Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MENJAGA HAK & KEWAJIBAN


BERTETANGGA DALAM ISLAM
Oleh: Ust. Denis Arifandi Pakih Sati, Lc. M.H.
(Bidang Pelatihan dan Dakwah, PW Ikadi DIY)

َُ َ ‫ُ ح‬ َ ‫ََ َ َ حَ حَ َ حُ ح‬ َ ‫َ حَ ح ُ ه ه ح َ َ َ ح َ ح َ ح ح‬
‫ سبحانه‬،‫ ونَه ع َن الق َطيعة والعدوان‬،‫اْلحسان‬ َ ‫اَّلي أمر بَالعد َل و‬ َ ‫ّلِل‬َ َ ‫اْلمد‬
َ ‫َ َ ه َ ُ ح َ حََ َ ح‬ َ ‫َ ح‬ َ ‫َََ ح ح‬
.‫ وحذرهم َمن اْلذى والعار‬،‫ان َإَل اْلار‬ َ ‫اْلحس‬ َ َ‫أمر ب‬
َ َ ‫ه‬ َ ‫ََ ح َ ُ ح َ ََ ه هُ َ ح َ ُ َ َ َ َ َ َ َ حُ ح ح‬ َ
‫ار‬
َ ‫ وعد المح َس َنْي بَاثلوا َب َ َِف د‬،‫َشيك َل‬ َ ‫إَل إَل اّلِل وحده َل‬ ‫وأشهد أن َل‬
‫َ َ ه‬ َ ‫ح‬ ‫ح َ َ َ َ ح َ ُ َ ه َ ِّ َ َ ُ َ ه ً َ ح ُ ُ َ َ ُ ُ ُ ح َ َ ح ُ ه ح َ َ َ َ ح‬
‫ فصّل‬،‫ قدوة المت َقْي و َإمام اْلبرار‬،‫ وأشهد أن سيدنا ُممدا عبده ورسوَل‬،‫القرار‬
ً.‫حب َه َو َسله َم ت َ حسليح ًما َكث حْيا‬ ‫َ َ ح‬
‫ص‬ ‫و‬ ‫آَل‬
َ َ
ََ َ ‫ُ َ َح‬
‫لَع‬ ‫اهلل علي َه و‬
َ َ َ
‫َه َح‬
‫أما بعد؛‬
َ‫ ((يَا َأيها‬:‫اَل‬
َ ََ َ َ ُ‫َ َ ح َ َ حُ ه‬ ‫َح‬
‫ قال تع‬،‫ أو َصيكم ونف َِس َبتقوى اهلل فقد فاز المتقون‬،‫فيا َعبَاد اهلل‬
َ ‫ُح ح ُ ح ََح‬ َ َ َ
َ ‫َ َ ه َُ َ َ َ ُ حُ ه ه ََحُ ح ُ ح ُ ح‬ ُ‫ه ح َ َُ ه‬
))‫ه وَل تموتن إََل وأنتم مس َلمون‬ ََ ‫ت‬ ‫ا‬‫ق‬ ‫ت‬ َ ‫ح‬ ‫اهلل‬ ‫وا‬‫ق‬ ‫اَّلين آمووا ات‬ َ

Jamaah Jumat rahimakumullah,


Islam menempatkan tetangga sebagai bagian teramat penting dalam
hidup seorang Muslim. Pepatah Arab mengatakan, “al-Jār Qabla ad-Dār”,
tetangga dulu sebelum rumah. Kenapa? Sebab betah atau tidaknya kita di
rumah, sering kali dipengaruhi oleh sikap tetangga. Jika tetangganya baik,
insya Allah kita akan merasa betah. Apalagi kalau tetangga sudah kita anggap
seperti saudara sendiri. Itu merupakan nikmat yang luar biasa. Sebaliknya,
kalau tetangga kita jahat dan culas, maka kehidupan terasa seperti di neraka.
Tidak betah dan rasanya ingin segera pindah.

Edisi 268 | Jumat, 27 Agustus 2021 1


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Khutbah kali ini akan mengupas pandangan Islam tentang keutamaan


bersikap baik terhadap tetangga, hak-hak mereka yang harus ditunaikan, dan
apa makna tetangga dalam Islam.

Jamaah Jumat rahimakumullah,


Hak tetangga merupakan salah satu masalah besar dalam Islam. Jibril
’alaihissalam terus-menerus menasihati Rasulullah saw. tentang perkara
tetangga, sampai beliau menyangka Jibril akan menjadikan tetangga sebagai
salah satu ahli waris.
Beliau saw. bersabda:
ُ ُ ِّ َ ُ َ ُ ‫ح ُ ح َ َ ه َ َ ح ُ َ ه‬ ُ‫َما َز َال ي‬
‫ حَّت ظووت أنه سيورثه‬،‫ار‬ ‫اْل‬‫ب‬ ‫يل‬‫ْب‬
َ َ َ َ َ ‫ج‬ ‫يِن‬ ‫وص‬
َ
“Jibril selalu menasihati masalah tetangga, sampai saya menduga bahwa seorang
tetangga akan mewarisi tetangganya.” (H.r. Muttafaq 'alaih)

Masalah ini, juga dijelaskan dalam al-Qur`an al-Karim:


‫حُ ح َٰ ح‬ ً ‫ح‬ َ ‫اّلِل َو ََل ت ُ حْش ُكوا به َشيحئًا ۖ َوبال ح َو‬
َ ‫اعبُ ُدوا ه‬‫َ ح‬
ٰ َ ‫َب َواْلَ َت‬
‫اَم‬ ‫اِليح َن َإح َسانا َوبَ َذي القر‬ َ َ ََ َ ‫و‬
َ‫السبيل َوما‬ ‫اْلَوحب َوابحن ه‬ ‫ح‬ ‫ه‬ َ ُ ُ ‫ح‬ َ ‫حُ ح َ َ ح‬ َ ‫َ ح‬ َ َ ‫َ ح‬
ٰ
َ َ َ َ َ‫ب ب‬
َ ‫اح‬
َ ‫ب والص‬ َ ‫ار اْلو‬ َ ‫ار َ َذي القرَب واْل‬
َ ‫ْي واْل‬ َ ‫والمسا َك‬
ً ‫اّلِل ََل ُ ُّب َم حن َ َن َُحتَ ًاَل فَ ُا‬
‫ورا‬ َ ‫ك حم ۖ إ هن ه‬ ُ ُ َ‫ََ َ ح ح‬
‫ملكت أيمان‬
َ َ
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri." (Q.s. An-Nisa`: 36).

Nabi Muhammad saw. mendorong umatnya untuk berbuat baik dan


memuliakan tetangga, sebagaimana sabdanya:

َ ‫كر حم َج‬‫َ حُ ح‬ ‫َ َ ح َ َ ُح ُ ه َ حَح ح‬


‫ار ُه‬ َ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫خ‬
َ َ ‫اْل‬ َ‫اّلِل واْلوم‬
َ ‫ومن ن يؤ َمن َب‬
“Siapa yang beriman kepada Allah Swt dan Hari Akhir, maka muliakanlah
tetangganya.” (H.r. Muttafaq 'alaih).

Bahkan, berbuat baik kepada tetangga merupakan bagian dari keimanan


dalam Islam, sebagaimana sabda Rasulullah saw.

Edisi 268 | Jumat, 27 Agustus 2021 2


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

‫َح‬ ُ َ َ َ َ ‫َح‬ ‫ه‬ ُ ‫َ َ ُح ُ َحٌ َ ه‬ ‫َ ه َح‬


‫ ُّب َِلف َس َه‬
َ ‫ارهَ أو قال َْل َخي َه ما‬َ
َ ‫ ُّب َْل‬
َ ‫اَّلي نف َِس َبي َد َه َل يؤ َمن عبد حَّت‬
َ ‫و‬
“Demi jiwaku yang berada dalam genggamannya, tidak beriman seorang hamba sampai
dia mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”
(H.r. Muslim).

Orang yang berbuat baik kepada tetangga merupakan manusia terbaik


di sisi Allah Swt., sebagaimana firman-Nya:

‫ح‬ ُ ُ‫ح َ ه َ ح‬ َ ‫َ َ حُ ح‬ َ ‫ح‬ ُ ُ‫ح َ ه َ ح‬ َ ‫ح‬ َ‫َ حُ ح‬


‫ار َه‬َ
َ ‫اّلِل خْيهم َْل‬
َ ‫ان َعود‬
َ ‫اْلْي‬
َ ‫اح َب َه وخْي‬
َ ‫اّلِل خْيهم لَص‬
َ ‫اب َعود‬
َ ‫خْي اْلصح‬
“Sebaik-baik sahabat di sisi Allah Swt adalah orang yang terbaik di antara mereka
kepada sahabatnya. Dan sebaik-baik tetangga di hadapan Allah Swt adalah orang yang
paling baik kepada tetangganya di antara mereka.” (H.r. At-Tirmidzi).

Jamaah Jumat rahimakumullah,


Siapakah tetangga dalam pandangan Islam? Tetangga adalah orang yang
berada di samping Anda, baik Muslim maupun non-Muslim. Pengertian
detailnya di kalangan ulama, banyak sekali. Namun, makna yang paling tepat
adalah sesuai dengan ’urf atau adat dan kebiasaan yang berlaku di suatu
masyarakat. Artinya, jika suatu masyarakat memaknai tetangga adalah satu
R.T., maka itulah maknanya. Beda budaya, tentu beda pula mengartikannya.
Dalam Islam, tetangga juga mempunyai tingkatan yang berbeda, sesuai
kadar kedekatannya. Hak antara tetangga yang satu dengan tetangga yang
lainnya berbeda, sesuai dengan tingkatannya. Ada tetangga Muslim yang
masih ada ikatan kerabat. Ada tetangga non-Muslim, tetapi masih memiliki
hubungan kekerabatan. Ada tetangga non-Muslim yang tidak memiliki
hubungan kekerabatan sama sekali.
Secara umum, hak bertetangga itu sama saja dalam pelaksanaannya.
Namun, jika ditambah dengan hubungan kekerabatan dan hubungan akidah,
maka haknya bertambah di sisi lainnya.
Ada orang yang beranggapan bahwa tetangga hanyalah orang yang
rumahnya berada di dekatnya. Pendapat ini memang tidak salah. Namun, juga
tidak sepenuhnya benar. Itu hanyalah salah satu makna tetangga. Banyak
bentuk lainnya yang termasuk dalam makna tetangga. Ada tetangga dalam
kerja, tetangga di pasar, tetangga di sawah dan kebun, tetangga di bangku
sekolah dan kuliah, dan lain sebagainya.

Edisi 268 | Jumat, 27 Agustus 2021 3


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jamaah Jumat rahimakumullah,


Tetangga memiliki banyak hak. Kita akan membahas beberapa di
antaranya.
1. Menjawab salam dan menghadiri undangan
Hal ini pada dasarnya adalah hak umum kaum Muslimin. Hanya saja,
jika yang mengucapkan salam adalah tetangga, maka kewajiban untuk
menjawab salamnya menjadi lebih besar. Hal yang sama terjadi dalam
menghadiri undangan. Jika yang memberi undangan adalah tetangga, maka
kita lebih ditekankan untuk memenuhi undangannya. Tentu bukan adab yang
baik, ketika tetangga mengadakan acara, kita malah duduk diam di rumah dan
tidak membantunya.
2. Tidak menyakiti tetangga
Ini merupakan salah satu hak terbesar dalam hidup bertetangga. Jika
seseorang diharamkan menyakiti manusia lainnya, maka hal tersebut lebih
terlarang jika dilakukan terhadap tetangga. Nabi saw. mewanti-wanti masalah
ini dalam berbagai hadisnya.
“Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah,
tidak beriman.” Para sahabat bertanya, “Siapa ya Rasulullah?” Beliau
menjawab:

ُ ‫َل يَأ ح َم ُن َج‬


ََ‫ار ُه بَ َواي‬ َ
‫ي‬
‫ه‬
‫اَّل‬
َ
َ
“Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari keburukan-keburukannya.”
(H.r. Al-Bukhari)

Ada yang berkata kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, Fulanah


mengerjakan shalat sepanjang malam dan berpuasa sepanjang siang. Namun,
lisannya menyakiti tetangganya.”
Beliau menjawab:

‫ِه ِف ه‬
َ َ ‫ْي فيح‬
َ َ
‫َل َخ ح‬
‫ار‬
َ ‫اِل‬ َ َ ،‫ا‬‫ه‬ َ
“Tidak ada kebaikannya. Dia di Neraka.” (H.r. Ahmad)

3. Siap menghadapi keburukan tetangga


Poin ketiga ini hanya mampu dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
kehormatan diri dan akhlak yang tinggi. Banyak orang mampu menahan diri

Edisi 268 | Jumat, 27 Agustus 2021 4


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

untuk tidak menyakiti orang lain. Namun, kadang untuk bersabar dan ikhlas
menerima perlakuan zalim orang lain banyak orang yang merasa kesulitan.
Allah Swt. berfirman:
َ ُ َ َ َُ ‫َح ُ َ ح‬ َ َ ِّ ‫َ َ ح َ ُ ه‬ ‫حَ ه‬
‫ادف حع بَال َِت َِه أحسن السيئة ۖ َنن أعلم َبما ي َصفون‬
Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa
yang mereka sifatkan." (Q.s. Al-Mu`minun: 96).

Dalam ayat lainnya dijelaskan:


ُ ُ ‫َ َ َ ح َ َ َ َ َ َ َ ه َٰ َ َ ح َ ح ح‬
‫ور‬
َ ‫ولمن صْب وغفر َإن ذلَك ل َمن عزمَ اْلم‬
“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (Q.s. Asy-Syura: 43).

Hasan Al-Bashri mengatakan, “Bertetangga yang baik bukan tidak


menyakiti yang lainnya. Bertetangga yang baik adalah bersabar menghadapi
kejahatan yang lainnya.”
4. Menanyakan kondisi dan menunaikan hajat tetangga
Rasulullah saw. bersabda:
َ َ‫َح َ حُ ح ُ ه َ ُ َ ح‬
ُ ‫ان َو َج‬
‫ار ُه َطاو‬ ‫اَّلي ي َبيت شبع‬
َ ‫ليس المؤ َمن‬
“Bukan termasuk orang beriman, seseorang yang tidur dalam keadaan kenyang,
sedangkan tetangganya kelaparan.” (Hr. Al-Bazzar).

Orang-orang salih di zaman dahulu selalu menanyakan kondisi tetangga


mereka dan berusaha menunaikan hajat mereka. Para sahabat biasanya suka
memberikan hadiah kepada tetangganya. Kemudian tetangganya memberikan
hadiah kepada yang lainnya. Kebiasaan berbagi itu terus berputar hingga orang
pertama yang memberikan hadiah mendapatkan bagian hadiahnya.
Suatu hari, Abdullah bin Umar radhiyallahu ’anhu menyembelih seekor
domba, kemudian dia mengatakan kepada budaknya, “Jika engkau
menyembelih, maka mulailah dengan membaginya kepada tetangga kita yang
Yahudi.” (H.r. Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman).
Suatu hari, Aisyah radhiyallahu ’anha bertanya kepada Nabi Muhammad
saw., “Saya mempunyai dua tetangga. Siapakah yang paling berhak saya beri
hadiah?” Beliau menjawab:

Edisi 268 | Jumat, 27 Agustus 2021 5


‫‪KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA‬‬

‫إ ََل أَقح َربه َما موحك بَاباً‬


‫ََ َ َ‬ ‫َ‬
‫‪“Kepada tetangga yang pintunya terdekat darimu.” (H.r. Al-Bukhari).‬‬

‫‪5. Menutupi aib dan menjaga kehormatan tetangga‬‬


‫‪Ini juga merupakan salah satu hak besar yang tidak kalah penting dari‬‬
‫‪yang lainnya. Ketika kita hidup bertetangga dengan seseorang, maka kita akan‬‬
‫‪mengetahui keburukannya. Maka, tugas kita adalah menjaga kehormatan dan‬‬
‫‪menutupi aibnya. Jangan menyebarkannya kepada orang lain, apalagi‬‬
‫‪menjadikannya sebagai bahan candaan dan guyonan.‬‬
‫‪Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk bisa‬‬
‫‪memuliakan tetangga dan menunaikan hak-haknya. Amin ya Rabbal ’alamin.‬‬

‫َ ح َ‬ ‫ُ‬ ‫آن الح َع َظيحم‪َ ،‬و َن َف َع ح‬ ‫ك حم ِف الح ُق ح‬


‫ََ ُ‬
‫ِن َو َايهاك حم بَ َما َفيح َه َمن اْليا َت‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ر‬ ‫َ‬
‫ار َك ُ‬
‫اهلل َِل ول‬ ‫بَ َ‬
‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ ِّ ح ح َ ح َ َ َ ه َ ِّ َ ح ُ ح َ َ َ ُ ه ُ ُ َ َِّ ح ُ ح‬
‫كيم‪ ،‬وتقبل َم َِن و َموكم تََلوته َانه هو الس َميع الع َليم ‪.‬‬ ‫َّلك َر اْل َ‬
‫وا َ‬
‫َ‬ ‫ح‬ ‫ُ‬ ‫حُ ح حَ َ ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫َ َ حَح ُ َ َ حَ ح ََ ُ‬ ‫ح‬ ‫َُحُ َ‬
‫ات‬‫أقول قو َِل هذا‪ ،‬واستغ َفر اهلل الغ َظيم َِل ولكم ولَسائَ َر المس َل َمْي والمس َلم َ‬
‫ح‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ح‬ ‫َ ح َ ح ُ حُ هُ ُ َ حَ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ حُ ح حَ َ حُ ح‬
‫والمؤ َم َوْي والمؤ َموات‪ ،‬فاستغ َفروه‪َ ،‬انه هو الغفور الر َحيم‪.‬‬

‫‪Khutbah Kedua:‬‬

‫ه ح َ ح َ َ َ ُ ح َ ُ ح ُ َ َ ح ح َ ِّ ُ ح َ ُ َ َ ِّ ح ُ ِّ َ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ ح‬


‫هلل‬
‫َاَّلي أرسل رسوَل بَالهدى و َدي َن اْلَ َْلظ َهره لَع اِلي َن ُك َه‪ ،‬وكَف بَا َ‬ ‫اْلمد هلل َ‬
‫َ‬
‫ش َهيح ًدا‪.‬‬
‫َ َ ح َ ُ َ َ ح َ َ ََ ح َ ُ َ ه َُه ً َ ح ُ ُ َ َ ُ حُ‬ ‫ََ ح َ ُ َ ح َ ََ ه‬
‫َشيك َل‪ ،‬وأشهد أن ُممدا عبده ورسوَل‪.‬‬ ‫وأشهد أن َل َإَل َإَل اهلل وحده َل ََ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َح ح‬ ‫َ‬ ‫َ ح َ ََ ح َ َُ ح ح‬ ‫َ ه ُ ه َ ِّ َ َ َ ِّ َ ُ َ َِّ َ َ َ‬
‫آَل وأصحابَ َه ومن ت َبعهم بَ َإحسان َاَل يوم ال َقيامة‪.‬‬ ‫اللهم صل لَع ن َب َيوا ُممد ولَع َ َ‬
‫َه َح‬
‫أما بعد؛‬
‫ك حم ُت حفل ُح حو َن‪ .‬قَ َال ُ‬‫َ َ َ َ َ َِّ ُ‬ ‫َحَ‬ ‫ُح ح ُ ح َح‬ ‫ََ َ َ‬
‫اهلل‬ ‫َ‬ ‫هلل‪ ،‬او َصيكم َونف َِس بَتقوى ا َ‬
‫هلل وطاع َت َه لعل‬ ‫فيا َعباد ا َ‬
‫َ َ َ ه َ َُ هُ هَ َ ه َُ ََ َُ ُ ه ه‬ ‫ح َ‬
‫كريح‬ ‫ح‬ ‫حُ‬ ‫ََ َ‬
‫اَّلين آمووا اتقوا اّلِل حَ تقاتَ َه وَل تموتن َإَل‬ ‫َ‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫ي‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫ي‬ ‫((‬ ‫‪:‬‬‫م‬‫َ َ‬ ‫ال‬ ‫آن‬
‫َ‬ ‫ر‬ ‫ق‬ ‫ال‬ ‫ِف‬‫تع َ‬
‫اَل‬
‫ََحُ ح ُ ح ُ َ‬
‫وأنتم مس َلمون))‬

‫‪Edisi 268 | Jumat, 27 Agustus 2021‬‬ ‫‪6‬‬


‫‪KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA‬‬

‫ُ‬ ‫َ َ ح َ َ ِّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ه ه َ َ َ ٰٓ َ َ ُ ُ َ َ َ َ ه ٰٓ َ َ ه‬


‫َّلين ءامووا صلوا علي َه وسلموا‬ ‫ب‪ ،‬يأيها ٱ َ‬ ‫((إَن ٱّلِل و ملئَكته يصلون لَع ٱِل ِّ‬
‫َ‬
‫َح ً‬
‫تس َليما))‬
‫َُه َ َ َ هح َ ََ حَ حَ َ ََ‬ ‫َ ه ُ ه َ ِّ َ َ ُ َ ه َ َ َ‬
‫آل َإبح َرا َهيح َم‪،‬‬ ‫َ‬ ‫لَع‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬‫ه‬‫َ‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬
‫َ‬ ‫لَع‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬‫م‬ ‫ُم‬ ‫آل‬
‫َ‬ ‫لَع‬ ‫اللهم صل لَع ُممد و‬
‫َُه َ َ َ َح َ ََ حَ حَ َ ََ‬ ‫ه َ َ حٌ َ حٌ ََ ح ََ َُه َ ََ‬
‫آل‬
‫َ‬ ‫لَع‬ ‫آل ُممد كما باركت لَع َإبرا َهيم و‬ ‫ارك لَع ُممد ولَع َ‬ ‫َميد‪ .‬وب َ‬ ‫َحيد َ‬ ‫َإنك َ‬
‫حَ حَ ه َ َ حٌ َ ٌ‬
‫َميحد‪.‬‬ ‫َحيد َ‬ ‫َإبرا َهيم‪َ ،‬إنك َ‬
‫ح‬ ‫َ‬
‫َ حُ ح حَ َ حُ ح َ ح ح‬ ‫ْي َوال ح ُم حسل َ‬ ‫اغف حر للح ُم حسلم ح َ‬‫َ هُ ه ح‬
‫ات اْلحيَا َء َمو ُه حم‬ ‫َ َ‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ال‬‫و‬ ‫ْي‬ ‫و‬
‫ََ‬‫م‬ ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫ات‬‫َ َ‬ ‫م‬ ‫ََ‬ ‫اللهم َ َ‬
‫ك َسميح ٌع َقريحب‪ٌ.‬‬ ‫ه َ‬ ‫َ‬ ‫َح َح‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ات‪َ ،‬إن‬‫واْلمو َ‬
‫ح َ َ حَ ح ََ َ ه َ َ حُ حَ ح َ ح ح ََ َ ه َ‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ح‬ ‫هُ ه ح ُ حَ َ ه َ َ‬
‫اِتْي‪ ،‬واغ َفر ِلا فاَنك‬ ‫اِصين‪ ،‬وافتح ِلا فاَنك خْي الف َ َ‬ ‫اللهم انُصنا فاَنك خْي اِل َ َ‬
‫ح َ‬ ‫َ حُ حَ ح َ حَحَ َ ه َ َ حُ ه ح َ ح ُ حَ َ ه َ َ حُ ه ح‬
‫از َقْي‪َ ،‬واه َدنا‬ ‫اَحْي‪ ،‬وارزقوا فاَنك خْي الر َ‬ ‫خْي الغا َف َرين‪ ،‬وارَحوا فاَنك خْي الر َ َ‬
‫ْي َوالح ََكفَريحن‪َ.‬‬ ‫الظالم ح َ‬ ‫َ َ ِّ َ َ ح َ ح ه‬
‫َ‬ ‫ََ‬ ‫ونوا َمن القومَ‬
‫َ ه ُ ه َ َ ح َ ه َ ًّ َ ح ُ ح َ ِّ َ َ ُ َ َ ح َ َ َ ً َ ح ُ ح َ ح َ َ ُ‬
‫َ‬
‫اطل با َطَل وارزقوا اج َتوابه‪.‬‬ ‫اللهم أ َرنا اْلَ حقا وارزقوا اتباعه‪ ،‬وأ َرنا اْل َ‬
‫ار‪.‬‬ ‫اب ه‬
‫اِل‬ ‫َر هبوَا آتوَا ِف اِل حنيَا َح َس َو ًة َوِف اْلخ َرة َح َسوَ ًة َوقوَا َع َذ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫ْي إ َم ً‬ ‫اج َعلحوَا للح ُم هتق َ‬ ‫َ‬
‫َ ه َ َ ح َ َ ح ح َ َ َ ُ ِّ ه َ ُ ه َ ح ُ َ ح‬ ‫َ‬
‫اما‪.‬‬ ‫َ َ َ‬ ‫اجوا وذرياتَوا قرة أعْي و‬ ‫ربوا هب ِلا َمن أزو َ‬
‫ُ ح َ َ َ ِّ َ َ ِّ ح ه َ ه َ ُ ح َ َ َ َ ٌ َ َ ح ُ ح َ ح َ َ ح َ ح ُ ه‬
‫ّلِل َر ِّب‬ ‫سبحان ربك رب ال َعز َة عما ي َصفون‪ ،‬وسَلم لَع المرس َلْي واْلمد َ َ‬
‫الح َعالَم حْي‪َ.‬‬
‫َ‬
‫ه ََ‬ ‫ُ‬ ‫ح‬ ‫َ‬
‫أ َقيموا الصَلة‪.‬‬

‫‪Edisi 268 | Jumat, 27 Agustus 2021‬‬ ‫‪7‬‬

Anda mungkin juga menyukai