KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan Modul Diklat Pengadaan Tanah. Modul ini disusun
agar peserta diklat dapat mempelajari dan memahami materi-materi yang diberikan.
Pada kesempatan ini pula, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalas semua kebaikan dan jerih payah Saudara-saudara sekalian.
Semoga modul ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca,
khususnya peserta diklat. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penyusun
menerima kritik dan saran membangun dari pembaca.
Terima kasih.
DAFTAR ISI
Hal
BAB I
TAHAPAN PERENCANAAN
PENGADAAN TANAH
A. PENGANTAR
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum, diselenggarakan dalam beberapa tahapan sebagaimana diatur dalam
Pasal 13 UU 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum jo. Pasal 2 Perpres 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Penyelenggaraan pengadaan tanah tersebut, terdiri dari tahapan-tahapan :
A. Perencanaan pengadaan tanah.
B. Persiapan pengadaan tanah.
C. Pelaksanaan pengadaan tanah.
D. Penyerahan hasil pengadaan tanah.
Pada masing-masing tahapan tersebut berbeda lembaga dan portofolio :
yang memproses (intituisi), tugas (activity), fungsi (fungtion), kewenangan
(souverignety), keharusan, Larangan, tanggung jawab (resposibility) dan
tanggung gugat (accountibility) dari anggota tim (petugas pelaksananya), yang
masing-masing bersifat indevenden baik tanggung jawab administrasi maupun
tanggung jawab secara hukum.
BAB II
TAHAP PERSIAPAN
PENGADAAN TANAH
E. Penetapan Lokasi
Setelah diperoleh kesepakatan dalam konsultasi publik, atau keberatan
dari Pihak yang Keberatan ditolak, Gubernur/ Bupati/Walikota menetapkan
Penetapan lokasi pembangunan. (Pasal 22 UU 2/2012 jo. Pasal 41 Perpres
71/2012).
Penetapan Lokasi pembangunan berlaku untuk jangka waktu 2 (dua)
tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk paling lama 1 (satu) tahun.
(Pasal 24-25 UU 2/2012 jo. Pasal 43-44 Perpres 71/2012).
Perpanjangan waktu Penetapan Lokasi pembangunan diajukan oleh
Instansi yang memerlukan tanah kepada Gubernur/Bupati/ Walikota atas
pertimbangan Kepala Kantor Wilayah BPN, dalam waktu paling lambat 2 (dua)
bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Penetapan Lokasi pembangunan.
(Pasal 43 Perpres 71/2012).
BAB III
TAHAP PELAKSANAAN
PENGADAAN TANAH
B. Penyiapan Pelaksanaan
Pelaksana Pengadaan Tanah melakukan kegiatan penyiapan pelaksanaan
dan dituangkan dalam rencana kerja yang memuat paling kurang:
a. rencana pendanaan pelaksanaan;
b. rencana waktu dan penjadwalan pelaksanaan;
c. rencana kebutuhan tenaga pelaksana;
d. rencana kebutuhan bahan dan peralatan pelaksana;
e. inventarisasi dan alternatif solusi faktor-faktor penghambat dalam
pelaksanaan;
f. sistem monitoring pelaksanaan. (Pasal 52 - 53 Perpres 71/2012 jo. Pasal 6
PerKaBPN 5/2012) 20
Ketua pelaksana Pengadaan Tanah dapat membentuk satuan tugas
(Satgas) A dan B. Satgas A membidangi inventarisasi dan identifikasi data fisik
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfatan tanah. Satgas B
membidangi inventarisasi dan identifikasi data Pihak yang Berhak dan objek
Pengadaan Tanah. Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah dapat membentuk Satgas
A dan/atau Satgas B masing-masing lebih dari 1 (satu) Satgas. (Pasal 54 Perpres
71/2012 jo. Pasal 7 - 8 PerKaBPN 5/2012)
C. Inventarisasi dan Identifikasi Data Fisik (Obyek) dan Data Yuridis (Subyaek) Pihak
Yang Berhak
Satgas A melaksanakan pengukuran dan pemetaan bidang per bidang
tanah, meliputi : pengukuran dan pemetaan batas keliling lokasi; dan pengukuran
dan pemetaan bidang perbidang. Hasil pengukuran dan pemetaan dituangkan
dalam bentuk peta bidang tanah. (Pasal 28 UU 2/2012 jo. Pasal 56 Perpres
71/2012 jo. Pasal 10 PerKaBPN 5/2012) 21
Satgas B melaksanakan pengumpulan data Pihak yang Berhak dan objek
Pengadaan Tanah, paling kurang:
1. nama, pekerjaan,dan alamat Pihak yang berhak;
2. nomor Induk Kependudukan atau identitas diri lainnya Pihak yang Berhak;
3. bukti penguasaan dan/atau pemilikan tanah, bangunan, tanaman, dan/atau
benda yang berkaitan dengan tanah;
4. letak tanah,luas tanah dan nomor identifikasi bidang;
5. status tanah dan dokumennya;
6. jenis penggunaan dan pemanfaatan tanah;
7. pemilikan dan/atau penguasaan tanah,bangunan,dan/atau benda lain yang
berkaitan dengan tanah;
8. pembebanan hak atas tanah; dan
9. ruang atas dan ruang bawah tanah.
Hasilnya dibuat dalam daftar nominatif. Peta Bidang Tanah dan Daftar
Nominatif diserahkan kepada Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah untuk
kemudian diumumkan. (Pasal Pasal 28 UU 2/2012 jo. 57 Perpres 71/2012 jo.
Pasal 16 PerKaBPN 5/2012)
Apabila terdapat keberatan, Peta dan daftar dimaksud dapat dilakukan
verifikasi dan perbaikan, yang akan dijadikan dasar dalam penentuan Pihak yang
Berhak dalam pemberian Ganti Kerugian. (Pasal 29-30 UU 2/2012 jo. Pasal 59 -
62 Perpres 71/2012 jo. Pasal 17-18 PerKaBPN 5/2012)
Apabila uang ganti rugi telah dititipkan di pengadilan negeri dan Pihak yang
Berhak masih menguasai Objek Pengadaan Tanah, Instansi yang memerlukan
tanah mengajukan permohonan pengosongan tanah tersebut kepada pengadilan
negeri di wilayah lokasi Pengadaan Tanah. Ganti Kerugian dapat diambil oleh
Pihak yang Berhak dengan surat pengantar dari Ketua Pelaksana Pengadaan
Tanah. (Pasal 87 - 95 Perpres 71/2012 jo. Pasal 17-18 PerKaBPN 5/2012 jo. Pasal
49 PerKaBPN 5/2012)
(Pasal 43, 45 - 47 UU 2/2012 jo. Pasal 100 - 108 Perpres 71/2012 jo. Pasal 41-44
PerKaBPN 5/2012) 33
Berikut akan dipaparkan tabel-tabel yang memuat jangka waktu baik pada tahap
persiapan, pelaksanaan maupun pada tahap penyerahan hasil dalam
penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum :
BAB IV
PENYERAHAN HASIL
PENGADAAN TANAH
C. Insentif Perpajakan
Pihak yang Berhak menerima ganti kerugian atau Instansi yang memperoleh
tanah dalam pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum dapat diberikan insentif
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila Pihak
yang berhak:
b. mendukung penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum;
c. tidak melakukan gugatan atas putusan Penetapan Lokasi dan atas putusan bentuk
dan/atau besarnya Ganti Kerugian. (Pasal 44 UU 2/2012 jo. Pasal 122 Perpres
71/2012)
BAB V
BIAYA OPERASIONAL DAN
BIAYA PENDUKUNG
PENGADAAN TANAH
DAFTAR PUSTAKA
Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum.
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012; Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Biaya Operasional Dan
Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.02/2013. Tentang Biaya Operasional Dan
Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.