Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KABUPATEN KARANGANYAR
sudah dianggap sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya kerawanan sosial
Salah satu Tujuan didirikannya negara ini adalah seperti yang diamanatkan
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf
hidup rakyat sehingga terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan. Usaha yang
pendapatan nasional. Oleh karena itu, agar pembangunan dapat menjadi lebih
terarah dan lancar maka usaha ini harus dibarengi dengan segala daya untuk
ini merupakan suatu usaha jangka panjang yang memerlukan data penunjang
Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani. Oleh kerena itu wajar apabila dalam beberapa Pelita, sektor pertanian selalu
1
mendapatkan prioritas utama. Di Indonesia, sektor pertanian dalam arti luas dibagi menjadi
lima sektor, yaitu; subsektor tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan
subsektor tersebut, serta peningkatan pendapatan petani, pekebun, peternak, dan nelayan.
kebijaksanaan yang sudah populer sejak awal tahun 60-an. Dimana mulai 1 April
sektor ini ditinjau dari berbagai segi memegang peranan yang dominan dalam
pada jangka panjang. Akan tetapi kenaikan pendapatan perkapita suatu negara
belum berarti kalau pendapatan masyarakat di semua daerah juga ikut mengalami
nasional saja, tetapi secara regional atau antar wilayah berlangsung pula
pendapatan antar wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, maupun dalam hal
masing daerah. Dalam rangka memanfaatkan potensi sumber daya yang terdapat
di daerah, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, teknologi dan
dengan adanya kombinasi dari beberapa input tersebut akan dihasilkan barang
dan jasa yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan bangsa.
menciptakan suatu nilai tambah, baik bagi daerah itu maupun bagi daerah lain.
nasional saat ini berasaskan pemerataan manfaat. Oleh karena itu berbagai usaha
satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
yang tinggi sering tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan
produksi pangan. Akibatnya, tekanan penduduk akan melebihi daya dukung lahan
dalam mencukupi kebutuhan akan pangan. Yang dimaksud daya dukung lahan
hidup lainnya. Konsep daya dukung disini adalah batas teratas dari pertumbuhan
populasi, dimana jumlah populasi sudah tidak dapat didukung lagi oleh sarana,
sumber daya dan lingkungan yang ada. Apabila lahan terus diolah dan dikuras
untuk memenuhi kebutuhan hidup, akibatnya lingkungan hidup semakin rusak dan
timbal balik ini, maka sifat, krakter, wajah dan ciri-ciri manusia Indonesia yang
ketimpangan kegiatan atau proses pembangunan itu sendiri. Bukan pula semata–
mata berupa ketimpangan spasial atau antar daerah, antar daerah perdesaan
diantara sektor dalam satu wilayah. Untuk mengetahui perubahan dan pergeseran
basis, dimana akan ada sektor yang berfluktuasi menjadi sektor basis dan non
sektor yang lebih luas. Apabila komponen pertumbuhan proporsional suatu sektor
pengaruh yang positif kepada perekonomian yang lebih luas, dan hal ini berlaku
sebaliknya. Untuk komponen pertumbuhan daya saing wilayah jika nilainya untuk
suatu sektor positif, maka keunggulan komparatif dari sektor tersebut meningkat
yang ada di daerah. Dan pada tahun 1980 dibentuk pula BAPPEDA Tingkat II
Memperhatikan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai masalah
potensi wilayah, daya dukung lingkungan dan struktur ekonomi, dengan mengambil daerah
penelitian di Kabupaten Karanganyar. Adapun judul dalam skripsi ini adalah: “ANALISIS
KARANGANYAR “.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagi kalangan akademisi hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
struktur ekonomi, khususnya basis ekonomi, serta sektor atau subsektor yang mempunyai
D. KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk memudahkan kegiatan penelitian, maka digunakan kerangka pemikiran yang skematis
sebagai berikut:
Kebijaksanaan pembangunan
Daya Dukung Lahan
Proses pembangunan
Ø Luas lahan produktif untuk pertanian
Ø Luas lahan minimal untuk hidup layak
Ø Jumlah penduduk
Ø Prosentase petani
Ø Pertumbuhan penduduk
Ø Yield dari sektor pertanian
Ø Yield diluar sektor pertanian Pertumbuhan ekonomi
Perubahan
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
Analisis terhadap potensi wilayah yang dimiliki Kabupaten Karanganyar akan menunjukkan
seberapa besar tekanan penduduk terhadap lahan. Setelah mengetahui kemampuan daya
dukung lahan maka dapat dijadikan dasar untuk menentukan kebijakan pembangunan yang
harus diambil oleh pemerintah daerah. Pembangunan yang tepat sasaran akan memacu
potensi wilayah dan daya dukung lahan adalah meningkatnnya kesejahteraan masyarakat.
E. HIPOTESIS
Sejalan dengan latar belakang masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka
1. Daya dukung lahan Kabupaten Karanganyar diduga sudah melebihi ambang batas
Karanganyar
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari catatan
dan pekarangan.
4. Analisis Data
fPo (1 + i) n
TP = (1-α)Z
L
Dimana:
TP = Tekanan penduduk
f = Prosentase petani
i = Pertumbuhan penduduk
L = Luas lahan produktif pertanian
n = Periode tahun
Dengan batasan:
penduduk.
TP = 1 = Ambang batas.
Keterangan:
akhir.
dasar.
akhir.
dasar.
untuk suatu sektor > 0, maka keunggulan komparatif dari sektor tersebut
bila < 0.
c. Location Quatient ( LQ)
NTbi / PDRB
LQ =
NTbi * / PDRB *
Keterangan:
Tengah.
Hasil perhitungan ini akan menghasilkan sektor basis dan non basis.
komparatif dan disebut sebagai sektor basis. Jika LQ< 1, sektor tersebut
penanganannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembangunan Ekonomi
penduduk suatu negara meningkat dalam jangka panjang. Dari batasan dan
dimana pendapatan perkapita suatu negara meningkat selama kurun waktu yang
panjang. Dengan catatan; bahwa jumlah penduduk yang hidup dibawah garis
14
penghasilan dan output, khususnya diadakan perombakan-perombakan dalam
lembaga, struktur sosial, administrasi, serta sikap mental yang mengubah adat
Suparmoko, 1987: 5)
identitas nasional atau kepribadian bangsa. Adapun cara untuk mencapai tujuan
ini sangat dipengaruhi pandangan hidup bangsa tersebut dalam upaya menaikkan
1997: 17)
untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang diukur melalui tinggi
pembukaan UUD 1945, yaitu: “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
penjabaran dari UUD 1945, dalam bab II disebutkan bahwa tujuan pembangunan
nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Sedangkan dalam bab
sekaligus harus menjamin pendapatan merata bagi seluruh rakyat dalam rangka
dinamis, yang berubah dari waktu ke waktu dan ditandai oleh adanya proses
peralihan atau transisi dari tingkat ekonomi yang bercorak sederhana ke tingkat
ekonomi yang lebih maju. Dimana dalam transisi tersebut terlaksana suatu
transformasi yang ditandai oleh pergeseran kegiatan dari sektor primer ke sektor
sekunder yang meliputi: industri, jasa, manufaktur dan konstruksi. Hal ini berarti
bahwa dalam setiap pembangunan disertai oleh adanya suatu proses perubahan
yang lebih baik dan terarah, dan proses perubahan tersebut baik secara langsung
Sumber daya alam adalah sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di
dalam kondisi dimana kita menemukannya. Sumber daya alam meliputi semua
yang terdapat di bumi, baik yang hidup maupun benda mati yang berguna bagi
manusia, terbatas jumlahnya, dan pengusahaannya memenuhi kriteria-kriteria
Menurut Moh Soerjani, sumber daya alam adalah suatu sumber daya yang
terbentuk karena kekuatan alamiah misalnya tanah, air dan perairan, biotis, udara
dan ruang, mineral, tentang alam (landscape), panas bumi dan gas bumi, angin,
memperhatikan kemampuan dan daya pulih dari sumber daya alam yang ada,
datang.
C. Kependudukan
Dalam konteks pasar, ia berada baik disisi permintaan maupun disisi penawaran.
Dilihat dari sisi permintaan, penduduk adalah konsumen, sumber permintaan akan
barang dan jasa. Dilihat dari sisi penawaran, penduduk adalah produsen yang
pandangan terhadap penduduk terpecah menjadi dua, yaitu ada yang menganggap
sebagai penghambat pembangunan, dan ada pula yang yang menganggap sebagai
pemacu pembangunan.
Tekanan penduduk dalam pembangunan sesungguhnya tidak terlalu
tahunnya.
Pn = Po (1 + r) t
Dimana:
ternak dan satwa liar. Daya dukung itu menunjukkan kemampuan lingkungan
persatuan luas lahan. Jumlah hewan yang dapat didukung kehidupannya itu
tergantung pada biomas (bahan organik) yang tersedia untuk makanan hewan
lingkungan menjadi rusak, dan apabila berjalan terlalu lama, kerusakan tersebut
2. Daya dukung subsisten, jumlah hewan agak kurang. Persediaan makanan lebih
banyak tetapi masih pas-pasan. Hewan masih kurus dan berada dalam ambang
batas antara sehat dan lemah. Mereka masih mudah terserang penyakit dan
3. Daya dukung optimum, jumlah hewan lebih rendah dan terdapat keseimbangan
tersebut. Kondisi tubuh hewan baik; gemuk, sehat dan kuat. Hewan tersebut
mengalami kerusakan.
Akibatnya batang rumput dan tumbuhan lain mengayu dan menjadi keras.
hewan pada atau dekat pada daya dukung optimum. Dalam populasi manusia,
daya dukung pada hakekatnya adalah daya dukung wilayah alamiah. Daya dukung
tergantung pada prosentase lahan yang dapat dipakai untuk pertanian persatuan
pada prosentase lahan yang dapat dipakai untuk pertanian dan besarnya hasil
pertanian persatuan luas dan waktu. Makin besar prosentase lahan untuk
keperluan lain disektor pertanian, dan adanya penyakit yang berbahaya. (Otto
dimana yang diukur adalah maksimum peduduk yang dapat didukung oleh sumber
daya alam yang berbeda. Karena penduduk tidak semata-mata tergantung pada
luar sektor pertanian. Konsep tersebut disajikan dalam rumus matematis sebagai
berikut:
fPo (1 + i) n
TP = (1-α)Z
L
Dimana:
TP = Tekanan penduduk
f = Prosentase petani
i = Pertumbuhan penduduk
ambang batas.
Posisi ambang batas untuk hidup layak yang digunakan adalah ukuran
beras dari Sayogya, yaitu setara nilai 2 x 320 kg (beras) = 640 kg/ kapita/ tahun.
Jadi nilai Z disini adalah perbandingan setara biaya hidup layak terhadap hasil
yang diterima dari hasil pertanian (Thee Kian Wie, 1980: 16)
perbaikan kapasitas ekonomi yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang
daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang
1. Daerah homogen, yaitu suatu daerah dianggap sebagai ruang atau space,
lain dapat dilihat dari segi pendapatan perkapita, sosial budaya, letak
F. Perubahan Struktural
empat macam sudut tinjauan, yaitu; pertama tinjauan makro sektoral, kedua
keempat tinjauan birokrasi pengambil keputusan. Nomor satu dan dua merupakan
tinjauan ekonomi murni, sedang tiga dan empat merupakan tinjauan politik.
pada sektor produksi apa yang menjadi tulang punggung perekonomian yang
bersangkutan. Tinjauan makro sektoral ini biasanya senada dengan tinjauan secara
sebagai alur utama (main stream), masalah pembangunan ekonomi dilihat sebagai
suatu proses peralihan atau transisi suatu tingkat ekonomi tertentu yang masih
yang lebih maju mencakup kegiatan yang beraneka ragam. Dalam transisi
ekonomi dan melekat pada tata susunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
Dengan kata lain, pembangunan ekonomi sebagai transisi yang ditandai oleh suatu
ekonomi yang akan dikembangkan di suatu daerah. Adapun teknik analisa yang
lazim digunakan adalah teknik Shift Share dan Location Quatient, sebagai berikut:
Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam
yang lebih luas. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau
daerah yang lebih luas (regional atau nasional). Analisis ini memberikan data
tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang berhubungan satu dengan
yang lain yaitu: pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis
(differential shift), membantu kita dalam menentukan seberapa jauh daya saing
industri lokal (daerah) dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena
itu jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri
tersebut lebih tinggi daya saingnya ketimbang industri yang sama pada
sebagai berikut:
Keterangan:
kabupaten.
positif terhadap perekonomian wilayah. Dan sebaliknya bila < 0, maka wilayah
daya saing wilayah, jika nilainya untuk suatu sektor > 0, maka keunggulan
komparatif dari sektor tersebut meningkat dalam perekonomian wilayah yang
lebih luas dan sebaliknya bila < 0 (Yusak Adi Nugroho, 2000: 47-48)
dalam perekonomian daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis
Dalam hal ini, perekonomian regional dibagi menjadi dua golongan, yaitu;
industri basis dan industri non basis. Yang dimaksud industri basis adalah
kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun pasar di luar
daerah yang bersangkutan. Sedangkan Industri non basis yaitu industri atau
kegiatan ekonomi yang banyak melayani pasar di daerah itu sendiri (Lincolin
Yang dipakai sebagai dasar ukuran penggolongan industri basis dan non
penelitian ini, yang digunakan sebagai dasar ukuran adalah pendapatan atau nilai
NTbi / PDRB
LQ =
NTbi * / PDRB *
Keterangan:
Hasil perhitungan ini akan menghasilkan sektor basis dan non basis jika
disebut sektor non basis. Apabila LQ > 1, sektor yang bersangkutan produksinya
sudah memenuhi kebutuhan sendiri bahkan sudah bisa mengekspor. Oleh sebab
daerah mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan pada
daerah yang lebih luas, dan juga bahwa permintaan daerah akan suatu barang,
pertama-tama akan dipenuhi dengan hasil di dareah itu sendiri, dan baru jika
jumlah barang yang diminta melebihi jumlah produksi daerah itu, kekurangannya
daerah
(kabupaten atau propinsi) selama jangka waktu tertentu, sedangkan dalam arti luas
disebut PDB. Perhitungan PDB dan PDRB erat kaitannya dengan konsep nilai
tambah yang dihasilkan oleh barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Untuk
jasa yang diproduksi oleh seluruh sektor ekonomi selama setahun di suatu
wilayah, barang dan jasa yang diproduksi dinilai menurut harga produsen,
yaitu harga yang belum termasuk biaya transport dan pemasaran. Nilai barang
dan jasa pada harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto (output),
sebab masih termasuk biaya barang dan jasa yang dipakai dan dibeli dari
sektor lain. Maka biaya barang dan jasa yang dibeli dari sektor lain
dikeluarkan sehingga diperoleh nilai produksi netto. Nilai produksi netto ini
yang disebut juga nilai tambah (value added) terdiri dari: upah/gaji, bunga,
sewa tanah, keuntungan dan pajak tidak langsung netto. Apabila didalam nilai
tambah masih tercakup komponen penyusutan dan pajak tidak langsung netto
maka nilai tambah tersebut merupakan nilai tambah bruto atas dasar harga
pasar. Kalau seluruh nilai tambah bruto atas dasar harga pasar dari semua
harga pasar dan bila penyusutan serta pajak tidak langsung dikeluarkan, maka
akan diperoleh PDRB netto atas dasar biaya faktor (pendapatan regional).
2. Menurut pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan balas jasa faktor
produksi, yaitu upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan, hasil yang
diperoleh merupakan nilai tambah netto atas dasar biaya faktor. Apabila nilai
tambah netto dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, maka akan diperoleh
PDRB atas dasar biaya faktor dan bilamana diinginkan sampai dengan konsep
nilai tambah bruto atas dasar harga pasar, maka harus ditambahkan
3. Menurut pendekatan pengeluaran, yang dihitung hanya nilai barang dan jasa
yang berasal dari produksi domestik saja, maka komponen seperti nilai
dan ekspor harus dikurangi dengan barang dan jasa yang dihasilkan oleh luar
daerah atau wilayah. Setelah dijumlahkan maka akan diperoleh PDRB atas
4. Metode alokasi, dipakai bila ketiga metode diatas tidak memungkinkan untuk
Metode ini sering disebut metode tidak langsung, sedang ketiga metode
sebelumnya disebut metode langsung. Hasil dari metode langsung akan lebih
H. Penelitian Terdahulu
pangan.
Salah satu penelitian tentang daya dukung lahan adalah yang dilakukan oleh
Risya Fitri Puji Astuti dengan judul “ Analisis Daya Dukung Wilayah, Distribusi
Pati tahun 2000 untuk daerah subsektor perikanan sebesar 1,03 dan diprediksikan
akan naik menjadi 1,07 untuk tahun 2005 sehingga menurut kriteria tekanan
penduduk, maka wilayah Kabupaten Pati termasuk sudah melebihi ambang batas
daya tampung, yang artinya jumlah penduduk sudah melebihi kemampuan daya
Sunarno, dengan judul “Analisis Daya Dukung dan Perubahan Struktur Ekonomi
dari tahun ke tahun ada kecenderungan menurun, yaitu sebesar 45% pada tahun
pertambangan dan galian (LQ= 1,97), sektor industri pengolahan (LQ = 1,66),
sektor gas, listrik dan air bersih (LQ =1,35), dan sektor jasa-jasa dengan LQ =
1,09. Sementara kegiatan yang potensial yang dapat dikembangkan adalah sektor
BAB III
A. Keadaan Geografis
1. Letak Geografis
Selatan. Ketinggian rata-rata 511 meter diatas permukaan air laut serta
o
beriklim tropis dengan temperatur 22 - 31 o. Berdasarkan data dari 6
hujan selama tahun 2002 adalah 84 hari dengan rata-rata curah hujan 1.151
mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maret dan terendah
2. Luas Wilayah
kota Surakarta.
1. Tanah sawah
2. Tanah kering
e) Rawa 0 0
tersebut, dibagi atas 1.091 dusun, 2.313 dukuh, 1.876 RW dan 6.130 RT.
anggota rumah tangga cenderung turun, dimana pada tahun 2002 sebesar 4,16
C. Keadaan Penduduk
registrasi penduduk tahun 2002 sebanyak 815.101 jiwa, yang terdiri dari
perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki seperti yang terlihat dari
rasio jenis kelamin (sex rasio) yang berada dibawah nilai 100 (97,73 %),
Colomadu yaitu sebesar 3.301 jiwa per Km2 dan Kecamatan Jenawi
per Km2.
banyaknya penduduk yang lahir hidup/mati selama satu tahun dari setiap
tahun 2000, yaitu jumlah kelahiran sebesar 12.562 jiwa, dan angka
kematian terbesar juga pada tahun 2000, dengan jumlah kematian sebesar
terendah adalah Kecamatan Kerjo sebesar 235 dan 107. Untuk lebih
menjadi dua macam yaitu kepadatan pendudk geografis (per Km2) dan
Jumlah penduduk
Kepadatan penduduk =
Luas wilayah
815.101
=
773,78
= 1053,40
Jumlah penduduk
Kepadatan penduduk =
Luas lahan pertanian (ha)
815.101
=
61.459,73
= 13,26
di wilayah ini kurang lebih 13 orang setiap hektar luas lahan pertanian.
petani sendiri maupun sebagai buruh tani. Untuk lebih jelasnya dapat
yang dianggap tidak mampu lagi bekerja. Batasan penduduk usia produktif
berumur lebih dari 65 tahun masih banyak yang mampu bekerja termasuk
juga anak-anak yang berumur kurang dari 15 tahun banyak yang sudah
dapat bekerja (membantu mencari nafkah). Dari tabel 3.8. dibawah ini
1. Pendidikan
buah, SMU Negeri 12 buah, SMU Swasta 6 buah, SMK Negeri 2 buah,
4.618 orang, sehingga rasio guru : murid sebesar 1 : 18,44. Jumlah murid
SLTP/ MTs sebanyak 38116 siswa dengan guru sebanyak 2.678 orang,
sebanyak 20.830 siswa, dengan guru 1.538 orang, sehingga rasio guru :
tingkat pendidikan yang dicapai terlihat pada tabel 3.9. dibawah ini, yang
tidak tamat SD, dan 38,5 % Tamat SD, serta 11,28 % belum tamat SD.
yaitu 2,33 %. Oleh karena itu masih sangat perlu adanya penyuluhan
10.200 pasien (25,54 %) dan hipertensi sebesar 7989 pasien (20,01 %).
2002 terdapat 2.640 tempat ibadah, yaitu masjid 1.821 buah, mushola
679 buah, gereja 127 buah, pura 12 buah dan vihara 1 buah.
4. Rumah Penduduk
sebanyak 177.768 unit, yang terdiri dari rumah permanen 144.046 unit,
Kabupaten Karanganyar
E. Pertanian
3. Peternakan
a. Telur ayam buras 961,972 1.148,177
b. Telur ayam ras 12.288,524 12.457,840
c. Telur itik 420,191 446,278
d. Telur puyuh 272,056 435,664
e. Daging 4.521,264 1.542,624
f. Susu 441,516 428,130
4. Produksi Ikan
a. Cekdam 36,941 38,044
b. Kolam air tenang 496,492 541,324
c. Sungai 214,260 220,872
d. Waduk 21,357 25,628
industri.
sebanyak 21.915 ton, ubi kayu sebanyak 107.686 ton dan kacang tanah
2. Tanaman Perkebunan
dan selama tahun 2002 produksinya mencapai 320.245 ton. Tanaman lain
yang juga potensial untuk dikembangkan adalah kelapa, mete, tebu dan
3. Peternakan
Karanganyar pada tahun 2002 adalah sapi 46.589 ekor, sapi perah 287
ekor, kerbau 1388 ekor, kuda 353 ekor, kambing 20.255 ekor, domba
114.653 ekor, babi 53.912 ekor, ayam ras 1.114.097 ekor, ayam buras
839.147 ekor, ayam pedaging 1874.000 ekor, itik 69.608 ekor, kelinci
ayam buras 1.148.177 kg, telur ayam ras 12.457.840 kg, telur itik 446.278
kg, telur puyuh 435.667 kg, daging 1.542.624 kg dan susu 428.130 lt.
4. Perikanan
berasal dari cek dam 38.044 kg, kolam air tenang 541.324 kg, sungai
220.872 kg, dan waduk 25.628 kg. Sementara itu telah dilakukan
1.956.000 ekor, nila merah 3.563.000 ekor, nila gift 396.000 ekor,
tragedi WTC yang melanda Amerika Serikat. Untuk lebih jelasnya, tersaji
Karanganyar
2. Perdagangan
a. Pasar 69 69
b. Toko/ kios/ warung 360 9.016
1. Keuangan Daerah
sebagai akibat kenaikan harga yang tinggi. Hal ini sejalan dengan adanya
PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) yaitu sebesar 10,64 % tapi di sisi
lain terjadi penurunan laju pertumbuhan terhadap PDRB atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pada tabel dibawah ini
ditunjukkan nilai PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 2.182.235,12 juta
rupiah dan atas dasar harga konstan sebesar 1.210.084,63 juta rupiah.
Tabel 3.15. PDRB Kabupaten Karanganyar Atas Dasar Harga Berlaku dan
1 2 3 4 5
1997 1,550,662,62 10,52 1,255,719,50 3,77
1998 2,170,222,89 39,95 1,109,425,03 -11,65
1999 2,312,932,52 6,58 1,141,544,82 2,9
2000 2,541,783,09 9,84 1,193,085,08 4,51
2001 2,812,235,12 10,64 1,210,084,63 1,42
2002 3.161.318,40 12,41 1.248.686,47 3,19
Sumber: PDRB Kab. Karanganyar Tahun 2002
pada PDRB ADHB maupun ADHK, namun pada tahun 1998 mengalami
negatip khususnya pada PDRB ADHK yaitu sebesar –11,65. Sebaliknya, PDRB
ADHB mengalami kenaikan pertumbuhan yang sangat tinggi yaitu sebesar 39,95
%. Pada tahun 1999 - 2000 mulai terjadi kenaikan pertumbuhan baik berdasarkan
harga berlaku maupun harga konstan. Namun pada tahun 2001, khususnya pada
menunjukkan angka yang positip, yaitu sebesar 1,42 sedangkan pada PDRB
Tabel 3.16. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di
Tahun
1 2 3 4 5 6
Listrik, gas dan air minum 16.946,55 18.198,11 19.592,09 20.766,05 23.221,11
Sedangkan untuk PDRB Propinsi Jawa Tengah tersaji pada tabel 3.17.
berikut ini:
Tabel 3.17. PDRB Jateng Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di
Tahun
1 2 3 4 5 6
Listrik, gas dan air minum 407879,93 450221,11 493724,43 509108,39 564173,77
BAB IV
Dalam bab IV ini akan disajikan analisis terhadap data hasil penelitian dan
telah dirumuskan dalam bab pendahuluan bahwa analisis yang dilakukan adalah
2002, serta sektor apa saja yang mempunyai prioritas dan potensial untuk
populasi, dimana jumlah populasi sudah tidak dapat didukung lagi oleh
manusia saja. Hasil dari analisis ini diharapkan bisa digunakan sebagai
Data yang digunakan untuk menganalisis daya dukung lahan ini adalah
serta luas lahan minimum untuk hidup layak. Bila data-data diatas dibandingkan
dengan luas seluruh lahan untuk pertanian, akan menghasilkan seberapa besar
fPo (1 + i) n
TP = (1-α)Z
L
Dimana:
TP = Tekanan penduduk
α =Pendapatan di luar sektor pertanian
f = Prosentase petani
i = Pertumbuhan penduduk
n = Periode tahun
Dengan batasan:
penduduk.
TP = 1 = Ambang batas.
1. Nilai Z
dibutuhkan untuk hidup layak oleh sebuah keluarga atau rumah tangga dengan
nilai bersih yang diperoleh pada setiap 1 (satu) ha tanah pertanian selama satu
tahun. Ukuran hidup layak yang digunakan adalah ukuran beras menurut
Profesor Sayogya, yaitu 2x untuk hidup diatas garis kemiskinan atau 2 x 320
kg = 640 kg perkapita per tahun. Sedang nilai produksi yang diperoleh untuk
Karanganyar.
berikut:
- Keperluan beras untuk hidup layak adalah 640 kg. Apabila harga beras
yang berlaku adalah Rp. 2400/ kg maka pengeluaran minimum untuk hidup
- Jumlah rata-rata keluarga adalah 4 orang (angka ini diperoleh dari rata-rata
pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk hidup layak bagi setiap keluarga
Dari hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai produksi rata-rata
a. Sawah
1) Total produksi (TP) padi satu kali panen rata-rata menghasilkan 5.600 kg
gabah dengan harga penjualan Rp.1.000,00/ kg. Jadi nilai total produksi
2) Produksi wortel satu kali panen adalah 25.000 kg, dengan harga
(perincian pada lampiran 2), maka hasil bersih pengusahaan wortel adalah
Dari komoditi padi dan wortel di dapat hasil bersih sawah selama satu
6.144.000
Maka Z sawah adalah = = 0,42
14.597.600
b.Tegal
harga Rp.1.300,00/ kg. Sehingga nilai total hasil produksi jagung adalah
2. Produksi bawang putih satu kali panen rata-rata menghasilkan 15.000 kg,
dengan harga Rp.1.250,00. Jadi nilai total produksi adalah 15.000 x 1.250 =
(perincian pada lampiran 4), maka hasil bersih pengusahaan bawang putih
3. Produksi ubi kayu satu kali panen adalah sebesar 25.000 kg, dengan harga
Rp.250,00 per kg. Sehingga nilai total produksi adalah 25.000 x 250 =
(perincian pada lampiran 5). Maka hasil bersih usahatani ubi kayu adalah
6.144.000
Maka Z tegal adalah = = 0,67
9.203.300
c. Pekarangan
1. Produksi mangga satu kali panen rata-rata dijual secara tebas (borongan)
dengan harga tebas Rp. 120.000/ pohon. Bila dalam satu Ha rata-rata terdiri
(perincian pada lampiran 5). Maka hasil bersih tanaman mangga adalah
2. Produksi rambutan satu kali panen rata-rata dijual secara tebas (borongan)
dengan harga tebas Rp. 200.000/ pohon. Bila dalam satu Ha rata-rata terdiri
(perincian pada lampiran 6). Maka hasil bersih tanaman mangga adalah
6.144.000
Maka Z pekarangan adalah = = 1,82
3.376.000
0,96
b) a = 0.32 (tabel 3.7)
penduduk tahun 2002 dan prediksi untuk tahun 2007 sebagai berikut:
183.409,90
= = 2,98
61.459,73
193.745,64
= = 3,15
61.459,73
sebesar 2,98 dan diperkirakan pada tahun 2007 akan naik menjadi 3,15. Sehingga
menurut kriteria yang ada, maka wilayah Kabupaten Karanganyar termasuk sudah
batas adalah terbukti benar. Hal tersebut di atas perlu mendapat perhatian
kebutuhan pangan tidak mencukupi lagi. Maka dari itu perlu diusahakan sistem
pengolahan lahan agar mendapatkan hasil yang optimal tanpa merusak lingkungan
Tahun
Sektor 1998 1999 2000 2001 2002
Pertanian 18.82 19.88 19.55 20.16 19.38
Pertambangan dan Penggalian 1.23 1.25 1.19 1.24 1.22
Industri Pengolahan 37.56 37.14 38.13 37.41 37.67
Listrik, Gas, dan Air Minum 1.53 1.59 1.64 1.72 1.86
Bangunan 2.28 2.34 2.36 2.43 2.43
Perdagangan, Hotel dan Restoran 17.94 17.57 17.47 17.52 17.60
Pengangkutaan dan Komunikasi 2.86 2.81 2.76 2.77 2.77
Keuangan dan Persewaan 3.49 3.42 3.35 3.34 3.31
Jasa-jasa 14.29 14.00 13.55 13.40 13.76
Jumlah 100 100 100 100 100
Sumber: Diambil dari Tabel 3.16
sebesar 17,80 % dan sektor jasa-jasa sebesar 13,76 %. Empat sektor unggulan
33,6 % sedangkan yang bekerja di sektor industri hanya sebesar 14,6 %. Sehingga
sehingga daerah tersebut dapat mengekspor hasil kegiatan produksi ke daerah lain
atau sebaliknya mengimpor dari daerah lain, akan mempengaruhi maju dan
peranan sebagai penggerak pertama (prime mover role), dimana setiap perubahan
sektor basis dan sektor non basis dapat digambarkan dalam bentuk rumus sebagai
berikut:
T = B + NB…… (1)
NB = Rt …….. (2)
Dimana:
T = kegiatan total
B = sektor basis
Kita substitusikan persamaan (2) ke dalam persamaan (1) maka akan kita
dapatkan:
T = B + rT ……….. (3)
T - rT = B ……………... (4)
T = B / (1 – r) = multiplier
Rumus tersebut mengatakan bahwa sektor non basis mendapat bagian dari
pendapatan sektor basis yang besarnya tercermin dalam nilai r. Model ini
basis dan sektor non basis adalah model location Quatient (LQ), dimana secara
NTbi / PDRB
LQ =
NTbi * / PDRB *
Keterangan:
kebutuhan sendiri bahkan sudah bisa mengekspor. Oleh sebab itu daerah tersebut
ekonomi Kabupaten Karanganyar. Dari sembilan sektor/ subsektor yang ada akan
dianalisis sektor/ sub sektor mana saja yang akan masuk kedalam kelompok
sektor basis dan sektor/ sub sektor mana yang masuk kedalam kelompok non
Tahun
Sektor/ Sub Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 Rata-rata Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8
Pertanian 0.90 0.96 0.95 0.99 0,95
- Tanaman pangan 0.92 0.98 0.98 1.04 1 0.98 Non basis
- Perkebunan 0.87 1.18 1.09 1.25 2 1.50 Basis
- Peternakan 1.45 1.32 1.24 1.21 1,5 1.66 Basis
- Kehutanan 0.31 0.36 0.42 0.41 0,30 0.43 Non basis
- Perikanan 0.09 0.08 0.07 0.08 0,05 0.07 Non basis
Pertambangan dan galian 0.86 0.86 0.83 0.82 0,50 0.77 Non basis
Industri 1.22 1.22 1.26 1.23 1,23 1.23 Basis
Listrik, gas dan air minum 1.43 1.39 1.36 1.43 2 1.52 Basis
Bangunan 0.60 0.57 0.59 0.61 0,5 0.57 Non basis
Perdagangan, hotel 0.78 0.77 0.74 0.73 0,75 0.75 Non basis
Pengangkutan dan komunikasi 0.62 0.57 0.55 0.53 0,60 0.57 Non basis
Keuangan dan sewa 0.88 0.86 0.85 0.87 0,75 0.84 Non basis
Jasa-jasa 1.36 1.38 1.37 1.38 1,40 1.38 Basis
dasar harga konstan tahun 1993 maka terlihat bahwa ada beberapa sektor yang
selama kurun waktu tersebut (5 tahun) menjadi sektor basis dan ada beberapa
sektor yang yang menjadi sektor non basis, serta ada beberapa sektor yang
berfluktuasi menjadi sektor basis dan non basis. Dan setelah kita lihat dari
kesimpulan rata-rata selama lima tahun untuk kurun waktu tersebut dapat
dihasilkan sektor atau sub sektor yang termasuk sektor atau sub sektor basis yaitu:
5. Sektor Jasa
Karanganyar, tetapi hal ini lebih dikarenakan dampak krisis ekonomi yang
adanya perbaikan ekonomi dengan pertumbuhan yang tidak lagi negatif, kecuali
beberapa sektor, seperti sektor industri yang kembali mengalami penurunan pada
tahun 2001 akibat dari tragedi WTC di Amerika Serikat tanggal 11 September
2001.
menggunakan metode Shift Share Analisis (SSA). Dengan metode ini dapat
growth component).
Keterangan:
tahun dasar
kabupaten Karanganyar.
positif terhadap perekonomian wilayah, dan sebaliknya bila < 0, maka wilayah
daya saing wilayah, jika nilainya untuk suatu sektor > 0, maka keunggulan
Karanganyar dan Propinsi Jawa Tengah tahun 1998-2002 atas dasar harga konstan
berikut:
Tabel 4.3. Hasil Analisis Shift Share Berdasarkan PDRB Kab. Karanganyar dan
Pada tabel diatas terlihat bahwa terjadi perubahan pendapatan yang positif
perubahan pendapatan positif, akan tetapi besarnya bervariasi dari setiap sektor
dan sub sektor, dimana perubahan terbesar adalah di sektor listrik, gas dan air
minum (2,36), sub sektor perkebunan (1,72), sub sektor peternakan (1,45), disusul
Kabupaten Karanganyar, maka perlu dilihat sektor mana yang strategis dan
struktur ekonomi melalui analisis LQ dan analisis shift share akan digabungkan,
Tolok ukur yang dipakai untuk menentukan urut-urutan sektor atau sub
Apabila sektor atau sub sektor tersebut merupakan sektor basis, memiliki
Prioritas kedua:
- Sektor atau sub sektor non basis yang memiliki keunggulan komparatif
Prioritas ketiga:
Apabila sektor atau sub sektor non basis tersebut hanya memiliki
keunggulan komparatif.
Prioritas keempat:
Apabila sektor atau sub sektor non basis tersebut hanya mempunyai
Apabila sektor atau sub sektor tersebut adalah sektor non basis dan tidak
Prioritas alternatif:
Apabila sektor atau sub sektor tersebut adalah sektor basis tetapi
Keterangan:
(+) = Sektor atau sub sektor bila dikembangkan akan mempercepat pertumbuhan
(-) = Sektor atau sub sektor bila dikembangkan kurang mendukung pertumbuhan
gabungan analisis LQ dan analisis shift share pada tabel 4.4 di bawah ini dapat
1. Pengembangan sektor atau subsektor prioritas utama adalah sektor listrik, gas
c. Sektor Jasa-Jasa
c. Sektor Bangunan
d. Sektor Perdagangan dan Hotel
dan Sewa.
potensial untuk dikembangkan di masa yang akan datang adalah sektor listrik,
gas, dan air minum, sektor industri dan sektor pertanian adalah terbukti.
Tabel 4.4. Gabungan Hasil Perhitungan Analisis LQ dan Analisis Shift Share di
Kabupaten Karanganyar.
Shift Share
Sektor/ Sub Sektor LQ >0 <0 Prioritas
Pertumb. Keunggulan Pertumb. Tidak
cepat Komparatif Lambat Kompar
atif
Pertanian + -
- Tanaman pangan NB + - Ketiga
- Perkebunan B + - Kedua
- Peternakan B + - Kedua
- Kehutanan NB + - Ketiga
- Perikanan NB + - Keempat
Pertambangan dan NB + - Keempat
galian
Industri B - - Kedua
Listrik, gas dan air B + + Pertama
minum
Bangunan NB + - Keempat
Perdagangan, hotel NB + - Keempat
Pengangkutan dan NB + - Keempat
komunikasi
Keuangan dan sewa NB - - Kelima
Jasa-jasa B + - Kedua
BAB V
A. Kesimpulan
melebihi ambang batas dengan nilai TP sebesar 2,98 pada tahun 2002,
sedang prediksi untuk tahun 2007 nilai TP sebesar 3,15. Hal ini berarti
paling dominan yaitu sebesar 33,16 % dan sektor industri sebesar 14,64
multiplier effek kepada sektor non basis, sehingga sektor non basis
hasil analisis LQ, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa sektor yang
pertumbuhan cepat adalah sektor listrik, gas dan air minum, subsektor
transformasi LQ dan SSA agar sumber daya dan dana yang ada bisa
- Prioritas I
- Prioritas II
Sektor jasa-jasa
- Prioritas III
Dari hasil tersebut, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa sektor yang
B. Saran-Saran
sebagai berikut:
alternatif. Yaitu sektor listrik, gas dan air minum, kedua adalah sektor
jasa-jasa. Sektor listrik, gas dan air minum menjadi prioritas utama karena
Karanganyar.
PDRB. Oleh karena itu untuk memajukan sektor pertanian ini, pemerintah
hendaknya dapat memacu dan mendorong masyarakat untuk beralih dari
permodalan.
sosil budaya
merata.
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
ANALISA BIAYA PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH (PER HA)
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
ANALISA BIAYA PRODUKSI USAHATANI JAGUNG (PER HA)
A. Tenaga Kerja
1. Pra panen
a. Mencangkul 50 6.000 300.000
b. Menanam 10 5.000 50.000 8 5.000 40.000
c. Memupuk 10 5.000 50.000 10 5.000 50.000
d. Menyiangi 15 5.000 75.000 15 4.000 60.000
e. Pengendalian hama 5 6.000 30.000 5 5.000 25.000
2. Pasca panen
a. Memanen 20 5.000 100.000 10 5.000 50.000
b. Mengupas 13 5.000 65.000 10 4.500 45.000
b. Memipil 20 4.000 80.000 20 3.500 70.000
c. Mengeringkan 10 3.000 30.000 10 3.000 30.000
B. Sarana produksi
1. Benih/ bibit 40 9.000 360.000 10 9.000 90.000
2. Pupuk
a. Anorganik
a.1. Urea 200 1.080 216.000
a.2. Tsp 100 1.480 148.000
a.3. Kcl 50 1.800 90.000
a.4. ZA 50 1.000 50.000
b. Pupuk kandang 1.000 60 60.000
c. Pestisida (furadan) 15 8.000 120.000
3. Lain-lain
a. Pajak lahan 16.700
b. Sewa tanah 280.000
Jumlah 2.120.700 460.000
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Karanganyar
LAMPIRAN 4
ANALISA BIAYA PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU (PER HA)
LAMPIRAN 5
A. Tenaga Kerja
a. Pengolahan tanah 5 10.000 50.000
Makan 5 1.000 5.000
b. Penyemprotan 2 10.000 20.000
Makan 2 1.000 2.000
c. Perawatan 4 10.000 40.000
Makan 4 1.000 4.000
B. Sarana produksi
1. bibit 18 4.000 72.000
2. Pestisida
a.Gandasil cair 1 kaleng 25.500 25.500
a.Biotan 1 18.500 18.500
3. Pupuk kandang 150 kg 2000 300.000
Jumlah 537.000
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Karanganyar
LAMPIRAN 6
ANALISA BIAYA PRODUKSI RAMBUTAN (PER HA)
A. Tenaga Kerja
a. Pengolahan tanah 5 10.000 50.000
Makan 5 1.000 5.000
b. Penyemprotan 3 10.000 30.000
Makan 3 1.000 3.000
c. Perawatan 5 10.000 50.000
Makan 5 1.000 5.000
B. Sarana produksi
1. bibit 12 5.000 60.000
2. Pestisida
a.Gandasil cair 1 kaleng 25.500 25.500
a.Biotan 1 18.500 18.500
3. Pupuk kandang 200 kg 2000 400.000
Jumlah 647.000
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Karanganyar