Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

EKONOMI SUMBERDAYA KELAUTAN

METODE WAWANCARA

OLEH:
NAMA:
M EVRAN FIRDAUS
NIM:
08051381924076
KELAS:
B

LABORATORIUM EKSPLORASI SUMBERDAYA DAN


AKUSTIK KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
MATERI 1

PENGUMPULAN DATA DENGAN WAWANCARA

1.1 Teknik Pengumpulan Data

A. Observasi

Pengertian observasi merupakan teknik pengumpulan data, di mana


peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat
dari dekat kegiatan yang dilakukan. Melalui observasi, kita dapat membuktikan
persepsi yang kita buat berdasarkan fakta yang ada.
Metode observasi merupakan pengamatan langsung menggunakan alat
indera atau alat bantu untuk penginderaan suatu objek, dimana dapat melihat dan
mengamati sehingga diperoleh data maupun fakta (Indarti dan Purwanto, 2017).
Observasi banyak digunakan dalam metode penelitian kualitatif.
1. Observasi partisipatif merupakan metode yang bertujuan untuk
memperoleh data yang lengkap. Metode ini dilakukan dengan membuat
kedekatan secara mendalam dengan suatu komunitas atau lingkungan
alamiah dari objek. Peneliti akan menempatkan diri sebagai bagian dari
objek yang sedang diteliti tersebut.
2. Observasi tidak berstruktur merupakan teknik yang digunakan ketika
fokus penelitian belum jelas atau fokus berkembang selama observasi
berlangsung. Observasi ini tidak dilakukan secara sistematis karena
peneliti belum tahu pasti apa yang akan diobservasi atau diteliti. Observasi
tidak terstruktur tidak menerapkan hal-hal baku dalam penelitian, namun
hanya rambu-rambu pengamatan saja.

B. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode survei
untuk memperoleh opini responden. Kuesioner dapat didistribusikan kepada
responden dengan cara: (1) Langsung oleh peneliti (mandiri), (2) Dikirim lewat
pos (mailquestionair), (3) Dikirim lewat komputer misalnya surat elektronik (e-
mail). Kuesioner dikirimkan langsung oleh peneliti apabila responden relatif dekat
dan penyebarannya tidak terlalu luas (Pujihastuti, 2010).

C. Wawancara
Wawancara adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog
baik secara langsung maupun tidak langsung (tatap muka) maupun melalui media
tertentu antara pewancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data.
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga bisa dikonstruksikan topik, (Sugiono, 2016).
Wawancara dilakukan guna memperoleh data dari interview atau orang yang
diwawancarai yang berhubungan dengan topik penelitian dan melakukan
eksplorasi terhadap masalah yang ada.

Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kegiatan wawancara, antara


lain :
1. Responden atau narasumber adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri
2. Pernyataan dari responden atau narasumber kepada peneliti adalah benar
dan dapat dipercaya
3. Interpretasi tentang topik sebuah penelitian antara responden atau
narasumber dengan peneliti adalah sama
4. Mempertahankan kenetralan, pewawancara tetap bersikap obyektif, dan
profesional, karena sikap pewawancara akan mempengaruhi persepsi
responden mengenai sebuah pertanyaan.
5. Probing adalah teknik yang digunakan oleh pewawancara untuk
merangsang pikiran responden sehingga memperoleh informasi lebih
banyak, dalam hal ini pewawancara harus mampu komunikatif, rileks,
interaktif, akrab dan kritis tapi tidak memojokkan responden dan tidak
bernada interogasi.
6. Mencatat hasil wawancara, suatu pengisian kuesioner yang baik harus
mencatat apa yang dikatakan responden, tidak menafsirkan jawaban,
dengan catatan
Teknik wawancara berdasarkan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu :
1. Wawancara Terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti
informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti
biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa
menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera
untuk foto, serta instrumen-instrumen lain (Ridhawati dan Julianti, 2018).
2. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan
spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin
digali dari responden, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang
akan diperoleh sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang
diceritakan oleh responden
3. Wawancara Mendalam (In Depth Interview)
Wawancara mendalam (in-depth interview), di mana peneliti menggali
informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan
informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang
disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali.
Wawancara mendalam adalah interaksi/pembicaraan yang terjadi antara satu
orang pewawancara dengan satu orang informan (Kristanto, 2018).

Pedoman wawancara. Agar wawancara berjalan dengan efektif sesuai rencana


yang disusun, maka peneliti perlu menyusun pedoman wawancara sebagai
pemandu jalannya wawancara. Manfaat dari pedoman wawancara, antara lain,
yaitu :
1) Proses wawancara berjalan sesuai rencana
2) Dapat menjaring jawaban dari informan sesuai yang dikehendaki
peneliti
3) Memudahkan peneliti untuk mengelompokkan data yang di perlukan
yang di peroleh dari hasil wawancara.
4) Peneliti lebih berkonsentrasi dalam menyampaikan pertanyaan-
pertanyaan sesuai dengan focus kajian dalam penelitian.
5) Mengantisipasi adanya pertanyaan yang lupa/ terlewat di sampaikan.

Tahap Penyusunan Hasil Wawancara


1. Mengecek kembali hasil wawancara
2. Menuliskan ulang sesuai dengan kebutuhan tanpa mengubah isi dari wawancara
3. Menjaga identitas narasumber jika diperlukan.

1.2 Populasi Data dan Sampel Data


A. Populasi
 Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi pusat perhatian seorang
peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan. Populasi berkaitan
dengan data-data, jika seorang manusia memberikan suatu data, maka ukuran atau
banyaknya populasi akan sama banyaknya manusia.

Populasi berdasarkan ukurannya:


1. Populasi terhingga: Populasi dikatakan terhingga bilamana anggota
populasi dapat diperkirakan atau diketahui secara pasti jumlahnya,
dengan kata lain, jelas batas-batasnya secara kuantitatif, misalnya:
 Banyaknya Mahasiswa Kelautan Kelas A, Angkatan 2019, Unsri
 Tinggi penduduk yang ada di kota tertentu
 Panjang ikan di sebuah danau
2. Populasi tak hingga: Populasi dikatakan tak hingga bilamana anggota
populasinya tidak dapat diperkirakan atau tidak dapat diketahui
jumlahnya, dengan kata lain, batas-batasnya tidak dapat ditentukan
secara kuantitatif, misalnya
 Air di lautan
 Banyaknya anak yang menderita kekurangan gizi
 Kedalaman suatu danau yang diukur dari berbagai titik
B. Sampel Data

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan


menggunakan aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
Sampel juga sebagai wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel
apabila kita bermaksud untuk mengneralisasikan hasil penelitian sampel.
Pengambilan besar sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel yang dapat menggambarkan keadaaan populasi yang
sebenarnya (Walpole. 2019).

Penentuan Ukuran Sampel Data


Syarat dalam penentuan ukuran sampel
1) Diketahui ukuran populasi (N)
2) Pilih taraf signifikansi α yang diinginkan

Beberapa metode yang bisa digunakan dalam penentuan ukuran sampel


1. Nomogram Harry King
Nomogram yang digunakan untuk menentukan jumlah atau ukuran sampel
dengan cara menarik garis lurus dari titik yang menunjukkan jumlah populasi
dengan melewati titik tingkat kesalahan, sehingga diperoleh prosentase
populasi yang diambil sebagai sampel.

Dalam salah satu penelitian Citra diinterpretasi ditetapkan tingkat


ketelitian sebesar 85% dan tingkat kesalahannya 10% maka N= 21015854..=
51 sampel. Dengan demikian jumlah titik sampel yang akan dicek di lapangan
berjumlah 51 titik. Jumlah sampel untuk keperluan analisisstatistik ditentukan
berdasarkan Nomogram Harry King dengan tingkat kesalahan 6 %, jumlah
sampel untuk pengunaan lahan berdasarkan standard luas adalah 39 % x 235 x
1,195 = 110. Dengan menggunakan cara yang sama sebagaimana penentuan
jumlah sampel berdasarkan standard luas makajumlah sampel untuk blok
permukiman adalah 38 % x 250 x 1,195 = 114
2. Rumus Slovin
Rumus Slovin dapat dipakai untuk menentukan ukuran sampel, hanya jika
penelitian bertujuan untuk yang menduga proporsi populasi. Rumus untuk
menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N)
pada taraf signifikansi α adalah:

Keterangan:
n : Ukuran sampel/jumlah responden
N : Ukuran Populasi
e : Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang
masih bisa ditolerir

3. Tabel Kritje-morgan
Menentukan jumlah sampel denga tabel Krejcie didasarkan atas kesalahan 5%.
Jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai Taraf Keyakinan 95% terhadap
populasi. Cukup melihat dalam tabel tersebut, berapa jumlah sampel yang
seharusnya dilihat dari jumlah populasi. Sehingga kita harus tahu pasti jumlah
populasi dalam penelitian kita.

4. Tabel Isaac dan Michael


Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan kemudahan
penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan
tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan
jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.

Rumus Isaac dan Michael, sebagai berikut:


n = χ2. N. P ( 1-P) d2 (N-1) + χ2 P (1-P)

Keterangan: n = ukuran sampel


N = ukuran populasi
P = proporsi dalam populasi
d = tingkat kesalahan (1%, 5%, 10%)
χ2 = harga tabel Chi-kuadrat untuk α tertentu dengan dk =1
Untuk populasi mulai dari 10-1.000.000 (populasi finit)
Contoh Tabel:
DAFTAR PUSTAKA

Ridhawati E , Leonita. 2018. Pemilihan Makanan Pendamping ASI Pada Batita


Dengan Menerapkan Metode TOPSIS. Sistem Informasi & Manajemen
Basis Data Vol. 1(1) :1-10

Kristanto VH. 2018. Metodologi Penelitian Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah
(KTI). Yogyakarta: CV Budi Utama.

Manzilati A. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma, Metode, dan Aplikasi.


Malang: UB Press.

Pujihastuti I. 2020. Isti Pujihastuti Abstract. Agribisnis Dan Pengembangan


Wilayah Vol. 2(1): 43–56.

Sugiyono. 2016. Metode PenelitianPendidikan: Metode Kualitatif, Kuantitatif


dan R & D. Bandung: Alfabeta

Walpole RE .2019. Pengantar Statistika. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai