NPM : 18052025
Jika kita kembali ke Revolusi Industri Pertama, saat itu sebenarnya proses
produksi sudah cukup berkembang, namun ada kendala dalam hal
produksi. Dalam hal ini terkait alat transportasi, yang dipercaya akan dapat
memudahkan proses produksi di dalam pabrik yang umumnya cukup luas.
Untuk diketahui, sebelum Revolusi 2.0, proses perakitan mobil harus
dilakukan disatu tempat yang sama demi menghindari proses transportasi
dari tempat spare part satu ke tempat spare part lainnya.
Revolusi lalu terjadi dengan terciptanya “lini produksi” atau assembly line
yang menggunakan “ban berjalan” atau conveyor belt pada 1913. Hal ini
berakibat pada perubahan proses produksi, karena untuk menyelesaikan
satu mobil kini tidak lagi diperlukan satu orang untuk merakit dari awal
hingga akhir. Para perakit mobil dilatih untuk menjadi spesialis yang
mengurus satu bagian saja.
Revolusi industri kedua tidak hanya berdampak pada kondisi ekonomi dan
sosial, tetapi juga kondisi militer. Pada perang dunia II, ribuan tank,
pesawat, dan senjata diciptakan dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini
produksi dan ban berjalan.
Jika mesin uap menjadi pemicu bergulirnya revolusi industri jilid satu, dan
tenaga listrik menandai kedatangan revolusi industri kedua, ada apa dibalik
revolusi industri 3.0? Tidak lain dan tidak bukan perkembangan
semikonduktor dan proses otomatisasi industri. Di tahap ini, komputer dan
robot menjadi aktor utama, menandai mulai masuknya manusia ke era
digitalisasi.
Di satu sisi, apa yang terjadi di akhir abad ke-20 ini adalah hal yang baik.
Otomatisasi dan digitalisasi yang terjadi di tahap ini memudahkan
pekerjaan manusia, sehingga tidak lagi membutuhkan waktu yang lama
untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dan menghasilkan sebuah produk.
Namun di sisi lain, hal ini juga berdampak buruk, karena berpotensi
menggantikan peran manusia, dan memang itulah yang terjadi kemudian.
Pada tahap ini, manusia telah menemukan pola baru ketika disruptif
teknologi (disruptivetechnology) hadir begitu cepat dan mengancam
keberadaan perusahaan-perusahaan yang telah berjaya bertahun-tahun.
Sejarah mencatat, revolusi industri ini telah menelan banyak korban
dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Ukuran perusahaan
bukan lagi jaminan disni, melainkan kreativitas dan inovasi.
Sebagian dari kita mungkin tidak pernah berpikir bahwa bisnis angkutan
umum, khususnya ojek, bisa jadi sedemikian besar bukan? Hadirnya
transportasi dengan sistem ride-sharing seperti Go-Jek dan Grab adalah
buktinya. Revolusi industri 4.0 bukan saja usaha baru, ini juga
menciptakan lapangan kerja baru, dan profesi baru yang tak terpikirkan
sebelumnya.
Pengertian Proses Produksi Menurut Para Ahli :
KESIMPULAN :