Makalah Akhlak, Etika Dan Moral-Smt3-Aldian
Makalah Akhlak, Etika Dan Moral-Smt3-Aldian
Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur yang senan tiasa Saya panjatkan ke hadrat Alloh swt, yang
telah memberi Kita nikmat yang tiada bandinganya yaitu nikmat sehat dan telah membisakan
dan melancarkan Saya dalam penyusunan makalah ini.
Penulisan makalah ini berjudul “Bertaqwa kepada Allah swt” makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah pelajaran Pendidikan Agama Islam/Keislaman, makalah
ini di tulis dalam hasil penyusunan data – data sekunder yang penulis peroleh dari media
internet yang berhubungan dengan agama Islam.
Harapan saya dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua
dalam hal menambah wawasan dalam hal “Bertaqwa kepada Allah swt dan menunjikan sikap
religius”, mohon maaf bila makalah ini jauh dari kata sempurna maka Saya harapkan kritik
dan saran dari Pembaca demi perbaikan ke arah lebih baik lagi.
Penulis
ALDIAN
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
BAB III
PENUTUP .............................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................... 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang
baik.Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah
yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan
peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan
untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia
melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan
buruk.Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh
dilakukan, meskipun dia bisa melakukan.Itulah hal yang khusus manusiawi.Dalam
dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya
manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek
menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan
sesudah pekerjaan itu dilakukan.Sehingga sebagai subjek yang mengalami
perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Konsep Etika, Moral dan Akhlak
2. Karakteristik Etika Islam (Akhlak)
4
3. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari Etika, Moral dan Akhlak
2. Untuk mengetahui karakteristik Etika, Moral dan Akhlak
3. Untuk mengetahui hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Untuk mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2) Subyektivisme
Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan
dengan kehendak atau pertimbangan subyek tertentu.Subyek disini bisa
saja berupa subyektifisme kolektif, yaitu masyarakat, atau bisa saja
subyek Tuhan.
b. Macam-Macam Etika
1) Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola
perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya
dalam kehidupan masyarakat.
2) Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang
bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma
norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.
Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal
sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana
etiket adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan.Sementa etika sendiri
menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak.Etiket juga terbatas
pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir
tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri bernilairelative atau tidak sama
antara satu orang dengan orang lain. Sementa itu etika bernilaiabsolute
atau tidak tergantung dengan apapun.Etiket memandang manusia
dipandang dari segi lahiriah.Sementara itu etika manusia secara utuh.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan
yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata
lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal
manusia.
2. Moral
a. Pengertian Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu
jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum
bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap
perbuatan dan kelakuan.
7
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah
istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia
dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita
dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama,
yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan
posisinya apakah baik atau buruk. Namun demikian dalam beberapa hal antara
etika dan moral memiliki perbedaan.Pertama, kalau dalam pembicaraan etika,
untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan
tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang
digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung di masyarakat.Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran
filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam
dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di
masyarakat.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur
tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku
di masyarakat.
3. Perbedaan Antara Etika dan Moral
Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai,
sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa
asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut
dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:
a. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.
b. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu
perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal
yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui
berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam
situasi yang sejenis.
8
c. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral
lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau
diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh
masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan
ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional,
berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam
diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri. Orang yang
demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada
dorongan atau paksaan dari luar.
4. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan
terminologik (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim
mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai
timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-
sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-
adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-
din (agama).
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya
kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi
ikhlak.Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa
secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu
isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah
demikian adanya.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk
kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibnu Miskawaih (w. 421
H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka
dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat
9
yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal
sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela
Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih
luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
1) Nafsu Syahwaniyah, ialah nafsu yang ada pada manusia dan binatang. Nafsu ini
cenderung kepada kelezatan jaamaniyah, misalnya makan, minum dan nafsu
seksual.
2) Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu nafsu
yang cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai serta mengalahkan
yang lain.
3) Nafsu Nathiqah, ialah nafsu yang membedakan manusia dan hewan. Dengan nafsu
ini manusia mampu berpikir dengan baik, berdzikir, mengambil hikmah, dan
memahami fenomena alam.
10
Begitu pentingnya kedudukan akhlak dalam islam sehingga Al-Qur’an bukan hanya
memuat ayat-ayat tentang akhlak secara spesifik, melainkan selalu mengaitkan ayat-
ayat yang berbicara tentang hukum dengan masalah akhlak pada ujung ayat. Ayat-ayat
yang berbicara tentang salat, puasa, haji, zakat, dan muamalah selalu dikaitkan dan
diakhiri dengan pesan-pesan perbaikan akhlak. (Al-Baqarah: 183, 197).
Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara menyucikan hati
(tashfiyat al-qalbi). Hati yang suci tidak hanya bisa dekat dengan Allah Swt. tetapi
malah dapat mengenal Allah Swt. (al-ma’rifah). Menurut Dzun Nun al-Misri, ada tiga
macam pengetahuan tentang Allah Swt.
Pengetahuan yang hakiki tentang Allah Swt. adalah pengetahuan yang disertai dengan
kesucian hati. Telah dijelaskan bahwa akhlak adalah sifat hati yang mendasari
perilaku manusia dan tasawuf adalah cara untuk membersihkan dan mensucikan hati.
Maka hubungan antara tasawuf dan akhlak menjadi sangat erat dan penting karena
satu sama lain saling mendukung.
Di dalam Al-Qur’an banyak ditemukan ciri-ciri manusia yang beriman dan memiliki
akhlak mulia.
11
Kreatif dan tawakkal (QS. Ali Imron : 160)
Disiplin waktu dan produktif (QS. Al Ashr : 1-4).
Melakukan sesuatu secara proporsional dan harmonis (QS. Al Araf : 31).
12
c. Tawaduk, yaitu rendah hati dan selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin.
3. Ahlak kepada keluarga
a. Memuliakan dan menghormati kedua orang tua
b. Mendoakan kedua orang tua
c. Bersikap baik kepada kedua orang tua
d. Berkata lembut kepada kedua orang tua
e. Menyanyangi kedua orang tua seperti mereka menyayamgi kita sewaktu kecil
4. Akhlah kepada sesama manusia
a. Menciptakan ukhuwah atau persaudaraan
b. Menumbuhkan sikap Ta’awun atau saling tolong menolong
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
d. Menepati janji yang telah dibuat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang
menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika
adalah bagian dari filsafat.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang
berlaku di suatu masyarakat.
Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga
sikap hidup yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya
adalah wahyu tuhan.
Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri
kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu
tasawuf. Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug ) adalah
tertanamnya iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan
13
seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak
kepada tuhan, diri sendiri, keluarga, dan sesama manusia.
B. Saran
Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak ke
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/33554560/MAKALAH_ETIKA_MORAL_dan_AKHLAK_Di_aj
ukan_untuk_memenuhi_tugas_pendidikan_agama_islam
https://ps2unic.wordpress.com/2013/11/11/penerapan-etika-moral-dan-akhlak-dalam-
kehidupan/
http://makalah73.blogspot.com/2012/11/akhlak-dan-aktualisasinya-dalam.html
Diambil dari:
https://books.google.co.id/books?id=2K-
vp4lYPpAC&printsec=frontcover&dq=buku+pendidikan+agama+islam+untuk+perguruan+ti
nggi+penerbit+grasindo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiAmP_Ph7ThAhXEWisKHcs_DhM
Q6AEILDAB#v=onepage&q=buku%20pendidikan%20agama%20islam%20untuk
%20perguruan%20tinggi%20penerbit%20grasindo&f=false
14
Rokayah. 2015. “Penerapan Etika dan Akhlak dalam Kehidupan sehari-hari”. Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar. 2(1): 15
diakses dari :
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/1279
http://www.tugasku4u.com/2013/07/makalah-etika-moral-dan-akhlak.html
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar Studi Akhlak. PT Raja Grafmdo Persada:
Jakarta
Yaqub, Hamzah. 1998. Etika Islam. CV Diponegoro: Bandung (artikel ini disadur dari
persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf)
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar.2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta.
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar.2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam.Lentera: Jakarta.
Masyhur, Kahar. 1986. Meninjau berbagai Ajaran; Budipekerti/Etika dengan Ajaran Islam.
Kalam Mulia: Jakarta.
15