Anda di halaman 1dari 4

NAMA: AMI RAHMAWATI SUKAMTO

NIM: 19344184
KELAS E-P2K
PENDALAMAN TENTANG
PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER

BUTIR PEDOMAN DISIPLIN :


20. Tidak memberikan informasi, dokumen dan alat bukti lainnya yang diperlukan MEDAI
untuk pemeriksaan atas pengaduan dugaan pelanggaran disiplin
21. Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan kemampuan/pelayanan yang dimiliki,
baik lisan ataupun tulisan, yang tidak benar atau menyesatkan.
22. Membuat keterangan farmasi yang tidak didasarkan kepada hasil pekerjaan yang
diketahuinya secara benar dan patut. dan/atau sertifikat kompetensi yang tidak sah.

CONTOH PENERAPAN DILAPANGAN :


20. MEDAI adalah Majelis yang menilai bahwa etik dan disiplin diterapkan seutuhnya atau tidak
oleh apoteker, sehingga jika terdapat dugaan pelanggaran maka apoteker harus memberikan
informasi, dokumen dan alat  bukti yang terkait dengan selengkaplengkapnya dan sebenar-
benarnya agar MEDAI dapat menimbang dan menilai dengan tepat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

21. Apoteker tidak boleh terlibat dalam media  promosi/iklan komersil.


Apoteker memberi klaim efikasi atau manfaat obat/kosmetik yang tidak sesuai dengan hasil
studi atau ketentuan BPOM.
22. Apoteker tidak boleh melakukan  pekerjaan atau memberikan informasi yang tidak sesuai
dengan bidangnya atau mengambil profesi kesehatan lainnya.
Hal-hal terkait pasien mengenai identitas  pasien, penyakit, dignosis, hasil laboratorium,
pengobatan, masalah terkait obat, monitoring efek samping didokumentasikan dengan
sebenarnya.

CONTOH KEMUNGKINAN TERJADINYA PELANGGARAN & SANKSI:

20. Jika dugaan pelanggaran terjadi, maka:


1. Pemberian peringatan tertulis;

2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA),

atau Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA); dan/atau

3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi  pendidikan apoteker.

21. Pelanggaran: Apoteker mengiklankan kemampuan suatu produk obat (testimoni  produk)
dengan tujuan meningkatkan kredibilitas khasiat obat dan meningkatkan penjualan.

Sanksi:

1. Pemberian peringatan tertulis;

2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA),


atau Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA); dan/atau

3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi  pendidikan apoteker

22. Pelanggaran:

1. Apoteker menuliskan dan memberikan resep untuk pasien tanpa adanya diagnosis dari
dokter, dan melalui dokter.

2. Apoteker mengganti obat yang ada dalam resep dokter tanpa mengkonfirmasi terlebih
dahulu kepada dokter, dan langsung memberikan obat ke pasien.

Sanksi:

1. Peringatan tertulis/surat peringatan;

2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda Registrasi Apoteker, Surat


Izin Kerja Apoteker, atau Surat Izin Praktik Apoteker.
PENDALAMAN TENTANG
KODE ETIK APOTEKER

BUTIR KODE ETIK APOTEKER:

KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 12

Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama


yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta
mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.

KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAIN

Pasal 13

Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan


meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat
petugas kesehatan lain.

CONTOH PENERAPAN DILAPANGAN :

Pasal 12

 Seorang apoteker harus menjalin dan memelihara kerjasama dengan sejawat apoteker
lainnya.
 Seorang apoteker harus membantu teman sejawatnya dalam menjalankan pengabdian
profesinya.
 Seorang apoteker harus saling mempercayai teman sejawatnya dalam menjalin, memelihara
kerjasama.

Pasal 13

Apoteker harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan tenaga profesi kesehatan
lainnya secara seimbang dan bermartabat.

CONTOH KEMUNGKINAN TERJADINYA PELANGGARAN & SANKSI:


Pasal 12

Apoteker sebagai Ketua PC IAI disuatu kab/kota, tidak mau memberikan Rekomendasi kepada
apoteker lain untuk mengurus SIP disuatu apotek, karena Apoteker tersebut telah melakukan
kerjasama untuk menjadi APA dengan PSA di Apotek tersebut

Pasal 13

Apoteker sebagai APJ di sebuah apotek, tidak mau mengajarkan / memberikan arahan tentang
pelaporan SIPNAP, kepada Apoteker Pendamping, dan tidak memberikan arahan tentang
penerimaan resep Psikotropik dan Narkotik pada TTK dan Apoteker Pendamping disaat APJ
tidak ditempat

UPAYA UNTUK PENINGKATAN KEPATUHAN :

Pasal 12

Apabila Apoteker melakukan pelanggaran kode etik apoteker, yang bersangkutan dikenakan
sanksi organisasi. Sanksi dapat berupa pembinaan, peringatan, pen-cabutan keanggotaan
sementara, atau pencabutan keanggotaan tetap

Pasal 13

Apoteker sebagai APJ di apotek seharusnya membantu teman sejawatnya untuk mengurus
pelaporan SIPNAP disuatu apotek sehingga dapat menjalin hubungan dan komunikasi yang baik
kepada teman sejawat dan memberikan arahan tentang penerimaan resep asli psikotropika dan
narkotika, agar tidak terjadi kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai