Anda di halaman 1dari 8

Volume 4 No.

1, Juli 2003 (11 ± 18)

Identifikasi Kecelakaan Kerja Pada Industri Konstruksi


Di Kalimantan Selatan

Retna Hapsari1

Abstrak - Peranan jasa konstruksi dimasa sekarang dan nanti akan semakin terasa kebutuhannya oleh
semua pihak, sebagai Unsur produksi yang melaksanakan proses konstruksi untuk menghasilkan suatu
bangunan. Terkait dengan keselamatan kerja jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang
mempunyai resiko kecelakaan kerja yang tinggi, sehingga diperlukan langkah-langkah perbaikan menuju
keselamatan yang terbaik. Selain peraturan dan perundang-undangan juga diperlukan penelitian tentang
kecelakaan kerja yang meliputi jenis, penyebab dan sebagainya.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kecelakaan kerja yang terjadi pada
pelaksanaan proyek konstruksi gedung di Kalimantan Selatan. Gambaran ini didasarkan pada identifikasi
kecelakaan kerja yang didasarkan pada keterangan cedera, ragam kecelakaan, sumber cedera, kondisi dan
tindakan berbahaya, akibat dan lokasi kejadian, waktu kejadian dan usia pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja. Dari penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pemerintah dan kontraktor.
Penelitian ini didasarkan pada data yang diperoleh dari survey dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
dengan metode contoh acak sederhana (simple random sample), dimana responden adalah kontraktor
kelas A yang berdomisili di Kalimantan Selatan, serta PT. JAMSOSTEK yang berkenaan dengan
pengajuan klaim asuransi kecelakaan kerja oleh kontraktor.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, anggota tubuh yang sering mengalami cedera ialah tangan dan
kepala, jenis kecelakaan yang sering terjadi ialah terbentur dan terpukul, sumber cedera yang terbanyak
ialah perkakas kerja tangan dan peralatan lain seperti tangga, perancah. Kondisi berbahaya yang banyak
menyebabkan kecelakaan ialah pengaturan, prosedur yang tidak aman dan pakaian perlengkapan tidak
aman. Sedangkan tindakan berbahaya oleh pekerja yang banyak menyebabkan kecelakaan ialah
melalaikan penggunaan alat pelindung dan tidak serius dalam bekerja. Akibat kecelakaan bagi pekerja
menyebabkan cedera, dan lokasi kejadian kecelakaan sering terjadi di dalam lokasi proyek. Waktu yang
rawan terjadi kecelakaan pada waktu siang hari yaitu pada pukul 12.00 ± 18.00, usia pekerja yang sering
mengalami kecelakaan kerja ialah 31 tahun ± 35 tahun.

Keywords - kecelakaan kerja, kondisi berbahaya, tindakan berbahaya

PENDAHULUAN (silalahi, 1995). Tingkat keparahan yang diindikasi


Latar Belakang kan dari akibat yang dialami pekerja dibandingkan
pada masing-masing sektor usaha lainnya, diperoleh
Peranan jasa konstruksi dimana sekarang dan nanti gambaran bahwa dari tahun 1985 sampai tahun
akan semakin terasa kebutuhannya oleh semua 1998, sektor bangunan menempati urutan ketiga dari
pihak, oleh karena itu keberadaan jasa konstruksi 33 sektor usaha lainnya yang paling banyak
dalam dunia usaha menjadi semakin penting sebagai berakibat korban meninggal dan cacat total.
unsur produksi yang melaksanakan proses Sebanyak 368 orang yang cacat total dan 1135 orang
konstruksi untuk menghasilkan suatu bangunan. meninggal dari 52.472 kasus kecelakaan kerja sektor
Dalam kaitannya dengan keselamatan kerja, jasa usaha bangunan. (Odang M.Abas, 1999)
konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang
mempunyai resiko kecelakaan kerja yang tinggi
1
Staff pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin

11
12 INFO TEKNIK, Volume 4 No. 1, Juli 2003

Semua pekerjaan konstruksi tersebut dilaksanakan Tujuan Penelitian


oleh tenaga kerja konstruksi mulai dari tenaga ahli Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
dan manajer, sampai tenaga trampil dan tenaga kecelakaan kerja berdasarkan pada:
kasar. x keterangan cedera
Kehilangan tenaga kerja akan mempengaruhi x corak cedera
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, ini berarti akan x sumber cedera
merugikan semua pihak yang berkepentingan
x penyebeb cedera (kondisi dan tindakan
dengan proyek yaitu pemberi kerja, kontraktor, dan
berbahaya)
tenaga kerja beserta keluarganya. Kecelakaan selain
x usia korban
menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga
merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung. x Akibat kecelakaan
Sebab itu diperlukan langkah-langkah perbaikan x Waktu
menuju arah keselamatan kerja yang baik. Selain x Lokasi kejadian
peraturan dan perundang-undangan tentang Pada pelaksanaan proyek konstruksi bangunan
keselamatan kerja, penelitian tentang keselamatan gedung di Kalimantan Selatan
kerja merupakan suatu upaya untuk meningkatkan
keselamatan kerja dan meminimalkan kecelakaan Manfaat Penelitian
kerja, penelitian tersebut ditujukan untuk Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi
mengetahui jenis kecelakaan kerja, penyebab pemerintah dan kontraktor dalam rangka program
kecelakaan dan lain sebagainya. Sehingga perencanan keselamatan kerja dan upaya dalam
diharapkan menjadi tolak ukur bagi perencanaan meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja pada
program keselamatan kerja selanjutnya. pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung.

Pembatasan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini cukup luas, KAJIAN TEORITIS
sehingga apabila diungkapkan secara keseluruhan
Pengertian Kecelakaan Kerja
tentang kecelakaan kerja akan cukup banyak.
Ketelitian, kecermatan, waktu dan biaya diperlukan Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi
untuk kesempurnaan penelitian tersebut. berhubung dengan hubungan kerja. Hubungan kerja
Memperhatikan hal tersebut diatas maka untuk disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi
kegiatan penelitian ini diadakan pembatasan masalah dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu
sebagai berikut : PHODNVDQDNDQ SHNHUMDDQ 6XPD¶PXU
1. Identifikasi kecelakaan kerja didasarkan pada Sedangkan yang dimaksud dengan kecelakaan
lima bagian penting yaitu keterangan cedera, adalah kejadian yang tak terduga dan tidak
corak kecelakan, sumber cedera, kondisi dan diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang
tindakan berbahaya, berdasarkan standard yang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-
ditetapkan ILO, dan factor-faktor lain berupa lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan,
usia korban akibat kecelakaan, waktu dan lokasi oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian
kejadian. Penelitian ini hanya didasarkan pada material, materi lain yang paling ringan sampai
data-data yang diperoleh dari : NHSDGD \DQJ SDOLQJ EHUDW 6XPD¶PXU 'DQ
x Pengisian kuesioner kontraktor klasifikasi A Meister (1987) mendefinisikan kecelakaan sebagai
sebanyak 30 buah kontraktor yang suatu kejadian yang tak terduga yang mengakibatkan
berdomisili di Kalimantan Selatan, tanpa gangguan pada system dan individual yang
meninjau langsung proyeknya di lapangan. mempengaruhi kesempurnaan penyelesaian tujuan
x PT Jamsostek, berkenaan dengan klaim system atau pekerjaan individu. (Andreas, 2000)
asuransi kecelakaan kerja dan pada tahun Berdasarkan UU No. 3 tahun 1992 tentang
2000 sebanyak 5 kasus kecelakaan kerja. JAMSOSTEK, yang termasuk sebagai kecelakaan
2. Yang dimaksud dengan Industri konstruksi ialah :
dalam penelitian ini adalah segala kegiatan 1. Pada waktu kerja yaitu :
proyek konstruksi khususnya pekerjaan fisik x Kecelakaan yang terjadi pada jalan yang
bangunan gedung. Sedangkan yang dimaksud biasa dilalui dan menurut pendapat umum
kecelakaan kerja pada penelitian ini adalah adalah jalan terdekat dan wajar untuk dapat
kecelakaan yang berhubung dengan hubungan sampai dengan cepat dalam perjalanan dari
kerja. rumah ketempat kerja atau sebaliknya.
x Kecelakaan yang terjadi pada waktu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab
Retna Hapsari, Identifikasi Kecelakaan Kerja« 13

sehari-hari baik dilokasi kerja maupun di Ada perusahaan-perusahaan yang tidak melaporkan
luar tempat kerja selama waktu kerja. kecelakaan pada pihak yang berwenang, oleh karena
x Kecelakaan yang terjadi pada waktu ketidak tahuannya, terlupakan, dan alas an birokrasi
melaksanakan pekerjaan atau tugas di luar serta prosedur yang harus dijalankan. Dan tak jarang
kota (di luar domisili perusahaan). kecelakaan dan konpensasi diselesaikan oleh pihak
Termasuk juga kecelakaan yang terjadi perusahaan dan buruh secara diam-diam.
selama perjalanan menuju tempat tugas dan Heinrich, H.W dalam bukunya yang berjudul
kembali dari luar kota (luar negeri). Industrial Accident Prevention memberikan contoh-
x Kecelakaan yang terjadi di luar jam kerja contoh pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
seperti pada waktu jam istirahat kerja dan dalam pengumpulan data penyelidikan kecelakaan
selama menjalankan tugas/ perintah untuk kerja (Andreas, 2000):
kepentingan pemberi kerja, juga pada waktu 1. Bagaimana kecelakaan itu terjadi ?
melakukan kerja lembur. 2. Mesin, peralatan, zat, materi, atau benda lain apa
2. Diluar waktu kerja, yaitu yang terkait secara langsung dengan kecelakaan
x Kecelakaan yang terjadi pada waktu itu ?
melaksanakan kegiatan olah raga yang ada 3. Jika ada mesin dan kendaraan yang terlibat
kaitannya pada waktu dengan perusahaan dalam peristiwa kecelakaan itu, pada bagian apa
pemberi tugas. dari mesin atau kendaraan tersebut yang
x Kecelakaan yang terjadi pada waktu mengakibatkan atau terlibat dalam peristiwa
mengikuti penelitian atas dasar tugas dari kecelakaan itu ?
perusahaan. 4. Pada keadaan apa sehingga mesin, peralatan,
x Kecelakaan yang terjadi di perkemahan zat, materi, atau benda lain yang terkait dengan
kerja (base camp) baik diluar jam kerja kecelakaan itu, mengakibatkan kondisi tidak
maupun pada waktu kerja, walaupun pekerja aman ?
sedang bebas dari setiap urusan pekerjaan. 5. Apakah fasilitas pengamanan pada mesin atau
alat atau pengaman lain yang diperlukan
Statistik Kecelakaan Dan Pengumpulan Data terlengkapi ?
Kecelakaan 6. Apakah korban menggunakan fasilitas
pengaman yang tersedia tersebut ketika terjadi
Dalam rangka pencegahan kecelakaan, statistik
kecelakaan ?
harus memberi keterangan lengkap tentang sebab,
7. Tindakan tidak aman apa yang dilakukan baik
jenis kecelakaan serta factor-faktor lain yang
oleh korban kecelakaan atau orang lain yang
mempengaruhi resiko kecelakaan.
mengakibatkan terjadinya kecelakaan itu ?
Pokok-pokok pikiran dibawah ini sangat perlu
8. Mengapa orang itu (pada No. 7) melakukan
untuk memenuhi sifat perbandingan yang
tindakan tidak aman tersebut ?
diharapkan bagi statistic yang maksudnya adalah
9. Bagaimana seharusnya mencegah kejadian
SHQFHJDKDQ NHFHODNDDQ 6DPD¶PXU
kecelakaan seperti ini? Berisi antara lain :
1. Statistik kecelakaan harus disusun atas dasar
Solusi pencegahan agar kecelakaan yang sama
definisi yang seragam mengenai kecelakaan-
tidak terulang dikemudian hari.
kecelakaan dalam industri. Frekuensi dan
10. Apa yang sudah dilakukan untuk mencegah
beratnya kecelakaan harus dikumpul atas dasar
terjadinya kecelakaan seperti ini ?
cara-cara seragam
2. Klasifikasi industri dan pekerjaan untuk
Akibat Kecelakaan
keperluan statistic kecelakaan harus selalu
seragam Akibat kecelakaan kerja yang terjadi pada korban
3. Klasifikasi kecelakaan menurut keadaan- dapat digolongkan dalam beberapa kategori :
keadaan terjadinya, sifat dan letak luka atau 1. Kematian, yaitu kecelakaan-kecelakaan yang
kelainan harus seragam menyebabkan kematian
2. Cacat, yaitu keadaan hilang atau berkurangnya
Pengumpulan statistic atas dasar klasifikasi fungsi anggota badan yang secara langsung atau
Organisasi Buruh Internasional (ILO) sangat tidak langsung mengakibatkan hilangnya atau
EHUJXQD EDJL SHQFHJDKDQ NHFHODNDDQ 6XPD¶PXU berkurangnya kemampuan untuk menjalankan
P.K, 1989). Selain itu masih dapat ditambahkan pekerjaan.
seperti usia korban, waktu kecelakaan, akibat dan 3. Cidera ringan, yaitu keadaan yang
lokasi kejadian. mengakibatkan pekerja tidak mampu bekerja
Tidaklah mungkin untuk memperoleh statistik untuk sementara waktu dan pekerja tersebut
kecelakaan yang memenuhi seratus persen ketelitian. akan sembuh kembali seperti sediakala.
14 INFO TEKNIK, Volume 4 No. 1, Juli 2003

x Akibat arus listrik


Heinrich, H.W dalam bukunya yang berjudul x Lain-lain luka
³,QGXVWULDO $FFLGHQW 3UHYHQWLRQ´ PHQ\DWDNDQ EDhwa 4. Klasifikasi menurut letak luka pada bagian
dari data penelitian terhadap 330 kejadian (Silalahi, 1995):
kecelakaan yang sejenis dan pada orang yang sama, x Kepala
dengan menimbulkan korban luka baik ringan x Leher
maupun luka berat, terjadi 300 kecelakaan tanpa x Badan
korban luka, 29 kecelakaan luka ringan dan 1 x Tangan
kecelakaan dengan luka berat. Teori ini disebut x Tungkai
Rasio 300-29-1. (Andreas, 2000)
x Aneka lokasi
Tentu saja hal ini hanya berupa perkiraan rata-rata
saja. Ada kemungkinan ketika pekerja mengalami x Luka-luka lainnya
kecelakaan pertamanya, bisa saja langsung berakibat
Dari klasifikasi diatas dapat disimpulkan bahwa
cedera berat, atau mungkin setelah mengalami
kecelakaan kerja jarang disebabkan oleh satu factor
beberapa kecelakaan tidak mengalami apapun.
melainkan berbagai factor sekaligus. Yang penting
dicatat adalah interaksi berbagai unsure yang terlibat
Klasifikasi Kecelakaan akibat Kerja
dalam kecelakaan itu sendiri. Penggolongan menurut
Terlalu banyaknya jenis kecelakaan yang terjadi jenis menunjukan peristiwa yang langsung
akan menyulitkan pengembangan metode klasifikasi mengakibatkan kecelakaan, dan menyatakan
dan pencatatan yang jelas akan dapat memberikan bagaimana suatu benda atau zat sebagai penyebab
informasi yang penting bagi pencegahan kecelakaan kecelakaan, sehingga sering dipandang sebagai
kerja. kunci bagi penyelidikan kecelakaan lebih lanjut
Tahun 1952, ILO menyelenggarakan konferensi 6XPD¶PXU
Ahli Statistik Internasional Ke-10, untuk
mengklasifikasikan kecelakaan akibat kerja, Penyebab Kecelakaan
klasifikasi tsb sebagai berikut (Silalahi, 1995):
Kecelakaan ada sebabnya. Cara penggolongan
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
sebab-sebab kecelakaan di berbagai negara tidak
x Terjatuh
sama. Namun ada kesamaan umum yaitu kecelakaan
x Tertimpa benda jatuh GLVHEDENDQ ROHK GXD JRORQJDQ SHQ\HEDE 6XPD¶PXU
x Tersentuh / terpukul benda yang tidak 1989):
bergerak 1. Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi
x Terjepit di antara dua benda keselamatan (unsufe act)
x Gerakan yang dipaksakan 2. Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman
x Tersengat arus listrik (unsafe condition)
x Lain-lain yang tidak termasuk klasifikasi Hal diatas berkaitan dengan dua macam perilaku
tersebut yang harus dikembangkan dalam manajemen
2. Klasifikasi Menurut Benda (Silalahi, 1995):
x Mesin x Perilaku unsur tekno-struktural
x Alat Pengangkut dan Sarana Angkutan x Perilaku unsure sosio-prosesual
x Perlengkapan lainnya (perkakas kerja,
instalasi listrik, dll) Unsur-unsur yang tergolong dalam tekno structural
x Material bahan dan radiasi misalnya lokasi, bangunan dan perlengkapannya
x Lingkungan Kerja (di dalam dan di luar (pengendalian udara dan suhu, penerangan,
lokasi proyek) pengendalian kebisingan dan getaran, perlengkapan
x Lain-lain penunjang dan perlengkapan keselamatan kerja, dll)
x Hewan Unsur-unsur yang tergolong sosio-prosesual antara
x Lain-lain yang termasuk klasifikasi diatas lain karyawan, rencana, kebijakan, peraturan,
3. Klasifikasi menurut sifat luka prosedur, pengupahan, jaminan social, dan
x Fraktur / retak sebagainya.
x Terkilir Kondisi yang memberikan keselamatan kerja harus
ditunjang oleh tindakan dan perilaku yang menjaga
x Gegar otak dan luka di dalamnya
keselamatan. Mengsingkronkan kedua unsur (a) dan
x Amputasi dan enuklerasi
(b) diatas merupakan pertimbangan manajemen
x Luka-luka ringan
dalam keselamatan kerja.
x Memar dan remuk
x Terbakar
Retna Hapsari, Identifikasi Kecelakaan Kerja« 15

Penyebab dari sebuah kecelakaan dapat sederhana Kepustakaan diperlukan sebagai landasan teori
maupun komplek. Kadang sebuah tindakan (unsafe yang diperlukan dalam penelitian. Kepustakaan
act) yang tidak berarti seperti mengalihkan perhatian dapat diambil dari berbagai sumber , misalnya buku-
kawan sekerja seperti berteriak memanggilnya dapat buku literature, makalah, karya tulis dan sebagainya.
mengakibatkan sebuah kecelakaan fatal. Namun Dalam penelitian ini, kepustakaan yang diperlukan
biasanya kombinasi dari tindakan dan kondisi antara lain :
berbahaya adalah penyebab terjadinya kecelakaan x Peraturan-peraturan tentang keselamatan kerja
kerja. x Buku-buku tentang keselamatan dan kesehatan
kerja
Pengelompokan Kecelakaan Kerja x Kepustakaan lain ysng berkaitan
Selanjutnya untuk kepentingan identifikasi
kecelakaan kerja data kecelakaan kerja berdasar b. Pengumpulan Data
hasil kuesioner dan Jamsostek dikelompokkan Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri
menjadi lima bagian penting berdasarkan / mengacu dari data primer yaitu data yang diambil atau
pada standard ILO. Pengelompokan data kecelakaan dikumpulkan dari obyek yang sedang diteliti, dan
kerja sebagai berikut : Keterangan cedera, sumber data sekunder yaitu data yang didapat dengan cara
cedera, corak kecelakaan, kondisi dan tindakan mengumpulkan keterangan yang sudah ada.
berbahaya.
Adapun Pengertian-pengertiannya sebagai berikut c. Analisa Data
x Keterangan cedera ialah keterangan bagian Untuk memudahkan analisa, maka data primer
tubuh yang mengalami cedera. yang berupa kuesioner dan data sekunder yang
x Sumber cedera ialah benda atau keadaan yang berupa laporan kecelakaan kerja dari Jamsostek
berhubungan langsung sebagai penyebab cedera. diklasifikasikan dan dikelompokan berdasar tujuan
x Corak kecelakaan ialah cara kontak suatu identifikasi, data primer dan data sekunder ini
kecelakaan dengan sumber cedera atau proses diklasifikasikan dan dikelompokan berdasarkan
gerakan pekerja sehingga mendapat cedera. standard ILO dan teori yang sudah ada.
x Kondisi bahaya ialah keadaan tidak aman dari Data yang sudah ada ini diklasifikasikan dan
suatu sumber cedera. dikelompokan, disusun dalam bentuk tabel yang
x Tindakan berbahaya ialah sikap atau perbuatan menggambarkan berbagai kejadian kecelakaan pada
yang menyimpang dari tata cara / prosedur yang pelaksanaan pembangunan gedung. Data ini
aman. ditabulasikan untuk mencari jumlah yang terbanyak
atau dominan terjadi.
Usia dan Waktu Kecelakaan
Statistik kecelakaan dapat dibuat menurut jam
dalam sehari dan menurut usia. Informasi demikian HASIL DAN PEMBAHASAN
sangat menarik perhatian ditinjau dari sudut faktor
manusia dalam terjadinya kecelakaan. Namun begitu Keterangan cedera
sangatlah sulit ditafsirkan secara tepat, oleh karena Dari Tabel 1 dapat diketahui bagian tubuh yang
tidak nampak dengan segera, apakah perbedaan- cedera banyak terjadi pada bagian tangan (25,53%)
perbedaan tersebut satu-satunya disebabkan oleh dan kepala (21,28%). Padahal bagi para pekerja dan
factor-faktor tersebut atau factor-faktor lainnya. tukang justru bagian tubuh ini sangat penting dalam
Akan tetapi dari kejadian demikian, kadang-kadang melakukan tugas sehari-hari.
dapat dilihat suatu urgensi tindakan yang perlu
diambil. Tabel 1. Bagian Tubuh Yang Cedera Pada Kecelakaan
kerja Konstruksi Gedung
Bagian
Data Data
Tubuh Yang Jumlah %
Kuesioner Jamsostek
METODE PENELITIAN Cedera
Kepala 9 1 10 21,38
Tahapan penelitian Mata - 1 1 2,13
Telinga - 3 3 6,38
Tahapan±tahapan dalam melaksanakan penelitian ini
Badan 7 1 8 17,02
adalah : Tangan 10 2 12 25,53
1. Studi kepustakaan Jari Tangan 2 - 2 4,26
2. Pengumpulan data Kaki 8 1 9 19,15
3. Analisa data Jari Kaki - 1 1 2,13
Hidung - 1 1 2,13
a. Studi Kepustakaan
16 INFO TEKNIK, Volume 4 No. 1, Juli 2003

Kefatalan akibat kecelakaan kerja proyek Tabel 3 menggambarkan bahwa perkakas tangan dan
konstruksi dapat ditunjikan dari bagian tubuh yang sumber cedera lain-lain merupakan sumber cedera
cedera dikaitkan dengan jenis kecelakaan atau corak yang banyak terjadi pada pelaksanaan proyek
kecelakaan dialami pekerja konstruksi kurang pembangunan gedung.
memperhatikan pengaman pelindung dirinya.
Oleh karena itu kesadaran penggunaan pengaman Penyebab Kecelakaan
pelindung diri seperti tutup kepala (helm), sarung Dua hal yang menjadi penyebab kecelakaan kerja
tangan, dan sepatu pelindung adalah tindakan yang ialah kondisi berbahaya dan tindakan berbahaya.
harus diperhatikan, serta kesadaran kontraktor atau Kondisi berbahaya dihasilkan oleh perilaku unsure
pengusaha yang bergerak do bidang konstruksi tekno- structural dan tindakan berbahaya dikasilkan
tentang pentingnya menyediakan alat-alat oleh perilaku sosio ± prosesual. Kondisi yang
keselamatan kerja dilapangan. memberikan keselamatan dan menguntungkan harus
ditunjang oleh tindakan dan perilaku yang menjaga
Corak Kecelakaan keselamatan.
Kecelakaan kerja pada proyek konstruksi Tabel 4 dan Tabel 5 menggambarkan kondisi
menunjukan bahwa terbentur dan terpukul, serta berbahaya dan tindakan berbahaya pada pelaksanaan
terjatuh dari ketinggian merupakan jenis kecelakaan bangunan gedung.
yang cukup banyak terjadi. Sebagaimana terlihat
pada Tabel 2, dapat disimpulkan berbagai corak Kondisi Berbahaya
kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi. Peristiwa kecelakaan sangat mungkin diakibatkan
berbagai factor, diantaranya kondisi berbahaya.
Tabel 2 Corak Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi Berdasarkan hasil identifikasi kondisi berbahaya
Corak Data Data yang paling banyak menimbulkan kecelakaan
Jumlah %
kecelakaan kuesioner Jamsostek (walaupum tidak selalu berdiri sendiri) adalah
Terbentur 14 2 16 39,20 sebagai berikut (lihat Tabel 4)

Terpukul 9 1 10 24,39 Tabel 4 Kondisi Berbahaya Kecelakaan Kerja Pada


Jatuh dari Proyek Konstruksi
6 3 9 21,95
ketinggian Data
Kondisi Berbahaya (%)
Tergelincir 1 1 2 4,88 Kuesioner

Penghisapan, Pengamanan yang tidak


- 3 3 7,32 6 20
penyerapan sempurna

Terjepit 1 - 1 2,44 Peralatan/bahan yang


2 6,67
tidak seharusnya

Terjatuh dari ketinggian pada pelaksanaan Pengaturan, prosedur,


11 36,67
yang tidak aman
pembangunan gedung merupakan corak kecelakaan
yang juga banyak terjadi dialami pekerja, hal ini Kecacatan, ketidak
2 6,67
dikarenakan pekerja tidak menggunakan sabuk sempurnaan
pengaman yang harus dikenakannya ketika bekerja Pakaian perlengkapan
9 30
pada ketinggian. tidak aman

Sumber Cedera
Tindakan Berbahaya
Sumber yang terbanyak menyebabkan cedera:
Tindakan berbahaya merupakan penyebab
kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian manusia,
Tabel 3. Sumber Cedera Pada Proyek Konstruksi
seperti tindakan, sikap dan perilaku atau perbuatan
Sumber Data Data
Jumlah % yang menyimpang dari prosedur.
Cedera Kuesioner Jamsostek
Tabel 5 menunjukan tindakan pekerja melalaikan
Mesin 4 2 6 15,79 penggunaan alat pelindung dan memuat,
Peralatan
7 - 7 18,42 mengangkat dengan tidak aman, merupakan bagian
angkat yang paling banyak menyebabkan kecelakaan.
Peralatan
angkut
2 - 2 5,26 Perilaku pekerja konstruksi tersebut sangat
Perkakas dipengaruhi oleh kebiasaan pekerja yang tidak
14 - 14 36,84
kerja tangan terbiasa dengan alat pelindung diri dan cara
Lain-lain 3 6 9 23,68 mengangkat beban yang salah
Retna Hapsari, Identifikasi Kecelakaan Kerja« 17

Tabel 5. Tindakan Berbahaya Kecelakaan Kerja Pada Tabel 6. Waktu Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Proyek
Proyek Konstruksi Konstruksi
Data Intensitas Kejadian
Tindakan Berbahaya (%)
Kuesioner Waktu Kecelakaan
Jml %
Melakukan pekerjaan tanpa Kejadian Data Data
3 10 kuesioner Jamsostek
wewenang
06.00 ±
Tidak serius dalam bekerja 6 20 9 4 13 34,21
12.00
12.00 ±
Memuat, mengangkat 16 4 20 52,63
6 20 18.00
dengan tidak aman 18.00 ±
3 - 3 7,89
Melalaikan penggunaan alat 00.00
8 26,67
pelindung 00.00 ±
2 - 2 5,26
Memakai peralatan yang 06.00
7 23,33 Sumber : kuesioner
tidak aman, tanpa peralatan

Akibat Dan Lokasi Kejadian Kecelakaan Kerja Sedangkan untuk umur 20 ± 25 tahun menempati
Akibat dari kecelakaan kerja pada proyek urutan kedua pekerja yang sering mengaami
konstruksi pada pekerja, bias mengakibatkan kecelakaan kerja. Karena secara garis besar usia 20 ±
meninggal, cacat dan cedera. Berdasarkan hasil 34 tahun merupakan angkatan kerja yang paling
kuesioner maka kecelakaan kerja banyak banyak. Berdasarkan BPS Propinsi Kalimantan
mengakibatkan cedera pada pekera, dan hanya Selatan, hasil sensus 1998 tercatat bahwa jumlah
sedikit yang mengatakan bahwa kecelakaan kerja angkatan kerja usia antara 20 ± 34 tahun adalah
berakibat cacat pada pekerja. Hal ini kemungkinan, sebanyak 535.023 pekerja dari 11.382.013 tatal usia
karena mereka menutupi laporan kecelakaan kerja pekerja lainnya.
agar terlihat bersih dari kasus kecelakaan yang fatal
Tabel 7. Usia Pekerja Yang Sering Terjadi Pada Proyek
(cacat, meninggal).
Konstruksi
Dari data yang didapat kejadian kecelakaan kerja di
dalam lokasi proyek lebih banyak dibandingkan di Usia
Data Data Jumlah
Korban (%)
luar lokai proyek. Hal ini disebabkan oleh besarnya kuesioner Jamsostek (orang)
(tahun)
jumlah pekerjaan yang dilakukan di dalam lokasi 20 -25 7 1 8 21,05
proyek dan sedikitnya jumlah pekerjaan yang 26 -30 7 - 7 18,42
dilakukan di luar lokasi proyek. Keadaan didalam 31 ± 35 10 2 12 15,79
lokasi proyek berlangsung secara simultan dan 36 ± 40 4 2 6 15,79
41 ± 45 1 2 3 7,89
melibatkan banyak orang. Sebaliknya kegiatan 46 ± 50 1 1 2 5,26
diluar proyek seperti pengangkutan material sangat Sumber : kuesioner
jarang terjadi kecelakaan.

Waktu Kejadian Dan Usia Korban KESIMPULAN DAN SARAN


Waktu kejadian kecelakaan kerja menunjukan
kecelakaan lebih banyak terjadi pada waktu siang Kesimpulan
hari (12.00 ± 18.00) dan menurun hingga selesainya Dari hasil analisis data yang telah dilakukan,
jam kerja (table V.6). Hal ini bukan berarti didapat kesimpulan sebagai berikut :
kecelakaan kerja pada saat lembur atau malam hari 1. Anggota bagian tubuh yang sering cedera pada
tidak ada, tetapi intensitasnya lebih kecil. pekerja ialah tangan dan kepala
Pekerjaaan pagi hingga sore hari terdiri dari 2. Jenis kecelakaan yang dominan terjadi ialah
pekerjaan simultan dan melibatkan jumlah pekerja terbentur dan terpukul.
yang banyak. Pagi hari cenderung pekerjaan segera 3. Sumber cedera yang banyak mengakibatkan
dimulai, menjelang siang cuaca dan kelelahan mulai kecelakaan ialah perkakas kerja tangan dan
terasa. Dari siang hingga sore kelelahan dan sumber cedera lain.
ketergesaan mengakhiri pekerjaan mengakibatkan 4. Kondisi berbahaya yang banyak mengakibatkan
pekerja cenderung ceroboh. kecelakaan pengaturan, prosedur tidak aman,
Pada Tabel 7, menunjukan umur pekerja yang dan pakaian, perlengkapan tidak aman.
mengalami kecelakaan kerja konstruksi, pada usia Tindakan berbahaya yang banyak dilakukan
31 ± 35 tahun merupakan usia penderita kecelakaan pekerja ialah melalaikan penggunaan alat
kerja dengan jumlah terbanyak. pelindung serta memuat, mengangkat dengan
tidak aman.
18 INFO TEKNIK, Volume 4 No. 1, Juli 2003

5. Akibat kecelakaan mengakibatkan cedera bagi 5. Untuk lebih mudah dan terperinci serta lebih
pekerja, sedangkan lokasi yang sering terjadi banyak dalam mendapatkan data diharapkan
kecelakaan kerja adalah di daam lokasi proyek. keterbukaan para kontraktor untuk memberikan
6. Waktu terjadinya kecelakaan banyak terjadi data, sehingga hasil yang didapatkan lebih
pada waktu siang hari (12.00 ± 18.00) dan usia akurat.
pekerja yang sering mengalami kecelakaan 6. Perlu penelitian lebih lanjut untuk analisa
adalah 31 tahun ± 35 tahun. identifikasi penyebab kecelakaan kerja.
7. Keterangan cedera, jenis kecelakaan dapat
terjadi lebih dari satu macam pada suatu
kejadian kecelakaan. DAFTAR PUSTAKA
8. Biasanya kombinasi dari tindakan dan kondisi
berbahaya adalah penyebab dari terjadinya Abbas, O.M (1999) Sisi Lain Jamsostek (Apa Yang
keadaan bahaya yang mengakibatkan baik Terjadi Pada Buruh), Jakarta
kondisi hamper celaka ataupun sebuah
kecelakaan kerja Anonim (1999) Modul Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pada Bidang Konstruksi, TIM
Saran Pengelola DPKK Sektor PU/Konstruksi,
Jakarta.
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat
diberikan saran sebagai pertimbangan dalam Anonim (1994) Jamsostek UU No. 3 tahun 1992, Sinar
meminimalkan dan mencegah terjadinya kecelakan Grafika, Jakarta
kerja :
1. Diperlukan system pencatatan dan pelaporan Anonim (1999) Kumpulan Peraturan Pemerintah
kecelakaan kerja yang baik, laporan dan catatan Mengenai Jamsostek, PT. Jamsostek,
kerja yang jelas dan lengkap akan sangat Jakarta
membantu proses analisa pencegahan
kecelakaan kerja agar tidak terulang Silalahi, B.N.B, dan Silalahi, R.B. (1995) Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, PT.
2. Diharapkan manajemen keselamatan kerja Pustaka Banaman Pressindo Dan Lembaga
kontraktor memperhatikan ketersediaan alat PPM, Jakarta.
pelindung diri di lapangan.
3. Pengawasan yang ketat serta memperkerjakan 6XPD¶PXU 3. Keselamatan Kerja Dan
pekerja sesuai dengan keahlian dan Pencegahan Kecelakaan Kerja, CV. Haji
kemampuannya, dan juga perlu motivasi yang Masagung, Jakarta.
membuat para pekerja lebih serius dalam
bekerja.
4. Untuk penelitian berikutnya agar pengambilan
sample data lebih banyak dan bervariasi, yang
tidak hanya melibatkan kontraktor kelas A
melainkan kelas B dan C, sehingga diharapkan
hasilnya lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai