Anda di halaman 1dari 15

Bahan Ajar

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup.


Pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta
jumlah secara irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Selama
pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat
diukur serta dinyatakan secara kuantitatif. Adapun perkembangan merupakan
suatu proses kemajuan yang terjadi secara berangsur-angsur dari kompleksitas
rendah ke kompleksitas tinggi dan terjadi diferensiasi. Peristiwa diferensiasi
menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing
organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut semakin
kompleks. Perkembangan dapat dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari
bagian tertentu suatu tanaman yang tidak ada menjadi ada sampai jumlah total
perkembangan tanaman (kualitatif).

Pertumbuhan pada tumbuhan terutama terjadi pada jaringan meristem


(ujung akar, ujung batang, dan ujung kuncup). Tumbuhan monokotil tumbuh
dengan cara penebalan karena tidak mempunyai kambium, sedangkan tumbuhan
dikotil pertumbuhan terjadi karena adanya aktivitas kambium. Kambium
memegang peranan penting untuk pertumbuhan diameter batang. Kambium
tumbuh ke dalam membentuk xilem (kayu), ke arah luar membentuk floem.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan terjadi pembelahan sel,
pemanjangan sel dan diferensiasi sel. Secara ringkas perhatikan ringkasan berikut!
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan: Sel-sel membelah  sel-sel
memanjang  sel-sel berdiferensiasi hingga tampak perbedaan struktur dan
fungsi masing-masing organ.
2. Fase-fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, tumbuhan akan mengalami
beberapa periode yaitu
a. Perkecambahan.
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan
pertumbuhan plumula (calon batang). Faktor yang mempengaruhi perkecambahan
adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu.
Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
1) Perkecambahan epigeal. Hipokotil memanjang sehingga plumula dan
kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama
daun belum terbentuk. Contoh: perkecambahan kacang hijau.
2) Perkecambahan hipogeal. Epikotil memanjang sehingga plumula keluar
menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan
kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri
(Pisum sativum).
b. Pertumbuhan Primer.
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada
ujung akar dan ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
c. Pertumbuhan Sekunder.
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan kambium yang bersifat meristematik
kembali. Ciri-ciri jaringan meristematik ini adalah mempunyai dinding yang tipis,
bervakuola kecil atau tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan selselnya belum
berspesialisasi. Ketika pertumbuhan berlangsung secara aktif, sel-sel meristem
membelah membentuk sel-sel baru. Sel-sel baru yang terbentuk itu pada awalnya
rupanya sama, tetapi setelah dewasa, sel-sel tadi berdiferensiasi menjadi jaringan
lain.
Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:
1) Jaringan meristem apex.
Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk
mewujudkan pertumbuhan primer.
2) Jaringan meristem lateral.
Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering
kita temukan adalah kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan
lateral atau menambah diameter dari bagian tumbuhan. Kambium didapatkan
pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Contoh yang lain adalah kambium
gabus yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan berkayu atau pada bagian
tumbuhan yang kena luka.
Aktivitas kambium dipengaruhi oleh keadaan suatu iklim, sehingga sel-sel
kayu yang terbentuk pada musim penghujan berukuran besar, dan sel-sel yang
terbentuk di musim kemarau berukuran kecil-kecil. (Suroso AY, dkk. 2003: 71-
72). Pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan Dicotyledoneae dan Gymnospermae.
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang
meliputi:
a) Kambium gabus (felogen).
Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus
berperan sebagai pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan
terkelupas, juga merupakan bagian dari jaringan sekunder yang disebut periderm.
b) Kambium fasis.
Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem
sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-
deret menurut arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang disebut jari-
jari empulur. Bagian xilem lebih tebal dari pada bagian floem karena kegiatan
kambium ke arah dalam lebih besar daripada kegiatan ke arah luar.
c) Kambium interfasis.
Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan
monokotil yang tidak mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan.
Tetapi pada umumnya, pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan
banyaknya dan ukuran sel. Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil yang berkayu
menyangkut kedua aktivitas tersebut, selsel baru yang kecil yang dihasilkan
kambium dan meristem apikal, kemudian sel-sel ini membesar dan
berdifferensiasi. (Kimball, 1992: 411).
d. Pertumbuhan Terminal.
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif
tumbuh. Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan.
1) Daerah pembelahan (daerah meristematik). Merupakan daerah yang paling
ujung dan merupakan tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini
mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah
diri.
2) Daerah pemanjangan. Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem.
Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga
menjadi bagian dari daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa
puluh kali dibandingkan sel-sel meristematik.
3) Daerah diferensiasi. Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah
pemanjangan. Selsel di daerah ini umumnya mempunyai dinding yang
menebal dan beberapa di antaranya mengalami diferensiasi menjadi
epidermis, korteks, dan empulur. Sel yang lain berdiferensiasi menjadi
jaringan parenkim, jaringan penunjang, dan jaringan pengangkut (xilem dan
floem).

3. Fase-Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan


a. Fase Embrionik
Yaitu pertumbuhan mulai dari zigot hingga terbentuknya embrio.
Terdiri beberapa tahap:
1) Morula
Morula yaitu pembelahan zigot membelah (mitosis) menjadi banyak blastomer.
Blastomer berkumpul membentuk seperti buah arbei.
2) Blastulasi
Blastulasi sel-sel morula membelah dan “arbei” morula membentuk rongga
(blastocoel) yang berisi air, disebut dengan blastula.
3) Gastrulasi
Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula. Pada fase
ini:
- Blastocoel mengempis atau bahkan menghilang.
- Terbentuk lubang blastopole Þ akan berkembang menjadi anus.
- Terbentuk ruang, yaitu gastrocoel (Archenteron) akan berkembang menjadi
saluran pencernaan.
- Terbentuk 3 lapisan embrionik : ektoderm, mesoderm dan endoderm.
4) Morfogenesis.
Yaitu proses pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi menjadi organ,
sistem organ dan organisme.
5) Diferensiasi dan Spesialisasi Jaringan.
Diferensiasi jaringan/lapisan embrionik akan berkembang menjadi
berbagai organ dan sistem organ. Spesialisasi setiap jaringan akan mempunyai
bentuk, struktur dan fungsinya masing-masing.
6) Imbas Embrionik.
Diferensiasi dari suatu lapisan embrionik mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh diferensiasi lapisan embrionik lain.
b. Fase Pasca Embrionik
1) Metamorfosis
Yaitu perubahan bentuk tubuh pada beberapa hewan secara bertahap dari
masa muda sampai dewasa
Contoh: serangga dan katak.
2) Regenerasi
Yaitu kemampuan untuk memperbaiki sel, jaringan atau bagian tubuh
yang rusak, hilang atau mati.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan


Tumbuhan.
a. Faktor Genetik.
Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti
berbatang tinggi atau berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen yang
baik dan didukung lingkungan yang sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan
yang baik pula.
b. Faktor Internal.
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu hormon. Hormon
tumbuhan ditemukan oleh F. W. Went pada tahun 1928. Hormon berasal dari
bahasa Yunani hormalin yang berarti penggiat. Hormon tumbuhan disebut
fitohormon. Fitohormon tersebut, yaitu:
1) Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat).
Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan
derivat-derivatnya. Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil
kecambah Avena sativa. Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung
tumbuhan). Jika terkena sinar matahari, auksin akan berubah menjadi senyawa
yang menghambat pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan
membelok ke arah datangnya cahaya, karena bagian yang tidak terkena cahaya
pertumbuhannya lebih cepat daripada bagian yang terkena cahaya.
Fungsi auksin, yaitu:
a) Merangsang perpanjangan sel.
b) Merangsang pembentukan bunga dan buah.
c) Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
d) Mempengaruhi pembengkokan batang.
e) Merangsang pembentukan akar lateral.
f) Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
2) Gibberellin.
Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur
Gibberella fujikuroii yang parasit pada tumbuhan padi. Ditemukan oleh
Kuroshawa pada tahun 1926.
Fungsi gibberellin, yaitu:
a) Merangsang pembelahan sel kambium.
b) Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
c) Merangsang pembentukan buah tanpa biji.
d) Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran
raksasa. (Dwidjoseputro, 1992: 197)
3) Sitokinin.
Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama
lain. Fungsi sitokinin yaitu:
a) Merangsang proses pembelahan sel.
b) Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
c) Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
d) Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan. seperti
suhu rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
e) Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat
kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).
4) Gas Etilen.
Gas etilen merupakan hormon tumbuh yang dalam keadaan normal
berbentuk gas. Fungsi gas etilen, yaitu:
a) Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan
kentang.
b) Mendukung pematangan buah.
c) Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
d) Mendukung proses pembungaan.
e) Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat
menstimulasi pemanjangan batang.
f) Menstimulasi perkecambahan.
g) Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
5) Asam Absisat (ABA).
Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat
pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan
pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama. Fungsi asam absisat, yaitu:
a) Menghambat perkecambahan biji.
b) Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c) Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d) Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.
6) Kalin
Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ.
Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:
a) Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
b) Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
c) Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
d) Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.
7) Asam Traumalin.
Bila tumbuhan terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali.
Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi
karena adanya asam traumalin (asam traumalat).
c. Faktor Lingkungan (Eksternal)
Faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan tumbuhan, meliputi:
1) Nutrisi.
Nutrisi yang diperlukan tumbuhan bukan hanya CO2 dan H2O tetapi juga
elemen-elemen (unsur-unsur) yang lainnya
2) Air.
Fungsi air antara lain:
a) Untuk fotosintesis.
b) Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim.
c) Membantu proses perkecambahan biji.
d) Menjaga (mempertahankan kelembapan).
e) Untuk transpirasi.
f) Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel.
g) Menghilangkan asam absisi.
3) Cahaya.
Setiap tumbuhan memerlukan cahaya untuk pertumbuhan, karena cahaya
sangat berperan dalam fotosintesis dan fotomorfogenesis. Biji tumbuhan yang
berkecambah dan tumbuh di tempat yang gelap/tidak ada cahaya ternyata
tumbuhnya tidak normal dengan ciri tumbuhnya sangat cepat, perawakan
tumbuhan tampak tinggi dan ramping, batangya lemah dan batang tidak berwarna
hijau tetapi pucat. Gejala ini disebut etiolasi. Panjang penyinaran mempunyai
pengaruh yang spesifik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Panjang periode cahaya harian disebut fotoperiode, sedangkan reaksi tumbuhan
terhadap fotoperiode yang berbeda panjangnya disebut fotoperiodisme.
Berdasarkan persyaratan panjang hari untuk pembungaan, sebagian besar
tumbuhan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:
a) Tumbuhan berhari pendek (short day plant).
Berbunga jika panjang hari kurang dari periode kritis tertentu, misalnya
kastuba (Euphorbia pulcherima), ubi jalar (Ipomoea batatas), nanas (Ananas
commosus), dan padi (Oryza sativa). Panjang hari harus kurang dari 11 hingga
15 jam agar pembungaan terjadi.
b) Tumbuhan hari panjang (long day plant).
Berbunga jika panjang hari lebih dari periode kritis tertentu, misalnya
tanaman jarak (Rhicinus communis) dan kentang (Solanum tuberosum). Panjang
hari harus lebih dari 12 hingga 14 jam agar pembungaan terjadi. c. Tumbuhan
hari netral (day-neutral plant). Berbunga tidak tergantung pada panjang hari,
dapat menghasilkan bunga kapan saja dalam setahun, misalnya jagung (Zea
mays).
4) Suhu atau Temperatur.
Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling baik
untuk pertumbuhan. Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana
tumbuhan masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan
suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh.
5) Kelembapan.
Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena
transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Bila
kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan
lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel
sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah
besar.
6) Oksigen.
Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat respirasi) agar
menghasilkan energi yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Hewan.
a. Faktor internal.
Faktor dari dalam tubuh adalah gen dan hormon. Gen merupakan faktor
penting dalam pertumbuhan, karena gen adalah penentu pola dasar pertumbuhan
yang meliputi bentuk tulang, otot, warna kulit, dan ciri-ciri lainnya, sehingga
tinggi dan besar tubuh sangat erat hubungannya. Sedangkan hormon merupakan
getah (secret) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang memiliki peran antara
lain mendorong pertumbuhan. Hormon yang mempunyai pengaruh utama pada
pertumbuhan hewan adalah hormon pertumbuhan (somatotrof) yang dihasilkan
oleh kelenjar pituitari.
b. Faktor eksternal
Tidak seperti pada tumbuhan, hewan dan manusia tidak dapat membuat
makanannya dari dalam tubuhnya sendiri. Manusia membutuhkan nutrisi yang
berasal dari tumbuhan dan hewan lain. Pasokan nutrisi yang seimbang akan
mempengaruhi pertumbuhan manusia dan hewan.
Selain nutrisi, peranan lingkungan dalam pertumbuhan  dan perkembangan
hewan sangat besar. Kondisi lingkungan itu antara lain adanya predator,
persaingan makanan, adanya bahan-bahan beracun, adanya parasit dan patogen,
serta perubahan suhu lingkungan.
Perubahan suhu lingkungan, pada beberapa hewan dapat mempengaruhi
mekanisme reproduksinya, seperti pada penyu dan buaya. Pada suhu yang lebih
hangat akan menetas penyu betina dan pada suhu yang lebih dingin akan menetas
anak penyu jantan. Beberapa jenis hewan amfibi pada musim dingin akan
melakukan hibernasi dan beberapa jenis hewan akan menyembunyikan dirinya di
dalam lubang lumpur, misalnya kepiting sawah dan siput.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Manusia.
a. Faktor Internal
1) Gen
Gen merupakan faktor paling dominan yang bisa mempengaruhi tumbuh
dan kembang manusia. Gen adalah sifat yang diturunkan dari induknya. Gen
sangat dominan dalam menentukan ciri dan juga sifat manusia. Contoh yang
diturunkan dari gen adalah bentuk tubuh manuia, tinggi tubuh manusia, warna
kulit manusia, bentuk hidung, wajah, alis, mata dan masih banyak lagi lainnya.
Gen juga berpengaruh terhadap sistem metabolisme manusia sehingga gen
tersebut bisa berpengaruh terhadap tumbuh dan kembangnya.
2) Hormon
Hormon merupakan faktor yang bisa mempengaruhi tumbuh dan kembang
manusia. Anak remaja merupakan anak yang sedang dalam fase pertumbuhan dan
perkembangan dikarenakan hormon akan lebih matang di fase ini. Anak remaja
yang sudah mendapatkan menstruasi atau mimpi basah hormonnya akan
mengalami kematangan sehingga tidak jarang pada anak remaja yang telah
mendapatkan menstruasi maupun mimpi basah dia akan memiliki berbagai macam
perubahan bentuk tubuh dimana perubahan tersebut termasuk dalam pertumbuhan
dan perkembangan manusia.
Berikut ini adalah pertumbuhan dan perkembangan manusia di saat
remaja:
 Pada wanita hormon yang matang akan menyebabkan wanita mengalami
pembesaran payudara, pinggang semakin terbentuk, tubuh semakin tinggi dan
juga suara akan menjadi halus. Hormon itu juga membuat wanita sudah mulai
menyukai lawan jenisnya. (baca : fungsi hormon LH dan FSH pada wanita)
 Perubahan yang bisa terjadi pada pria yang menginjak remaja adalah
timbulnya jakun di leher, mulai tumbuh kumis dan juga jenggot, mulai
tumbuh bulu ketiak dan juga bulu kemaluan, dada semakin bidang dan juga
suara pria akan terasa lebih berat. Tidak hanya pada wanita, hormon yang
matang itu juga membuat pria sudah mulai menyukai lawan jenisnya.
Sehingga banyak anak remaja yang sudah berani untuk pacaran.
3) Ras
Ras juga menjadi penentu pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia.
Hal itu dikarenakan manusia akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan rasnya
masing-masing. Contohnya adalah ras Asia akan memiliki postur tubuh yang
lebih pendek dibandingkan dengan ras Amerika. Selain itu kulit ras Asia
cenderung lebih gelap jika dibandingkan dengan kulit ras Amerika. Warna rambut
ras Asia cenderung hitam dan gelap namun warna rambut untuk ras Amerika
banyak yang memiliki rambut yang pirang.
4) Umur
Tidak selamanya manusia berada di dalam fase pertumbuhan dan
perkembangan. Ada masanya tumbuh kembangnya berhenti. Yang menghentikan
tumbuh dan kembang manusia adalah umur. Saat menjadi dewasa, manusia sudah
tidak termasuk dalam fase tumbuh dan kembang lagi. Tumbuh dan kembang
manusia akan dimulai dari dalam rahim sampai dengan dia berumur 20 tahun.
Saat itu pertumbuhan dan perkembangan akan terasa lebih cepat dibandingkan
dengan saat sesudah itu.
5) Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga merupakan faktor penentu pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Contohnya saja adalah sebagai berikut ini:
 Saat masih bayi dan anak-anak, masa pertumbuhan anak wanita lebih cepat
dibandingkan dengan anak laki-laki sehingga tidak heran jika anak wanita
akan lebih cepat berbicara dan berjalan dibandingkan dengan anak laki-laki.
 Saat masa pubertas, keadaannya akan terbalik dimana pertumbuhan dan
perkembangan anak laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan anak wanita.
Tidak jarang, laki-laki yang seumuran dengan anak wanita memiliki gestur
tubuh lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut merupakan salah
satu tanda bahwa saat pubertas tumbuh dan kembang anak laki-laki lebih
cepat.
b. Faktor Eksternal
1) Gizi
Salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan manusia adalah faktor gizi. Tidak semua manusia memiliki gizi
yang sama. Saat dalam masa pertumbuhan ada baiknya manusia mencukupi
asupan gizinya dengan baik. Gizi juga bisa mempengaruhi tumbuh dan kembang
manusia. Gizi yang baik untuk manusia adalah makanan yang 4 sehat dan 5
sempurna. Berikut ini adalah makanan 4 sehat 5 sempurna yang perlu diketahui :
 Karbohidrat. Dalam masa pertumbuhan manusia membutuhkan karbohidrat
untuk membuat tubuhnya lebih berenergi. Jika memiliki energi yang lebih,
manusia tersebut bisa melakukan berbagai macam kegiatan penunjang untuk
tumbuh dan kembangnya.
 Protein. Makanan sumber protein seperti tahu, telur, ikan dan tempe bisa
djadikan sebagai lauk-pauk yang kaya protein. Protein itu berfungsi sebagai
zat pembangun sel yang rusak.
 Vitamin. Vitamin ini banyak ditemukan dalam makanan yang kaya akan
serat. Vitamin inilah yang bisa membuat tubuh manusia menjadi tumbuh dan
juga berkembang. Vitamin ini bisa ditemukan pada bayam, brokoli dan
sayuran-sayuran lainnya.
 Mineral. Selain mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin, manusia
juga diwajibkan utnuk mengkonsumi makanan yang mengandung mineral.
Mineral berfungsi untuk menjaga cairan di dalam tubuh manusia. Mineral ini
bisa ditemukan di buah-buahan yang kaya akan serat.
 Susu. Untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia salah satu faktor
yang bisa mempercepat pertumbuhan dan perkembangan manusia itu adalah
susu. Susu kaya akan kalsium. Susu yang kaya akan kalsium itu bisa
membuat tulang semakin bertambah tinggi dan menjaga kepadatan tulang.
Sehingga tidak heran jika manusia yang mengkonsumsi susu postur tubuhnya
akan lebih tinggi dibandingkan manusia yang tidak mengkonsumsi susu.
2) Penyakit
Penyakit yang bisa menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
manusia terganggu baik masih di dalam kandungan maupun saat sudah berada di
luar adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
3) Infeksi
Infeksi juga menjadi faktor eksternal yang bisa mengganggu pada
pertumbuhan dan pekembangan manusia. Infeksi itu misalnya saja adalah PMS
atau penyakit menular seksual. Infeksi itu bisa menyebabkan proses
reproduksi seseorang mengalami keguguran, cacat janin dan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada di dalam kandungan. Hal itu
dikarenakan virus HPV penyebab infeksi bisa masuk ke dalam plasenta sehingga
janin bisa terinfeksi oleh virus tersebut.
4) Pekerjaan
Pekerjaan juga menjadi faktor eksternal yang bisa menyebabkan tumbuh
dan kembang manusia menjadi terganggu. Bisa kita lihat kuli panggul yang
memanggul barangnya di leher, kepala atau punggung, mereka lama-kelamaan
akan memiliki tubuh yang pendek dan perkembangan yang tidak maksimal. Hal
itu dikarenakan membawa barang yang berat dan membebani tubuh bisa membuat
tubuh menjadi bungkuk. Sehingga tubuh bungkuk itu membuat pertumbuhan dan
perkembangan menjadi terganggu.
5) Sanitasi lingkungan
Anak-anak yang tinggal di lingkungan yang tercemar bisa membuat anak
tersebut rentan untuk terhambat tumbuh dan kembangnya. Hal itu dikarenakan
zat-zat berbahaya yang ada pada lingkungan yang tercemar itu bisa masuk
kedalam tubuh anak dan mempengaruhi organ-organnya.
6) Perasaan Manusia
Manusia yang hidup dalam kondisi perasaan yang tertekan akan terhambat
tumbuh dan kembangnya. Selain itu manusia yang selalu dalam perasaan tertekan
akan menyebabkan kesehatan menjadi terganggu dan akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan manusia melalui fase pertumbuhan.
7) Stimulasi Yang Baik
Stimulasi yang baik bermanfaat dalam tumbuh dan kembang anak.
Misalnya saja adalah anak yang di dalam kandungan selalu diberikan stimultan
berupa suara saat berada di luar kandungan dia akan udah mendengarkan kata-
kata orang lain dan dia akan cepat untuk berbicara. Stimulasi yang dilakukan saat
berada di luar kandungan bisa dengan melakukan sosialisasi sambil bermain atau
memgang mainan. Libatkan anak dalam permainan yang menyenangkan serta
latihlah kemandirian anak menggunaan permainan kemandirian.
8) Kondisi Sosial Ekonomi
Faktor terakhir yang berpengaruh terhadap tumbuh dan kembang manusia
adalah kondisi sosial ekonomi serta kebutuhan makhluk hidup. Anak orang kaya
akan memiliki kondisi sosial ekonomi yang bagus sehingga gizi anak tersebut
cenderung terpenuhi. Sedangkan anak orang miskin untuk memenuhi gizi sangat
sulit sebab rezeki yang dimiliki hanya sanggup untuk makan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai