompa 1 dan pompa 2 serta kapasitas 10 0.02 0.48 3 2.5 0
total. 20
0
-0.2 0.34 2.5 2.08 0.02
Dan untuk pengujian pompa 0
30 -0.42 0.1 0.52 1.12 0.04
sentrifugal dengan rangkaian paralelproses 0
pengujiannya adalah menggunakan 2 buah 40 -0.42 -0.14 0.52 1.12 0.08
0
pompa yang dihidupkan secara bersama- 50 -0.64 -0.28 0.16 0.7 0.10
0
sama. Lalu mencatat nilai tekanan hisap (Ps), 60 -0.7 -0.62 0.32 0.28 0.10
tekanan buang (Pd) dan kapasitas total (Q). 70
0
-0.7 -0.76 0.24 0.12 0.10
0
80 -0.7 -0.78 0.22 0.08 0.10
0
ANALISADAN PEMBAHASAN 90 -0.7 -0.8 0.22 0.04 0.12

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP


Vol 9 No.1 Januari 2013
19
2 2
1 kg/m = 98066.5N/m
4.3 Hasil Pengujian Pompa Paralel
Data yang didapat pada pengujian a. Tekanan hisap (Ps):
2
rangkaian pompa paralel ini adalah P1 = - 0.44Bar = - 44000 N/m
nilaitekanan hisap (Ps), tekanan buang (Pd)
dan kapasitas (Q) pada pompa 1 dan pompa2, b. Tekanan buang (Pd):
2 2
dimana hasilnya disusun dalam tabel di bawah P1 = 0.46kg/m = 45110.6 N/m
ini.
c. Debit (Q):
=
Tabel 4.3 Hasil pengujian pompa pararel
d. Head (H):
Tekanan Hisap, Tekanan Buang, 3
(PS) (Pd) Dimana: ρ air = 1000kg/m ;
[bar] [kg/cm2] Debit g = 9.81 m/dt
Buka
(Q)
Katup Pomp
Pompa Pompa Pompa (m3/s)
1 (Ps1) 2 (Ps2)
a1
2 (Pd2)
H1 = =
(Pd1)
10
0
0.7 0.18 1.7 1.62 0 =
0
20 0.52 0.08 1.55 1.47 0.02
0
30 0.34 -0.04 1.4 1.32 0.04 e. Daya poros (W 1):
0
40 0.16 -0.16 1.25 1.17 0.08 W 1 = Fn/K = =2696.6 Watt
0
50 -0.02 -0.28 0.93 0.85 0.10
60
0
-0.2 -0.4 0.88 0.68 0.14 f. Daya air (W 2):
0 W 2 = (Pd – Ps) . Q
70 -0.32 -0.5 0.7 0.42 0.16 3
0
= (45110.6 – (- 44000)) .0.0033 m /dt
80 -0.36 -0.56 0.6 0.3 0.18 2
= 89110.6 N/m .0.0033 m /dt
3
0
90 -0.38 -0.58 0.56 0.26 0.20 = 294.06 Watt

4.4 Pengolahan Data Pompa Tunggal g. Efisiensi (η):


Dari data hasil pengujian tersebut η= = = 10.90 %
kemudian diolah untuk mengetahui tekanan
hisap (Ps), tekanan buang (Pd), debit (Q),
head (H), daya poros (W 1), daya air (W 2) dan Sedangkan untuk perhitungan dari
efisiensi pompa (η) pada rangkaian pompa hasil pengujian pompa sentrifugal yang
pompa tunggal, rangkaian pompa seri dan dirangkai secara tunggal prosesnya adalah
rangkaian pompa peralel. Adapun perhitungan sama dengan perhitungan di atas. Dan hasil
yang dilakukan pada rangkaian pompa tunggal perhitungan dari pengujian pompa sentrifugal
adalah sbb : rangkaian tunggal dengan pengaturan katup
Perhitungan rangkaian pompa tunggal: 0 0
dari 20 sampai 90 dapat dilihat dari tabel 4.4
Data hasil pengujian pada pengaturan di bawah ini.
0 ;
bukaan katup 10 n = 2800 rpm
2
Dimana: 1 Bar = 100000N/m
Tabel 4.4 Hasil perhitungan rangkaian pompa tunggal

Tekanan Tekanan Daya poros Daya air Head Efisiensi


Debit [Q]
Putaran [Ps] [Pd] [W1] [W2] [H] [η]
Katup
(RPM)
(N/m2) (N/m2) (m3/dt) (Watt) (Watt) (m) (%)
0
10 42000 186326.35 0 11198.7 0 14.71 0
2800 200 22000 152003.1 0.0006 9086.48 78.009 13.25 0.8
300 2000 127486.45 0.0013 7620.61 163.31 12.79 2.14

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP


Vol 9 No.1 Januari 2013
20
400 -22000 84337.19 0.0026 5041.57 276.47 10.83 5.48
500 -24000 49033.25 0.0033 2911.79 241.01 7.44 8.27
0
60 -50000 37265.27 0.0033 2227.4 287.97 8.89 12.92
700 -56000 29419.95 0.0033 1758.2 281.88 8.70 16.03
0
80 -58000 25497.29 0.0033 1524.12 275.54 8.51 18.07
900 -58000 23535.96 0.0033 1406.56 269.06 8.31 19.12
4.4.1 Hubungan Head dan Kapasitas 4.4.2 Hubungan Pengaturan Katup dan
Kapasitas
Secara umum dari hasil perhitungan Hubungan antara kapasitas (Q) dengan
0 0
pada pengujian rangkaian pompa tunggal pengaturan katup dari 10 sampai 90 dapat
dapat dibuat grafik hubungan head (H) dan dilihat dari grafik 4.2 di bawah ini.Katup pada
0
kapasitas (Q) sbb : kondisi tertutup atau bukaan 0 otomatis
0
kapasitas juga nol, dan saat katup terbuka 20
maka air mulai mengalir sebesar 0.0006
3
20 m /dt.Dan saat bukaan katup ditambah dengan
0
kenaikan 10 maka kapasitas air juga
15 meningkat dengan kenaikan yang hampir
0
10 sama. Namun saat bukaan katup terbuka 50
0
sampai 90 maka kapasitas air yang mengalir
Head (H)

5 hampir sama.
0
0 0,001 0,002 0,003 0,004 40

Kapasitas (Q) 30
Kapasitas (Q) x10-4

Gambar 4.1 Grafik hubungan head dan 20


kapasitas (pompa tunggal)
10
Grafik hubungan antara head (H)dan
kapasitas (Q)pada rangkaian pompa tunggal 0
secara umum terlihat bahwanilai head tertinggi 10: 20: 30: 40: 50: 60: 70: 80: 90:
pada pompa tunggal yaitu, 14.71 m dengan Bukaan katup
3
kapasitas 0 m /dt, sedangkan nilai head
Gambar 4.2 Grafik hubungan kapasitas
terendah adalah 8.51 m dengan kapasitas
3 dengan bukaan katup (pompa tunggal)
0.0033 m /dt. Jika dihubungkan secara
teoritisbahwa head adalah tinggi energi angkat
4.4.3 Hubungan Effisiensi dan Kapasitas
yang diperoleh dengan rumus: H = Pd-Ps/ (m)
Dari hasil perhitungan pada pengujian
dimana = ρ.g. Sedangkan Pd-Ps adalah
rangkaian pompa tunggal dengan pengaturan
beda tekanan antara fluida setelah keluar 0 0
katup dari 10 sampai 90 diperoleh efisiensi
pompa dengan sebelum masuk pompa,
semakin meningkat mulai 0% sampai 19.12%.
sedangkan adalah berat jenis fluida.
Hal ini dapat dilihat dari grafik 4.3 hubungan
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa
antara kapasitas dan efisiensi di bawah ini,
nilai head (H) cenderung menurun seiring
dimana nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar
bertambahnya nilai kapasitas (Q) dikarenakan 3
19.16 % dengan kapasitas 0.0033 m /dt,
adanya perubahan bukaan katup yang
sedangkan effisiensi terendah setelah nol
semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori 3
adalah 0.8 % pada kapasitas 0.0006 m /dt.
yang menyatakan bahwa nilai (Pd-Ps)
Sesuai teori, nilai efisiensi merupakan
berbanding terbalik dengan nilai kapasitas (Q),
perbandingan antara daya air (W2) dan daya
sesuai dengan rumus: W1 = (Pd-Ps)xQ.
poros (W1) dengan rumus: η =
Sehingga semakin besar nilai Q menunjukkan
(W2/W1)x100%, dimana W1 = Fxn/k
bahwa semakin banyak fluida yang mengalir
dan W2 = (Pd-Ps)xQ. Dari rumus di atas, dapat
nilai (Pd-Ps)adalah semakin kecil, demikian
ditarik kesimpulan bahwa pada W2
juga sebaliknya.
dipengaruhi nilai dari (Pd-Ps) dan kapasitas
aliran (Q). Semakin besar nilai (Pd-Ps) dan
Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP
Vol 9 No.1 Januari 2013
21
3
kapasitasnya (Q), maka semakin besar pula Dimana: ρ air = 1000 kg/m ;
nilai W2 dimana nilai ini akan mempengaruhi g = 9.81 m/dt
terhadap kenaikan efisiensi pompa tersebut.
H1 = =
25
=
20
15
Effisiensi (η)

10
H2 = =
5
0 =
0 0,001 0,002 0,003 0,004 Htotal = H1 + H2 = 6.72 m + 8.95 m = 15.67 m
Kapasitas (Q) e. Daya poros (W 1) :
W 1(P1)= Fn1/K= = 117.3 Watt
Gambar 4.3 Grafik hubungan efisiensi
dengan kapasitas (pompa tunggal) W 1(P2)= Fn2/K= = 469.4 Watt
Wtotal = W1(P1) + W1(P2)
4.5 Pengolahan Data Pompa Seri = 117.3 watt + 469.4 watt = 586.7 Watt
Dari hasil pengujian pompa sentrifugal
yang disusun secara seri, selanjutnya dihitung f. Daya air (W 2) :
tekanan hisap (Ps), tekanan buang (Pd), debit W2(P1) = (Pd₁ – Ps₁) . Q
3
(Q), head (H), daya poros (W 1), daya air (W 2) = (1961.33 – (- 64000)) .0.0033 m /dt
2 3
dan efisiensi pompa (η). Adapun proses = 65961.33 N/m .0.0033 m /dt
perhitungan untuk mengetahui karakteristik = 217.6 Watt
pompa yang dirangkai secara seri adalah sbb:
W2(P2) = (Pd2 – Ps2) . Q
3
Perhitungan rangkaian pompa seri: = (7845.32– (- 80000)) .0.0033 m /dt
0 2 3
Bukaan katup 10 , n1= n2= 2800 = 87845.32 N/m .0.0033 m /dt
2
Dimana:1Bar = 100000 N/m ; = 289.8 Watt
2 2
1 kg/m = 98066.5 N/m
W 2total = W2(P1)+ W2(P2)
a. Tekanan hisap (Ps) : = 217.6 Watt + 289.8 Watt= 507.4 Watt
2
P1 = - 0.64 bar = - 2000 N/m
2
P2 = - 0.8 bar = - 80000 N/m g. Efisiensi (η) :
Η =
b. Tekanan buang (Pd) :
2 2
P1 = 0.02kg/cm = 1961.33 N/m = = 86.48%
2 2
P2 = 0.08 kg/cm = 7845.32 N/m
Dan hasil perhitungan daripengujian
c. Debit (Q) : pompa sentrifugal rangkaian secara seri
= secara keseluruhandapat dilihat dalam tabel
4.5 di bawah ini.
d. Head (H) :

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP


Vol 9 No.1 Januari 2013
22
Tabel 4.5 Hasil perhitungan pompa seri

4.5.1 Hubungan Head dan Kapasitas Sehingga head pompa sangat tergantung
Untuk mengetahui karakteristik pompa kepada tekan hisap (Ps) dan tekanan dorong
sentrifugal yang disusun secara seri, dari hasil (Pd) dari jenis pompa yang digunakan. Pompa
pengujian dan perhitungan tersebut yang dirangkai secara seri mempunyai tujuan
selanjutnya dibuat grafik hubungan antara untuk menaikkan nilai head pompa tersebut,
head (H) dan kapasitas (Q) yang hasilnya bisa yang bisa mencapai 2 kali lipat dari head
dilihat sesuai grafik 4.4 di bawah ini. Dari grafik pompa tunggal. Jika dibandingkan dengan nilai
hubungan antara head (H) dan kapasitas (Q) head pompa sentrifugal yang dirangkai secara
pada rangkaian pompa sentrifugal yang tunggal dengan pompa yang dirangkai secara
disusun secara seri dapat dilihat bahwa nilai seri adalah (14.71m :54,91m), jadi nilai head
head tertinggi adalah 54.91 m pada kapasitas pompa seri lebih tinggi bahkan lebih dari 2 kali
3
0 m /dt atau pada kondisi tidak ada aliran. lipat pompa tunggal.
Sedangkan nilai head terendah adalah 16.97 Selain itu dari grafik di atas dapat
3
m dengan kapasitas 0.0033 m /dt. Secara dilihat bahwa nilai head (H) cenderung
teoritis bahwa head adalah tinggi energi angkat menurun seiring bertambahnya nilai kapasitas
yang diperoleh dengan rumus: H = Pd-Ps/ (Q) dikarenakan adanya perubahan bukaan
(m), dimana = ρ.g. Sedangkan (Pd-Ps) katup yang semakin besar. Hal ini berkaitan
adalah beda tekanan antara fluida setelah dengan teori yang menyatakan bahwa nilai
keluar pompa dengan sebelum masuk pompa, (Pd-Ps) berbanding terbalik dengan nilai
sedangkan adalah berat jenis fluida. kapasitas (Q), sesuai dengan rumus: W1 =
(Pd-Ps)xQ. Sehingga semakin besar nilai
kapasitasnya (Q)maka nilai (Pd-Ps) yang
60 mempengaruhi head (H)adalah semakin kecil,
demikian juga sebaliknya.
40
4.5.2 Hubungan Effisiensidan Kapasitas
20
Head (H)

Pada pengujian pompa sentrifugal


yang dirangkai secara seri dengan pengaturan
0 0 0
katup dari 10 sampai 90 diperoleh bahwa
0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 efisiensi semakin meningkat mulai 0% sampai
Kapasitas (Q) 45,37%.Selanjutnya dibuat grafik hubungan
antara efisiensi dan kapasitas seperti yang
Gambar 4.4 Grafik hubungan head dengan terlihat di bawah ini.
kapasitas (pompa seri)

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP


Vol 9 No.1 Januari 2013
23
2
P2 = - 0.6 Bar = - 60000 N/m
50
40 b. Tekanan buang (Pd) :
2 2
P1 = 0.74kg/m = 72569.21 N/m
2 2
30 P2 = 0.22 kg/m = 21574.63 N/m
20 c. Debit (Q):
Effisiensi (η)

10 = 0.066
0
d. Head (H) :
3
0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 Dimana: ρ air = 1000 kg/m
Kapasitas (Q) g = 9.81 m/dt
Gambar 4.5 Grafik hubungan efisiensi
dengan kapasitas (pompa seri) H1 = =

= 10.45 m
Nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar H2 = =
3
45,37% dengan kapasitas 0.004 m /dt,
sedangkan effisiensi terendah setelah nol = 8.31 m
3
adalah 0.97 % pada kapasitas 0.0006 m /dt.
0 0
Pada pengaturan katup 20 sampai 50 terjadi Htotal = H1 + H2= 10.45 m + 8.31 m
peningkatan nilai effisiensi dan kapasitas yang = 18.76 m
0
hampir sama, namun pada bukaan katup 50
0
sampai 80 nilai effisiensi naik tetapi e. Daya poros (W 1):
kapasitasnya tetap. Sesuai teori, nilai effisiensi
merupakan perbandingan antara daya air (W2) W 1(P1)= Fn1/K= = 4341.9 Watt
dan daya poros (W1) dengan rumus: η = W 1(P2)= Fn2/K= = 1290.8 Watt
(W2/W1)x100%, dimanaW1 = Fxn/k dan W2 = Wtotal = W11(P1) + W1(P2)
(Pd-Ps)xQ. Dari rumus tersebut, dapat ditarik = 4341.9 watt + 1290.8 watt = 5832.7 Watt
kesimpulan bahwa pada W2 dipengaruhi nilai
dari (Pd-Ps) dan kapasitas aliran (Q). Semakin f. Daya air (W 2):
besar nilai (Pd-Ps) dan kapasitasnya (Q), W2(P1) = (Pd₁ – Ps₁) . Q
maka semakin besar pula nilai W2 dimana 3
= (72569.21 – (- 30000)) . 0.0066 m /dt
nilai ini akan mempengaruhi terhadap kenaikan 2
= 102569.21 N/m .0.0066 m /dt
3
efisiensi pompa tersebut. = 676.9 Watt
4.6Pengolahan Data Pompa Paralel W2(P2) = (Pd2 – Ps2) . Q
Hasil pengujian pompa sentrifugal 3
= (21574.63 – (- 60000)) .0.0066 m /dt
yang disusun secara paralel, selanjutnya juga 2
= 226120 N/m .0.0066 m /dt
3
dihitung tekanan hisap (Ps), tekanan buang = 538.4 Watt
(Pd), debit (Q), head (H), daya poros (W 1),
daya air (W 2) dan efisiensi pompa (η). Proses W 2total = W2(P1)+ W2(P2)
perhitungan pengolahan data pompa = 676.9 Watt + 538.4 Watt = 1216.3 Watt
sentrifugal yang dirangkai secara paralel
adalah sbb: g. Efisiensi (η):
Perhitungan rangkaian pompa paralel: η = = =
0
Bukaan katup 10 ; n1=n2= 2800 rpm 20.85%
2
Dimana: 1Bar = 100000 N/m ;
Untuk perhitungan data yang lain dari
2 2
1 kg/m = 98066.5 N/m hasil pengujian pompa sentrifugal yang
dirangkai secara paralel prosesnya adalah
a. Tekanan hisap (Ps): sama dengan perhitungan di atas. Dan hasil
2
P1 = - 0.3Bar = - 30000 N/m perhitungan dari pengujian pompa sentrifugal
Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP
Vol 9 No.1 Januari 2013
24
rangkaian paralel secara lengkap dapat dilihat
dari tabel 4.6di bawah ini.

Tabel 4.6 Hasil perhitungan pompa paralel

W1 W2
Putaran Ps [N/m2] Pd [N/m2] Q H total η
Katup total total
(RPM) 3
P1 P2 P1 P2 M /dt Watt Watt m %
100 70000 10000 166713.05 158867.73 0 19479.8 0 25.02 0
200 52000 -8000 152003.08 144157.75 0.0006 17719.6 73.45 25.71 0.41
300 34000 -4000 137293.1 129447.78 0.0013 15959.4 30.76 24.13 1.92
400 16000 -16000 122583.12 114737.8 0.0026 14199.2 567.01 24.46 3.99
500 -2000 -28000 91201.85 83356.52 0.0033 10444 674.96 22.82 6.46
600 -20000 -40000 86298.52 66685.22 0.0043 9153.1 947.67 22.18 10.35
2800 700 -32000 -50000 68646.55 41187.93 0.0053 6571.5 1016.72 19.55 15.47
0
80 -36000 -56000 58839.9 29419.95 0.006 5280.6 1081.54 18.36 20.48
900 -38000 -58000 54917.24 25497.29 0.0066 4811.2 1164.33 17.96 24.20

4.6.1 Hubungan Head dan Kapasitas beda tekanan antara fluida setelah keluar
pompa dengan sebelum masuk pompa,
Untuk mengetahui karakteristik pompa sedangkan adalah berat jenis fluida. Nilai
sentrifugal yang disusun secara paralel, dari head dan kapasitas pada rangkaian pompa
hasil pengujian dan perhitungan tersebut paralel masing-masing merupakan
selanjutnya dibuat grafik hubungan antara penjumlahan dari head (P1)+(P2) dan
head (H) dan kapasitas (Q) yang hasilnya bisa kapasitas (P1)+(P2).
dilihat sesuai grafik 4.6 di bawah ini. Dari grafik tersebut dapat dilihat juga
bahwa nilai head (H) cenderung menurun
seiring dengan bertambahnya nilai kapasitas
(Q) dikarenakan adanya perubahan bukaan
30 katup yang semakin besar. Dengan variasi
0 0
25 bukaan katup dari 10 sampai 90 maka terjadi
20 penambahan kapasitas yang hampir sama,
15 sedangkan headnya menurun. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa nilai
10
(Pd-Ps) berbanding terbalik dengan nilai
5 kapasitas (Q), sesuai dengan rumus: W1 =
Head (H)

0 (Pd-Ps)xQ. Sehingga semakin besar nilai Q


0
0,002 0,004 0,006 0,008 menunjukkan bahwa semakin banyak fluida
Kapasitas (Q) yang mengalir makanilai (Pd-Ps) adalah
semakin kecil, demikian juga sebaliknya.
Gambar 4.6 Grafik hubungan head dengan
kapasitas (pompa paralel)
4.6.2 Hubungan Effisiensi dan Kapasitas
Dari grafik hubungan antarahead
Pada pengujian pompa sentrifugal
(H)dan kapasitas (Q) pada rangkaian pompa
yang dirangkai secara paralel dengan
paralel dapat dilihat bahwa nilai head tertinggi 0 0
3 pengaturan katup dari 10 sampai 90
yaitu, 25.71 m dengan kapasitas 0.0006 m /dt,
diperoleh bahwa efisiensi semakin meningkat
sedangkan nilai head terendah adalah 17.96 m
3 mulai 0% sampai 24.20%. Selanjutnya dibuat
dengan kapasitas 0.0066 m /dt. Secara
grafik hubungan antara effisiensi dengan
teoritisbahwa head adalah tinggi energi angkat
kapasitas seperti yang terlihat di bawah ini.
yang diperoleh dengan rumus: H = Pd-Ps/ (m)
dimana = ρ.g. Sedangkan(Pd-Ps) adalah

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP


Vol 9 No.1 Januari 2013
25
30
25
Effisiensi (η)

20 Gambar 4.8 Grafik hubungan head dan


kapasitas rangkaian pompa tunggal, seri
15
dan paralel dengan karakteristik yang sama
10
5 Dari gambar di atasdapat dilihat
0 karakteristik hubungan head dan kapasitas dari
pompa tunggal, seri dan paralel. Pada pompa
0 0,002 0,004 0,006 0,008 tunggal garis hubungan head dan kapasitas
Kapasitas (Q) adalah yang paling rendah, sedangkan pada
pompa seri mempunyai nilai head paling tinggi
Gambar 4.7 Grafik hubungan efisiensi namun kapasitasnya sedang.Adapun pada
dengan kapasitas (pompa paralel) pompa paralel mempunyai nilai head yang
sedang dan nilai kapasitasnya paling tinggi.
Nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar Hasil dari gambar grafik tersebut
3
24.20% dengan kapasitas 0.0066 m /dt, adalah sesuai dengan teori yang menyatakan
sedangkan effisiensi terendah setelah nol bahwapada pompa yang mempunyai
3
adalah 0.41 % pada kapasitas 0.0006 m /dt. karakteristik sama jika disusun secara seri
0 0
Pada pengaturan katup 20 sampai 90 terjadi maka akan menghasilkan nilai head yang lebih
peningkatan nilai effisiensi dan kapasitas yang tinggi bisa 2 kali lipat dari head pompa tunggal.
hampir sama.Nilai effisiensi merupakan Sedangkan jika disusun secara paralel akan
perbandingan antara daya air (W2) dan daya menghasilkan nilai kapasitas yang lebih besar
poros (W1) dengan rumus: η = (W2/W1) x bisa sampai 2 kali lipat dari kapasitas pompa
100%, dimana W1 = Fxn/k dan W2 = (Pd- tunggal.
Ps)xQ. Dari rumus tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada W2 dipengaruhi nilai
dari (Pd-Ps) dan kapasitas aliran (Q). Semakin PENUTUP
besar nilai (Pd-Ps) dan kapasitasnya (Q),
maka semakin besar pula nilai W2 dimana 5.1Kesimpulan
nilai ini akan mempengaruhi terhadap kenaikan Dari hasil pengujian dan pembahasan
efisiensi pompa tersebut. yang telah dilakukan terhadap pompa
sentrifugal yang meliputi rangkaian pompa
4.7 Hubungan Head dan Kapasitas pada tunggal, seri dan paralel maka di dapat diambil
Pompa TunggalSeri dan Paralel kesimpulan sebagai berikut :
Dari keseluruhan hasil perhitungan head
dan kapasitas pompa sentrifugal tersebut, 1. Pada rangkaian pompa tunggal memiliki
maka selanjutnya dibuat grafik gabungan head tertinggi 14.71m, kapasitas tertinggi
3
antara head (H) dan kapasitas (Q) dari 0.0033 m /dt dan effisiensi tertingginya
rangkaian pompa tunggal, seri dan paralel agar 19,12 %, hal ini sesuai dengan spesifikasi
hubungan tersebut lebih jelas, yang hasilnya dari pompa sentrifugal tersebut.
dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 2. Sedangkan pada rangkaian pompa seri
memiliki head tertinggi 54.88 m yang
60 Pompa
merupakan nilai head paling tinggi di
50 Tunggal banding rangkaian yang lain. Nilai
3
Pompa Seri kapasitas tertingginya 0.0033 m /dt dan
40
Head (H)

effisiensi tertingginya adalah 45.37 %.


30 3. Pada rangkaian pompa paralel memiliki
Pompa Paralel
20 head tertinggi 25.02 m, kapasitas tertinggi
3
0.053 m /dt yang merupakan nilai
10 kapasitas paling tinggi disbanding
0 rangkaian yang lain, sedangkan nilai
0 0,005 0,01 effisiensi tertingginya adalah 24.20 %.
Kapasitas (Q)
Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP
Vol 9 No.1 Januari 2013
26
5.2Saran DAFTAR PUSTAKA
Untuk mendapatkan hasil pengujian
dan data yang lebih akurat sesuai dengan 1. Frank M. White, “Mekanika Fluida”,edisi
yang diharapkan, ada beberapa hal yang perlu kedua jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta,
diperhatikan: 1991.
1. Sebaiknya menggunakan alat ukur seperti 2. Frank M. White, “Mekanika Fluida”,edisi
pressure gauge, flow meter yang sesuai kedua jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta,
dengan spesifikasi pompa dengan 1994.
ketelitian yang lebih tinggi. 3. Fritz Dietzel, “Turbin, Pompa dan
2. Sirkuit pipa untuk membuat rangkaian Kompresor”, Penerbit Erlangga, Jakarta,
pompa tunggal, seri dan paralel 1993.
disesuaikan dengan spesifikasi pompa 4. Hick Edwards, “Teknologi Pemakaian
Pompa”, Cetakan Pertama, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1996.
5. Sularso, “Pompa dan Kompresor
Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan”,
Penerbit PT Pradnya Pramita, Jakarta,
2006.

Jurnal Mekanikal Teknik Mesin S-1 FTUP


Vol 9 No.1 Januari 2013
27

Anda mungkin juga menyukai