PARAGRAF
2) Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis
dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antarkalimat. Urutan yang logis
akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu.
Pengait paragraf
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu :
1. Ungkapan Penghubung Transisi
Adapun beberapa kata transisi yaitu :
Hubungan tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di
samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
Hubungan pertentangan : akan tetapi, namun, bagaimanapun,
walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
Hubunga perbandingan : sama dengan itu, dalam hal yang
demikian, sehubungan dengan itu.
Hubungan akibat : oleh sebab itu, jadi, akbiatnya, oleh karena itu,
maka, oleh sebab itu.
Hubungan tujuan : untuk itu, untuk maksud itu.
Hubungan singkatan : singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada
umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
Hubungan waktu : sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat
kemudian.
Hubungan tempat : berdekatan dengan itu.
2. Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata
ganti orang maupun kata ganti yang lain.
1. Kata Ganti Orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, kita
banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini
berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali.
Kata ganti yang dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata
ganti orang pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata
ganti orang kedua), dia, ia, beliau, mereka, dan nya (kata ganti
orang ketiga).
2. Kata Ganti Yang Lain
Kata ganti orang lain yang digunakan dalam menciptakan
kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke
situ, di atas, di sana, di sini, dan sebagainya.
3. Kata Kunci
Di samping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan
kata-kata kunci, pengulangan kata kunci ini perlu dilakukan dengan
hati-hati (tidak terlalu sering).
Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf
terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf
yang baik. Kalimat-kalimat dari paragraf itu harus saling mendukung, saling
menunjang, kait-berkait satu dengan yang lain.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan
pengarang. pengarang meletakkan inti maksud pembicaraan pada kalimat topik
karena topik paragraf adalah pikiran utama sebuah paragraf. Kalimat utama
bersiat umum. Ukuran keumuman kalimat terbatas pada paragraf itu saja.
Adakalanya kalimat yang dianggap umum akan berubah khusus jika kalimat itu
diperluas.
Contoh :
Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak hidup di daerahnya lagi
karena bahan makanan yang akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi
kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh ledakan penduduk Tegal terlalu
besar sehingga daerah pertanian yang relatif tidak bertambah hasilnya itu tidak
dapat menampung perkembangan penduduk. Pertumbuhan penduduk Tegal jauh
lebih besar daripada perkembangan daerah pertanian yang ada di situ.
Dilihat dari paragraf di atas, kalimat yang paling umum sifatnya kalimat
yang pertama, yaitu “Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak hidup di
daerahnya lagi karena bahan makanan yang akan dimakan sehari-hari tidak
mencukupi kebutuhan penduduk”. Kalimat-kalimat selanjutnya merupakan
kalimat penjelas yang fungsinya menjelaskan gagasan utama yang terletak pada
kalimat pertama.
Teknik pengembangan paragraf itu, secara garis besarnya ada dua macam.
Pertama, dengan menggunakan ilustrasi. Apa yang dikatakan kalimat topik itu
dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan
pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua,
dengan menggunakan analisis. Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis
secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesutau yang menyakinkan.
Di dalam praktik, kedua teknik di atas dapat diperinci lagi menjadi
beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya sebagai berikut.
1. Dengan memberikan contoh atau fakta
Biasanya dengan menggunakan contoh akan membuat para pembaca menjadi
lebih tertarik untuk membacanya.
2. Dengan memberikan alasan-alasan
Dengan cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis
berdasarkan logika dibuktikan dengan uraian-uraian yang logis dengan
menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian.
3. Dengan bercerita
Biasanya, pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang
sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara
ini. Dengan cara itu, pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup
kembali.
Pelatihan/Tugas
A. Silakan mahasiswa membuat karangan dengan tema “Aku Bangga menjadi
Mahasiswa”.
B. Panjang karangan minimal satu lebar kertas polio.
C. Dibuat dalam buku tugas/catatan Anda atau ditik dalam file words.
D. Disimpan dulu, belum dikumpulkan.