Anda di halaman 1dari 22

HAKIKAT DAN TUJUAN MATEMATIKA

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan taufik, dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat dan salam kita
panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun umatnya kepada
ajaran yang sempurna.
Alhamdulillah pada mata kuliah ini kami diberikan amanat untuk
menyususun makalah yang berkaitan dengan hakikat dan tujuan matematika.
Penyusunan makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
dan Supervisi Pendidikan Matematika .
Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan tugas ini,
sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun bagi
kami. Semoga makalah ini bisa menjadi masukan dan ilmu di bidang pendidikan
kelak untuk orang lain.

Semarang, 13 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 .................................................................................................... Latar
Belakang ............................................................................................ 1
1.2 .................................................................................................... Rum
usan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 .................................................................................................... Tuju
an ...................................................................................................... 1
BAB II. HAKIKAT DAN TUJUAN MATEMATIKA .................................. 2
2.1 .................................................................................................... Peng
ertian Matematika .............................................................................. 2
2.2 .................................................................................................... Tuju
an Matematika Matematika ................................................................ 8
BAB III. PENUTUP ...................................................................................... 12
3.1 .................................................................................................... Kesi
mpulan ............................................................................................... 12
3.2 .................................................................................................... Saran
............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
TES FORMATIF DAN LEMBAR KERJA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Hakikat dan tujuan matematika sangatlah beragam. Materi yang akan dibahas
dalam makalah ini mencakup pengertian matematika, matematika sebagai ratu
dan pelayan ilmu, matematika sebagai bahasa, matematika sebagai ilmu deduktif,
matematika sebagai ilmu terstruktur, dan karakteristik matematika.
Seperti halnya ilmu yang lain matematika juga memiliki aspek teoritis dn
aspek terapan atau praktis, mesti tidak demikian mudah untuk membedakan
mana yang tergolong matematika “murni” atau matematika “terapan”. Ini
disebabkan oleh keabstrakan dari objek-objek kajian matematika, meski sedikit
teori-teori dalam matematika yang dibangun dari realitas lingkungan manusia.
Perkembangan matematika di awal abad ke-21 ini telah dimanfaatkan oleh
beberapa negara maju dalam meningkatkan dan menguasai teknologi.
Perkembangan matematika tersebut tidaklah mustahil pada suatu waktu nanti akan
berpengaruh terhadap pendidikan matematika di Indonesia. Oleh sebab itu, materi
dalam makalah ini merupakan bekal abgi seorang pendidik atau calon pendidik
yang sudah semestinya mengetahui dan memahami peran dan manfaat
matematika.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan hakikat matematika?
b. Bagaimana tujuan matematika?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut :
Agar kita mengetahui maksud kegunaan matematika dan implementasinya
dalam kehidupan sehari-hari.

1
BAB II
HAKIKAT DAN TUJUAN MATEMATIKA

2.1 PENGERTIAN MATEMATIKA


Matematika tidak dapat dimaknai atau didefinisikan secara tepat dan
menyeluh. Hal tersebut dikarenakan belum adanya kesepakatan tunggal dalam
memaknai matematika. Beberapa pengertian atau ungkapan matematika hanya
dikemukaan berdasarkan siapa yang membuat definisi, di mana dibuat, dan dari
sudut pandang apa definisi tersebut dibuat. Tokoh-tokoh yang sangat tertarik
dengan bilangan maka akan melihat matematika dari sudut pandang bilangan.
Tokoh lain yang lebih perhatian kepada struktur-struktur maka matematika
dimaknai dari struktur-struktur yang dilihatnya. Beberapa tokoh yang lain lagi
yang tertatik pada pola pikir dan sistematika maka akan melihat matematika
dari sudut pandang sistematika. Banyak sekali definisi yang berbeda-beda
tentang matematika.
Hudoyo (2003:96) menyatakan bahwa “Hakikat matematika berkenaan
dengan ide-ide, truktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut
urutan yang logis. Jadi, matematika berkenaan dengan konsep-konsep abstrak.
Suatu kebenaran matematis dikembangkan berdasarkan alasan logis. Namun,
kerja matematis terdiri dari observasi, menebak dan merasa, mengetes hipotesa,
mencari analogi, dan sebagaimana yang telah dikembangkan di atas, akhirnya
merumuskan teorema-teorema yang dimulai dari asumsi-asumsi dan unsur-
unsur yang tidak didefinisikan. Ini benar-benar aktifitas mentai”.
Beberapa definisi lain dari para ahli mengenai matematika:
1. Russefendi (1988 : 23)
Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalil-dalil
setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah
matematika sering disebut ilmu deduktif.
2. James dan James (1976).
Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep- konsep yang berhubungan satu dengan lainnya.

2
Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan
geometri. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa matematika
terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis
dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika.
3. Johnson dan Rising dalam Russefendi (1992)
Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan,
pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan
istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya
dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada
mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi,
sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur
yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika
itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan
keharmonisannya.
4. Reys, dkk (1984)
Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau
pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
5. Kline (1973)
Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna
karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,
ekonomi, dan alam.
6. R. Soedjadi (1999/2000).
Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir.
Salah satu pengertian di atas menyebutkan bahwa matematika adalah
pengetahuan eksak atau dengan kata lain matematika adalah ilmu pasti, hal ini
memberi kesan bahwa matematika merupakan perhitungan yang memberi hasil
yang pasti dan tunggal. Hal ini dapat menimbulkan “miskonsepsi”, karena kalau
kita renungkan apakah suatu pengukuran misalnya pengukuran panjang,
pengukuran luas, pengukuran waktu menunjukkan hasil yang tepat? Jawabnya
tidak. Bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran itu hanyalah pendekatan.

3
Hal ini sangat memungkinkan hasil pengukuran yang berbeda satu degan
yang lain. Sedangkan mengenai definisi tentang matematika merupakan
struktur-struktur yang terorganisasi berdasarkan urutan yang logis bukan berarti
bahwa ilmu lain tidak diatur secara logis. Namun, dalam mempelajari
matematika terdapat konsep prasyarat yang biasa disebut “konsep primitif”
sebagai dasar untuk memahami konsep selanjutnya. Dari pengertian-pengertian
yang telah diuraikan di atas pembaca dapat menggunakan pengertian
matematika sesuai dengan sudut pandang dan kebutuhannya. Semua
pengertian itu dapat diterima karena matematika dapat dipandang dari segala
sudut, dan matematika dapat memasuki kehidupan manusia dari yang
sederhana sampai yang paling kompleks.

A. MATEMATIKA SEBAGAI RATU DAN PELAYAN ILMU


Matematika sebagai ratu ilmu, karena matematika merupakan ilmu yang
mandiri tanpa ada bantuan dari ilmu lain. Matematika dapat tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya. Ciri khas yang dimiliki matematika adalah
kedudukannya yang otonom dan mencakupi kebutuhannya sendiri.
Matematika juga sebagai pelayan ilmu pengetahuan, karena perkembangan
dan penemuannya bergantung pada matematika. Contohnya adalah teori-teori
pada cabang ilmu fisika, kimia, dan ekonomi yang perkembangan dan
penemuannya melalui konsep fungsi, konsep persamaan diferensial dan konsep
integral. Teori Mendel pada cabang ilmu biologi juga menggunakan
matematika melalui konsep probabilitas.
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa matematika selalu berkembang dari
dirinya sendiri sebagai ilmu. Matematika juga berfungsi sebagai pelayan atau
dapat meyalani ilmu pengetahuan dari cabang ilmu lain.

B. MATEMATIKA SEBAGAI BAHASA ILMU


Manusia ditakdirkan hidup sebagai makhluk sosial yang selalu hidup
bersama-sama, dalam interaksi sosial manusia membutuhkan bahasa yang
dapat dipahami dalam interaksi. Bahasa tersebut dapat digunakan untuk
menjelaskan pesan, maksud, dan juga tujuan yang diinginkan. Bahasa yang

4
digunakan dapat berupa bahasa isyarat, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
Sehingga, bahasa dapat diartikan sebagai lambang-lambang atau simbol-simbol
serta tanda-tanda yang berguna sebagai perantara dalam penyampaian pesan
dengan maksud-maksud tertentu.
Matematika juga memiliki bahasa yang digunakan untuk membantu dalam
menggambarkan masalah dan membantu dalam menyelesaikan masalah.
Matematika pada awalnya hanya digunakan sebagai alat berfikir untuk
sekelompok orang dalam menghitung dan mengukur barang-barang yang
dimilikinya. Matematika kemudian terus berkembang sebagai alat bantu bagi
ilmuwan dalam menyelesaikan masalah tertentu dalam bidang ilmunya. Para
ilmuwan mengguanakan bahasa matematika yang dapat difahamai oleh
ilmuwan lainnya. Setiap ilmuwan pada umumnya menggunakan bahasa sesuai
dengan negara dan kebangsaannya masing-masing. Simbol-simbol, lambang-
lambang, dan huruf-huruf yang digunakan dalam matematika adalah bahasa
internasional bagi para ilmuwan.
Penggunaan bahasa matematika secara internasional sangat memudahkan
ilmuwan untuk memahami masalah yang sedang dihadapi atau bagi seorang
siswa dapat memahami perintah yang ada sebuah soal matamatika. Contohnya
adalah penggunaan variabel x dan y pada sebuah masalah program linier atau
dalam sebuah soal aljabar. Walaupun menggunakan perintah dengan bahasa
masing-masing negara, tapi penggunaan x dan y memiliki fungsi yang sama.
Contoh lain adalah sombol untuk menyatakan anggota dari suatu himpunan,
huruf a, b, c digunakan untuk konstanta, huruf x, y, z digunakan untuk
sebarang variabel, simbol digunakan untuk menyatakan untuk setiap x dan
sebagainya.
Matematika sebagai bahasa pemikiran ilmiah dalam bidang ilmu dapat
dinyatakan sangat jelas dengan simbol-simbol yang dimiliknya. Sehingga.
Pernyataan-pernyataan matematika lebih fleksibel, ringkas, dan juga jelas.

C. MATEMATIKA SEBAGAI ILMU DEDUKTIF


Penalaran dalam matematika harus bersifat deduktif, generalisasi
matematika tidak dapat berdasarkan penalaran induktif. Induksi lengkap atau

5
induksi matematika sering seolah-olah menggunakan penalaran induktif,
padahal menggunakan pembuktian secara deduktif. Contohnya adalah jika
berlaku untuk n = 1 dan dianggap benar untuk n = k (k bilangan asli) maka
akan terbukti untuk n = k + 1. Ini sesuai dengan aksioma Peano butir (5) yang
diungkapkan Bell (1978) sebagai berikut.
1. 1 adalah bilangan asli.
2. Pengikut dari setiap bilangan asli, adalah bilangan asli.
3. Tidak ada dua bilangan asli yang berpengikut sama.
4. 1 bukan pengikut dari setiap bilangan asli.
5. Setiap sifat 1, yang juga sifat semua pengikut bilangan asli, adalah
sifat semua bilangan asli.
Hasil penalaran dari kreasi yang menggunakan induktif tidak ditolak
secara mutlak, bahkan secara trial and error (coba-coba) asalkan pada
akhirnya penemuan atau kesimpulan yang didapat bisa diorganisasikan dengan
pembuktian secara deduktif. Contohnya dalam pembuktian jumlah bilangan
ganjil adalah genap. Ambil beberapa bilangan ganjil dan lakukan penjumlahan
pada bilangan- bilangan tersebut seperti pada tabel di bawah ini. Tampak
hasilnya merupakan bilangan-bilangan genap.
+ -3 -1 1 3
-1 -4 -2 0 2
1 -2 0 2 4
3 0 2 4 6

Jika penjumlahan seperti ini dilakukan terhadap banyak sekali bilangan-


bilangan ganjil maka akan menghasilkan bilangan genap. Namun, cara induksi
demikian, yaitu dengan mengambil beberapa contoh untuk membuat
generalisasinya tetap tidak dibenarkan. Jika diambil generalisasinya untuk
menyatakan bahwa jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan genap maka
harus dibuktikan kebenarannya secara deduktif. Bukti deduktifnya sebagai
berikut. Misal a dan b adalah sebarang dua bilangan bulat sehingga 2a dan 2b
adalah bilangan genap. Jika dua bilangan ganjil tersebut dijumlahkan maka
diperoleh: (2a + 1) + (2b + 1) = 2a + 2b + 2 = 2(a + b + 1), karena a dan b
bilangan bulat maka (a + b + 1) adalah bilangan bulat. Dengan demikian, 2(a + b
+ 1) adalah bilangan genap. Hal ini memperlihatkan bukti deduktif dari

6
generalisasi di atas.
Uraian tersebut menunjukan bahwa matematika tidak menerima
pembuktian yang berdasarkan pada pengamatan atau uji coba seperti halnya di
cabang ilmu pengetahuan lain. Sehingga, kebenearan yang dihasilkan adlaah
kebenaran yang logis berdasarkan pada penalaran secara deduktif.

D. MATEMATIKA SEBGAI ILMU TERSETRUKTUR


Matematika adalah ilmu yang tersetruktur, hal tersebut dapat dilhat dari
sifat-sifat atau teorema-teoremanya yang dibuat secara deduktif berdasarkan
pada unsur-unsur yang tidak didefinisikan., aksioma-aksioma atau postulat,
sifat-sifat atau teorema-teorema yang telah dibuktikan. Hal tersebut yang
menjadikan menjadiilmu yang logis dan memiliki sitilah-istilah atau unsur-
unsur yang berdasarkan pada insilah yang tak terdefinisi dan kemudian
didefinisikan. Unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan unsur-unsur yang
didefinisikan dapat dibuat asumsi- asumsi yang disebut aksioma atau postulat.
Postulat atau aksioma merupakan suatu pernyataan yang kebenarannya tidak
perlu dibuktikan. Selanjutnya, dari unsur-unsur primitif, unsur-unsur yang
didefinisikan, aksioma atau postulat dapat disusun teorema-teorema yang
kebenarannya harus dibuktikan secara deduktif dan berlaku umum.
Matematika menggunakan konsep prasyarat (konsep awal) sebagai dasar
untuk memahami konsep selanjutnya. Hal ini jelas bahwa jika konsep prasyarat
belum dikuasai maka konsep berikutnya sulit untuk dipahami. Sebagai contoh
untuk mempelajari konsep segitiga siku-siku sama kaki jelas bahwa konsep
segitiga, konsep sudut, dan konsep sisi/ruas garis harus sudah dipahami oleh
siswa.

E. KARAKTERISTIK MATEMATIKA
Pembahasan sebelumnya sudah diuraikan tentang beberapa pengertian
matematika, dan tidak ada definisi tunggal yang disepakati. Karakteristik
matematika dapat dilihat dari pengertian matematika yang diuraikan oleh para
ahli sehingga ada ciri-ciri khusus pada matamatika. Beberapa karakteristik
matematika adalah:

7
1. memiliki objek kajian abstrak;
2. bertumpu pada kesepakatan;
3. berpola pikir deduktif;
4. memiliki simbol yang kosong dari arti;
5. memperhatikan semesta pembicaraan (universal);
6. konsisten dalam sistemnya.

2.2 TUJUAN MATEMATIKA


Matematika diajarkan di sekolah membawa misi sangat penting, yaitu
mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional. Terdapat kaitan antara
penguasaan matematika dengan ketinggian, keunggulan dan kelangsungan
hidup suatu peradaban. Penguasaan matematika tidak cukup hanya dimiliki
oleh sebagian orang dalam suatu peradaban. Setiap individu perlu memiliki
penguasaan matematika pada tingkat tertentu. Penguasaan individual demikian
pada dasarnya bukanlah penguasaan terhadap matematika sebagai ilmu,
melainkan penguasaan akan kecakapan matematika (mathematical literacy)
yang diperlukan untuk dapat memahami dunia di sekitarnya serta untuk
berhasil dalam kehidupan atau kariernya. Kecakapan matematika yang
ditumbuhkan pada siswa merupakan sumbangan mata pelajaran matematika
kepada pencapaian kecakapan hidup yang ingin dicapai melalui kurikulum
matematika. Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik dapat:
1. Memahami konsep matematika, merupakan kompetensi dalam menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan menggunakan konsep maupun algoritma,
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a. menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari
b. mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya
persyaratan yang membentuk konsep tersebut
c. mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep
d. menerapkan konsep secara logis.
e. memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep
yang dipelajari

8
f. menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi
matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika,
atau cara lainnya)
g. mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun di luar
matematika.
h. mengembangkan syarat perlu dan /atau syarat cukup suatu konsep
Termasuk dalam kecakapan ini adalah melakukan algoritma atau
prosedur, yaitu kompetensi yang ditunjukkan saat bekerja dan menerapkan
konsep-konsep matematika seperti melakukan operasi hitung, melakukan
operasi aljabar, melakukan manipulasi aljabar, dan keterampilan
melakukan pengukuran dan melukis/ menggambarkan /merepresentasikan
konsep keruangan. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a. menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur/algoritma
b. memodifikasi atau memperhalus prosedur
c. mengembangkan prosedur
d. menggunakan matematika dalam konteks matematika seperti
melakukan operasi matematika yang standar ataupun tidak standar
(manipulasi aljabar) dalam menyelesaikan masalah matematika
2. Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan
mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang
ada.Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a. mengajukan dugaan (conjecture)
b. menarik kesimpulan dari suatu pernyataan
c. memberikan alternatif bagi suatu argumen
d. menemukan pola pada suatu gejala matematis
3. Menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik
dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam
pemecahan masalah dalam konteks matematika maupun di luar matematika
(kehidupan nyata, ilmu, dan teknologi) yang meliputi kemampuan
memahami masalah, membangun model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh termasuk dalam rangka
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (dunia nyata). Masalah

9
ada yang bersifat rutin maupun yang tidak rutin. Masalah tidak rutin adalah
masalah baru bagi siswa, dalam arti memiliki tipe yang berbeda dari
masalah-masalah yang telah dikenal siswa. Untuk menyelesaikan masalah
tidak rutin, tidak cukup bagi siswa untuk meniru cara penyelesaian
masalah-masalah yang telah dikenalnya, melainkan ia harus melakukan
usaha-usaha tambahan, misalnya dengan melakukan modifikasi pada cara
penyelesaian masalah yang telah dikenalnya, atau memecah masalah tidak
rutin itu ke dalam beberapa masalah yang telah dikenalnya, atau
merumuskan ulang masalah tidak rutin itu menjadi masalah yang telah
dikenalnya. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a. memahami masalah
b. mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam
mengidentifikasi masalah.
c. menyajikan suatu rumusan masalah secara matematis dalam berbagai
bentuk
d. memilih pendekatan dan strategi yang tepat untuk memecahkan
masalah
e. menggunakan atau mengembangkan strategi pemecahan masalah
f. menafsirkan hasil jawaban yang diperoleh untuk memecahkan
masalah
g. menyelesaikan masalah.
4. Mengkomunikasikan gagasan,penalaran serta mampu menyusun bukti
matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.Indikator-
indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a. memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan
b. Menduga dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture)
c. memeriksa kesahihan atau kebenaran suatu argumen dengan penalaran
induksi
d. Menurunkan atau membuktikan rumus dengan penalaran deduksi
e. Menduga dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture)

10
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a. memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
b. bersikap penuh perhatian dalam belajar matematika
c. bersikap antusias dalam belajar matematika
d. bersikap gigih dalam menghadapi permasalahan
e. memiliki penuh percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan
masalah
6. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam
matematika dan pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung
tinggi kesepakatan, toleran, menghargai pendapat orang lain, santun,
demokrasi, ulet, tangguh, kreatif, menghargai kesemestaan (konteks,
lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti, cermat, bersikap luwes dan
terbuka, memiliki kemauan berbagi rasa dengan orang lain.
7. Melakukan kegiatan–kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan
matematika.
8. Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk
melakukan kegiatan-kegiatan matematika. Kecakapan atau kemampuan-
kemampuan tersebut saling terkait erat, yang satu memperkuat sekaligus
membutuhkan yang lain. Sekalipun tidak dikemukakan secara eksplisit,
kemampuan berkomunikasi muncul dan diperlukan di berbagai kecakapan,
misalnya untuk menjelaskan gagasan pada Pemahaman Konseptual,
menyajikan rumusan dan penyelesaian masalah, atau mengemukakan
argumen pada penalaran.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian matematika itu sangat luas. Didasari oleh siapa yang
membuat definisi, di mana dibuat, dan dari sudut pandang apa definisi
tersebut dibuat. Namun semua pengertian itu dapat diterima karena
matematika dapat dipandang dari segala sudut, dan matematika dapat
memasuki kehidupan manusia dari yang sederhana sampai yang paling
kompleks.
Tujuan dari matematika adalah melatih cara berfikir dan bernalar,
mengembangkan aktivitas kreatif, mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah, dan mengembangkan kemampuan menyampaikan
informasi.

3.2 Saran
Sebagai pendidik kita harus memahami hakikat dan tujuan matematika.
Fungsinya agar pada setiap pembelajaran dapat menyampaikan pesan atau
tujuan pembelajaran secara tepat kepada peserta didik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bell. 1978. Teaching and Learning Mathematics in Secondary School. Dubuque


Wm.C. Brown Company Publisher.
Hudoyo, Herman. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Malang: IMSTEP, Jurusan Matematika, FMIPA-UM.
James and James, Van. (1976). Mathematic Dictionary. Nostrand Rienhold.
Kline, Morris. (1973). Why Jonhny Can’t Add: The Failure of The New Math.
New York: Vintage Books.
R. Soedjadi. 1999/2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta:
Dikti, Depdiknas.
Reys, dkk. (1984). Dasar-Dasar Matematika. Jakarta: Bumi Aksara.
Ruseffendi, E.T. (1988). Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini
Untuk Guru dan SPG, Bandung : Tarsito.
Ruseffendi, E.T, dkk. (1992), Pendidikan Matematika 3, Jakarta Depdikbud.
Wragg, E.C. (1997). Keterampilan Mengajar Di Sekolah Dasar, Jakarta :
Gramedia.
TES FORMATIF DAN LEMBAR KERJA

TES FORMATIF

1. Sebutkan tiga tokoh yang mengemukakan tentang pengertian


matematika !
2. Sebutkan
kaakteristik matematika!
3. Apakah
peranan matematika dalam perkembangan ilmu pengetahuan ?
4. Sebutkan
indikator-indikator dalam pencapaian siswa pada kecakapan
penggunaan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah!
5. Sebutkan
indikator-indikator dalam pencapaian siswa pada sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan!

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. R. Soedjadi
, Hudoyo dan Ruseffendi
2. Karakteristik
matematika
 memiliki objek kajian abstrak;
 bertumpu pada kesepakatan;
 berpola pikir deduktif;
 memiliki simbol yang kosong dari arti;
 memperhatikan semesta pembicaraan (universal);
 konsisten dalam sistemnya.
3. Peranan matematika dalam perkembangan ilmu pengetahuan
 matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu
 matematika sebagai bahasa ilmu

2
 matematika sebagai ilmu deduktif
 matematika sebgai ilmu tersetruktur
4. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
 mengajukan dugaan (conjecture)
 menarik kesimpulan dari suatu pernyataan
 memberikan alternatif bagi suatu argumen
 menemukan pola pada suatu gejala matematis
5. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
 memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
 bersikap penuh perhatian dalam belajar matematika
 bersikap antusias dalam belajar matematika
 bersikap gigih dalam menghadapi permasalahan
 memiliki penuh percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan
masalah

SKOR TES FORMATIF


Nomor Soal Skor
1 15
2 25
3 20
4 20
5 20

3
LEMBAR KERJA
1. Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian matematika, jelaskan
pendapat saudara tentang pengertian matematika !
2. Salah satu karakteristik matematika adalah berpola pikir deduktif, berikan
contoh permasalahan yang diselesaikan menggunakan alur pikir deduktif !
3. Salah satu peranan matematika dalam perkembangan ilmu pengetahuan
adalah matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu. Jelaskan !
4. Tujuan Matematika diajarka di sekolah adalah agar siswa mampu
memiliki beberapa kecakapan. Salah satunya adalah kecakapan dalam
mengunakan penalaran dalam menyelesaikan masalah tidak rujin.
Jelaskan!
5. Prilaku seperti apa yang harusnya dimiliki oleh siswa setelah belajar
matematika. Jelaskan!

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA


1. Pengertian matematika itu sangat luas. Didasari oleh siapa yang membuat
definisi, di mana dibuat, dan dari sudut pandang apa definisi tersebut
dibuat. Namun semua pengertian itu dapat diterima karena matematika
dapat dipandang dari segala sudut, dan matematika dapat memasuki
kehidupan manusia dari yang sederhana sampai yang paling kompleks.
Matematika bisa diartikan sebagai cabang ilmu yang berkenaan dengan
ide-ide, truktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut
urutan yang logis. Jadi, matematika berkenaan dengan konsep-konsep
abstrak.
2. Contoh permasalahan
Buktikan pernyataan jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan genap
akan dibuktikan kebenarannya secara deduktif.
Misal a dan b adalah sebarang dua bilangan bulat

4
maka 2a dan 2b adalah bilangan genap,
sehingga (2a + 1) dan (2b + 1) adalah bilangan ganjil
Jika dua bilangan ganjil tersebut dijumlahkan maka diperoleh:
(2a + 1) + (2b + 1) = 2a + 2b + 2 = 2(a + b + 1)
karena a dan b bilangan bulat maka (a + b + 1) adalah bilangan bulat.
Dengan demikian, 2(a + b + 1) adalah bilangan genap.
Hal ini memperlihatkan bukti deduktif dari penyelesaian permasalahan.
3. Matematika sebagai ratu ilmu, karena matematika merupakan ilmu yang
mandiri tanpa ada bantuan dari ilmu lain. Matematika dapat tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya. Ciri khas yang dimiliki matematika adalah
kedudukannya yang otonom dan mencakupi kebutuhannya sendiri.
Matematika juga sebagai pelayan ilmu pengetahuan, karena perkembangan
dan penemuannya bergantung pada matematika. Contohnya adalah teori-
teori pada cabang ilmu fisika, kimia, dan ekonomi yang perkembangan
dan penemuannya melalui konsep fungsi, konsep persamaan diferensial
dan konsep integral. Teori Mendel pada cabang ilmu biologi juga
menggunakan matematika melalui konsep probabilitas.
Matematika selalu berkembang dari dirinya sendiri sebagai ilmu.
Matematika juga berfungsi sebagai pelayan atau dapat melayani ilmu
pengetahuan dari cabang ilmu lain.
4. Masalah tidak rutin adalah masalah baru bagi siswa, dalam arti memiliki
tipe yang berbeda dari masalah-masalah yang telah dikenal siswa. Untuk
menyelesaikan masalah tidak rutin, tidak cukup bagi siswa untuk meniru
cara penyelesaian masalah-masalah yang telah dikenalnya, melainkan ia
harus melakukan usaha-usaha tambahan, misalnya dengan melakukan
modifikasi pada cara penyelesaian masalah yang telah dikenalnya, atau
memecah masalah tidak rutin itu ke dalam beberapa masalah yang telah
dikenalnya, atau merumuskan ulang masalah tidak rutin itu menjadi
masalah yang telah dikenalnya. jadi kecakapan penalaran dalam
menyelesaikan masalah tidak rutin adalah kecakapan yang dimiliki oleh
siswa, dengan melakukan manipulatif-manipulatif penyelesaian masalah
(tidak rutin) dengan masalah yang sering dihadapinya.

5
5. Siswa harus memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dalam matematika dan pembelajarannya, seperti taat azas,
konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, menghargai pendapat
orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif, menghargai
kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti, cermat,
bersikap luwes dan terbuka, memiliki kemauan berbagi rasa dengan orang
lain.

SKOR LEMBAR KERJA


Nomor Soal Skor
1 15
2 25
3 25
4 20
5 15

Anda mungkin juga menyukai