Anda di halaman 1dari 7

TEORI AKUNTANSI

RMK CHAPTER 8

KEWAJIBAN & EKUITAS PEMILIK

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 13

MUH.SYUKUR (A031191077)

ANDI TENDRI NURFIDA DARWIS (A031191021)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR, 2021
KEWAJIBAN & EKUITAS PEMILIK

Aset (yang dipegang perusahaan) berasal dari pemilik ataupun pihak lain yang memasok dana
untuk mengakuisisi aset tersebut  nilai total aset bergantung pada klaim satu atau beberapa
pihak, umumnya agar dibayarkan uangnya. Ada dua macam klaim (dengan hak yang berbeda),
yaitu oleh:
Ada dua teori yang dikemukakan untuk membantu memahami akuntansi, yaitu: Proprietary
Theory (Teori Hak Milik) dan Entity Theory (Teori Entitas/Kesatuan). Teori pertama
mendasarkan pada ide bahwa pemilik menjadi pusat perhatian. Seluruh konsep, prosedur,
aturan akuntansi dirumuskan dengan mengingat kepentingan pemilik. Sebaliknya, teori kedua
mengemukakan bahwa suatu bisnis merupakan sebuah entitas terpisah dan akuntansi
mencatat transaksi entitas.

LO 1 PROPRIETARY THEORY (TEORI HAK MILIK)

Kepemilikan (proprietorship/P) menggambarkan kekayaan bersih suatu bisnis, disajikan dalam


persamaan berikut:

P=A-L

P menunjukkan kekayaan bersih pemilik bisnis. Sprague menyatakan bahwa:

“Neraca kepemilikan adalah penjumlahan dari seluruh elemen pada beberapa waktu
tertentu yang merupakan kekayaan beberapa orang atau kelompok orang ... Tujuan
keseluruhan perjuangan suatu bisnis adalah peningkatan kekayaan, yaitu
peningkatan hak milik.”

Assets menjadi milik pemilik, dan liabilities menjadi kewajiban pemilik pula. Berdasarkan
keterangan ini, tampak bahwa tujuan akuntansi adalah untuk menentukan kekayaan bersih
pemilik. Teori ekonomi perusahaan mengambil pandangan ini, dengan perluasan pada peran
pengusaha- pemilik. Konsep pendapatan (yang meningkatkan kekayaan bersih) dipandang
sebagai pengembalian terhadap enterpreneurship (upaya kewirausahaan).

Entity Theory (Teori Entitas)

Teori entitas dirumuskan sebagai respon atas kekurangan dari pandangan kepemilikan tentang
status hukum terpisah dari suatu perusahaan. Teori ini dimulai dari fakta bahwa perusahaan
adalah sebuah entitas terpisah dengan identitasnya sendiri. Teori ini melampaui ‘asumsi entitas
akuntansi’ mengenai pemisahan urusan bisnis dan pribadi. Martin menguraikan dua asumsi
terkait yang diwujudkan dalam gagasan sebuah entitas akuntansi, yaitu:

1. Pemisahan  untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemiliknya;


2. sudut pandang  prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang entitas.
Dalam teori ini, fokus persamaan akuntansinya adalah aset dan ekuitas. Kekayaan bersih
pemilik tidak menjadi konsep yang berarti, karena entitaslah yang menjadi pusat perhatian.
Pemilik dan kreditor keduanya dipandang secara sederhana sebagai pemilik ekuitas, penyedia
dana. Persamaan akuntansinya:

Assets = Equities

LO 2 DEFINISI KEWAJIBAN

Kewajiban adalah elemen kunci dalam akuntansi. Bagaimana mendefinisikan bagaimana


pengakuan dan pengukuran kewajiban dalam akuntansi.

IASB Kerangka Definisi ayat 49 (b) mendefinisikan kewajiban adalah:

Sebuah Kewajiban dimasa kini atas perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu,
dimana ketika jatuh tempo dapat mengakibatkan arus keluar atas sumber daya dari
perusahaan yang mempunyai suatu manfaat ekonomis.

Definisi tersebut mengandung dua komponen arti:

1) Keberadaan kewajiban sekarang, membutuhkan penyerahan di masa mendatang


2) Hasil dari transaksi masa lampau atau kegiatan lain yang lewat.
Kewajiban Kini (Present Obligation)

Paragraf 62 dari The Framework menyatakan bahwa "penyelesaian" dari kewajiban kini dapat
terjadi dalam berbagai cara, misalnya dengan (1) pembayaran tunai, (2) transfer asset lainnya,
(3) penyediaan jasa, (4) penggantian/replacement kewajiban dengan kewajiban lainnya, (5)
konversi dari kewajiban ke ekuitas atau (6) kreditur menghapuskan kewajiban tersebut.

Transaksi Masa Lalu (Past Transaction)

Syarat dari sebuah kewajiban adalah keharusan bahwa kewajiban tersebut merupakan hasil
dari transaksi di masa lalu memastikan bahwa hanya kewajiban muncul di masa kini-lah yang
dicatat, bukan kewajiban yang muncul di masa depan. Tetapi, kondisi dari kejadian di masa lalu
mungkin sulit ditafsirkan. Transaksi masa lalu seperti apakah yang memenuhi persyaratan agar
diakui sebagai kewajiban ? Persyaratan sangat penting dalam menentukan apakah suatu
transaksi akan menimbulkansebuah kewajiban atau tidak.

Pengakuan Kewajiban (Liability Recognition)

Saat definisi kewajiban terpenuhi, akuntan membutuhkan rules sebagai dasar dalam penentuan
atas pengakuan kewajiban tersebut. Jenis rules yang telah digunakan dahulu mirip dengan
yang digunakan dalam pengakuan aset. 4 rules yang digunakan adalah:
 Kepercayaan pada hukum yang berlaku
 penentuan substansi ekonomis atas suatu event
 kemampuan untuk mengukur nilai kewajiban tersebut
 penggunaan prinsip konservatif.
Kerangka IASB

Kerangka IASB memberikan panduan terkait dengan pengakuan elemen-elemen yang terdapat
di dalam neraca dan laporan laba rugi. Ayat 82 menyatakan bahwa item yang memenuhi
definisi harus diakui jika:

1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkaitan dengan item
yang akan mengalir ke dalam entitas
2. Item memiliki cost atau nilai yang dapat diukur dengan andal.

LO 3 PENGUKURAN LIABILITAS

Petunjuk untuk melakukan pengukuran liabilitas yang sesuai dengan definisi dan kriteria
pengakuan di dalam kerangka konseptual jumlahnya sangat sedikit. Di dalam IFRS, metode
pengukuran liabilitas yang paling umum digunakan adalah biaya historis (atau biaya historis
yang modifikasi). Pengukuran dengan nilai wajar digunakan pada pengukuran awal untuk
transaksi liabilitas yang berhubungan dengan IAS 17 Lease, IAS 39 Recognition and
Measurement of Financial Instruments, IFRS 2 Share-based Payment, dan IFRS 3 Business
Combination.

Employee Benefits-pension (superannuation) plans

Pensiun dapat bersifat contributory (pekerja dan perusahaan berkontribusi untuk dana pensiun)
dan non-contributory (hanya pekerja yang berkontribusi). Untuk defined benefit fund, jumlah
dana yang dibayarkan kepada pekerja setidaknya merupakan sebagian kecil dari gaji rata-rata
atau gaji terakhir yang bersangkutan. Sedangkan pada defined contribution (atau accumulated
benefit) fund jumlah yang dibayarkan kepada pekerja sama seperti jumlah yang telah
dikontribusikan sebelumnya.

Provisions and Contingencies

Paragraf 10 IAS 37/AASB 137 menyebutkan bahwa liabilitas kontijensi adalah:

a. Kemungkinan kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya
dapat dipastikan hanya dengan terjadinya atau tidak terjadinya peristiwa masa
depan yang tidak
dapat dikontrol sepenuhnya oleh entitas, atau

b. Kewajiban saat ini yang muncul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena:
Tidak mustahil jika ada arus keluar dari sumber daya, yang mendatangkan
manfaat

 ekonomi, yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, atau

Jumlah kewajiban tidak dapat diukur dengan andal.

Owner’s Equity

Ekuitas pemilik adalah konsep dasar akuntansi ketiga yang tergambar dari persamaan
akuntansi, yang menggambarkan aset netto (aset-liabilitas) entitas. Sehingga ekuitas pemilik
merupakan hak pemilik pada aset netto entitas, dimana entitas sudah tidak memiliki kewajiban
saat ini yang harus dibayar. Namun, ekuitas pemilik tidak bermakna kewajiban untuk
mentransfer aset, tetapi hak nilai sisa (residual claim).

Rights of the Parties

Salah satu hak yang diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik berdasar hukum
maupun kebijakan perusahaan, berkaitan dengan hak prioritas untuk pembayaran (kembali) jika
perusahaan bangkrut. Dalam teori akuntansi, apapun bentuk hukum dari organisasi, entitas
diakui sebagai sebuah unit akuntabilitas atau pertanggungjawaban. Dengan demikian, kreditor
memiliki hak atas entitas, terutama atas asetnya.

Konsep Modal

Adapun kerangka akuntansi menjelaskan bahwa fungsi kegiatan pemeliharaan modal tidak
hanya dapat mendefinisikan modal sebagai residual interest dari entitas, melainkan juga
menjelaskan konsep modal. Modal dikonsepkan sebagai uang atau purchasing power yang
diinvestasikan (financial capital) atau sebagai kapasitas produksi entitas (physical capital).
Lebih lanjut, modal dapat diukur sebagai nominal mata uang ataupun skala riil (purchasing
power).

Klasifikasi Dalam Owners’ Equity

Laba ditahan (retained earnings/unappropriated profits) menjadi bagian dari EC. Retained
earnings mungkin tidak dibatasi/dicadangkan untuk tujuan khusus (karena retained earnings
bukanlah aset dan bukan ditujukan untuk aset tertentu). Namun, pada tahun 1950, Komite AAA
(American Accounting Association) menjelaskan tiga tujuan dari pembatasan retained earnings
sebagai berikut:

1. Didesain untuk menjelaskan kebijakan manajerial terkait re-investasi laba;


2. Dimaksudkan untuk membatasi dividen yang diwajibkan oleh hukum/kontrak; dan
3. Menyediakan cadangan untuk mengantisipasi kerugian.
LO 4 TANTANGAN BAGI PEMBUAT STANDAR

Tantangan yang dihadapi oleh penyusun standar dapat dijelaskan dalam tiga topik utama, yaitu:

1. Perbedaan antar klasifikasi item-item laibilitas dengan ekuitas;


2. Penghilangan laibilitas; dan
3. Menguji pembayaran share-based dan mempertimbangkan efeknya terhadap laibilitas dan
ekuitas.

Perbedaan Utang Vs Modal

Saham yang diterbitkan untuk investor merupakan bagian dari ekuitas, sedangkan pinjaman
dari kreditor adalah laibilitas. Pertanyaan muncul dari instrumen campuran (hibrid) yang
memiliki karakteristik keduanya (ekuitas dan laibilitas). Misalnya, saham preferen yang dicatat
sebagai modal (menjadi bagian dari owner’ equity) namun juga memiliki karakteristik seperti
laibilitas, yaitu:

 Fixed claim;
 Tidak berpartisipasi dalam dividen kecuali telah ditentukan sebelumnya (pre-specified
rate) mirip dengan bunga;
 Memiliki prioritas melebihi saham biasa dalam pengembalian modal (setelah laibilitas); dan
 Secara umum tidak memiliki hak suara.

Penyelesaian utang

Utang dapat diselesaikan dengan cara selain dengan melakukan pembayaran langsung atau
pemberian jasa kepada kreditur. Contohnya adalah penghapusan obligasi oleh kreditor yang
membebaskan debitur dari utangnya. Situasi tersebut berhubungan dengan 'set-off and
extinguishment of debt’ atau 'in-substance defeasance' yang memungkinkan debitur untuk
menghapus hutang dari neraca dan melaporkan aset finansial atau kewajiban finansial bersih
hanya jika entitas memiliki hak yang didukung dengan kekuatan hukum yang berlaku untuk
melakukan set-off dari nilai yang diakui di neraca, dan bermaksud untuk (a) menyelesaikan
dengan net basis atau (b) merealisasikan aset finansial dan menyelesaikan kewajiban finansial
secara simultan.

Saham Karyawan (pembayaran berbasis saham)

IASB telah memutuskan untuk memperlakukan saham berdasarkan renumerasi sebagai beban.
IFRS 2/AASB 2 Share-based payment membedakan antara pembayaran berbasis saham yang
cash- settled dan mereka yang equity-settled. Ketika barang dan jasa yang diterima atau
diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham, entitas mencatat kejadian ketika
kejadian tersebut equity-settled pembayaran berbasis saham.

Anda mungkin juga menyukai