ANAFILAKTIK
Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi
OLEH
NPM : 20100707360804063
Dosen Pembimbing :
(WHO,2017) . Penyakit jantung pada orang dewasa yang sering ditemui adalah penyakit jantung
koroner dan gagal jantung. Angka kematian dunia akibat penyakit jantung koroner berkisar 7,4
juta pada tahun 2012 (Riskesdas, 2013). Di Amerika Serikat, henti jantung mendadak merupakan
salah satu penyebab kematian mendadak tersering (American Red Cross, 2015). Sedangkan
0,5%, dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5% (Riskesdas, 2013).
Henti jantung mendadak adalah hilangnya fungsi jantung pada seseorang secara tiba-tiba
yang mungkin atau tidak mungkin telah didiagnosis penyakit jantung. Henti jantung mendadak
terjadi ketika malfungi sistem listrik jantung dan kematian terjadi ketika jantung tiba-tiba
berhenti bekerja dengan benar. Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak normal, atau tidak
Basic Life Support (BLS) atau yang dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah
penanganan awal pada pasien yang mengalami henti jantung, henti napas, atau obstruksi jalan
napas. BHD meliputi beberapa keterampilan yang dapat diajarkan kepada siapa saja, yaitu
mengenali kejadian henti jantung mendadak, aktivasi sistem tanggapan darurat, melakukan
cardiopulmonary resuscitation (CPR)/resusitasi jantung paru (RJP) awal, dan cara menggunakan
automated external defibrilator (AED). Resusitasi jantung paru (RJP) sendiri adalah suatu
tindakan darurat, sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti napas dan atau henti
jantung (yang dikenal dengan kematian klinis) ke fungsi optimal, guna mencegah kematian
ventilasi paru dan mendistribusikan darah-oksigenasi ke jaringan tubuh. Selain itu, ini
merupakan usaha pemberian bantuan sirkulasi sistemik, beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh
secara efektif dan optimal sampai didapatkan kembali sirkulasi sistemik spontan atau telah tiba
bantuan dengan peralatan yang lebih lengkap untuk melaksanakan tindakan bantuan hidup
5 Persiapan RJP:
Letakkan telapak tangan pada 2 jari diatas
pertemuan iga kiri dan kanan (procesus
sipoideus).
Tindihkan tangan yang lain diatas nya
Posisikan lengan lurus. Lakukan penekanan
sedalam 4-5 cm.
Kompresi dada dilakukan sebanyak 30x
Dilanjutkan 2 x nafas buatan
Lakukan sebnyak 4-5 siklus dan lakukan
evaluasi sirkulasi dan pernafasan
Jaw trust
6. B = breathing
Melakukan pemeriksaan
Look
Listen
Feel
7. D = dissability
Melakukan penilaian skor tingkat
kesadaran
Metode AVPU
Metode GCS
8. E = Environmental
Menempatkan pasien dalam posisi
recovery
SINKOP
A. Pengertian Sinkop
Sinkop berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “syn” dan “koptein”
yang berarti memutuskan. Sinkop dapat diartikan sebagai hilangnya kesadaran seseorang
yang terjadi secara tiba-tiba dan bersifat sementara akibat berkurangnya aliran darah ke otak.
syncope dan vasovagal syncope adalah beberapa nama lain yang biasa digunakan untuk
istilah yang paling deskriptif dan akurat untuk menggambarkan kondisi yang terjadi.
medik yang paling sering dijumpai di tempat praktek dokter gigi, di mana penderita
mengalami penurunan atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba dan bersifat sementara
akibat tidak adekuatnya cerebral blood flow. Hal ini disebabkan karena terjadinya
1995).
B. Etilologi
Vasodepressor syncope dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, tak terkecuali di
tempat praktek dokter gigi. Individu yang rentan apabila dihadapankan dengan situasi yang
membuat dirinya stress maka dapat memicu terjadinya vasodepressor syncope. Bagi
sebagian orang, perawatan gigi dapat menyebabkan stres psikis, terutama pada pasien yang
belum pernah ke dokter gigi atau pada pasien yang mempunyai pengalaman buruk dengan
Menurut Malamed (2014), terdapat dua jenis faktor yang mengakibatkan terjadinya
sinkop, yaitu faktor psikogenik dan faktor non-psikogenik. Faktor psikogenik adalah faktor-
faktor yang berhubungan dengan pikiran, konflik mental dan emosional seperti rasa takut,
gelisah, stress emosional, menerima kabar buruk, sakit yang tibatiba dan tak terduga serta
melihat darah atau instrumental bedah. Faktor non-psikogenik adalah faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya vasodepressor syncope namun tidak berasal dari pikiran melainkan
dari suatu keadaan atau lingkungan yang tidak nyaman, misalnya duduk tegak atau berdiri
lama, kelelahan, kelaparan, kondisi fisik yang buruk, kondisi lingkungan yang panas atau
terlalu lembab, kondisi lingkungan yang sempit, laki-laki serta berusia 16-35 tahun.
C. Patofisiologi
1) Pre-syncope
berkurangnya aliran darah serebri, dan penurunan psikologi. Tanda dan gejala presinkop
awal yaitu merasa hangat, pucat, pusing, keringat berat dan dingin, merasa tidak enak
badan, nausea, tekanan darah menurun dan takikardi. Tanda dan gejala presinkop akhir
yaitu dilatasi pupil, menguap, hiperpnea, tangan dan kaki terasa dingin, hipotensi,
2) Syncope
engah, napas dangkal, tidak bersuara, dan apnea atau henti nafas, selain itu yang terjadi
ketika fase sinkop adalah dilatasi pupil menyerupai kematian, kejang otot, otot berkedut
pada tangan, kaki atau otot fasial, hipoksia otak 10 detik, bradikardi berlanjut dan
hipotensi.
3) Recovery/post-syncope
Fase recovery ini mulai timbul kesadaran pasien. Umumnya pasien mengalami nausea,
muka pucat, kelemahan, berkeringat, dalam beberapa menit atau beberapa jam. Selain itu
bertahan selama 24 jam. Tekanan darah dan denyut jantung mulai kembali normal
perlahan.
PENATALAKSANAAN SINKOP
1. Menghentikan tindakan kedokteran gigi
2. Posisikan penderita dalam posisi
supine/posisi syok (kedua kaki diangkat 30-
450)
yang berpotensi mengancam jiwa dan terjadi dengan sangat cepat. Anafilaktik syok pada
umumnya sebagai reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh aktivasi mediator IgE dari sel
mast, basofil dan dirilis oleh mediator inflamasi seperti histamin, leukotrin, triptase dan
8. Kirim ke IGD
DAFTAR PUSTAKA
American Red Cross. Basic Life Support for Healthcare Providers Handbook.2015.
American Heart Association. AHA Guideline Update for CPR and ECC.Circulation Vol.
132.2015.
International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. International First Aid and
Resuscitation Guidelines.2011.
A.M. Aaberg, C.E. Larsen, B.S. Rasmussen, C.M. Hansen, & J.M. Larsen.
Basic Life Support knowledge, self reported skills and fears in Danish High School students and
effect of a single 45-min training session run by junior doctors ; a prospective cohort study.
Resuscitation and Emergency Medicine:22-24. 2014.
Malamed, S. F. (2014). Medical Emergencies in the Dental Office Seventh Edition. St. Louis:
Elsevier.
Ganong, William F, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17, Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1995.
Kamadjaja, D. B. (2010) ‘Vasodepressor syncope di tempat praktek dokter gigi : Bagaimana
mencegah dan mengatasinya ?’, Pdgi, 59(1), pp. 8–13.