Anda di halaman 1dari 16

PENGAUDITAN INTERNAL

TEMUAN AUDIT

OLEH
KELOMPOK 3

Nama Kelompok Absen NIM


Ni Kadek Ayu Cintya Wati (10) 1802622010172
Ni Nyoman Sri Wahyuni (18) 1802622010180
Wayan Jessica Elisa Van Oni (35) 1802622010197

AKUNTANSI REGULER MALAM A


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2021
1. SIFAT TEMUAN AUDIT

Menurut Sawyer, temuan audit (audit findings) adalah penyimpangan dari norma-norma
atau kriteria yang dapat diterima. Sedangkan menurut ISO 9000, temuan audit adalah hasil
evaluasi dari bukti audit yang dikumpulkan terhadap kriteria audit. Secara umum, temuan
audit adalah himpunan data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dan diuji selama
melaksanakan tugas audit atas kegiatan instansi tertentu yang disajikan secara analitis
menurut unsur-unsurnya yang dianggap bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Temuan audit dapat mengindikasikan, baik kesesuaian ataupun ketidaksesuaian dengan
kriteria audit atau peluang perbaikan. Pengertian ketidaksesuaian sendiri adalah
penyimpangan melalui bukti obyektif atas kriteria audit yang ditetapkan auditor harus
menginvestigasi untuk menentukan secara tepat kriteria audit yang dilanggar dan menetapkan
rekomendasi tindakan perbaikan.
Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuan-
temuan tersebut dapat menggambarkan:
1) Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan. Contohnya
melakukan pengiriman suatu barang tetapi tidak melakukan penagihan atas pembayaran
barang tersebut.
2) Tindakan-tindakan yang dilarang. Contohnya pegawai yang mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri.
3) Tindakan-tindakan yang tercela. Contohnya membayar barang dan perlengkapan pada
tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan.
4) Sistem yang tidak memuaskan. Contohnya diterimanya tindak lanjut yang sama terhadap
klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah dan
signifikansinya.
5) Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.

Temuan-temuan audit seringkali disebut sebagai kekurangan (deficiency), istilah temuan


audit tersebut cenderung dinilai terlalu negatif dan Standar awal kelihatannya setuju dengan
hal ini (lihat 430.04). Dalam kenyataannya, bahkan istilah "temuan” dianggap terlalu negatif
di beberapa tempat. Kata-kata seperti "kondisi" dianggap lebih nyaman dan tidak memberi
ancaman, serta tidak menimbulkan tanggapan defensif di pihak klien. Walaupun memiliki
sebutan yang bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lain, pada dasarnya temuan audit ini
bersifat universal. Universal yang dimaksud mengandung makna sesuatu yang dapat
mengandung kesalahan baik yang terjadi saat ini (current) atau masa lalu (history) serta yang
akan terjadi dimasa yang akan mendatang (future).

2. STANDARDS FOR THE PROFESSIONAL PRACTICE OF INTERNAL AUDITING


(SPPIA)
Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam Standar 2310
menyatakan: “Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, andal,
relevan, dan berguna untuk mencapai tujuan penugasan”.
Practice Advisory 2410-1 dari Standar, "Kriteria Komunikasi”, memperluas arahan ini
menjadi:
1) Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan ringkasan.
Informasi latar belakang bisa mengidentifikasi unit-unit organisasional dan aktivitas-
aktivitas yang ditelaah serta memberikan informasi penjelasan yang relevan. Informasi ini
juga bisa mencakup status pengamatan, kesimpulan, dan rekomendasi dari laporan-
laporan sebelumnya. Juga bisa terdapat indikasi mengenai apakah laporan tersebut
mencakup penugasan yang dijadwalkan atau tanggapan atas suatu permintaan. Ringkasan,
jika tercakup, harus menjadi representasi penyeimbang dari isi komunikasi penugasan.
2) Hasil-hasil harus mencakup observasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan rencana-
rencana tindakan.
3) Observasi adalah pernyataan fakta yang berkaitan. Observasi-observasi yang penting
untuk mendukung atau mencegah kesalahpahaman pada kesimpulan dan rekomendasi
auditor internal harus tercakup dalam komunikasi penugasan akhir. Observasi atau
rekomendasi yang kurang signifikan bisa dikomunikasikan secara informal.
4) Observasi dan rekomendasi penugasan timbul dari proses perbandingan apa yang
seharusnya dengan apa yang terjadi. Ada atau tidak ada perbedaan, auditor internal
memiliki fondasi untuk membangun laporan. Jika kondisi memenuhi kriteria, pengakuan
atas kinerja yang memuaskan ini bisa dimasukkan dalam komunikasi penugasan.
Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada atribut-atribut berikut ini:
- Kriteria: Standar, ukuran, atau ekspektasi yang digunakan dalam melakukan evaluasi dan
atau verifikasi (apa yang seharusnya ada).
- Kondisi: Bukti faktual yang ditemukan auditor internal pada saat pengujian (apa yang
ada).
- Penyebab: Alasan perbedaan antara apa yang diharapkan dan kondisi aktual (mengapa
ada perbedaan).
- Dampak: Risiko atau eksposur yang dihadapi organisasi dan/atau yang lainnya karena
kondisi tidak sama dengan kriteria (dampak perbedaan). Dalam menentukan tingkat risiko
atau eksposur, auditor internal harus mempertimbangkan dampak observasi dan
rekomendasi penugasan mereka terhadap laporan keuangan organisasi
- Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien, hal-hal
terkait dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan mana pun.

Sehubungan dengan pelaporan aktual, Practice Advisory 2420-1 dari Standar, "Kualitas
Kriteria Komunikasi”, menyatakan:
1) Komunikasi objektif bersifat faktual, tidak bias, dan bebas dari distorsi. Observasi,
kesimpulan, dan rekomendasi harus dimasukkan tanpa prasangka.
2) Komunikasi yang jelas mudah dipahami dan bersifat logis. Kejelasan bisa ditingkatkan
dengan menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan memberikan informasi
pendukung yang memadai.
3) Komunikasi ringkas langsung ke sasaran dan menghindari rincian yang tidak perlu.
Komunikasi seperti ini mengemukakan pikiran secara lengkap dalam kata-kata yang
sesedikit mungkin.
4) Komunikasi konstruktif adalah komunikasi yang isi dan nadanya membantu klien dan
organisasi menuju perbaikan jika diperlukan.
5) Komunikasi tepat waktu adalah komunikasi yang dikeluarkan tanpa penundaan dan
memungkinkan tindakan efektif segera.

Saran-saran Perbaikan
Auditor juga menghadapi transaksi atau kondisi yang mungkin secara intrinsik tidak
salah, tetapi bisa ditingkatkan. Misalnya membayar produk yang tidak pernah diterima jelas
adalah kesalahan. Jika cukup banyak uang yang terlibat, maka jelas hal ini merupakan
temuan audit yang dapat dilaporkan. Disisi lain, memo penerimaan yang dapat
disederhanakan tidak seharusnya dianggap kelemahan sehingga bukan merupakan temuan
audit khususnya bila auditor internal tidak dapat menunjukkan kesalahan dalam pemrosesan
penerimaan.
Manajer operasi akan merasa sulit untuk menentang pendapat auditor bahwa pembayaran
atas barang yang tidak diterima merupakan temuan audit yang valid. Namun, akan tidak adil
untuk menerapkan label yang sama ke saran-saran untuk menyederhanakan memo
penerimaan yang tidak menyebabkan kasalahan. Perbaikan-perbaikan untuk hal-hal seperti
ini harus dipisahkan. Di beberapa organisasi hal ini dilaporkan sebagai “saran-saran untuk
perbaikan" (suggettions for improvement). Saran-saran ini tidak memerlukan rekomendasi
perbaikan kesalahan dan tidak mengandung konotasi temuan kesalahan dari teman-temuan
audit.
Untuk membedakan temuan-temuan audit dari saran-saran perbaikan, auditor harus
menanyakan apakah kondisi tersebut bertentangan dengan beberapa kriteria yang dapat
diterima, atau jika bisa diterima tetapi bisa diperbaiki karena ada pengetahuan baru mengenai
subjek tersebut. Garis pemisah antara keduanya tidak selalu mudah untuk digambar. Manajer
operasi bisa mengatakan kepada auditor internal bahwa teman-temuan tertentu murni
mencerminkan sebuah peluang untuk memperbaiki kondisi yang tidak memuaskan,
sedangkan auditor internal bisa jadi melihatnya sebagai sebuah kekurangan sehingga bisa
dimasukkan sebagai temuan audit. Keputusan mengenai hal ini merupakan pertimbangan
profesional, dan pertimbangan tersebut tidak bisa diserahkan ke manajer operasi.
Temuan-temuan audit membutuhkan tindakan perbaikan. Manajer operasi bisa tidak
diberikan pilihan apakah harus atau tidak harus melakukan tindakan tersebut. Di sisi lain,
sebuah saran untuk memperbaiki suatu kondisi, yang tidak melanggar aturan atau kriteria
yang telah ditetapkan, merupakan masalah lain. Pada kasus-kasus ini manajer harus memiliki
hak untuk memutuskan apakah harus mengimplementasikan saran tersebut atau tidak.

Temuan-temuan Audit yang Dapat Dilaporkan


Tidak setiap kelemahaan yang ditemukan auditor internal harus dilaporkan. Beberapa
kelemahan bersifat kecil dan tidak membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit
yang bisa dilaporkan haruslah:
- Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
- Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai,
kompeten, dan relevan.
- Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka.
- Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
- Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-
kondisi yang mengandung kelemahan.

Jelaslah karakteristik-karakteristik ini akan diinterpretasikan secara subjektif. Apa yang


dianggap sebagai kelemahan signifikan bagi satu individu bisa jadi dianggap tidak signifikan
bagi yang lain. Kata-kata seperti objektif, meyakinkan, wajar, dan logis memiliki konotasi
yang berbeda bagi orang yang berbeda. Pengujiannya adalah untuk memproyeksikan
bagaimana kelemahan-kelemahan tersebut akan diperhatikan oleh orang yang memiliki sifat
wajar dan berhati-hati pada kondisi-kondisi yang serupa. Karena auditor internal menilai
kondisi kelemahan, maka mereka harus bertanya kepada diri mereka sendiri "Seandainya ini
adalah organisasi atau lembaga saya dan seandainya saja saya adalah direktur atau komisaris
yang menilai kondisi ini, apa yang akan saya lakukan?".

3. PENDEKATAN UNTUK MENGONSTRUKSI TEMUAN DAN TINGKAT


SIGNIFIKANSI TEMUAN AUDIT
Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan dan dapat
dilaporkan bukan merupakan hal mudah melainkan membutuhkan keahlian. Hal ini
membutuhkan perbedaan berdasarkan pengalaman. Apa yang dianggap kelemahan serius
bagi orang awam bisa jadi merupakan hal sepele bagi seorang auditor internal yang
profesional.
Menemukan penyimpangan-penyimpangan kecil pada proses yang sedang berjalan relatif
mudah. Kesempurnaan jarang diupayakan dan harga yang harus dibayar untuk itu juga terlalu
mahal. Upaya yang dibutuhkan untuk mencapai lima persen (5%) terakhir kemurnian bisa
melebihi biaya yang diperlukan untuk mencapai 95 persen pertama. Auditor internal harus
realistis dan adil dalam pertimbangan dan kesimpulan mereka. Mereka harus memiliki naluri
bisnis yang baik untuk mengembangkan temuan-temuan mereka. Karena mereka membuat
dan melaporkan temuan-temuan audit, auditor internal harus mempertimbangkan beberapa
faktor yaitu:
- Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis. Auditor internal harus
mempertimbangkan keadaan-keadaan yang ada pada saat kelemahan terjadi. Keputusan
manajemen didasarkan pada fakta-fakta yang tersedia saat ini. Auditor internal
seharusnya tidak mengkritik suatu kebijakan hanya karena mereka tidak setuju atau
karena mereka memiliki informasi baru yang tidak tersedia bagi pengambil keputusan.
Auditor internal seharusnya tidak mengganti pertimbangan audit dengan pertimbangan
manajemen.
- Yang harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti adalah Auditor dan bukannya
klien. Jika sebuah temuan audit belum dibuktikan secara mendalam untuk memuaskan
seseorang yang objektif dan wajar, maka temuan ini tidak bisa dilaporkan.
- Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut tidak mutlak
harus dikritik hanya karena kurang dari 100 persen.
- Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus memeriksa dengan
teliti untuk menemukan alasan-alasan yang mengandung kesalahan. Auditor internal
seperti halnya pendukung pernyataan lainnya, akan tergoda untuk merasionalkan
interpretasi untuk mendukung temuan mereka. Setelah menghabiskan banyak waktu dan
tenaga, auditor cenderung melindungi dan mempertahankan temuan mereka menghadapi
pertanyaan-pertanyaan sempurna yang logis. Akan tetapi, temuan-temuan tersebut
mungkin tidak dapat dipertahankan dengan berjalannya waktu atau bila dihadapkan pada
pertanyaan-pertanyaan yang lengkap.

Menambah Nilai
Dalam setiap aspek usaha, konsep menambah nilai (adding value) memiliki makna baru
dan lebih jelas. Definisi terbaru mengenai audit internal secara khusus menyebutkan
penambahan nilai. Fungsi-fungsi yang dianggap tidak menambah nilai berisiko untuk
dirampingkan, atau bahkan dihilangkan. Salah satu cara auditor internal menambah nilai
adalah dengan meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang mereka berikan jelas
berdampak positif bagi organisasi. Auditor internal tidak hanya harus yakin bahwa pekerjaan
mereka memberikan kontribusi yang berarti bagi tujuan dan kesuksesan organisasi, mereka
juga harus yakin bahwa kontribusi tersebut dipahami dan dinilai oleh yang lain.
Temuan-temuan yang dihasilkan dari penelaahan “awal-akhir” cenderung sangat
bermanfaat. Jika auditor internal mampu mendeteksi masalah-masalah kontrol potensial
dalam sistem penelusuran persediaan terkomputerisasi yang baru diterapkan sebelum bukan
sesudah dirancang dan diimplementasikan, organisasi bisa mendapatkan keuntungan besar.
Temuan-temuan yang menghasilkan nilai terbesar sering kali mengalahkan kekuatan
teknologi, memberikan perubahan yang positif dan berorientasi ke depan. Temuan-temuan ini
membantu organisasi bergerak maju dan mencapai sasaran-sasaran mereka.
Temuan audit yang wajar dapat menghasilkan perbaikan dalam jumlah dolar atau rupiah
yang besar, atau meningkatkan jasa, atau memperbaiki struktur dan proses organisasi.
Auditor internal akan meningkatkan citra mereka sebagai penambah nilai, bukan sebagai
pemakan sumber daya. Di sepanjang tahapan temuan-temuan audit, penting bagi auditor
internal untuk tetap fokus menyediakan aktivitas aktivitas dan jasa-jasa bernilai tinggi.

TINGKAT SIGNIFIKANSI
Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan tingkat
kerugian atau risiko aktual atau potensialnya masing-masing. Menempatkan penekanan yang
sama pada kesalahan klerikal acak seperti pada kelebihan pembayaran sebesar $100.000 jelas
tidak logis. Jadi auditor internal harus mempertimbangkan tingkat kerusakan yang bisa atau
telah disebabkan oleh suatu kondisi kelemahan sebelum mengomunikasikannya dengan
manajemen. Untuk kebanyakan tujuan, temuan-temuan audit bisa diklasifikasikan menjadi
tidak signifikan, kecil, atau besar.

- Temuan-temuan Tidak Signifikan


Temuan yang tidak signifikan (insignificant findings), semacam kesalahan klerikal yang
dialami semua organisasi yang tidak memerlukan tindakan formal. Dalam kenyataannya,
memasukkan temuan seperti ini ke dalam laporan audit formal akan menjadi tidak produktif
karena akan mengaburkan temuan signifikan yang sebenarnya pada laporan, yang
mengimplikasikan bahwa auditor internal tidak dapat melihat perbedaan antara setitik noda
dengan noda yang menyebar. Hal ini juga akan semakin mengukuhkan citra auditor internal
sebagai seorang yang hanya memerhatikan hal-hal kecil.
Masalah-masalah yang tidak signifikan seharusnya tidak disembunyikan atau dilewatkan.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah (1) mendiskusikan masalah tersebut dengan orang
yang bertanggung jawab; (2) melihat apakah situasi tersebut telah diperbaiki; (3) mencatat hal
tersebut dalam kertas kerja; dan (4) tidak memasukkan penyimpangan kecil tersebut ke dalam
laporan audit internal resmi. Tidak diambilnya beberapa diskon pembelian acak oleh pegawai
utang usaha dapat dianggap kesalahan yang tidak signifikan. Tetapi bukan berarti kesalahan
klerikal yang bersifat acak tidak pernah dilaporkan. Jika kesalahan kesalahan tersebut
merupakan gejala-gejala dari masalah yang lebih besar, mungkin harus ada pelaporan.
Kesalahan tersebut mungkin mengindikasikan pelatihan karyawan yang kurang, pengawasan
yang lemah, atau instruksi tertulis yang tidak jelas. Pada kasus-kasus ini kelemahan kontrol
lah yang menjadi temuan audit. Kesalahan acak adalah murni membuktikan adanya
kelemahan dan membutuhkan perhatian manajemen.

- Temuan-temuan Kecil
Temuan-temuan kecil (minor findings) perlu dilaporkan karena bukan semata-mata
kesalahan manusiawi yang bersifat acak. Jika tidak diperbaiki, maka akan berlanjut sehingga
merugikan, dan walaupun tidak mengganggu tujuan operasi organisasi, namun cukup
signifikan untuk diperhatikan oleh manajemen. Beberapa temuan kecil lebih baik dilaporkan
dalam Surat kepada Manajemen (Management Letter).
Seorang pegawai yang telah mencampur-adukkan kas kecil pribadi dengan milik
organisasi melanggar aturan organisasi dan praktik bisnis yang baik. Tentu hal ini harus
dilaporkan dan diperbaiki kalau tidak, maka akan terus berlanjut atau menyebar.

- Temuan-temuan Besar
Temuan-temuan besar (major findings) adalah temuan yang akan menghalangi
pencapaian tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi. Misalnya, salah
satu tujuan utama departemen utang usaha adalah hanya membayar utang-utang yang benar-
benar sah. Sistem kontrol yang lemah yang bisa atau akan mengakibatkan kesalahan
pembayaran sebesar $500.000 mencerminkan kelemahan yang bisa menghalangi departemen
mencapai tujuan utamanya. Oleh karena itu, hal ini merupakan temuan audit yang besar dan
harus dilaporkan.

Memisahkan temuan audit yang besar dan kecil tidaklah mudah. Dibutuhkan
pertimbangan audit yang baik untuk membedakan keduanya. Namun jika tolok ukur yang
baru saja dijabarkan bisa diterapkan secara wajar, maka auditor internal harus mampu
mempertahankan kdasifikasi temuan temuannya Dan karena melibatkan pertimbangan andit,
keputusan akhir mengenal apakah sebuah temuan harus diklasifikasikan sebagai temuan besar
atau kecil merupakan tanggung jawab auditor internal, bukan manajemen.

4. ELEMEN – ELEMEN TEMUAN AUDIT


Fakta-fakta yang ditemukan auditor internal haruslah meyakinkan, kriterianya harus
dapat diterima, dan logika yang digunakan juga harus meyakinkan. Kebanyakan temuan
audit harus mencakup elemen-elemen tertentu, termasuk latar belakang, kriteria, kondisi,
penyebab, dampak, kesimpulan, dan rekomendasi. Setiap temuan audit yang mencakup
elemen-elemen ini baik eksplisit maupun implisit akan menjadi argumen yang kuat untuk
dilakukannya tindak perbaikan.
1) Latar belakang (background): Identifikasi orang-orang yang berperan, hubungan
organisasi, dan memperhatikan tujuan serta sasaran. Hal tersebut harus bisa menjelaskan
secara umum lingkungan yang melingkupi operasi dan gravitasi situasi yang
menyebabkan auditor melaporkan temuan tersebut.
2) Kriteria (criteria): pengembangan temuan audit harus mencangkup dua elemen penting
dalam konsep kriteria yaitu tujuan dan sasaran, dimana harus bisa mencakup standar-
standar operasi, yang mencerminkan apa yang diinginkan manajemen untuk dicapai oleh
operasi yang di audit. Serta kualitas pencapaian, dimana auditor internal harus dengan
jelas melihat dan memahami gambaran keseluruhan, dan juga bagian-bagiannya. Untuk
menentukan seberapa layak, efisien, ekonomis, dan efektifnya suatu operasi, audit
internal harus memiliki tolak ukur-standar pengukuran secara valid.
Contoh: Meteran air disebuah komunitas dipasang untuk mengukur air. Agar
memperoleh pendapatan yang dibutuhkan untuk menjaga sistem pendistribusian air,
meteran tersebut haruslah akurat dan memebebankan pelanggan dengan jumlah yang
benar untuk penggunaan air. Meteran yang digunakan seharusnya tidak berbeda dari
meteran induk.
Dimana harus terlihat prosedur yang merupakan instruksi dari manajemen secara tertulis.
Prosedur yang lemah bisa mengakibatkan kondisi yang tidak memuaskan, atau praktik-
praktik yang lemah bisa melanggar prosedur yang memadai. Dalam membuat temuan-
temuan audit, auditor internal harus berupaya untuk menentukan praktik dan prosedur apa
yang diterapkan atau yang seharusnya. Adanya prosedur yang salah atau tidak adanya
prosedur yang layak bisa menjadi alasan dibutuhkannya tindakan perbaikan dan
dibutuhkannya keahlian yang memadai.
3) Kondisi (condition): merupakan jantungnya temuan. Kondisi mengacu pada fakta-fakta
yang dikumpulkan melalui observasi, pengajuan, pertanyaan, analisis, verifikasi, dan
investigasi yang dilakukan auditor internal dan informasiharus memadai, kompeten dan
relevan.
4) Penyebab (cause): memerlukan latihan pemecahan masalah (problem
solving). Penyebab menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada, mengapa
sasaran tidak tercapai, dan mengapa tujuan tiidak terpenuhi.
Menentukan penyebab merupakan latihan pemecahan masalah, dan prosesnya mengikuti
langkah-langkah klasik berikut ini:
- Kumpulkan fakta-fakta.
- Identifikasi masalah, cari penyimpangan yang terjadi.
- Jelaskan hal-hal utama dari masalah.
- Uji penyebab-penyebab yang mungkin terjadi.
- Tetapkan tujuan-tujuan potensi tindakan perbaikan.
- Bandingkan tindakan-tindakan alternatif dengan tujuan-tujuan.
- Pikirkan keadaan-keadaan buruk yang dipicu oleh tindakan perbaikan yang telah
dipilih.
- Pertimbangkan “bagaimana seandainya”
- Apakah terdapat kondisi-kondisi mitigasi?
- Rekomendasi kontrol untuk memastikan bahwa tindakan terbaik benar-benar telah
dilakukan.
5) Dampak (effect): menjawab pertanyaan "lalu kenapa". Anggaplah semua fakta telah
disajikan, lalu kenapa? siapa atau apa yang dirugikan dan seberapa buruk? Apa
konsekuensi-konsekuensinya? Akibat akibat yang merugikan haruslah signifikan bukan
hanya penyimpangan dari prosedur. Dampak merupakan elemen yang dibutuhkan untuk
meyakinkan klien dan manajemen pada tingkat yang lebih tinggi bahwa kondisi yang
tidak diinginkan, jika dibiarkan terus terjadi, akan berakibat buruk dan memakan biaya
yang lebih besar daripada tindakan yang dibutuhkan untuk memperbaiki masalah
tersebut.
Untuk temuan-temuan keekonomisan dan efisiensi, dampak biasanya diukur dalam dolar
atau rupiah. Dalam temuan-temuan efektivitas, dampak biasanya merupakan
ketidakmampuan untuk menyelesaikan hasil akhir yang diinginkan atau diwajibkan
Dampak adalah hal yang membuat yakin dan sangat diperlukan untuk suatu temuan audit.
Jika tidak disajikan ke manajemen dengan memadai maka kecil kemungkinan diambil
tindakan perbaikan.
Contoh berikut ini menunjukkan dampak yang signifikan:
Auditor internal dapat menunjukkan melalui sampel mereka bahwa telah terjadi
kehilangan pendapatan sebesar $2 juta setiap tahun Mereka juga dapat menunjukkan
bahwa tarif air sangat tinggi secara tidak beralasan, sehingga terjadi kelebihan
pendapatan setidaknya $1.5 juta setiap tahun.
6)  Kesimpulan (conclusion): harus didukung dengan fakta namun harus berupa
pertimbangan profesional bukan berisi rincian yang tidak perlu. Jika auditor internal
secara konsisten menyajikan kesimpulan yang bisa menghasilkan kinerja yang baru dan
tingkatan kinerja yang lebih tinggi, mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas
produksi, menghilangkan pekerjaan yang lebih tinggi, mengurangi biaya dan
meningkatkan kulitas produksi, mendayagunakan kekuatan teknologi, meningkatkan
kepuasan pelanggan, meningkatkan jasa, maka audit internal jelas bernilai. Kesimpulan
dapat menekankan pemahaman auditor atas usaha organisasi dan hubungan fungsi yang
diaudit terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Kesimpulan dapat dan seharusnya menyajikan tindakan potensial dan menunjukkan
bahwa manfaat memperbaiki kesalahan akan melebihi biayanya Besarnya kerugian yang
ditunjukkan pada bagian dampak merupakan dasar dibutuhkannya tindakan perbaikan.
Misalnya:
Temuan menuntun auditor untuk menyimpulkan bahwa prosedur-prosedur harus
diperbaiki. Meteran di atas usia tertentu harus diawasi, dan yang tidak memenuhi standar
harus diganti. Instruksi dan pengawasan harus diberikan kepada pengawas sehingga
kinerja mereka bisa ditingkatkan
7) Rekomendasi (recommendation): tindakan yang dapat dipertimbangkan oleh
manajemen untuk memperbaiki kondisi yang salah atau memperkuat sistem pengendalian
intern. Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah
membahasnya dengan manajemen operasional sebelum laporan audit tertulis diterbitkan.
Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan
perbaikan untuk memperbaiki kekurangan. Kemudian, laporan formal bisa berisi
pernyataan ini: “Kami membahas temuan-temuan kami dengan manajemen dan sebagai
hasilnya, tindakan telah diambil yang kami yakin telah diperhitungkan untuk
memperbaiki kondisi yang dijelaskan sebelumnya.” Sehingga akan membangun
hubungan kemitraan dalam pemecahan masalah antara auditor dan klien.

5. PENCATATAN TEMUAN AUDIT


Auditor internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya
mempertimbangkan elemen-elemen temuan audit bisa mengandalkan pada suatu bentuk
laporan atau sarana lainnya agar mereka tetap bisa menelusurinya. Laporan tersebut juga bisa
menjadi sarana bagi penyelia audit guna menentukan apakah semua langkah yang diperlukan
untuk menghasilkan temuan audit yang dikembangkan dengan baik telah diambil.

Aktivitas Pencatatan Temuan Audit Internal (Internal Audit Activity Record of Audit
Findings) yang ditunjukkan pada Tampilan 8-1 merupakan satu contoh laporan tersebut.
Laporan tersebut sesuai dengan tujuan yang telah dijelaskan dan memberi ruang untuk:
- Mengidentifikasi organisasi yang bertanggung jawab. • Memberi nomor identifikasi
untuk temuan tertentu dan suatu rujukan untuk kertas kerja pendukung.
- Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi.
- Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan untuk menilai kondisi.
- Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari sesuatu yang
ditemukan pada audit sebelumnya.
- Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan
tersebut. Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan.
- Menunjukkan penyebab-mengapa penyimpangan terjadi.
- Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial, dari kondisi tersebut.
- Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan/atau yang diambil.
- Mencatat pembahasan dengan karyawan khen dan mencatat tanggapan-tanggapan
mereka (setuju atau tidak setuju), dan sifat tindakan, jika ada yang mereka usulkan
untuk diambil.

Laporan Pencatatan Temuan Audit (Record of Audit Findings-RAF) memberikan


fleksibilitas karena RAF bisa diurutkan atau diurut ulang untuk memfasilitasi pelaporan
formal. Laporan tersebut juga memberikan acuan untuk pembahasan, karena mencakup
kebanyakan informasi yang dibutuhkan dalam satu lembar untuk menjelaskan masalah.
Laporan tersebut juga berfungsi sebagai pedoman untuk mengingatkan auditor semua yang
diperlukan untuk memperoleh informasi untuk temuan yang dibuat secara mendalam RAF
juga harus diselesaikan di lapangan sehingga setiap elemen yang hilang atau tidak lengkap
bisa diperbaiki tanpa membutuhkan kunjungan ulang ke tempat yang diaudit.
Beberapa organisasi telah memperluas penggunaan RAF melampaui dokumen kertas
kerja Mereka menggunakannya untuk mengomunikasikan temuan dengan segera ke klien dan
mendapatkan tanggapan tertulis. Dengan cara in, ketidaksepakatan dapat dipecahkan dengan
segera, dan janji tindakan perbaikan bisa dibuat dalam catatan. Tanggapan klien dan catatan
tindakan yang diambil atau dijanjikan tercantum dalam lampiran RAF (Tampilan 8-2).
DAFTAR PUSTAKA

Sawyer, Lawrence B dan Mortimer A Dittenhofer dan James H. Scheiner. 2005. Audit Internal
Sawyer, Edisi 5 Buku I. Jakarta: Salemba Empat.

Sharedsains. 2017. “Temuan Audit”. Tersedia pada: https://sharedsains.blogspot.com/2017/


12/temuan-audit.html (diakses pada tanggal 1 Oktober 2021).

Puspita, Eka F. dkk. 2018. “Temuan Audit (Audit Findings)”. Tersedia pada: https://pdf
coffee.com/makalah-temuan-audit-2-pdf-free.html (diakses pada tanggal 1 Oktober
2021).

Anda mungkin juga menyukai