Anda di halaman 1dari 78

BPJS Kesehatan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

PERATURAN DIREKSI
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
NOMOR 54 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN TATA LAKSANA ADMINISTRASI KEPESERTAAN DAN
PELAYANAN PESERTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR UTAMA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

Menimbang bahwa untuk kepastian tertib hukum dan tertib administrasi


dalam proses administrasi kepesertaan dan pelayanan
peserta, perlu ditetapkan Pedoman Tata Laksana Administrasi
Kepesertaan dan Pelayanan Peserta dengan Peraturan
Direksi;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem


Jaminan Sosial Nasional (Lem baran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. (Lem baran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5372) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Kantor Pusat
Jl. Letjen Suprapto Kav. 20. No. 14, Cempaka Putih,
PO BOX 1391/JKT, Jakarta Pusat 10510 - Indonesia
Telp.+62 21421 2938 (Hunting), Fax.+62 21 421 2940
www.bpjs-kesehatan.go.id
Tahun 2015 Nomor 226, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5746);

4. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 29) sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga atas

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013

tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 62);

5. Peraturan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi

BPJS Kesehatan Tahun 2015 sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Perubahan

atas Peraturan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi

BPJS Kesehatan Tahun 2015;

6. Peraturan Direksi Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor 17 Tahun 2016 tentang Mekanisme

Pendaftaran Peserta Pekerja Penerima Upah Selain

Penyelenggara Negara dan Penduduk yang Didaftarkan Oleh

Pemerintah Daerah

7. Peraturan Direksi Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor 32 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis

Tata Cara Pendaftaran dan Pembayaran Iuran Bagi Peserta

Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN DIREKSI TENTANG PEDOM AN TATA

LAKSANA ADM INISTRASI KEPESERTAAN DAN

PELAYANAN PESERTA.

4
Pasal 1

Pedoman Tata Laksana Administrasi Kepesertaan dan

Pelayanan Peserta merupakan panduan standar bagi Duta

BPJS Kesehatan dalam tata laksana

administrasi kepesertaan dan pelayanan peserta bagi jaminan


kesehatan serta sebagai acuan dalam rangka kepastian tertib

hukum dan tertib administrasi dalam proses

administrasi kepesertaan dan pelayanan

peserta bagi peserta jaminan kesehatan.

Pasal 2

Pedoman Tata Laksana Administrasi Kepesertaan dan

Pelayanan Peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

tercantum dalam lampiran Peraturan Direksi ini dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Pasal 3

Pada saat Peraturan Direksi ini mulai berlaku, maka

Peraturan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor 55 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata

Laksana Administrasi Kepesertaan dan Pelayanan Peserta

serta Peraturan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor 32 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis

Tata Cara Pendaftaran Dan Pembayaran Iuran Bagi Peserta

Pekerja Bukan Penerima Upah Dan Peserta Bukan Pekerja

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4
Peraturan Direksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap Duta BPJS Kesehatan mengetahuinya,
memerintahkan pengumuman Peraturan Direksi ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 Novem ber 2016

DIREKTUR UTAMA
BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

ttd.

FACHMI IDRIS

LEMBARAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2016


NOMOR 79

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Grup Hukum, Regulasi dan Kepatuhan,

Feryanita
NIP: 01884
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA
LAKSANA ADMINISTRASI KEPESERTAAN DAN
PELAYANAN PESERTA

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Operasionalisasi BPJS Kesehatan yang telah berlangsung sejak 1 Januari 2014 telah
mengalami banyak penyesuaian kebijakan dalam upaya memenuhi kebutuhan peserta dan
tuntutan pemangku kepentingan. Salah satu aspek mendasar yang memerlukan perhatian
dan penanganan intensif adalah hal-hal yang berkaitan dengan manajemen kepesertaan.
Salah satu penyesuaian kebijakan yang berkaitan dengan Mananjemen Kepesertaan
adalah dengan diterbitkannya Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pembayaran Iuran Bagi Peserta
Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja dan Peraturan Direksi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 32 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis
Tata Cara Pendaftaran dan Pembayaran Iuran Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah
dan Peserta Bukan Pekerja.
Dengan adanya perubahan-perubahan kebijakan diatas, BPJS Kesehatan perlu
menyusun Pedoman Standar Tata Laksana Administrasi Kepesertaan dan Standar
Pelayanan Peserta Bagi Petugas BPJS Kesehatan Dalam Berinteraksi dengan Peserta baik
dari awal pendaftaran maupun sampai akhir pelayanan.

B. Maksud dan Tujuan


Pedoman Tata Laksana Administrasi Kepesertaan Dan Pelayanan Peserta
dimaksudkan sebagai panduan dalam rangka pengelolaan administrasi kepesertaan
meliputi manajemen pendaftaran peserta dan manajemen data masterfile kepesertaan,
serta manajemen pelayanan peserta.

l
Tujuan Pedoman Tata Laksana Administrasi Kepesertaan dan Pelayanan Peserta adalah:
1. Memberikan keseragaman pemahaman akan pentingnya pengelolaan administrasi
peserta dan pelayanan peserta untuk mewujudkan organisasi yang unggul.
2. Mewujudkan implementasi tata kelola administrasi kepesertaan dan pelayanan peserta
secara efektif dan adaptif.
3. Sebagai acuan dalam rangka kepastian tertib hukum dan tertip administrasi dalam
proses administrasi kepesertaan dan pelayanan peserta bagi Peserta Jaminan
Kesehatan.
4. Memberikan panduan strandar bagi duta BPJS Kesehatan dalam tata laksana
administrasi kepesertaan dan pelayanan Peserta bagi Jaminan Kesehatan.

C. Sasaran
1. Tercapainya tata laksana administrasi kepesertaan dan administrasi pelayanan peserta
sebagai dasar pelaksanaan aktivitas dan fungsi kepesertaan.
2. Terselenggaranya pelaksanaan program kepesertaan dan UPMP4 secara efektif dan
efisien.
3. Terwujudnya peningkatan kecepatan dan mutu layanan administrasi kepesertaan dan
UPMP4.
4. Terwujudnya keselarasan proses bisnis dengan inisiatif strategis dan program kerja
kepesertaan dan UPMP4.

D. Azas
Azas dalam pelaksanaan Pedoman Tata Laksana Administrasi Kepesertaan dan Pelayanan
Peserta adalah sebagai berikut:
BPJS Kesehatan menyelenggarakan jaminan kesehatan berdasarkan azas :

1. Tertib Administrasi
Memastikan sistem administrasi peserta secara baik dan benar sesuai dengan bisnis
proses.
2. Kepastian layanan
3. Validitas data
4. Keseragaman layanan
5. Kepuasan peserta

2
E. Ruang Lingkup
Buku Pedoman Tata Laksana Administrasi Kepesertaan dan Pelayanan Peserta
merupakan konsumsi internal BPJS Kesehatan. Informasi dalam buku ini meliputi ketentuan
tentang tata cara pendaftaran peserta, besaran iuran dan mekanisme pembayaran iuran,
perubahan data kepesertaan, identitas tanda peserta serta hak dan kewajiban yang timbul
sebagai konsekuensi menjadi peserta program jaminan kesehatan yang dilaksanakan oleh

BPJS Kesehatan.

F. Pengertian Umum
Batasan pengertian mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku.
1. Anggota keluarga yang lain meliputi anak ke 4 (empat) dan seterusnya, ayah, ibu, dan
mertua.
2. Anggota Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut Anggota TNI adalah
personil/prajurit alat negara di bidang pertahanan yang melaksanakan tugasnya secara
matra di bawah pimpinan Kepala Staf Angkatan atau gabungan di bawah Pimpinan
Panglima TNI.
3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Anggota Polri
adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia yang melaksanakan
fungsi kepolisian.
4. Anggota Keluarga meliputi:
a. Istri atau suami yang sah dari Peserta; dan
b. Anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat yang sah dari Peserta, sedangkan
untuk Pekerja Penerima Upah dengan kriteria:
1) Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri;
dan
2) Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh
lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
5. Ayah dan Ibu adalah orang tua kandung dari pekerja.
6. Autodebet adalah pembayaran elektronik yang dibuat langsung dari rekening bank atas
persetujuan pemilik rekening.
7. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS
Kesehatan adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan kesehatan.

3
8. Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan.
9. Badan Usaha Milik Negara selanjutnya disebut BUMN adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
10. Badan Usaha Milik Daerah selanjutnya disebut BUMD adalah badan usaha yang
didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Daerah.
11. Badan Usaha Milik Swasta adalah badan usaha yang dimiliki oleh swasta. Badan
Usaha ini sepenuhnya dikelola dan permodalannya dari pihak swasta dan berbadan
hukum. Beberapa jenis BUMS yang ada di Indonesia seperti Perusahaan Perorangan,
Perusahaan Persekutuan, Perusahaan Perseroan, Yayasan, dan lain-lain.
12. Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut Bantuan Iuran adalah iuran
program Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu yang dibayar
oleh Pemerintah.
13. Cacat Total Tetap adalah kecacatan fisik dan atau mental yang mengakibatkan
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan.
14. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah
yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah di
Provinsi/Kabupaten/Kota di Indonesia.
15. Electronic Identity yang selanjutnya disebut e-ID merupakan identitas yang diberikan
sementara kepada setiap peserta dan anggota keluarganya sebagai bukti peserta yang
sah dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
16. Entitas adalah setiap unit atau organisasi yang mewadahi sekumpulan orang atau
pekerja sebagai induk organisasinya.
17. Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
pencaharian dan atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan atau

keluarganya.
18. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
atau masyarakat.
19. Force Majeure adalah suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak
dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan atau tidak dapat

4
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kejadian tersebut diantaranya; peperangan,
kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran, dan bencana lainnya yang
harus dinyatakan oleh pejabat/instansi yang berwenang.
20. Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) adalah daftar isian yang wajib diisi untuk
pendaftaran awal kepesertaan program Jaminan Kesehatan.
21. Formulir Perubahan Data Peserta (FPDP) adalah daftar isian yang wajib diisi jika terjadi
perubahan data peserta.
22. Formulir Daftar Isian Peserta Elektronik (FDIPE) adalah daftar isian untuk pendaftaran
awal kepesertaan program Jaminan Kesehatan yang dilakukan melalui mekanisme
migrasi oleh sistem.
23. Gaji atau Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayar
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi peketja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa
yang telah atau akan dilakukan.
24. Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh
peserta, pemberi kerja dan atau pemerintah untuk program jaminan kesehatan
25. Investor adalah perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang
melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi
yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
26. Identitas Peserta berupa Kartu Indonesia Sehat yang paling sedikit memuat nama dan
nomor identitas Peserta yang terintegrasi dengan Nomor Identitas Kependudukan (NIK).
27. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayarkan oleh pemerintah.
28. Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah tanda kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang komprehensif pada fasilitas
kesehatan melalui mekanisme sistem rujukan berjenjang dan atas indikasi medis.
29. Kartu Keluarga (KK) adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang
susunan, hubungan, dan jumlah anggota keluarga.
30. Keluhan Peserta adalah suatu pernyataan atau ungkapan ketidakpuasan peserta atas
layanan yang pernah atau sedang didapatkan peserta dan diajukan kepada BPJS

5
Kesehatan atau instansi lain, baik secara lisan maupun tertulis untuk mendapatkan
tanggapan atau penyelesaian.
31. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak peserta dan atau anggota
keluarganya.
32. Mertua adalah orang tua kandung dari suami/istri yang sah dari pekerja
33. Nomor Induk Kependudukan (NIK) adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik
atau khas, tunggal, dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk
Indonesia.
34. Orang Tidak Mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata pencaharian, gaji
atau upah yang hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar yang layak namun tidak
mampu membayar iuran bagi dirinya dan keluarganya.
35. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.
36. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut PBI Jaminan
Kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta program
jaminan kesehatan.
37. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan
dalam bentuk lain.
38. Pekerja Penerima Upah adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan
menerima gaji atau upah.
39. Pekerja Bukan Penerima Upah adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas

risiko sendiri.
40. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan
lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara negara yang
mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam

bentuk lainnya.
41. Pemutusan Hubungan Kerja yang selanjutnya disingkat PHK adalah pengakhiran
hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan
kewajiban antara pekerja/buruh dan pemberi kerja berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
42. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi
syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6
43. Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pusat adalah PNS yang gajinya dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada Kementerian/ Lembaga,
Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Instansi Vertikal di daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau PNS dipekerjakan untuk tugas
negara lainnya.
44. PNS Diperbantukan adalah PNS yang diperbantukan pada Instansi Pusat lainnya atau
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota atau Badan Usaha Milik Negara / Badan Usaha Milik
Daerah yang gajinya dibayar oleh instansi yang menerima perbantuan.
45. PNS Dipekerjakan adalah PNS yang dipekerjakan pada Instansi Pusat lainnya atau
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota atau instansi lainnya yang gajinya dibayar oleh
instansi induknya.
46. PNS Daerah adalah PNS Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota.
47. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga negara sebagaimana
dimaksudkan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan pejabat negara yang ditentukan oleh Undang-Undang.
48. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri adalah Pegawai Tidak Tetap, Pegawai
Honorer, Staf Khusus dan pegawai lain yang dibayarkan oleh Anggaran Pendapatan
Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
49. Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna
melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional
dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi.
50. Pegawai Honorer adalah pegawai yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
atau Pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas tertentu pada instansi
pemerintah atau yang penghasilannya menjadi beban APBN atau APBD.
51. Perintis Kemerdekaan adalah Pejuang yang diangkat, ditetapkan, diakui dan disahkan
sebagai Perintis Kemerdekaan dengan surat Keputusan Menteri Sosial RI sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1964 tentang Pemberian
Penghargaan/Tunjangan Kepada Perintis Pergerakan Kebangsaan/ Kemerdekaan.
52. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

7
53. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
54. Penerima Pensiun Pejabat Negara adalah Pejabat Negara yang berhenti dengan hak
pensiun termasuk janda/duda/anak yatim piatu dari pejabat negara yang mendapat hak
pensiun.
55. Penerima Pensiun Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri Sipil yang berhenti
dengan hak pensiun termasuk janda/duda/anak yatim piatu dari Pegawai Negeri Sipil
yang mendapat hak pensiun.
56. Penerima Pensiun TNI/Polri adalah anggota TNI/Polri yang berhenti dengan hak
pensiun termasuk janda/duda/anak yatim piatu dari anggota TNI/Polri yang mendapat
hak pensiun.
57. Permintaan Informasi adalah suatu ungkapan ketidaktahuan (belum tahu) atau
keraguan dari peserta atas sesuatu yang sedang atau diperkirakan akan dialami di
kemudian hari, kemudian yang bersangkutan berusaha untuk menjadi tahu dengan
menghubungi BPJS Kesehatan, baik secara lisan atau tertulis, dengan harapan
mendapatkan jawaban atau penjelasan berupa informasi (bukan penyelesaian atas
suatu masalah).
58. Staf Khusus adalah pegawai yang melaksanakan tugas tertentu diluar tugas-tugas yang
sudah dicakup dalam susunan Kementerian/Lembaga dan atau Instansi Pemerintah
lainnya yang dapat berasal dari PNS, anggota TNI/Polri dan bukan PNS. Contohnya,
Staf Khusus Presiden adalah lembaga non struktural yang dibentuk untuk
memperlancar pelaksanaan tugas Presiden. Staf Khusus Presiden, seperti : Sekretaris
Pribadi Presiden, Juru Bicara Presiden, Bidang Hubungan Internasional, Bidang
Komunikasi Politik, dan lain-lain. Masa bakti Staf Khusus Presiden paling lama sama
dengan masa jabatan Presiden yang bersangkutan.
59. Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga/SKUMPTK/KP4/KU1
adalah surat keterangan untuk mendapatkan pembayaran tunjangan keluarga.
60. Surat Keterangan Sekolah/Kuliah adalah keterangan resmi yang dikeluarkan oleh
Sekolah/Perguruan Tinggi/Lembaga Pendidikan Formal yang masa pendidikannya
minimal 1 (satu) tahun.
61. Veteran Republik Indonesia adalah warga negara Indonesia yang bergabung dalam
kesatuan bersenjata resmi yang diakui oleh pemerintah yang berperan secara aktif
dalam suatu peperangan menghadapi negara lain dan atau gugur dalam pertempuran
untuk membela dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik

8
Indonesia, atau warga negara Indonesia yang ikut serta secara aktif dalam pasukan
internasional di bawah mandat PBB untuk melaksanakan misi perdamaian dunia, yang
telah ditetapkan sebagai penerima Tanda Kehormatan Veteran Republik Indonesia.
62. Virtual Account adalah nomor rekening virtual yang disediakan oleh BPJS Kesehatan
untuk entitas dan perorangan sebagai rekening tujuan dalam pembayaran iuran
Jaminan Kesehatan.
63. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. (UU No 16 Tahun 2001).

9
BAB II
FILOSOFI

A. JENIS PESERTA
1. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Peserta PBI Jaminan Kesehatan merupakan Peserta yang tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah.
2. Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan merupakan Peserta yang tidak tergolong fakir
miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas:
a. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya;
Pengelompokan peserta pekerja penerima upah berdasarkan pemberi kerja terdiri
dari:

1) Pegawai Negeri Sipil, terdiri d a ri:


a) Pegawai Negeri Sipil Pusat;
b) Pegawai Negeri Sipil Daerah;
c) Pegawai Negeri Sipil TNI;
d) Pegawai Negeri Sipil Polri.
2) Anggota TNI;
3) Anggota Polri;
4) Pejabat Negara, terdiri d a ri:
a) Presiden dan Wakil Presiden;
b) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat;
d) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah
Agung, serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan;
e) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung;
f) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
g) Menteri dan jabatan yang setingkat Menteri;
h) Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan
sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;
i) Gubernur dan Wakil Gubernur;
j) Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota; dan
k) Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang

10
I) Pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
5) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri, merupakan pegawai yang diangkat
untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan organisasi.
Contoh antara la in :
a) Dokter dan Bidan PTT.
b) Pegawai Tidak Tetap pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
c) Pegawai KPU Pusat dan KPU Provinsi/Kabupaten/Kota yang berstatus
bukan sebagai PNS.
6) Pegawai swasta
a) Warga Negara Asing yang bekerja di Negara Kesatuan Republik Indonesia
minimal 6 (enam) bulan.
b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf g yang menerima

Upah.

Bagi Pasangan Suami dan Istri sebagai PPU Penyelenggara Negara dan atau
PPU Non Penyelenggara Negara diwajibkan keduanya didaftarkan menjadi peserta
oleh masing-masing pemberi kerja, dan keduanya dikenakan kewajiban untuk
membayar iuran kepada BPJS Kesehatan.
Merujuk pada ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan dimana pengusaha dilarang memberi upah lebih rendah dari upah
minimum sehingga batas paling rendah gaji atau upah per bulan yang digunakan
sebagai dasar perhitungan besaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja
Penerima Upah Non Penyelenggara Negara adalah sebesar
UMP/UMSP/UMK/UMSK.
Dalam hal pengusaha tidak mampu membayar upah minimum, maka
pengusaha dapat mengajukan penangguhan pelaksanaan upah minimum.
Persetujuan penangguhan ditetapkan oleh Gubernur untuk jangka waktu paling
lama 12 (dua belas) bulan.

b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya


1) Pekerja di Luar Hubungan Kerja atau Pekerja Mandiri antara lain :
a) Berskala mikro dengan modal kecil;

11
b) Menggunakan teknologi sederhana/rendah;
c) Menghasilkan barang dan atau jasa dengan kualitas relatif rendah;
d) T empat usaha tidak tetap;
e) Mobilitas tenaga kerja sangat tinggi;
f) Kelangsungan usaha tidak terjamin;
g) Jam kerja tidak teratur;
h) Tingkat produktivitas dan penghasilan relatif rendah dan tidak tetap
2) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima upah antara lain :
a) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.
b) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan
seniman lainnya.
c) Olahragawan.
d) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
e) Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
f) Pengawas atau pengelola proyek.
g) Mahasiswa dari Perguruan Tinggi atau lembaga sejenis, santri, saksi dan
korban dalam perlindungan Lembaga Hukum, Penghuni Lembaga
Permasyarakatan Negara, Panti Sosial, Lembaga atau Badan Amal,
Lembaga atau Badan Sosial yang sejenis.
h) Warga Negara Asing yang bekerja di Negara Kesatuan Republik Indonesia
minimal 6 (enam) bulan.

c. Bukan Pekerja dan anggota keluarganya.


Bukan Pekerja sebagaimana dimaksud terdiri atas:
1) Investor;
2) Pemberi Kerja;
3) Penerima Pensiun;
4) Veteran;
5) Perintis Kemerdekaan;
6) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan; dan

12
7) Bukan Pekerja yang tidak termasuk poin 1 sampai dengan poin 6 yang mampu
membayar iuran
B. MANFAAT AKOMODASI DAN IURAN
1. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
Daerah.
Bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan dan Penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah, Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan
Pekerja; dengan iuran untuk manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III.
Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang menerima bantuan iuran yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat (PBI APBN) dan penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah sebesar Rp 23.000,00 (dua puluh tiga ribu rupiah) per orang per
bulan.
2. Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara
Bagi Peserta Pegawai Negeri Sipil Pusat/Daerah/TNI/Polri dengan iuran dan
manfaat berdasarkan golongan yang diatur sebagai berikut.
G ol R uang PNS P o lr i ( K ln l) T N I A n g k a ta n D a ra t | TN I A n g k a ta n L a u t | T N I A n g k a ta n U d a ra
P o r w lr a T in g g i |
X J e n d e r a l P o lis i J e n d e ra l Laksam ana M a rs e k a l
K o m is a r is J e n d e r a l
X L e tn a n J e n d e r a l Laksam ana M adya M a rs e k a l M a d y a
P o lis i
In s p e k tu r J e n d e ra l
O P e m b in a U ta m a M a y o r J e n d e ra l Laksam ana M uda M a rs e k a l M u d a
P o lis i
IV d P e m b in a U ta m a M a d y a B r ig a d ir J e n d e r a l P o lis i ] B r ig a d ir J e n d e r a l L a k s a m a n a P e rta m a M a rs e k a l P e rta m a
P e rw ira M e n e n g a h |
c P e m b in a U ta m a M u d a K o m is a r is B e s a r P o lis i K o lo n e l K o lo n e l K o lo n e l
A ju n K o m is a r is B e s a r
b P o m b ln a T k t 1 L e tn a n K o lo n e l L e tn a n K o lo n e l L e tn a n K o lo n e l
P o lis i
a P e m b in a K o m is a r is P o lis i M ayor M ayor M ayor
P e rw ira P e r t a m a )
d P e n a ta T in g k a t 1
c P e n a ta A ju n K o m is a n s P o lis i K a p te n K a p te n K a p te n
III
b P e n a to M u d a T in g k a t 1 In s p e k tu r P o lis i S a tu | L o tn a n S a tu L e tn a n S a tu L e tn a n S a tu
a P e n a ta M u d a In s p e k tu r P o lis i D u a L e tn a n D u a L e tn a n D u a L e tn a n D u a
B in ta r a T in g g i |
A ju n In s p e k tu r P o lis i
f X P e m b a n tu L e tn a n S a tu P e m b a n tu L e tn a n S a tu P e m b a n tu L e tn a n S a tu
S a tu
A ju n In s p e k tu r P o lis i 1
O X P e m b a n tu L e tn a n D u a P e m b a n tu L e tn a n D u a P e m b a n tu L e tn a n D u a
D ua
B in ta r a |
1 1
II S e rs a n M a y o r S e rs a n M a y o r
d P e n g a t u r T in g k a t 1 B n g a d ir P o lis i K e p a la | S e rs a n M a y o r
c P e n g a tu r B r ig a d ir P o lis i S e r s a n K e p a la S e r s a n K e p a la S e r s a n K e p a la
P e n g a t u r M u d a T in g k a t
b B n g a d ir P o lis i S a tu S e r s a n S a tu S e r s a n S a tu S e r s a n S a tu
1
a P e n g a tu r M u d a B n g a d ir P o lis i D u a | S e rs a n D ua S e rs a n D ua S e rs a n D ua

1 1 T a m ta m a K e p a la j
f X A ju n B n g a d ir P o lis i | K o p r a l K e p a la K o p r a l K e p a la K o p r a l K e p a la
A ju n B n g a d ir P o lis i
e X K o p r a l S a tu K o p r a l S a tu K o p r a l S a tu
S a tu

d J u r u T in g k a t 1 A ju n B n g a d ir P o lis i D u a K o p ra l D ua K o p ra l D ua K o p ra l D ua
1
1 1 P r a ju rit K e p a la
T a m ta m a
K e la s i K e p a la P r a ju n t K e p a la
|

c J u ru B h a y a n g k a r a K e p a la
b J u r u M u d a T in g k a t 1 B h a y a n g k a r a S o tu P r a ju n t S a tu K e la s i S a tu P r a ju n t S a tu
a J u ru M u d a B b a y a n g k a ra D ua P r a ju r it D u a K e la s i D u a P r a ju n t D u a

Bagi anggota pejabat negara dan DPRD mendapatkan hak kelas perawatan kelas I
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah Penyelenggara
Negara, yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pusat/Daerah, Pegawai Negeri Sipil
TNI/POLRI, Anggota TNI, Anggota Polri, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pejabat

13
Negara, dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) dihitung dari gaji atau
upah per bulan, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 3% (tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja; dan
b. 2% (dua persen) dibayar oleh peserta.

Batas Upah PPU PPNPN


Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbedaharaan Nomor S-5790/PB/2016
tanggal 22 Juli 2016, Hal Penegasan Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan No. PER-31/PB/2016 tentang Tata Cara Pembayaran Penghasilan
Bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Yang Dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, angka 6 huruf b yaitu batas paling rendah gaji/upah
(penghasilan) per bulan yang dijadikan dasar perhitungan besaran iuran jaminan
kesehatan bagi PPNPN adalah sebesar Upah Minimum Regional (UMR) terendah atau
honorarium terendah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang
Standar Biaya Masukan, pada saat ini yaitu sebesar Rp 1.700.000 (satu juta tujuh ratus
ribu rupiah).
Peserta PPU dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain. Anggota
keluarga yang lain dimaksud meliputi anak ke 4 (empat) dan seterusnya, ayah, ibu, dan
mertua. Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga yang lain dibayar oleh
Peserta. Besaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga yang lain ditetapkan
sebesar 1% (satu persen) dari gaji atau upah Peserta Pekerja Penerima Upah per

orang per bulan.


3. Pekerja Penerima Upah Non Penyelenggara Negara
Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah Non Penyelenggara Negara dengan iuran
dan manfaat pelayanan kesehatan yang diatur sebagai berikut:
a. Kelas rawat : Gaji atau upah sampai dengan Rp 4.000.000,00 (empat juta
II rupiah) beserta anggota keluarganya;
b. Kelas rawat : Gaji atau upah diatas Rp 4.000.000 (empat juta rupiah) sampai
I dengan Rp 8.000.000,- (delapan juta rupiah) beserta anggota
keluarganya.
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah Non Penyelenggara
Negara dari gaji atau upah dan tunjangan per bulan, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 4% (tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja; dan
b. 1% (dua persen) dibayar oleh peserta

14
Batas Upah PPU Pegawai Swasta
Merujuk pada ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan dimana Pengusaha dilarang memberi upah lebih rendah dari upah
minimum sehingga batas paling rendah Gaji atau Upah per bulan yang digunakan
sebagai dasar perhitungan besaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja
Penerima Upah Non Penyelenggara Negara adalah sebesar UMP/UMSP/UMK/UMSK.
Dalam hal pengusaha tidak mampu membayar upah minimum, maka pengusaha
dapat mengajukan penangguhan pelaksanaan upah minimum. Persetujuan
penangguhan ditetapkan oleh Gubernur untuk jangka waktu paling lama 12 (dua belas)
bulan.
Peserta PPU dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain. Anggota
keluarga yang lain dimaksud meliputi anak ke 4 (empat) dan seterusnya, ayah, ibu, dan
mertua. Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga yang lain dibayar oleh
Peserta. Besaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga yang lain ditetapkan
sebesar 1% (satu persen) dari gaji atau upah Peserta Pekerja Penerima Upah per
orang per bulan.

4. Pekerja Bukan Penerima Upah


Bagi Peserta Pekerja Pekerja Bukan Penerima Upah dengan iuran dan manfaat
pelayanan kesehatan yang diatur sebagai berikut:
a. Sebesar Rp 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.
b. Sebesar Rp 51.000,- (lima puluh satu ribu rupiah) per orang per bulan dengan
manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.
c. Sebesar Rp 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah) per orang per bulan dengan
manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.
Peserta PBPU wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarga sebagaimana
terdaftar dalam Kartu Keluarga (Suami/lstri/anak). Pendaftaran dilakukan dikelas rawat
yang sama.

5. Peserta Bukan Pekerja


a. Bagi Peserta Pekeija Penerima Upah Non Penyelenggaran Negara dengan iuran
dan manfaat pelayanan kesehatan yang diatur sebagai berikut:

15
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda,
atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya ditetapkan
sebesar 5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai
Negeri Sipil golongan ruang lll/a dengan masa kerja 14 (empat belas) tahun per
bulan, dibayar oleh Pemerintah.
b. Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (pensiunan swasta, investor, pemberi
kerja) dengan iuran dan manfaat pelayanan kesehatan yang diatur sebagai berikut:
1) Sebesar Rp 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per
bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.
2) Sebesar Rp 51.000,- (lima puluh satu ribu rupiah) per orang per bulan dengan
manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.
3) Sebesar Rp 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah) per orang per bulan dengan
manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.

C. TATA CARA PEMBAYARAN IURAN JAMINAN KESEHATAN


1. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
Daerah.
a. Pembayaran iuran bagi Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) mengacu kepada
ketentuan yang berlaku.
b. Pembayaran iuran bagi Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah
mengacu pada isi Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani oleh BPJS
Kesehatan dan Pemerintah Daerah terkait.
2. Peserta Pekerja Penerima Upah
a. Bagi peserta Pekerja Penerima Upah dari kelompok Penyelenggara Negara
(Pegawai Negeri Sipil Pusat/Daerah, Pegawai Negeri Sipil TNI/POLRI, Anggota
TNI, Anggota Polri, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pejabat Negara, dan
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri), tatacara pembayaran iuran jaminan
pemeliharaan kesehatan melalui mekanisme yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Keuangan RI yang berlaku.
b. Peserta Pekerja Penerima Upah dari kelompok Non Penyelenggara Negara:
1) Perusahaan/Badan Usaha memotong dan menambahkan iuran sesuai dengan
aturan besaran iuran yang berlaku.

16
2) Pembayaran ke chanel-chanel pembayaran yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dengan mencantumkan nomor Virtual Account Badan Usaha
beserta nominal iuran dan jumlah bulan yang akan dibayar.
3) Pembayaran iuran bulanan dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan berjalan
melalui chanel-chanel pembayaran yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan. Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran
dibayarkan pada hari keija berikutnya.
4) Iuran Jaminan Kesehatan dapat dibayarkan untuk lebih dari 1 (satu) bulan
yang dilakukan di awal.
c. Anggota Keluarga yang lain dari Pekerja Penerima Upah:
1) . Bagi Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara dapat mengikut sertakan
anggota keluarga yang lain dengan memberikan surat kuasa kepada
bendaharawan gaji untuk menambah potongan iurannya kepada BPJS
Kesehatan.
Apabila pembayaran iuran tidak dapat dilakukan secara kolektif oleh instansi
tempat peserta bekerja maka:
a) Masing-masing anggota keluarga yang lain didaftarkan sebagai peserta
Pekerja Bukan Penerima Upah, dengan ruang hak kelas perawatan
mengikuti ruang hak kelas pekerja.
b) Pembayaran ke channel-channel yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dengan mencantumkan nomor Virtual Account masing-masing
anggota keluarga yang lain beserta nominal iuran dan jumlah bulan yang
akan dibayar.
c) Pembayaran iuran bulanan dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan
berjalan melalui channel-channel yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan. Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran
dibayarkan pada hari kerja berikutnya.
d) Iuran Jaminan Kesehatan dapat dibayarkan untuk lebih dari 1 (satu) bulan
yang dilakukan di awal.
2 ) . Bagi Pekerja Penerima Upah Non Penyelenggara Negara dapat mengikut
sertakan anggota keluarga yang lain dengan memberikan surat kuasa kepada
pemberi kerja untuk menambah potongan iurannya kepada BPJS Kesehatan.

17
Pembayaran iuran dilakukan oleh PIC Badan Usaha bersamaan dengan
pembayaran iuran Pekerja ke channel-channel yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan dengan mencantumkan nomor Virtual Account Badan Usaha.

3. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah


a. Pembayaran iuran dapat dilakukan melalui channel-channel pembayaran yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dengan mencantumkan nomor Virtual
Account Peserta beserta nominal iuran dan jumlah bulan yang akan dibayar.
b. Pembayaran iuran bulanan dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan berjalan
melalui channel-channel pembayaran yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari
kerja berikutnya.
c. Iuran Jaminan Kesehatan dapat dibayarkan untuk lebih dari 1 (satu) bulan yang
dilakukan di awal.
d. Peserta yang memilih manfaat perawatan kelas I dan kelas II wajib
menandatangani surat kesediaan pembayaran iuran melalui autodebet serta
menyediakan dana dalam rekening untuk kebutuhan iuran BPJS Kesehatan setiap
akhir bulan.
e. Pembayaran iuran untuk seluruh anggota keluarga yang memiliki virtual account
sebagaimana yang didaftarkan.
f. Pembayaran iuran pertama paling cepat 14 (empat belas) hari kalender dan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah virtual account diterima, untuk
mendapatkan hak dan manfaat jaminan kesehatan, kecuali untuk:
1) Bayi baru lahir yang merupakan anak dari penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah sebagai Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dengan
hak manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III;
2) Peserta dan bayi baru lahir dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) yang ditetapkan oleh Menteri Sosial dan telah didaftarkan sebagai
Peserta BPJS Kesehatan dengan hak manfaat pelayanan di ruang perawatan
Kelas III; atau;-> masuk dalam teknis tata cara pendaftaran.
3) Peserta dan bayi baru lahir dari Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan
Peserta Bukan Pekerja yang mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan
dengan hak manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III dengan

18
menunjukkan surat rekomendasi dari Dinas Sosial setempat dan keterangan lain
dengan penjelasan:
a) Surat keterangan dari RT dan RW sesuai dengan alamat KTP.
b) Surat Keterangan dari Kelurahan/Kepala Desa sesuai dengan alamat KTP.
c) Bukti bayar/rekening listrik 900 Watt bulan berjalan, sesuai dengan nama
yang ada dalam KK. Apabila nama pada rekening listrik berbeda dengan
nama yang ada dalam KK agar melampirkan surat pernyataan bermaterai,
yang ditanda tangani oleh peserta, pemilik rumah/pemilik rumah kontrak, dan
ketua RT setempat.

4. Peserta Bukan Pekerja (Pensiunan Swasta, Investor, Pemberi kerja)


a. Pembayaran iuran dapat dilakukan melalui channel-channel pembayaran yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dengan mencantumkan nomor Virtual
Account Peserta beserta nominal iuran dan jumlah bulan yang akan dibayar.
b. Pembayaran iuran bulanan dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan berjalan
melalui channel-channel pembayaran yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari
kerja berikutnya.
c. Iuran Jaminan Kesehatan dapat dibayarkan untuk lebih dari 1 (satu) bulan yang
dilakukan di awal.
d. Iuran Jaminan Kesehatan/ruang kelas perawatan di kelas yang dipilih dapat diubah
setelah 1 (satu) tahun semenjak perubahan kelas perawatan terakhir dilakukan.
e. Peserta yang memilih manfaat perawatan kelas I dan kelas II wajib
menandatangani surat kesediaan pembayaran iuran melalui autodebet serta
menyediakan dana dalam rekening untuk kebutuhan iuran BPJS Kesehatan setiap

akhir bulan
f. Pembayaran iuran yang dilakukan melalui autodebet, wajib dan menyediakan dana
dalam rekening untuk kebutuhan iuran BPJS Kesehatan setiap akhir bulan untuk
peserta yang memilih manfaat perawatan kelas I dan II.
g. Pembayaran iuran pertama atas untuk seluruh iuran anggota keluarga yang
memiliki virtual account sebagaimana yang didaftarkan.
h. Pembayaran iuran pertama paling cepat 14 (empat belas) hari kalender dan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah virtual account diterima, untuk
mendapatkan hak dan manfaat jaminan kesehatan, kecuali untuk:

19
Peserta dan bayi baru lahir dari Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan
Peserta Bukan Pekerja yang mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dengan
hak manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III dengan menunjukkan surat
rekomendasi dari Dinas Sosial setempat, dan keterangan lain dengan penjelasan:
1) Surat keterangan dari RT dan RW sesuai dengan alamat KTP.
2) Surat Keterangan dari Kelurahan/Kepala Desa sesuai dengan alamat KTP.
3) Bukti bayar/rekening listrik 900 Watt bulan berjalan, sesuai dengan nama yang
ada dalam KK. Apabila nama pada rekening listrik berbeda dengan nama yang
ada dalam KK agar melampirkan surat pernyataan bermaterai, yang ditanda
tangani oleh peserta, pemilik rumah/pemilik rumah kontrak, dan ketua RT
setempat.

Pembayaran iuran oleh Pemerintah (Penerima Pensiun Pejabat Negara,


Penerima Pensiun PNS Pusat/Daerah/TNI/Polri, Penerima Pensiun TNI/POLRI,
Veteran, dan Perintis Kemerdekaan) dengan tata cara pembayaran iuran jaminan
pemeliharaan kesehatan melalui mekanisme yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan RI.
Pembayaran iuran bagi Penerima Pensiun yang pensiunnya tidak dibayar oleh
Pemerintah dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Pembayaran iuran dapat dilakukan melalui channel-channel yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan dengan mencantumkan nomor Virtual Account Peserta
beserta nominal iuran dan jumlah bulan yang akan dibayar.
b. Pembayaran iuran bulanan dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan berjalan
melalui bank yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Apabila tanggal 10
(sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya.
c. Iuran Jaminan Kesehatan dapat dibayarkan untuk lebih dari 1 (satu) bulan yang
dilakukan di awal.
d. Iuran Jaminan Kesehatan/ruang kelas perawatan di kelas yang dipilih dapat
diubah setelah 1 (satu) tahun semenjak perubahan kelas perawatan terakhir
dilakukan.
e. Peserta yang memilih manfaat perawatan kelas I dan kelas II wajib
menandatangani surat kesediaan pembayaran iuran melalui autodebet serta
menyediakan dana dalam rekening untuk kebutuhan iuran BPJS Kesehatan
setiap akhir bulan.

20
f. Pembayaran iuran untuk seluruh anggota keluarga yang memiliki virtual account
sebagaimana yang didaftarkan.
g. Pembayaran iuran pertama paling cepat 14 (empat belas) hari kalender dan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah virtual account diterima, untuk
mendapatkan hak dan manfaat jaminan kesehatan, kecuali untuk:
Peserta dan bayi baru lahir dari Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan
Peserta Bukan Pekerja yang mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dengan
hak manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III dengan menunjukkan surat
rekomendasi dari Dinas Sosial setempat, dan keterangan lain dengan penjelasan:
1) Surat keterangan dari RT dan RW sesuai dengan alamat KTP.
2) Surat Keterangan dari Kelurahan/Kepala Desa sesuai dengan alamat KTP.
3) Bukti bayar/rekening listrik 900 Watt bulan berjalan, sesuai dengan nama yang
ada dalam KK. Apabila nama pada rekening listrik berbeda dengan nama yang
ada dalam KK agar melampirkan surat pernyataan bermaterai, yang ditanda
tangani oleh peserta, pemilik rumah/pemilik rumah kontrak, dan ketua RT
setempat.

D. DENDA KETERLAMBATAN PEMBAYARAN IURAN JAMINAN KESEHATAN


1. Dalam hal terdapat keterlambatan pembayaran iuran Jaminan Kesehatan lebih dari 1
(satu) bulan sejak tanggal 10 (sepuluh), maka penjaminan peserta diberhentikan
sementara.
2. Pemberhentian sementara jaminan peserta akan berakhir dan status kepesertaan aktif

kembali apabila peserta:


a. Membayar iuran bulan tertunggak paling banyak untuk waktu 12 (dua belas) bulan;

dan
b. Membayar iuran pada bulan saat peserta ingin mengakhiri pemberhentian
sementara jaminan.
3. Dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak status kepesertaan aktif kembali, peserta
wajib membayar denda kepada BPJS Kesehatan untuk setiap pelayanan kesehatan

rawat inap yang diperolehnya.


4. Denda sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari biaya pelayanan kesehatan rawat
inap untuk setiap bulan tertunggak dengan ketentuan;
a. Jumlah bulan tertunggak paling banyak 12 (dua belas) bulan; dan
b. Besar denda paling tinggi Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).

21
5. Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah Pembayaran iuran sebagaimana dimaksud pada
point 2 dan denda pada point 3 ditanggung oleh pemberi kerja.
6. Ketentuan pembayaran iuran sebagaimana pada point 2 dan denda pada point 3
dikecualikan untuk peserta yang tidak mampu (peserta JKN-KIS yang terdaftar sebagai
peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dengan rekomendasi Dinas Sosial) yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang.
7. Ketentuan pemberhentian sementara penjaminan peserta dan pengenaan denda
sebagaimana dimaksud point 1 sampai dengan 6 mulai berlaku pada tanggal 1 Juli
2016.

E. AKTIVASI PESERTA (PEMBERIAN PELAYANAN PESERTA)


Dalam pemberian manfaat pelayanan kesehatan kepada peserta dapat dibagi atas
beberapa kategori:

No Peserta Langsung C u tO F F 14 Hari


Aktif

1 PPU Swasta / Penduduk Yang V

Didaftarkan oleh Pemerintah Daerah

2 Anggota keluarga yang lain dari PPU V

Swasta yang didaftarkan dengan iuran 1%

3 Anggota keluarga yang lain dari PPU V

Penyelenggara Negara yang didaftarkan


dengan iuran 1% yang belum
menggunakan VA entitas / kelompok

5 Anggota keluarga yang lain dari PPU yang V

didaftarkan dengan iuran nominal

6 PPU Penyelenggara Negara V

7 PPNPN V

8 Pekerja Bukan Penerima Upah v

9 Bukan Pekeija Penyelenggara Negara V

10 Penerima Pensiun Penyelenggara Negara V

11 Penerima Pensiun Non Penyelenggara yi

Negara

22
F. IDENTITAS PESERTA
Bentuk Identitas Peserta:
1. Kartu Peserta
a. Kartu Indonesia Sehat (KIS)
Desain (Foto Contoh Kartu Diganti dengan desain baru)

Kartu Indonesia Sehat Kartu Indonesia Sehat

HPJSKesehatan Nomor Kartu 0398602 18749


Nama W nut t'KlMdu»).!
Alamat Sa*OM'17 V RT 00 3'02
Oambv Santan
Tangfal lahir laS cptrm tw r 1979
NIH 4605 068SS3
Tmf>at) K*c OaTO-r

i *»«■<• «

Spesifikasi:
1) Jenis Bahan Kartu: PVC
2) Ukuran Kartu:
a) Standar ID Card ISO 7810 ID-1
b) Panjang : 85,60 mm
c) Lebar : 53,98 mm
d) Tebal : 0,030 inci
3) Komposisi Warna: Full Colour4 warna (CMYK) pada dua sisi kartu
4) Fitur Pengaman:
Security Printing terdiri dari:
a) Microtext tulisan “BPJS” yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan kaca
pembesar;
b) Invisible Ink yaitu logo BPJS yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan
sinar infra merah;
c) Hidden Image logo BPJS yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan
negatif film;
d) Anti Copy yaitu tulisan “COPY” yang muncul jika Kartu Indonesia Sehat
yang asli difotocopy.
5) Laminasi: Overlay pada kedua sisi (sisi depan maupun sisi belakang)
6) Personalisasi Kartu

23
Setiap Kartu berisikan informasi:
a) Nomor Kartu
b) Barcode Nomor Kartu
c) Nama Peserta
d) Alamat Peserta
e) Tanggal Lahir Peserta
f) NIK Peserta
g) Fasilitas Kesehatan Tingkat I

2. Kartu BPJS Kesehatan


Gambar:

BPJS Kesehatan PUSAT LAYANAN INFORMASI BPJS KESEHATAN 500 *00


• u * t im m m |______________ |

1. Kartu peserta harap dibawa ketika berobat


2. Apabila kartu ini disalahgunakan akan dikenakan sanksi
3. Apabila ada perubahan atau kehilangan kartu, Segera Lapor
ke kantor BPJS Kesehatan setempat

v.VAV.bpjs-keschatan.go.id

Spesifikasi blanko kartu BPJS Kesehatan:


1) Bentuk kartu BPJS Kesehatan adalah segiempat dengan sudut tumpul
2) Logo BPJS Kesehatan
3) Logo JKN
4) Bendera Merah Putih
5) Warna dasar korporasi (silver)
Kartu BPJS Kesehatan memuat informasi:
1) Bagian Muka :
a) Peta kepulauan Indonesia
b) Kolom Kode Barcode
2) Bagian Belakang :
a) Kartu peserta agar dibawa saat berobat
b) Apabila kartu ini disalahgunakan, akan dikenakan sanksi

24
c) Apabila ada perubahan data atau kehilangan kartu, segera lapor ke Kantor
BPJS Kesehatan setempat

Spesifikasi security printing pada kartu kartu BPJS kesehatan sebagai alat
pendeteksi keaslian kartu terdiri dari :
1) Dynamic spiral teks : teks mikro berukuran random besar kecil berbentuk
lengkung seperti spiral membentuk Kepulauan Indonesia.
2) Hidden Image 2 Dimens : design security yang tersembunyi hanya bisa dilihat
dengan menggunakan pleastik viewer (film pembaca) dengan cara film diputar
atau dibalik.
3) Anti copy tulisan copy tersembunyi hanya bisa muncul atau terlihat apabila di
fotokopi.
4) Invisible Ink colour pada logo BPJS Kesehatan image gambar berwarna dan
hanya bisa dilihat menggunakan lama UV berupa logo BPJS Kesehatan
5) Gabungan relief linewidth dan background motif bubble: background yang
terbentuk dari perbedaan ketebalan garis yang saling menyambung tanpa putus
dan kombinasi dengan efek gelembung. Teks BPJS Kesehatan.
6) Gabungan relief linewidth : Background yang terbentuk dari perbedaan
ketebalan garis yang saling menyambung membentuk logo BPJS kesehatan.

3. Electronic Identity - e-l D


Gambar:

1
I D K a rtu In d o n e s ia S e h a t

OI 234567890I 2
A nd i A g tnl P u tr a W ija y a
C o m p n k d P u lih T irm if R T 0 1 / 0 1
C e m p a k n P u lih
T a n g g a l L ahir 1 3 O k to b o r 1 0 0 0
NIK / 7 7 1 0 1 1 3 1 OHAOOO?
f iis k o s T in g k at I C e m p a k n P u tih
K o la s H nw nl II (L )u n )

Sya ra t-sya rat Ketentuan Um um :


1. e-ID ini diterb itka n oleh BPJS Kesehatan.
2. o -1D dibawa ketika bero b a t beserta identitas lainnya.
3. e-ID m em uat identitas peserta BPJS Kesehatan dan
m em iliki fungsi sama dengan kartu peserta BPJS
Kesehatan.
4. Penggunaan o-ID tu n d uk pada ketentuan perundangan
yang m engatur BPJS Kesehatan.
5. e-ID hanya dipergunakan untuk kepentingan pelayanan
program JKN BPJS Kesehatan.
6. Pemalsuan e-ID akan m endapat ancaman hukum an
sesuai perundangan yang berlaku.
7. e-ID dapat dicetak dengan tinta hitam .
8. Batas waktu pembayaran tagihan iuran adalah tanggal 10
setiap bulan berjalan (untuk Peserta Non PBI)

... ]

25
e-ID merupakan identitas yang dikeluarkan melalui aplikasi Kepesertaan, sebagai upaya
untuk memberikan kemudahan kepada peserta dalam mengakses pelayanan
kesehatan. Tata laksana identitas peserta dalam bentuk e-ID sebagai berikut:
a. e-ID memuat identitas peserta BPJS Kesehatan dan memiliki fungsi yang sama
dengan kartu peserta BPJS Kesehatan.
b. e-ID dicetak oleh dan untuk peserta baik secara perorangan maupun kolektif.
c. e-ID dapat dicetak dengan tinta hitam, pada kertas putih poios.
d. Masa berlaku e-ID tidak dibatasi, berlaku sepanjang peserta tersebut adalah
peserta aktif di Master File kepesertaan BPJS.

1) Penerbitan e-ID untuk perorangan.


Penerbitan e-ID oleh dan untuk peserta perorangan (PBPU/BP) di akses melalui
Kantor BPJS Kesehatan, Teller Perbankan, dan Website BPJS Kesehatan,

dengan persyaratan:
1) Memiliki NIK
2) Pemilihan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama oleh Peserta.
3) Pencetakan e-ID dilakukan setelah pembayaran iuran.
Peserta yang mendaftar melalui website dan telah melakukan pembayaran akan
mendapatkan notifikasi melalui email yang didaftarkan, yang berisi lirik

pencetakan e-ID BPJS Kesehatan.

2) Penerbitan e-ID untuk Pekerja Penerima Upah


a) Link cetak e-ID : http://daftar.bpis-kesehatan.ao.id/bDis-admin/
b) Pencetakan hanya dapat dilakukan setelah BU melakukan pembayaran iuran.
c) Setiap Badan Usaha akan mendapatkan lembar persetujuan cetak e-ID dari
Kantor Wilayah/Cabang BPJS Kesehatan yang berisi:

(1) Nama BU
(2) Kode BU
(3) Jumlah cetak e-ID
(4) UserID
(5) Password
Link cetak e-ID : http://daftar.bPis-kesehatan.ao.id/bpis-admin/. Link ini akan
diberikan kepada PIC/HRD masing-masing BU.
d) BU akan mendapatkan user manual pencetakan e-ID.

26
e) Pencetakan e-ID dilakukan secara kolektif oleh PIC/HRD Badan Usaha.

3) Pencetakan e-ID juga diperkenankan bagi peserta yang berasal dari


Penyelenggara Negara dan masyarakat yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah
melalui aplikasi kepesertaan. e-ID memuat informasi:
Bagian Muka:
a) Nomor Identitas Peserta
b) Nama
c) Tanggal lahir
d) NIK
e) Faskes Tingkat I
f) Kelas Rawat
g) Kolom Kode Barcode
h) TM T menjadi peserta bagi BU dan PBPU atau tanggal cetak untuk jenis
peserta lainnya.
Bagian Belakang:
Syarat-syarat Ketentuan Umum :
a) e-ID ini diterbitkan oleh BPJS Kesehatan.
b) e-ID dibawa ketika berobat beserta identitas lainnya.
c) e-ID memuat identitas peserta BPJS Kesehatan dan memiliki fungsi sama
dengan kartu peserta BPJS Kesehatan.
d) Penggunaan e-ID tunduk pada ketentuan perundangan yang mengatur BPJS
Kesehatan.
e) e-ID hanya dipergunakan untuk kepentingan pelayanan program JKN BPJS
Kesehatan.
f) Pemalsuan e-ID akan mendapat ancaman hukuman sesuai perundangan
yang berlaku.
g) e-ID dapat dicetak dengan tinta hitam.
h) Batas waktu pembayaran tagihan iuran adalah tanggal 10 setiap bulan
berjalan.

27
G. PENJELASAN NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN
NIK terdiri dari 16 (enam belas) digit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

0 0 0 H □ □
Keterangan

A. Digit 1-2 = Kode Provinsi


B. Digit 3-4 = Kode Kabupaten
C. Digit 5-6 = Kode Kecamatan
D. Digit 7-8 = Tanggal Lahir
E. Digit 9-10 = Bulan Lahir
F. Digit 11-12 = Tahun Lahir
G. Digit 13-16 = Nomor Urut

1. Untuk penentuan jenis kelamin maka dapat di tentukan dari digit ke tujuh dan ke
delapan, dengan ketentuan:
a. Apabila NIK pada digit ketujuh dan kedelapan tidak lebih dari angka 31, maka
berjenis kelamin laki-laki (kode 1); dan
b. Apabila NIK pada digit ketujuh dan kedelapan lebih dari angka 40, maka berjenis
kelamin perempuan (kode 2).
2. Untuk perempuan maka angka yang terdapat pada digit ke ketujuh dan ke delapan,
ditambah dengan 40.
C ontoh:
Seorang perempuan dengan tanggal lahir 20-11-1994, maka penulisan NIK pada digit
ke tujuh dan digit delapan ditambah 40 menjadi 2080656011940003. Digit ke tiga belas
sampai dengan digit ke enam belas merupakan nomor urut, yang dimulai dari 0001.

3. Pemberian Nomor Identitas Peserta JKN-KIS dan Nomor Virtual Account


a. NOMOR IDENTITAS PESERTA JKN-KIS

28
Setiap peserta mendapat 1 (satu) nomor peserta JKN-KIS yang berlaku seumur
hidup dimana penomoran tersebut dikeluarkan secara otomatis dari sistem, terdiri
dari 13 digit:
1) Digit ke 1 s.d 12 : Merupakan nomor urut registrasi peserta JKN-KIS secara
nasional dengan penentuan pemberian nomor urut didasarkan atas penerbitan
kartu lebih awal pengeluarannya.
2) Digit ke 13 : 1 (satu) digit terakhir yang merupakan alat kontrol terhadap
kebenaran penomoran peserta JKN-KIS.

Contoh :

m
Keterangan:
Digit 1-12 = merupakan nomor urut registrasi
Digit 13 = merupakan check digit (angka otomatis)

b. NOMOR VIRTUAL ACCOUNT


Virtual Account adalah nomor unik yang mewakili suatu rekening melalui kombinasi
antara kode bank dan nomor identitas peserta atau kode badan usaha/badan lainnya
yang digunakan untuk membayar tagihan iuran.
Sistim penomoran virtual account terdiri dari 16 digit:
1) 5 (lima) digit kode Bank
2) 1 (satu) digit kode Peserta atau kode Badan Usaha
3) 10 (sepuluh) digit Nomor register BPJS
Ketentuan dan prosedur lebih lanjut mengenai Virtual Account merujuk kepada
pedoman kolekting iuran.

Contoh Virtual Account untuk Bank BRI, BNI dan BTN :


Badan U s a h a :

8
v.__
1 8
8

'v —
8
j
8 9
I
° 1 1 2II3 15
°
1
^—
4 6 7
v
8
\
Kode Bank (1-5 D igit) Sebagai Penanda Kode BU (8 Dieit)

29
Individu :

BEBEBE BBBBBEBEBE
V J V__
'V "v'
Kode Bank (1-5 Dieit) N o id e n tita s peserta (10 Digit)
ir
(0) Urutan

Contoh Virtual Account untuk Bank Mandiri:


Badan Usaha:

F
'v______
9 8
BI8
------------v ----------
9 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8

'r
Kode Bank (1-5 Dieit) Sebagai Penanda Kode BU (8 Dieit)

Individu :

BBBBBB BBBBBBBBBB -J
~V"
Kode Bank (1-5 Dieit) No id e n tita s peserta (10 Digit)

(0) Urutan Peserta

30
BAB III
MANAJEMEN ADMINISTRASI KEPESERTAAN

A. MANAJEMEN PENDAFTARAN PESERTA


1. Syarat Pendaftaran Peserta
a. Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Pendaftaran melalui migrasi database. Database disampaikan dalam bentuk
format data yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Data dimigrasikan oleh Kantor Pusat/Divisi Regional/Kantor Cabang.
2) Surat pengesahan dari Kementerian dan Lembaga.
Mekanisme migrasi data dijelaskan lebih lanjut pada Manajemen Data Masterfile

Kepesertaan.

Pendaftaran Bayi Baru Lahir Dari PBI Jaminan Kesehatan


Bayi yang dilahirkan oleh ibu kandung dari keluarga yang terdaftar sebagai PBI
Jaminan Kesehatan:
1) Otomatis menjadi peserta PBI Jaminan Kesehatan dan berhak menerima
pelayanan;
2) Berhak mendapatkan identitas peserta; dan
3) Penetapan oleh Menteri bersifat administrasi.
Mekanisme pelaporan:
1) Kantor Cabang BPJS Kesehatan melaporkan setiap bulan pada tanggal 1
(satu) kepada Kantor Divisi Regional BPJS Kesehatan dengan tem busan ke
Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan setem pat (sesuai format laporan yang

berlaku).
2) Kantor Divisi Regional BPJS Kesehatan melaporkan setiap bulan pada
tanggal 10 (sepuluh) kepada Kantor Pusat BPJS Kesehatan (sesuai format
laporan yang berlaku).
3) Kantor Pusat BPJS Kesehatan melaporkan ke Kementerian Kesehatan
setiap bulan tanggal 20 (dua puluh) dengan tembusan ke Kementerian
Sosial;
4) Kementerian Kesehatan mengusulkan kepada Kementerian Sosial untuk
ditetapkan sebagai data bayi baru lahir dari ibu kandung yang terdaftar
sebagai peserta PBI Jaminan Kesehatan setiap 1 (satu) bulan;

31
5) Kementerian Sosial menetapkan bayi baru lahir dari ibu kandung yang
terdaftar sebagai peserta PBI Jaminan Kesehatan setiap 1 (satu) bulan.
b. Penduduk Yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah
Pendaftaran bagi Peserta Bukan Pekerja dan Penduduk yang didaftarkan oleh
Daerah, dilakukan secara kolektif melalui migrasi 34 kolom.
c. Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara
Pendaftaran melalui migrasi database. Database disampaikan dalam bentuk
format data yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Data dimigrasikan oleh Kantor Pusat/Divisi Regional/Kantor Cabang.
2) Surat pengesahan dari Kementerian dan Lembaga.
Mekanisme migrasi data dijelaskan lebih lanjut pada Manajemen Data
Masterfile Kepesertaan
Pendaftaran secara manual dengan cara menyerahkan formulir daftar isian
peserta beserta persyaratannya untuk diinput melalui aplikasi kepesertaan.
Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (Formulir DIP) serta menunjukkanf
memperlihatkan dokumen sebagai berikut :

PNS YG
T N I/
PEJABAT PNS PUSAT/ DIPEKERJAKA POLRI /
NO DOKUMEN PNS
NEGARA DAERAH N DI BUMN/ PNS POLRI
TNI
BUMD

1 Asli KTP Elektronik V V V V yj


2 Fotokooi Kartu Keluarga V V V V V
3 Asii/fotokopi petikan SK Penetapan sebagai
V
Pei aba t Negara yang dilegalisasi
4 Asil/fotokopi SK PNS terakhir vang dilegalisasi yj
5 Asi i/fotokopi SK PNS yang dipekerjakan pada
V
BUMN/BUMD vang dilegalisasi
6 Asli/fotokopi SK kepangkatan terakhir yang yj V
dilegalisasi
7 Asli/fotokopi SK Pengangkatan dari
kementerian/lembaga/Kepala Dinas yang
dilegalisasi
8 Asli/fotokopi Daftar Gaji yang dilegalisasi oleh
V y/ yj yj V
oimolnan unit keria
3 Asli/fotokopi Surat Keterangan Lahir/Akte
V V yj yj y/
kelahiran anak
i Asli/fotokopi SK Pengadilan Negeri untuk anak
V V V yj yl
angkat
i i Surat Keterangan dari sekolah/ perguruan tinggi
(bagi anak berusia lebih dari 21 tahun sampai
V yj V y/ y/
dengan usia ke 25 tahun (bulan, tanggal dan
tahun))
Catatan : |
’l . Basi PNS Pusat, Daerah dan PNS Dipekerjakan Di BUMN/BUMD : Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) harus
*2. Pejabat Negara Non Pegawai Negeri, contohnya : Presiden, Menteri, Gubernur/Wkl Gubernur, Bupati/Wkl
3. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri, merupakan pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna
melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifatteknis operasional dan administrasi
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi.

Pendaftaran Anggota Keluarga yang Lainnya (anak ke 4 (empat) dan


seterusnya, ayah, ibu, dan mertua) untuk peserta PPU Penyelenggara Negara
Persyaratan yang harus dipenuhi:
1) Mengisi formulir DIP penambahan data isian peserta.

32
2) Menunjukan/memperlihatkan asli KTP bagi anggota keluarga yang telah berusia
diatas 17 tahun dan untuk usia dibawah 17 tahun menunjukan akte kelahiran.
3) Menunjukan Kartu Keluarga dan berkas pendukung.
4) Surat kuasa dari Pekerja kepada Pemberi kerja untuk pemotongan gaji
Bila satker belum siap untuk memotong iuran secara kolektif maka Virtual Account
dapat diterbitkan secara perorangan mengikuti ketentuan pembayaran dengan iuran
1 % dari gaji pokok dan tunjangan keluarga.

d. Pekerja Penerima Upah Non Penyelenggara Negara


Bagi Pekerja Penerima Upah Kelompok Non Penyelenggara Negara, maka
pendaftarannya dilakukan oleh pemberi kerja secara kolektif oleh Kantor Cabang
m elalui:
1) Pendaftaran secara migrasi database / aplikasi New Edabu.
2) Pendaftaran secara manual dengan cara menyerahkan formulir daftar isian
peserta (FDIP) beserta persyaratannya untuk diinput melalui aplikasi

kepesertaan.
3) Melengkapi FDIPE 34 kolom yang disahkan oleh pimpinan perusahaan dan
telah divalidasi menggunakan SVBU untuk dimigrasikan di Kantor Cabang
BPJS Kesehatan.
Mekanisme pendaftaran PPU Non Penyelenggara Negara mengacu pada
Pedoman Pemasaran.
Pendaftaran dilakukan dengan melalui PIC masing-masing Badan Usaha.

Persyaratan yang harus dipenuhi:


1) Pendaftaran melalui migrasi data / aplikasi New Edabu.
2) Pendaftaran secara manual dengan cara menyerahkan formulir daftar isian
peserta (FDIP) beserta persyaratannya untuk diinput melalui aplikasi
kepesertaan.
3) Pendaftaran anak yang berusia lebih dari atau sama dengan 21 tahun dan
kurang dari 25 tahun yang masih bersekolah, dilakukan dengan mengisi FDIPE
34 kolom yang dilengkapi dengan surat keterangan kuliah/sekolah yang masih
berlaku.
4) Pendaftaran anggota keluarga yang lain yang didaftarkan oleh PPU, dilakukan
dengan mengisi FDIPE 34 kolom dan diserahkan kepada BPJS Kesehatan.

33
5) Dalam hal pendaftaran terhadap peserta Badan Usaha yang pernah memiliki
Nomor Identitas Peserta, maka dilakukan perubahan penanggung Badan
Usaha dengan mengisi FDIPE 37 kolom dan diserahkan kepada BPJS
Kesehatan.
6) Pendaftaran peserta yang dilakukan FDIPE 34 kolom/ 37 kolom dilampirkan
dengan surat pengantar oleh Pimpinan Perusahaan/HRD/PIC Badan Usaha.
7) Pimpinan Badan Usaha/HRD/PIC Badan Usaha bertanggung jawab terhadap
validitas dan kebenaran data yang disampaikan kepada BPJS Kesehatan.
Virtual Account diterbitkan sesuai dengan VA entitas dan mengikuti mekanisme Cut
Off.
Mekanisme pendaftaran anggota keluarga yang lainnya PPU Non Penyelenggara
Negara mengacu pada Pedoman Pemasaran.
Bila satker belum siap untuk memotong iuran secara kolektif maka Virtual Account
dapat diterbitkan secara perorangan dengan iuran 1% dari upah yang berlaku,
e. Pekerja Bukan Penerima Upah
Pendaftaran Peserta PBPU dengan pengecualian mendaftarkan seluruh anggota
keluarga (Mahasiswa dari Perguruan Tinggi atau lembaga sejenis, saksi dan
korban dalam perlindungan Lembaga Hukum, penghuni Lembaga
Permasyarakatan Negara, Panti Sosial, Lembaga atau Badan Amal, Lembaga atau
Badan Sosial yang sejenis), maka pendaftarannya secara kolektif dengan
mekanisme:
1) Melakukan Kesepakatan bersama dalam bentuk Perjanjian Kerjasama (PKS)
antara BPJS Kesehatan dan entitas tersebut.
2) Menyerahkan Formulir Daftar Isian Elektronik (file excel migrasi 34 kolom) yang
telah tervalidasi jumlah pesertanya untuk dituangkan dalam pada saat dilakukan
penandatanganan PKS Perjanjian Kerja Sama.
3) Menyerahkan copy Kartu BPJS Kesehatan untuk anggota keluarga yang sudah
terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.
4) Menentukan PIC / penanggungjawab pada entitas tersebut yang bertugas
melakukan mutasi tambah kurang peserta.
5) PBPU dengan pengecualian mendaftarkan seluruh anggota keluarga akan diatur
dalam Peraturan Direksi lebih lanjut.

34
Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (Formulir DI P) dengan mendaftarkan seluruh
anggota keluarga dalam 1 (satu) Kartu Keluarga, menandatangani pernyataan
persetujuan:
1) Persyaratan pendaftaran lainnya mengacu pada Peraturan BPJS Kesehatan No
1 Tahun 2015.
2) Pernyataan Persetujuan untuk mematuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
3) Surat kesediaan pembayaran iuran melalui autodebet dan menyediakan dana
dalam rekening untuk kebutuhan iuran BPJS Kesehatan setiap akhir bulan untuk
peserta yang memilih manfaat perawatan kelas I dan II.

Serta menunjukkan/memperlihatkan dokumen pendukung sebagai berikut:


a) Asli KTP dan KK.
b) Asli Paspor dan Surat Ijin Kerja yang diterbitkan instansi yang berwenang
bagi warga Negara asing.
c) Nomor rekening bank yang tercantum pada halaman pertama buku tabungan,
bagi peserta yang memilih manfaat perawatan kelas I dan kelas II.

Setelah melengkapi persyaratan maka:


1) Peserta akan diberikan nomor Virtual Account (VA) beserta informasi jumlah
iuran yang harus dibayarkan paling cepat 14 hari setelah virtual account

diterima;
2) Peserta membayar iuran pertama di Bank yang bekerjasama atau di channel
pembayaran setelah melakukan pendaftaran.
f. Bukan Pekerja
Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (Formulir DI P) dengan mendaftarkan seluruh
anggota keluarga dalam 1 (satu) Kartu Keluarga, menandatangani pernyataan
persetujuan:
1) Persyaratan pendaftaran lainnya mengacu pada Peraturan BPJS Kesehatan No
1 Tahun 2015.
2) Pernyataan Persetujuan untuk mematuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
3) Surat kesediaan pembayaran iuran melalui autodebet dan menyediakan dana
dalam rekening untuk kebutuhan iuran BPJS Kesehatan setiap akhir bulan untuk
peserta yang memilih manfaat perawatan kelas I dan II.
Serta menunjukkan/memperlihatkan dokumen pendukung sebagai berikut:

35
a) Asli KTP dan KK.
b) Asli Paspor dan Surat Ijin Kerja yang diterbitkan instansi yang berwenang
bagi Warga Negara Asing.
c) Nomor rekening Bank yang tercantum pada halaman pertama buku
tabungan, bagi peserta yang memilih manfaat perawatan kelas I dan kelas
II.
Setelah melengkapi persyaratan maka:
1) Peserta akan diberikan nomor Virtual Account (VA) beserta informasi jumlah
iuran yang harus dibayarkan paling cepat 14 hari setelah virtual account
diterima;
2) Peserta membayar iuran pertama di bank yang bekerjasama atau di channel
pembayaran setelah melakukan pendaftaran.
Bukan Pekerja - Penerima Pensiun
Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) dengan mendaftarkan seluruh
anggota keluarga dalam 1 (satu) Kartu Keluarga, serta menunjukkan/
memperlihatkan dokumen sebagai berikut

PP PNS PERIN TIS PP BU


PP PEJABAT
OOKUMEN PU S A T/D A E R PPTNI PP POLRI KEMERDEKA VETERAN S W A S T A /B U
NEGARA
AH AN L A IN N Y A

A sli KTP V V V V V V V
F o to k o p i K a rtu K e lu arg a V V V V V v/ V
A s li/fo to k o p i s u r a t ta n d a b u k ti p e n e rim a p e n s iu n
V V
a ta u KARIP
A s li/fo to k o p i s u r a t ta n d a b u k ti p e n e rim a p e n s iu n
V V
a ta u K a rtu ta n d a p e s e rta ASABRI
A s li/fo to k o p i SKEP P e rin tis K e m erd e k aa n V
A s li/fo to k o p i p ia g a m p e tik a n SK P en g e s ah a n
G e la r K e h o rm a ta n V e te ra n RI
A s li/fo to k o p i S u ra t K e p u tu s a n J a n d a /D u d a /A n a k
V V V •J V •J
Y a t im /A n a k P ia tu d a n A n a k Y a tim P ia tu
S u r a t K e te ra n g a n d a ri s e k o la h / p e rg u ru a n tinggi
(b a g i a n a k b e ru s ia le b ih d a r i 2 1 ta h u n s a m p a i
V V V
d e n g a n u s ia ke 2S ta h u n (b u la n , ta n g g a l d a n
t a h u n ))

B. PROSEDUR PENDAFTARAN PESERTA


1. Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Prosedur pendaftaran Peserta PBI diatur oleh Peraturan Menteri.
2. Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah
3. Pekerja Penerima Upah Non Penyelenggara Negara (PPN PN)
Prosedur pendaftaran Peserta PPN PN dapat dilakukan menggunakan:
a. Migrasi Data Peserta Baru

36
1) Migrasi data
Data disampaikan daiam bentuk format yang telah ditetapkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Format 16 kolom digunakan oleh Badan Usaha melalui aplikasi New Edabu.
b) Badan Usaha melakukan entri data.
c) Badan Usaha melakukan approval tiket pendaftaran peserta melalui aplikasi
New Edabu.
d) Data yang telah di-appmve akan diproses secara sistem dalam waktu 1x24
jam.
e) Data yang tertolak pada proses approval disampaikan kembali ke Kantor
Cabang dengan format 34 kolom, untuk selanjutnya diproses melalui aplikasi
Mig 34.
2) Format 34 kolom digunakan oleh Pemerintah Daerah, PPU NPN, Peserta Kolektif
(entitas) atau Badan Usaha yang terkendala dalam akses aplikasi New Edabu.
Data hasil migrasi akan dipindahkan ke Master File.
4. Pendaftaran peserta perorangan:
a. Pendaftaran via KC/KLOK/unit pelayanan lain yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan.
b. Pendaftaran melalui website untuk peserta PBPU dan BP.
Untuk memberikan kemudahan bagi Peserta dalam melakukan pendaftaran dan
penerbitan identitas peserta, maka pendaftaran peserta dapat dilakukan melalui
website BPJS Kesehatan.
Pendaftaran peserta perorangan melalui website BPJS Kesehatan dilakukan dengan
mengisi Formulir Daftar isian Peserta (FDIP) elektronik di website BPJS Kesehatan
secara lengkap dan b e n ar.
Mekanisme pendaftaran peserta melalui website:
1) Peserta membuka website http://www.bpis-kesehatan.ao.id atau melalui alamat
website http://daftar.bpis-kesehatan.qo.id.
2) Memilih menu “pendaftaran online (e-registration)”.
3) Membubuhkan persetujuan untuk mematuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
4) Mengisi forrrw Nomor KK, NIK, Nama Lengkap, Tempat Lahir, Tanggal Lahir,
Nomor Handphone, Kelas Perawatan, Nama FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama), E-mail, Alamat Domisili, Nomor Rekening, Status Pernikahan, Alamat,
RT, RW, Kode Pos, Nomor Telepon Rumah, Kelurahan/ Desa.

37
5) Hasil konfirmasi Daftar Isian Peserta akan dikirimkan melalui e-mail yang
didaftarkan pada form tersebut.
6) Peserta membuka e-mail hasil konfirmasi dan memastikan bahwa konfirmasi
tersebut terdapat dalam inbox atau spam dengan header “Admin Web - BPJS
Kesehatan”.
7) Membuka e-mail tersebut dan mengklik Aktivasi Pendaftaran.
8) Pada saat Aktivasi Pendaftaran di klik, maka akan tampil form untuk dicetak
yakni: “Cetak Virtual Account (VA)”.
9) Peserta menerima informasi jumlah iuran yang harus dibayarkan paling cepat 14
hari setelah Virtual Account diterima.
10) Peserta membayar iuran pertama melalui channel pembayaran yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan. Untuk kelas perawatan I dan II dapat melakukan
pembayaran secara autodebet.
11) Peserta yang mendaftar melalui website dan telah melakukan pembayaran dapat
membuka kembali halaman Aktivasi untuk membuka link pencetakan e-ID BPJS
Kesehatan.
5. Pendaftaran melalui Pihak Ketiga (Bank)
Pendaftaran melalui Pihak Ketiga/Bank adalah pendaftaran yang dikhususkan
untuk peserta yang membawa NIK dan membawa KK.
Mekanisme Pendaftaran melalui Pihak Ketiga:
a. Peserta menunjukkan dokumen pendukung kepada petugas:
1) Asli NIK dan KK
2) Asli Paspor dan surat ijin kerja yang diterbitkan instansi yang berwenang bagi
Warga Negara Asing.
3) Nomor rekening Bank yang tercantum pada halaman pertama buku tabungan.
Bagi peserta yang memilih manfaat perawatan kelas I dan kelas II wajib
menandatangani surat kesediaan pembayaran iuran melalui autodebet serta
menyediakan dana dalam rekening untuk kebutuhan iuran BPJS Kesehatan
setiap akhir bulan.
b. Peserta menyetujui pernyataan untuk mematuhi syarat dan ketentuan yang
berlaku.
c. Petugas melakukan entry data peserta beserta keluarga (berdasarkan keluarga
yang tercatat dalam KK) melalui aplikasi Pendaftaran melalui Bank/ Pihak Ketiga
dan mengkonfirmasi data tersebut kepada peserta.

38
d. Petugas mencetak Virtual Account (VA).
e. Petugas memberikan informasi mengenai jumlah tagihan yang akan dibayarkan.
f. Peserta menerima informasi jumlah iuran yang harus dibayarkan paling cepat 14
hari setelah Virtual Account diterima.
g. Peserta membayar iuran pertama melalui teller Bank yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan. Proses pembayaran selanjutnya dilakukan melalui proses
autodebet untuk peserta yang memilih kelas perawatan I dan II.
h. Petugas mencetak e-ID Peserta.

6. Pendaftaran melalui Pihak Ketiga (Kartu Kredit)


Pendaftaran melalui Pihak Ketiga (via Kartu Kredit) adalah pendaftaran yang
dikhususkan untuk nasabah bank yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan yang
memiliki kartu kredit dan belum menjadi peserta JKN-KIS.
Korespondensi kirim dan terima data antara pihak Bank dengan pihak BPJS
Kesehatan adalah melalui e-mail korporat:
a. Alamat e-mail korespondensi BPJS Kesehatan: pemasaran@bpis-

kesehatan.go.id.
b. Alamat e-mail Bank.

Mekanisme Pendaftaran melalui Kartu Kredit:


a. Bank mengkomunikasikan promo tentang pendaftaran menjadi peserta JKN-KIS
dan pembayaran iuran secara autodebet kepada pemegang kartu kredit Bank
melalui media komunikasi yang telah disepakati bersama.
b. Bank melakukan penawaran kepada nasabah tentang pendaftaran JKN-KIS
berikut keuntungan sesuai promo Bank.
c. Nasabah memberikan persetujuan untuk didaftarkan menjadi peserta JKN-KIS
dan membayarkan iurannya melalui autodebet kartu kredit.
d. Bank melakukan rekapitulasi data calon peserta.
1) Data sekurang-kurangnya memuat:
a) Nomor referensi/ unique number (Bank)
b) Nama pemegang kartu kredit
c) Nomor Induk Kependudukan
d) Nama calon peserta JKN-KIS
e) Nomor HP

39
f) Alamat e-mail

g) Kota lokasi ambil Kartu JKN-KIS (kabupaten/kota madya)


h) Status Peserta Berhasil Autodebet (Ya/Tidak)
i) Kelas rawat inap (kosong)
j) FKTP umum (kosong)
k) Nomor VA (kosong)
l) Alamat domisili (kosong)
m) Keterangan (kosong)
2) Pendaftaran adalah keluarga inti (suami-istri dan anak)
3) Pemegang kartu diperbolehkan mendaftarkan peserta dari kartu keluarga lain.
e. Bank melakukan pengiriman rekapitulasi data calon peserta ke BPJS
Kesehatan.
f. BPJS Kesehatan (Grup Pemasaran) menerima rekapitulasi data calon peserta
(dipilah berdasarkan lokasi Kota, Kantor Cabang, dan Kantor Divre) BPJS
Kesehatan.
g. BPJS Kesehatan (Grup Pemasaran) melakukan distribusi rekapitulasi data calon
peserta ke Kantor Divre dan Kantor Cabang terkait melalui e-mail korporat untuk
kemudian Kantor Divre melakukan kontrol tindaklanjut.
h. BPJS Kesehatan (KC) Unit Pemasaran (RO) melakukan verifikasi dan konfirmasi
kepada calon peserta melalui identitas kontak yang ada (Telepon, SMS dan E-
mail) terdiri dari:
1) Verifikasi NIK dan KK
2) Konfirmasi tentang informasi rencana pendaftaran:
a) Kelas perawatan
b) Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Klinik BPJS, Dokter Praktek
Perorangan, Puskesmas)
c) Alamat domisili pengambilan Kartu JKN-KIS
d) Informasi aktivasi VA setelah dilakukan pembayaran iuran (autodebet)
oleh Bank
i. Peserta yang sudah didaftarkan akan mendapatkan VA.
j. BPJS Kesehatan (KC) Unit Kepesertaan melakukan rekapitulasi data calon
peserta hasil verifikasi dan konfirmasi (Form Pemas-15 yang sudah selesai
diproses oleh Kepesertaan Kantor Cabang).

40
k. BPJS Kesehatan (KC) Unit Kepesertaan mengirimkan data hasil rekapitulasi
calon peserta (Dikirim dalam bentuk Form Pemas-15 ke Grup Pemasaran
Bank Kantor Pusat dan tembusan ke Ka. Divre, up. Ka. Departemen PK dan
UPMP4 Kantor Divre).
l. Kantor Pusat menerima data hasil rekapitulasi calon peserta.
m. Kantor Pusat melakukan rekapitulasi data calon peserta seluruh Kantor
Cabang - Sesuai dengan Form Pemas-15 yang dikirim dari Kantor Cabang.
n. BPJS Kesehatan mengirimkan rekapitulasi data calon peserta seluruh Kantor
Cabang ke Bank (Data rekapitulasi calon peserta dikirim dalam bentuk Form
Pemas-15).
o. Bank menerima rekapitulasi data calon peserta seluruh Kantor Cabang BPJS
Kesehatan.
p. Batas akhir waktu input data autodebet pada portal autodebet (tanggal 21 s.d
25 setiap bulannya).
q. Pembayaran iuran dilakukan secara autodebet dan Kartu aktif pada saat
tanggai pembayaran (autodebet khusus peserta baru).
r. Bank mengirim data final peserta yang membayar iuran (autodebet) ke BPJS
Kesehatan - Dikirim dalam bentuk Form Pemas-15:

• Yang berhasil debit

• Yang gagal debit (peserta baru/lama)


s. BPJS Kesehatan Kantor Pusat menerima data final peserta yang membayar
iuran (autodebet).
t. BPJS Kesehatan Kantor Pusat mengirim data final peserta yang membayar
iuran (autodebet) ke Kantor Cabang - Dikirim dalam bentuk Form Pemas-15,

tembusan ke Kantor Divre.


u. BPJS Kesehatan Kantor Cabang menerima data final peserta yang
membayar iuran (autodebet)
v. Kantor Cabang mencetak Kartu JKN-KIS.
w. Pengiriman Kartu JKN-KIS dan leaflet terkait hak dan kewajiban peserta
JKN-KIS. Pengiriman kartu JKN-KIS dilakukan oleh Kantor Cabang dengan
menggunakan mata Anggaran Grup Kepesertaan.
x. Pelaporan ke Dep PK dan UPMP4 dilakukan oleh KC secara bulanan
mengikuti schedule laporan rutin setiap tanggal 3.

41
Bagi Peserta PBPU yang dahulu mendaftar tidak bersamaan dengan anggota
keluarga yang lain (dalam satu Kartu Keluarga) maka perpindahan kelas perawatan
dapat dilakukan dengan memperhatikan:
a. Masa Kepesertaan/perpindahan kelas perawatan terakhir Kepala Keluarga sudah

1 (satu) tahun.
b. Kelas perawatan mengacu kepada kelas perawatan Kepala Keluarga (Peserta).

7. Pendaftaran bayi dalam kandungan


Pendaftaran bayi dalam kandungan dapat dilakukan bagi peserta PBPU, BP, dan
PPU (anak ke-4 dan seterusnya).
Mekanisme Pendaftaran Bayi Dalam Kandungan adalah:
a. Bayi yang akan dilahirkan dapat didaftarkan sejak terdeteksi adanya denyut jantung
bayi dalam kandungan, yang dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dokter

atau bidan jejaring.


b. Surat keterangan dokter atau bidan jejaring diberikan oleh dokter atau bidan jejaring
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan, tanpa melalui pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya termasuk

ultrasonografi.
c. Surat keterangan dokter atau bidan jejaring paling sedikit memuat:
1) Deteksi adanya denyut jantung bayi dalam kandungan;
2) Usia bayi dalam kandungan; dan
3) Hari perkiraan lahir (HPL).
d. Peserta menyerahkan Formulir Daftar Isian Peserta (Formulir DI P) yang telah diisi
dan surat keterangan dokter atau bidan jejaring.
e. Pendaftaran bayi yang akan dilahirkan dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari sebelum dilahirkan. Apabila kurang dari 14 hari maka mengacu pada

ketentuan yang berlaku.


f. Peserta menandatangani pernyataan sebagai berikut:
1) Persetujuan untuk mematuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
2) Melakukan pembayaran iuran pertama paling cepat setelah bayi dilahirkan dalam
keadaan hidup dan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak HPL.
3) Melakukan perubahan data bayi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
kelahiran yang meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, dan NIK.

42
4) Menyetujui untuk mengulang proses pendaftaran apabila belum melakukan
pembayaran iuran pertama sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
HPL.
g. Pendaftaran bayi dalam kandungan dari peserta PPU, dilakukan dengan memilih
nominal iuran berdasarkan kelas rawat yang sama dengan ayah/ibunya.
h. Petugas BPJS Kesehatan menerima formulir DI P yang telah diisi lengkap beserta
kelengkapannya, untuk kemudian memberikan nomor Virtual Account kepada
Peserta.
i. Peserta melapor ke Kantor Cabang setelah bayi dilahirkan, kemudian petugas BPJS
Kesehatan melakukan proses simpan ulang pada aplikasi Kepesertaan dan aktivasi
oleh IT Help Desk melalui fitur pembukaan VA pada aplikasi aktivasi sehingga iuran
dapat langsung dibayarkan tanpa harus menunggu 14 hari.
j. Bayi berhak memperoleh jaminan pelayanan kesehatan sejak iuran pertama dibayar.
k. Apabila Peserta tidak melakukan pembayaran iuran pertama segera setelah bayi
dilahirkan sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah HPL maka data bayi
tersebut akan dinonaktifkan oleh sistem.

C. Penerbitan, Pengelolaan, dan Pelaporan Kartu Peserta


Penerbitan Kartu Peserta
Penerbitan identitas peserta berupa kartu dilakukan per segmen Peserta dengan penjelasan

sebagai berikut:
2. Penerbitan kartu peserta untuk Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Penerbitan kartu dilakukan di Kantor Pusat setelah dilakukan personalisasi oleh pihak

ketiga.
2. Penerbitan kartu untuk Peserta Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah
dilakukan oleh masing-masing Kantor Cabang BPJS Kesehatan.
3. Penerbitan kartu peserta untuk peserta PPU Non Penyelenggara Negara
Penerbitan kartu peserta dilakukan di Kantor BPJS Kesehatan, sedangkan identitas
peserta berupa e-ID dapat dilakukan di Badan Usaha tersebut dengan mengakses link
cetak e-/D: http://daftar.bDis-kesehatan.qo.id/bDis-admin/.
4. Penerbitan kartu peserta untuk peserta PBPU/BP
Penerbitan kartu peserta dilakukan di Kantor Cabang BPJS Kesehatan, sedangkan
identitas peserta berupa e-ID dapat dilakukan di Pihak ketiga yang bekerjasama atau
melalui website BPJS Kesehatan setelah dilakukan pembayaran iuran.

43
Distribusi Kartu Peserta
1. Distribusi identitas peserta dalam bentuk kartu untuk Peserta Non PBI APBN dilakukan
oleh Kantor Cabang BPJS Kesehatan.
2. Distribusi identitas peserta oleh Pihak Ketiga untuk Peserta PBI APBN yang telah
dilakukan proses personalisasi.

D. Standar layanan administrasi kepesertaan


Penetapan standar pelayanan administrasi adalah untuk meningkatkan ketepatan pelayanan
administrasi penerbitan kartu peserta BPJS Kesehatan secara tepat, efektif, dan efisien.
Standar layanan administrasi pencetakan kartu:

NO URAIAN INDIKATOR STANDARD

Penerbitan DI P diterima setelah proses validasi dan verifikasi

1 kartu secara lengkap dan diterbitkan Virtual Account 10 menit

perorangan
(1) s/d 100 record
3 hari kerja
(34 Variabel data lengkap dalam bentuk softcopy)
(2) 101 s/d 500 record
Penerbitan 5 hari kerja
(34 Variabel data lengkap dalam bentuk softcopy)
2 kartu secara
(3) 501 s/d 5000 record
kolektif 15 hari kerja
(34 Variabel data lengkap dalam bentuk softcopy)
(4) Diatas 5000 record
25 hari kerja
(34 Variabel data lengkap dalam bentuk softcopy)

E. MUTASI PESERTA
1. Mutasi Antar Jenis Kepesertaan
a. Mutasi antarjenis peserta
1) Mutasi PBI ke Segm en Non PBI
a) Penghapusan data peserta PBI dilakukan jika tidak lagi memenuhi
kriteria Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu:
b) Peserta PBI Jaminan Kesehatan berubah status menjadi mampu.
c) Peserta PBI Jaminan Kesehatan melaporkan ke kantor cabang/layanan
operasional kabupaten / kota BPJS Kesehatan

44
d) Menandatangani surat pernyataan bermaterai keluar sebagai Peserta
PBI Jaminan Kesehatan;
e) Kantor Cabang BPJS Kesehatan melaporkan setiap bulan pada tanggai
1 kepada Kantor Divisi Regional BPJS Kesehatan dengan tem busan ke
dinas sosial dan dinas kesehatan setem pat (sesuai form at laporan yang
berlaku)
f) Kantor Divisi Regional BPJS Kesehatan melaporkan setiap bulan pada
tanggal 10 kepada Kantor Pusat BPJS Kesehatan (sesuai format laporan
yang berlaku)
g) Kantor Pusat BPJS Kesehatan melaporkan ke Kem enterian Kesehatan
setiap bulan tanggal 20 dengan tembusan ke Kementerian Sosial;
h) Kementerian Kesehatan mengusulkan kepada Kementerian Sosial untuk
dilakukan penghapusan setiap 1 (satu) bulan;
i) Kementerian Sosial melakukan perubahan berdasarkan usulan dari
pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dan/atau berdasarkan
basis data terpadu; dan
j) Menteri m enetapkan penghapusan dan penam bahan (perubahan) setiap
1 (satu) bulan.
2) Peserta PBI Jaminan Kesehatan berubah menjadi Pekerja Penerim a Upah
a) Peserta PBI Jaminan Kesehatan melaporkan ke Kantor Cabang/Layanan
Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan;
b) Peserta PBI Jaminan Kesehatan m enandatangani surat pernyataan
bermaterai keluar sebagai Peserta PBI Jaminan Kesehatan.
c) Perusahaan melaporkan pekerjanya yang terdaftar sebagai peserta PBI
Jaminan Kesehatan ke Kantor Cabang/Layanan Operasional
Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan.
d) Pelaporan oleh Perusahaan dilengkapi dengan surat keterangan
pengalihan status pekerja dari PBI Jaminan Kesehatan menjadi Pekerja
Penerim a Upah menggunakan kertas berlogo yang ditandatangani
pimpinan perusahaan atau yang diberi kew enangan dan distempel
perusahaan.
e) Kantor Cabang BPJS Kesehatan melaporkan setiap bulan pada tanggal
1 kepada Kantor Divisi Regional BPJS Kesehatan dengan tem busan ke

45
dinas sosial dan dinas kesehatan setem pat (sesuai format laporan yang
berlaku).
f) Kantor Divisi Regional BPJS Kesehatan melaporkan setiap bulan pada
tanggal 10 kepada Kantor Pusat BPJS Kesehatan (sesuai format laporan
yang berlaku).
g) Kantor Pusat BPJS Kesehatan melaporkan ke Kementerian Kesehatan
setiap bulan tanggal 20 dengan tembusan ke Kementerian Sosial;
h) Kementerian Kesehatan mengusulkan kepada Kementerian Sosial untuk
dilakukan penghapusan setiap 1 (satu) bulan.
i) Kementerian Sosial melakukan perubahan berdasarkan usulan dari
pemerintah daerah provinsi dan Kabupaten/Kota dan/atau berdasarkan
basis data terpadu; dan
j) Menteri m enetapkan penghapusan dan penam bahan (perubahan) setiap
1 (satu) bulan.

Apabila Peserta PBI tetap memilih menjadi Peserta PBI, Peserta diwajibkan
melampirkan bukti kepesertaan PBI dan surat pernyataan tetap menjadi
Peserta PBI
3) Mutasi P PU ke PBPU
a) Mutasi PPU ke PBPU dapat dilakukan hanya untuk kelompok P PU
Swasta dan P PN PN .
b) Untuk perpindahan dari PPU ke P BPU, jika pada saat dipindahkan
statusnya tidak aktif maka proses pem bayaran dilakukan jika pada saat
dipindahkan statusnya aktif maka yang bersangkutan masih tetap
m endapat pelayanan sampai dengan akhir bulan.
c) Untuk perpindahan peserta PPU menunggak ke PBPU m aka
perpindahan dapat dilakukan dengan kondisi perusahaan masih
nmenunggak pem bayaran iuran peserta telah menunjukkan bukti Surat
Keterangan tidak bekerja.
4) Mutasi PPU ke BP

Mutasi peserta PPU menjadi BP dapat dilakukan sesuai ketentuan yang


berlaku yaitu:

a) PPU Penyelenggara Negara selain P P N P N menjadi BP setelah masuk


masa Pensiun dan melaporkan perubahan jenis kepesertaan dengan
melampirkan kelengkapan pensiun.

46
b) PPU Swasta dan P P N P N dapat melakukan perubahan menjadi BP
dengan ketentuan m em bayar iuran nominal.
5) Mutasi PBPU ke Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah
Mutasi peserta PBPU ke Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
Daerah dapat dilakukan sesuai dengan usulan Pemerintah Daerah yang
mengintegrasi penduduknya dalam program JKN KIS.
6) Mutasi PBPU ke PPU
Mutasi peserta PBPU ke P PU dapat dilakukan melalui usulan pemberi
kerjanya.
7) Mutasi lainnya
Mutasi jenis kepesertaan yang belum diatur mengacu pada ketentuan
pendaftaran sebagai peserta BPJS Kesehatan,
b. Mutasi Tam bah Kurang Peserta
1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan yang telah Meninggal
a) Anggota keluarga Peserta PBI Jaminan Kesehatan/yang mewakili
melaporkan ke Kantor Cabang/Layanan Operasional Kabupaten/Kota
BPJS Kesehatan dengan melampirkan surat keterangan kematian dari
desa/kelurahan /nam a lain; dan Kartu Indonesia Sehat;
b) Kantor Cabang BPJS Kesehatan melaporkan setiap bulan pada tanggal
1 kepada Kantor Divisi Regional BPJS Kesehatan dengan tem busan ke
Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan setem pat (sesuai format laporan yang

berlaku);
c) Kantor Divisi Regional BPJS Kesehatan melaporkan setiap bulan pada
tanggal 10 kepada Kantor Pusat BPJS Kesehatan (sesuai format laporan
yang berlaku);
d) Kantor Pusat BPJS Kesehatan melaporkan ke Kementerian Kesehatan
setiap bulan tanggal 20 dengan tembusan ke Kementerian Sosial;
e) Kementerian Kesehatan mengusulkan kepada Kementerian Sosial untuk
dilakukan penghapusan setiap 1 (satu) bulan;
f) Kementerian Sosial melakukan perubahan berdasarkan usulan dari
pemerintah daerah provinsi dan Kabupaten/Kota dan/atau berdasarkan
basis data terpadu; dan
g) Menteri menetapkan penghapusan dan penam bahan (perubahan) setiap
1 (satu) bulan.

47
2) Peserta Penduduk yang didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah
Sedangkan untuk peserta Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
Daerah, maka mekanismenya dilakukan sesuai dengan PKS antara BPJS
Kesehatan dengan Pemerintah Daerah atau dapat langsung dilakukan
perubahan jenis kepesertaan menjadi P P U /P B P U dengan syarat data yang
akan diubah disampaikan ke Pemerintah Daerah yang menanggung iuran.
3) Peserta Pemerintah Daerah, PPL) PN, PPU Non PN, Peserta Kolektif.
Peserta Pemerintah Daerah, PPU PN, PPU Non PN, Peserta Kolektif
menyampaikan perubahan data Peserta melalui aplikasi migrasi Format 37 kolom
yang dilakukan oleh Kantor Cabang.
c. Mutasi Tambah /Kurang Anggota Keluarga
Mutasi Tambah/Kurang Peserta dan Anggota Keluarga
Mutasi tambah meliputi: Pernikahan, kelahiran
Mutasi kurang meliputi: Perceraian, Meninggal, pindah jenis kepesertaan,
keluarga tidak ditanggung
d. Perubahan Alamat
Peserta PBI Jaminan Kesehatan
1) Dalam satu wilayah Kabupaten/Kota :
a) Peserta PBI Jaminan Kesehatan menyampaikan informasi mutasi domisili ke
Kantor Cabang/Kantor Layanan Operasional Kabupaten/kota BPJS
Kesehatan
b) Peserta PBI Jaminan Kesehatan mengisi formulir daftar isian perubahan data
peserta dengan:
a) menyerahkan kartu identitas peserta PBI Jaminan Kesehatan;
b) menunjukkan dokumen pengesahan dari lurah/kepala desa/nama lain; dan
c) menunjukkan kartu keluarga
3) BPJS Kesehatan menerbitkan Kartu Indonesia Sehat
2) Di luar wilayah Kabupaten/Kota :
a) Peserta PBI Jaminan Kesehatan menyampaikan informasi mutasi domisili ke
Kantor Cabang/Kantor Layanan Operasional Kabupaten/Kota BPJS
Kesehatan;
b) Peserta PBI Jaminan Kesehatan mengisi formulir daftar isian perubahan data
peserta dengan:
- Menyerahkan kartu identitas peserta PBI Jaminan Kesehatan;

48
- menunjukkan dokumen pengesahan dari lurah / kepala desa / nama lain;
dan
- menunjukkan kartu keluarga
c) BPJS Kesehatan menerbitkan Kartu Indonesia Sehat
Peserta non PBI Jaminan Kesehatan
Perubahan alamat Peserta dapat dilakukan dengan menunjukan surat keterangan
dari kelurahan setempat
e. Perubahan Nama
Peserta PBI Jaminan Kesehatan
1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan mengisi formulir daftar isian perubahan data

peserta dengan:
a) menunjukkan kartu keluarga / kartu tanda penduduk elektronik;
b) menyerahkan kartu identitas Peserta PBI Jaminan Kesehatan;
c) menunjukkan kartu identitas Peserta PBI Jaminan Kesehatan dari salah satu
anggota keluarga Peserta yang tercantum dalam kartu keluarga.
2) BPJS Kesehatan menerbitkan Kartu Indonesia Sehat.
f. Perubahan tanggal lahir
Peserta PBI Jaminan Kesehatan
1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan mengisi formulir daftar isian perubahan data
peserta dengan:
a) menunjukkan kartu keluarga / kartu tanda penduduk elektronik.
b) menyerahkan kartu identitas Peserta PBI Jaminan Kesehatan.
c) menunjukkan kartu identitas Peserta PBI Jaminan Kesehatan dari salah satu
anggota keluarga Peserta yang tercantum dalam Kartu Keluarga.
2) BPJS Kesehatan menerbitkan Kartu Indonesia Sehat.
g. Perubahan jenis kelamin
Peserta PBI Jaminan Kesehatan
Peserta PBI Jaminan Kesehatan mengisi formulir daftar isian perubahan data peserta
dengan:
1) menunjukkan Kartu Keluarga/ Kartu Tanda Penduduk Elektronik.
2) menunjukkan Kartu Identitas Peserta PBI Jaminan Kesehatan
3) menunjukkan Kartu Identitas Peserta PBI Jaminan Kesehatan dari salah satu
anggota keluarga Peserta yang tercantum dalam Kartu Keluarga.
h. NIK

49
Peserta PBI Jaminan Kesehatan
1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan mengisi formulir daftar isian perubahan data
peserta dengan:
a) menunjukkan Kartu Keluarga/ Kartu Tanda Penduduk Elektronik.
b) menyerahkan Kartu Identitas Peserta PBI Jaminan Kesehatan;
c) menunjukkan Kartu Identitas Peserta PBI Jaminan Kesehatan dari salah satu
anggota keluarga Peserta yang tercantum dalam kartu keluarga.
2) BPJS Kesehatan menerbitkan Kartu Indonesia Sehat.
i. Perubahan Kelas Rawat
Perubahan Kelas Rawat bagi Peserta PBPU dan BP Non Penyelenggara Negara
1) Bagi peserta PBPU dapat dilakukan setelah 1 tahun. Perubahan Kelas Rawat
peserta harus diikuti Perubahan Kelas Rawat seluruh anggota keluarga.
2) Dalam kondisi terjadi kesalahan entri Petugas data Kelas Rawat sebelum 1 tahun,
maka dapat dilakukan perubahan dengan persetujuan Kepala Cabang, kemudian

diajukan ke Kantor Pusat.


3) Pasangan yang berbeda kelas karena pernikahan, maka pasangan mengikuti
Kelas Rawat dari Kepala Keluarga.
j. Perubahan Golongan
Perubahan golongan dapat dilakukan dengan menunjukan SK golongan terakhir
sebagai bukti.
k. Penulisan nama
Dalam rangka terwujudnya keselarasan proses bisnis dalam pengelolaan administrasi
kepesertaan meliputi manajemen pendaftaran peserta dan manajemen data Master
file kepesertaan, khususnya dalam penulisan nama pada Aplikasi Kepesertaan, maka
pada aplikasi kepesertaan untuk penulisan diatur sebagai berikut:
a. Untuk penulisan Nama Peserta pada aplikasi kepesertaan agar memperhatikan
nomenklatur penulisan nama dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
1) Kolomffield NAMA LENGKAP diisi nama sesuai akte kelahiran/Kartu Tanda
Penduduk.
2) Tidak menggunakan kata depan NY, NYONYA, TN, TUAN serta kata depan
lainnya.
3) Untuk nama yang mencantumkan gelar agar dientrykan ke dalam kolom/field
NAMA PADA KARTU.
4) Tidak menggunakan angka/numerik pada kolom//7e/c( NAMA LENGKAP.

50
5) Tidak menyingkat Nama Depan/Suku kata pertama.
6) Tidak mengentrykan nama peserta yang mengandung tanda baca seperti: \
#, dll, apabila sesuai akte kelahiran/Kartu Tanda Penduduk nama peserta
dibubuhi tanda " (apostrof), maka pada saat dientrykan tanda apostrof

tersebut agar dihilangkan.


7) Tidak menuliskan nama peserta dengan memberikan spasi di antara setiap
hurufnya,

I. Perubahan FKTP
1) Perubahan data FKTP
Pemilihan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sesuai dengan pilihan
peserta yang dibuktikan dengan pengisian pemilihan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama pada Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP).
Mutasi dari satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ke Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama lainnya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu setelah 3
(tiga) bulan peserta terdaftar di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebelumnya,
dengan mengisi formulir perubahan data peserta, kecuali bagi Peserta yang
pindah domilisi dalam jangka waktu < 3 ( tiga) bulan
2) Perubahan data karena perubahan status FKTP
Pengalihan peserta terdaftar pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
yang tidak bekerjasama lagi mengikuti ketentuan BPJS Kesehatan yang berlaku.
Dalam hal FKTP tidak lagi bekerjasama dengan BPJS Kesehatan disebabkan
oleh:
a) Dokter Praktek Perorangan meninggal dunia;
b) FKTP tidak lulus rekredensialing; dan
c) Mengundurkan diri dengan alasan pribadi,
Maka proses peralihan peserta terdaftar pada FKTP yang sudah tidak
bekerjasama kepada FKTP pengganti dapat dilakukan secara
keseluruhan/massal dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Dalam menetapkan FKTP pengganti agar mengutamakan kemudahan
akses dalam hal pemberian manfaat kepada peserta dengan
mempertimbangkan prinsip kehati-hatian, governance, efisiensi dan

efektifitas.

51
(2) Dalam hal FKTP pengganti yang dipilih adalah FKTP non Puskesmas
maka dapat mempertimbangkan rekomendasi dan hasil telaahan dari Unit
MPKP.
(3) FKTP Pengganti hanya bersifat sementara, sehingga apabila terdapat
Peserta yang berkeberatan dengan perpindahan FKTP pengganti
sementara, maka Peserta dapat langsung memilih FKTP lainnya sesuai
dengan hak Peserta dan tidak berlaku peraturan Peserta dapat memilih
FKTP hanya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan.
3) Perubahan data peserta kolektif
a) Perubahan data FKTP dilakukan melalui proses migrasi
b) Perubahan data karena perubahan status FKTP:
(1) FKTP berubah kode status dari DPP ke Klinik
(2) FKTP tidak memperpanjang PKS
(3) Dokter Praktek Perorangan meninggal
c) Perubahan data kolektif dikarenakan adanya pemekaran wilayah FKTP dan
dilakukan berdasarkan hasil rekomendasi Dinas Kesehatan setempat.
4) Penetapan Jumlah Peserta Terdaftar di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP)
Tahapan penetapan Jumlah Peserta Terdaftar di FKTP adalah sebagai berikut:
a) Kantor Pusat
(1) Grup Kepesertaan dan UPMP4 menerima hasil praproses hitung peserta
terdaftar di FKTP dari Grup Operasional Teknologi Informasi (OTI)
(2) Melakukan verifikasi data kapitasi untuk memastikan tidak terjadi, Data
FKTP bermasalah ( FKTP non aktif, FKTP 9999, FKTP non FKTP).
(3) Mempersiapkan row data Peserta Terdaftar di FKTP setiap bulan melalui
FTP server masing-masing Divisi Regional (FTP dimasukkan pada

definisi)
b) Kantor Cabang
(1) Mengunduh dan mencetak rekap Peserta Terdaftar di FKTP berdasarkan
luaran aplikasi Kepesertaan
(2) Unit MK dan UPMP4 memberikan persetujuan approval terhadap hasil
luaran aplikasi kepesertaan
(3) Menyerahkan hasil luaran aplikasi kepesertaan ke Unit MPKP untuk
diverifikasi dan disetujui.

52
(4) Berdasarkan hasil persetujuan unit MPKP, diterbitkan SK Kapitasi yang
ditandatangani oleh Kepala Cabang dengan lampiran dengan Rekapitulasi
jumlah peserta terdaftar dan besaran biaya kapitasi per FKTP.

Peserta yang membutuhkan pelayanan di luar wilayah domisili Peserta karena:


" Sedang melakukan perjalanan dinas
" Sedang menjalankan tugas pendidikan/pelatihan di luar wilayah domisili
" Sedang cuti dan berada di luar wilayah domisili
” Sedang mengunjungi keluarga di luar wilayah domisili
■ dan lain-lain
Peserta dapat dilayani pada FKTP yang ditunjuk oleh BPJS Kesehatan di wilayah
tersebut maksimal 3 (tiga) kali apabila Peserta membutuhkan kunjungan lebih dari 3
(tiga) kali maka Peserta di sarankan untuk terdaftar di FKTP tersebut.
2. Pengaktifan Usemame
Usemame Aplikasi Kepesertaan diperuntukkan bagi Kepala Cabang, Kepala Unit
Manajemen Kepesertaan dan UPMP4, serta staff Administrasi Kepesertaan.
Mekanisme Pengaktifan Usemame adalah:
a. Kantor Cabang terlebih dahulu melakukan registrasi user dengan melengkapi
informasi user pada Aplikasi Kepesertaan.
b. Pegawai yang dibuatkan usemame membuat Pakta Integritas.
c. Kantor Cabang mengirimkan usemame dan Pakta Integritas ke Grup Kepesertaan

dan UPMP4 Kantor Pusat.


d. Kepala Cabang melakukan approval pengaktifan usemame sesuai Pakta Integritas
melalui aplikasi Manajemen User Aplikasi Kepesertaan.
3. Penanganan Data Kepesertaan Bermasalah
a. Penanganan data bermasalah atas umpan balik yang disampaikan oleh Kantor Pusat
yang terdiri atas:
1) NIK ganda
2) NIK tidak sesuai
3) Peserta terdaftar di FKTP nonaktif
4) Peserta terdaftar di FKTP 9999
5) Peserta terdaftar di Non FKTP
6) Gaji/upah Null/kosong
7) Data bermasalah lain

53
b. Penanganan data bermasalah dilakukan dengan rekonsiliasi data oleh Kantor
Cabang baik secara perorangan ataupun Entitas.
4. Rekonsiliasi Data Kepesertaan
a. Rekon Data peserta PBI
1) PBI APBN
Rekonsiliasi data PBI APBN dilakukan secara terpusat dengan Kementerian
Sosial.
2) PBI APBD

Rekonsiliasi data PBI APBD dilakukan dengan Pemerintah Daerah


(Kabupaten/Kota/Provinsi) mengacu pada Petunjuk Teknis Rekonsiliasi Data

yang berlaku.
b. Rekon data peserta non PBI
1) Rekon data peserta PPU
(a) Rekon peserta PPU Penyelenggara Negara

Rekonsiliasi data dilakukan untuk data peserta TNI/Polri. Mekanisme

rekonsiliasi mengacu pada mekanisme rekon yang berlaku. Sedangkan


untuk kelompok PNS dilakukan dengan cara mengupdate data BKN/BKD ke
dalam master file.

Kantor Cabang agar melaporkan data BKD ke Kantor Pusat secara periodik.

(b) Rekon peserta PPU Non Penyelenggara Negara


Kegiatan rekonsiliasi data untuk kelompok PPU Non Penyelenggara Negara
dilakukan jika terjadi perbedaan data antara perusahaan dengan BPJS
Kesehatan. Kegiatan rekonsiliasi antara lain menyepakati jumlah peserta
dan iuran sesuai fakta di lapangan. Mekanisme rekonsiliasi mengacu pada

Petunjuk Teknis Rekonsiliasi data yang berlaku.


2) Rekon data peserta BP
(a) Rekon peserta BP Penyelenggara Negara
Rekonsiliasi data dilakukan untuk data peserta Veteran dan Perintis
Kemerdekaan. Mekanisme rekonsiliasi mengacu pada Petunjuk Teknis
Rekonsiliasi Data yang berlaku (mengacu pada rekon P PU ).
(b) Rekon peserta BP Berbadan Hukum
Kegiatan Rekonsiliasi Data untuk kelompok BP berbadan hukum dilakukan
jika terjadi perbedaan data antara yayasan dengan BPJS Kesehatan.

54
Kegiatan rekonsiliasi antara lain menyepakati jumlah peserta dan iuran
sesuai fakta di lapangan.
5. Monitoring dan Evaluasi Data Kepedsertaan
a. Monitoring penyampaian data peserta
b. Pelaporan cakupan kepesertaan
c. Umpan balik data bermasalah

F. Pelaporan Kartu Peserta


Review dan Desain Identitas Peserta
Identitas peserta yang saat ini digunakan adalah kartu JKN dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
1. Pelaporan identitas peserta dilakukan melalui aplikasi business intelligent dengan alamat
https://bi.bpjs-kesehatan.go.id
2. Pelaporan distribusi identitas peserta dilakukan melalui aplikasi distribusi Kartu Indonesia
Sehat.
3. Umpan balik pelaporan dan distribusi identitas peserta dilakukan melalui aplikasi
distribusi Kartu Indonesia Sehat.

G. Pengelolaan Daftar Isian Peserta dan Buku Tanda Terima Kartu Peserta
1. Daftar Isian Peserta dalam bentuk formulir
a. Pengadaan Daftar Isian.
Pengadaan Daftar Isian Registrasi Peserta dan Daftar Isian Perubahan Data Peserta
dilakukan oleh Kantor Divisi Regional/Kantor Cabang sesuai dengan kebutuhan dari
seluruh Kantor Cabang yang ada di wilayah kerjanya.
Pengarsipan formulir Daftar Isian Registrasi Peserta, Daftar Isian Tambahan
Keluarga, dan Daftar Isian Perubahan Data Peserta disusun per Kabupaten/Kota

dengan ketentuan sebagai berikut:

• Peserta PPU Penyelenggara Negara diarsipkan per satuan kerja.

• Peserta PPU Non Penyelenggara Negara diarsipkan berdasarkan Badan Usaha.

• Peserta PBPU dan Bukan Pekerja diarsipkan per tanggal pendaftaran.


b. Selain pengarsipan manual seperti pada butir b dapat juga dilakukan secara elektronik
melalui proses scanning.
2. Daftar Isian Peserta dalam bentuk elektronik
Daftar isian peserta dalam bentuk elektronik terdiri dari:

55
a. Hasil scanning formulir Daftar Isian Registrasi Peserta dan Daftar Isian Perubahan

Data Peserta.
b. Daftar isian peserta elektronik (formulir 34 dan 37 kolom)
Dibuatkan direktori penyimpanan (folder) dengan ketentuan disusun per
Kabupaten/Kota menurut: PPU, PBPU, dan Bukan Pekerja dengan 3 (tiga) jenis
media penyimpanan. Media penyimpanannya berupa komputer, eksternal harddisk
dan cakram DVD.
3. Buku Tanda Terima Kartu Peserta
Sebagai bukti tanda terima kartu peserta dilakukan pencatatan melalui buku register
sebagai bukti bahwa kartu peserta telah diserahkan kepada peserta.
4. Pengelolaan Formulir Kepesertaan
a. Pengembangan desain FDIP dan FPDP
b. Penyediaan formulir FDIP dan FPDP
c. Dokumentasi formulir FDIP dan FPDP
1) FDIP elektronik
2) FDIP manual

H. Manajemen Pelayanan Peserta


1. Point O f Contact
a. Jenis Point O f Contact yang dikelola oleh BPJS Kesehatan sebagai berikut:

• BPJS Kesehatan Care Center

• SMS Gateway

• Unit Penanganan Pengaduan Peserta (UP3)

• Hotline Service

• Menu “Hubungi Kami” pada website BPJS Kesehatan

• Mobiie Customer Service

• Telepon Reguler

• Media Sosial

b. Pengelolaan Point O f Contact


1) BPJS Kesehatan Care Center
Dalam pelaksanaannya, Layanan BPJS Kesehatan Care Center dikelola dan
dilaksanakan oleh pihak ketiga atas dasar perjanjian kerjasama yang telah
disepakati antara BPJS Kesehatan dengan pihak ketiga yang terpilih/ditunjuk.

56
a) Penanggung Jawab
Sesuai struktur organisasi, yang bertanggungjawab terhadap operasional
layanan dan monitoring Layanan BPJS Kesehatan Care Center adalah Kantor
Pusat yang merupakan salah satu fungsi dan tugas pokok dari Grup
Kepesertaan dan UPMP4, yaitu oleh Departemen Unit Pengendali Mutu
Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Peserta (UPMP4).

b) Tujuan
Terciptanya kemudahan dalam mendapatkan akses informasi tentang hak,
kewajiban, ruang lingkup, prosedur tentang pelayanan BPJS Kesehatan, dan
penyelesaian atas permasalahan yang disampaikan oleh Peserta. BPJS
Kesehatan Care Center merupakan media pemberi informasi dan
penanganan keluhan secara cepat, aksesibel, solusi dengan empati.

c) Ruang Lingkup Layanan BPJS Kesehatan Care Center


(1) Pemberian Informasi antara lain tentang:
(a) Hak dan Kewajiban Peserta JKN-KIS
(b) Data Peserta JKN-KIS
(c) Tagihan Iuran JKN-KIS
(d) Prosedur Pendaftaran
(e) Prosedur Pelayanan
(f) Prosedur Pembayaran
(g) Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama
(h) Kantor BPJS Kesehatan
(i) Informasi lainnya tentang program JKN KIS
(j) Penanganan Keluhan
(k) Media Sosial

(2) Pelaksanaan, Pencatatan, dan Pelaporan


(a) Sosialisasi BPJS Kesehatan Care Center
Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional, dan Kantor Cabang BPJS
Kesehatan wajib melakukan sosialisasi tentang Layanan 24 Jam BPJS
Kesehatan Care Center sebagai sarana pemberian informasi dan
penanganan keluhan ke seluruh Peserta JKN-KIS dan stakeholder.

57
Cara menghubungi BPJS Kesehatan Care Center yaitu dengan
mengakses ke nomor 1500400 (tanpa kode area) baik dengan
menggunakan telepon seluler maupun telepon reguler. Beban pulsa
ditanggung sepenuhnya oleh peserta.

(b) Alur Kerja Layanan BPJS Kesehatan Care Center

• Agen BPJS Kesehatan Care Center, memberikan layanan


informasi dan penanganan keluhan pada Peserta JKN-KIS.

• Departemen UPMP4 melakukan updating terhadap


kebijakan/peraturan BPJS Kesehatan terbaru.

• Departemen UPMP4 melakukan pengawasan terhadap agen atas


pelayanan informasi dan penanganan keluhan yang ditanganinya.

• Apabila ada permasalahan yang tidak dapat ditangani oleh


seorang Agen, maka akan diteruskan kepada Departemen UPMP4
untuk kemudian dieskalasikan ke unit kerja terkait sesuai
kewenangan wilayah masing-masing melalui aplikasi pencatatan
pelaporan.

(c) Pencatatan dan Pelaporan


Dalam melaksanakan tugas, Agen harus selalu siap untuk melakukan
pencatatan dengan menginput langsung laporan dari peserta ke dalam
aplikasi Call Center.

• Untuk pelayanan penanganan keluhan dan pemberian informasi


diinput sesuai dengan jenis kategori yang tersedia pada aplikasi
Call Center.

• Pada setiap awal bulan, Supervisor menyampaikan laporan dan


rekapitulasi dari hasil input pada aplikasi Call Center yang telah
dilakukan oleh para Agen kepada Departemen UPMP4.
• Setiap triwulan Departemen UPMP4 akan melakukan analisa dan
evaluasi terhadap hasil laporan yang telah disampaikan.

(d) Agen BPJS Kesehatan Care Center


Hak dan kewajiban sebagai berikut:

58
• Berhak untuk mendapatkan pelatihan/kursus mengenai ilmu
tentang hak dan kewajiban peserta, prosedur pelayanan
administrasi dan pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan dan
program/ketentuan yang berlaku di BPJS Kesehatan setiap 3
(tiga) bulan sekali.

• Mempunyai kewajiban untuk membaca, mempelajari, memahami


dan menerapkan kebijakan yang berlaku.

• Untuk mengukur keberhasilan dalam melaksanakan tugas,


khususnya dalam penanganan keluhan perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut:
s Agen BPJS Kesehatan Care Center wajib melakukan
pencatatan keluhan atau informasi yang masuk.
s Departemen UPMP4, wajib melakukan monitoring terhadap
pelayanan yang diberikan oleh Agent berupa kualitas jawaban
dan kemampuan soft skill.

(e) Monitoring Pelaksanaan Pelayanan BPJS Kesehatan Care Center


Dalam pelaksanaan penanganan keluhan dan pemberian informasi
yang dilakukan oleh Para Agen, diperlukan adanya monitoring atas
tindaklanjut yang diberikan terkait atas eskalasi yang ditujukan ke unit
kerja terkait.
Sesuai dengan struktur organisasi yang bertanggungjawab terhadap
monitoring tindaklanjut keluhan adalah:

• Kantor Pusat
Kepala Departemen UPMP4 bertanggungjawab melakukan
monitoring kepada staf Departemen UPMP4 dalam memilah hasil
keluhan yang di eskalasikan oleh Agent untuk diteruskan ke unit
kerja terkait sesuai dengan kewenangan wilayah masing-masing
dengan SLA yang telah ditetapkan.
Masil eskalasi tersebut dicatat dan diteruskan melalui aplikasi
pencatatan pelaporan.

• Kantor Divisi Regional


Kepala Departemen Pemasaran, Kepesertaan, dan UPMP4
bertanggung jawab melakukan monitoring keluhan yang diterima di

59
Kantor Divisi Regional melalui aplikasi pencatatan pelaporan untuk
dilakukan tindaklanjut keluhan baik oleh Kantor Divisi Regional
atau diteruskan/dieskalasi ke Kantor Cabang sesuai SLA yang
ditetapkan.

• Kantor Cabang
Kepala Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4 bertanggung
jawab melakukan monitoring keluhan yang diterima di Kantor
Cabang melalui aplikasi pencatatan pelaporan untuk dilakukan
tindaklanjut sesuai SLA yang ditetapkan.

2) SMS Gateway
Layanan SMS Gateway diakses melalui nomor jaringan seluler yang telah
ditentukan. Pengiriman pesan melalui SMS Gateway menggunakan format
tertentu, sesuai dengan informasi yang diinginkan peserta.
a) Tujuan Layanan SMS Gateway
Menyediakan layanan informasi bagi peserta melalui kanal komunikasi yang
bersifat umum.
b) Manfaat Layanan SMS Gateway
(1) Mempermudah penerimaan, pengolahan, dan pengiriman pesan singkat
via jaringan telekomunikasi seluler secara otomatis, dengan konten terkait
layanan Jaminan Kesehatan Nasional sesuai kebutuhan peserta.
(2) Manfaat bagi peserta adalah:
(a) SMS adalah teknologi yang mudah digunakan dan merupakan fitur
standar pada alat komunikasi seluler.
(b) Tarif penggunaan layanan pesan singkat (SMS) cenderung rendah.
(c) Memperkecil gap keterbatasan infrastruktur telekomunikasi dalam hal
penyampaian informasi kepada peserta.
c) Mekanisme akses informasi melalui SMS Gateway:
(1) Untuk mengakses informasi mengenai data peserta dan fasilitas
kesehatan terdaftar dapat dilakukan melalui pengiriman pesan dengan
format:
(a) NIK<spasi>NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN
Contoh: NIK 357303030987
(b) NOKA<spasi>NOMOR KARTU BPJS KESEHATAN

60
Contoh: NOKA 0001260979209
(c) NIP<spasi>NOMOR INDUK PEGAWAI
Contoh: NIP 1962061119880001009

(2) Untuk mengakses informasi mengenai tagihan Peserta Bukan Penerima


Upah atau Bukan Pekerja dapat dilakukan dengan mengirimkan pesan
berformat sebagai berikut:
TAGIHAN<spasi>NOMOR KARTU BPJS KESEHATAN
Contoh : TAGIHAN 0001260979209

(3) Untuk mengetahui format penulisan pesan pada layanan SMS Gateway
BPJS Kesehatan, cukup dengan mengetik HELP lalu dikirimkan pada
nomor 087775500400.

3) Unit Penanganan Pengaduan Peserta (UP3)


a) Penanggung Jawab Unit Penanganan Pengaduan Peserta (UP3)
Sesuai struktur organisasi, yang bertanggung jawab terhadap Unit
Penanganan Pengaduan Peserta adalah:
(1) Kantor Pusat
Merupakan salah satu fungsi dan tugas pokok dari Grup Kepesertaan dan
UPMP4, yaitu oleh Departemen Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan
Penanganan Pengaduan Peserta.
(2) Kantor Divisi Regional
Merupakan salah satu fungsi dan tugas pokok dari Kepala Departemen
Pemasaran, Kepesertaan dan UPMP4 di Kantor Divisi Regional.
(3) Kantor Cabang
Merupakan salah satu fungsi dan tugas pokok dari Kepala Unit
Manajemen Kepesertaan dan UPMP4 di Kantor Cabang.

b) Tugas Unit Penanganan Pengaduan Peserta:


(1) Menerima Pengaduan dan Permintaan Informasi peserta secara langsung
dan tidak langsung.
(2) Merespon dan memberikan tanggapan terhadap setiap pengaduan dan
permintaan informasi.

61
(3) Melakukan tindaklanjut penanganan pengaduan peserta.
(4) Mencatat dan mendokumentasikan setiap pengaduan dan permintaan
informasi yang disampaikan secara langsung dan tidak langsung melalui
formulir penanganan keluhan dan pemberian informasi yang disertai
dengan identitas dan tanda tangan peserta.
(5) Melakukan entry atas laporan keluhan/permintaan informasi dari peserta
pada aplikasi pencatatan pelaporan.

4) Hotline Service
Petugas BPJS Kesehatan yang memegang hotline Service adalah pegawai yang
ditunjuk oleh Pimpinan Unit Kerja yaitu staf Unit Penanganan Pengaduan
Peserta. Bila terjadi mutasi pegawai, handphone beserta nomornya tetap berada
di unit Penanganan Pengaduan Peserta.
Petugas hotline Service mencatat dan mengentry pada aplikasi pencatatan
pelaporan untuk setiap komunikasi yang telah dilakukan dengan Peserta dalam
rangka penanganan keluhan atau pelayanan informasi.
Dalam penggunaan/tata cara penerimaan telepon melalui hotline Service agar
mengacu pada pedoman pelayanan prima.

5) Menu “Hubungi Kami” pada Website BPJS Kesehatan


Setiap peserta dapat melakukan permintaan informasi maupun penyampaian
keluhan. Menu “Hubungi Kami” pada website BPJS Kesehatan merupakan
kewenangan dan tanggung jawab dari Grup Kepesertaan dan UPMP4.
Departemen UPMP4 berfungsi sebagai pengelola, administrator, dan eksekutor
dalam proses tindak lanjut penyelesaian setiap keluhan maupun informasi yang

diterima.
Dalam proses penanganan keluhan dan pemberian informasi kepada peserta
melalui Menu “Hubungi Kami” pada Website BPJS Kesehatan, Kantor Pusat dan
Divisi Regional akan bertugas sebagai administrator dalam
pendistribusian/eskalasi dan pemantauan keluhan serta bisa juga sebagai
eksekutor. Sedangkan Kantor Cabang hanya bertugas sebagai eksekutor dalam
penyelesaian keluhan di wilayah kerjanya masing-masing.

6) Mobile Customer Service (MCS)

62
a) Tujuan
(1) Mendekatkan, memperluas, mempercepat cakupan penerbitan Kartu
Peserta BPJS Kesehatan
(2) Terlaksananya pemberian informasi yang menyeluruh, tepat, dan cepat
(3) tentang program BPJS Kesehatan.
(4) Terlaksananya kegiatan penanganan keluhan peserta secara dini.
(5) Pelayanan prima yang berfokus pada kepuasan pelanggan serta sebagai
promosi keliling bagi BPJS Kesehatan.

b) Fungsi layanan Mobile Customer Service


Pemanfaatan Mobile Customer Service dilakukan dengan kegiatan kunjungan
ke Instansi/Organisasi/Badan Usaha. Kegiatan yang harus dilakukan adalah

sebagai berikut:
(1) Melakukan penerbitan kartu peserta JKN KIS yaitu dengan kegiatan
sebagai berikut:
(a) Menerima berkas dan memeriksa kelengkapan persyaratan
pengurusan kartu Peserta serta validasi data peserta langsung pada
lokasi yang dikunjungi.
(b) Melaksanakan proses penerbitan kartu peserta dan pemberian
informasi secara langsung pada lokasi yang dikunjungi.
(2) Melakukan pelayanan informasi berupa penyediaan leaflet/brosur/buku
panduan dan pelayanan interaktif melalui penjelasan petugas yang
ditunjuk sedangkan pelayanan penanganan keluhan dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan di lapangan.
(3) Melakukan pencatatan dan pelaporan dalam rangka pelayanan informasi
dan penanganan keluhan.

c) Spesifikasi eksterior Mobile Customer Service:


(1) Mobil jenis mini bus.
(2) Warna Putih.
(3) Strip line warna sesuai dengan warna korporat.
(4) Logo BPJS Kesehatan Care Center
(5) Website BPJS Kesehatan

63
d) Adapun sarana penunjang Mobile Customer Service terdiri dari beberapa
perangkat sebagai berikut:
(1) meja petugas/counter,
(2) kursi petugas,
(3) komputer/laptop,
(4) printer,
(5) tenda roli,
(6) kabel roli,
(7) kursi tunggu lipat,
(8) genset kecil

e) Pelaporan
(1) Aktifitas pencatatan untuk kegiatan sosialisasi/penyuluhan ke
Instansi/Badan Usaha/Organisasi, terdiri dari:
(a) Frekuensi kunjungan adalah akumulasi kunjungan dalam satu triwulan
ke Instansi/Badan Usaha/Organisasi.
(b) Jumlah peserta adalah akumulasi jumlah peserta yang hadir dalam
sosialisasi/penyuluhan dalam satu triwulan, ke Instansi/Badan
Usaha/Organisasi.
(2) Pelaporan Kantor Cabang ke Kantor Divisi Regional setiap triwulan, paling
lambat N+8.
(3) Pelaporan Kantor Divisi Regional ke Kantor Pusat, setiap triwulan, paling

lambat N+10.

7) Telepon Reguler
Telepon reguler merupakan telepon yang berada di ruangan unit kerja, yang
digunakan untuk keperluan dinas.

2. Komunikasi Informasi Edukasi


a. Metode Langsung
1) Pemberian Informasi Langsung (PIL) kepada Peserta
Merupakan kegiatan penyuluhan secara langsung, dalam rangka pemberian
informasi kepada peserta agar mengetahui hak dan kewajiban, memahami dan
menjalankan prosedur administrasi (kepesertaan & pelayanan) yang berlaku serta

64
bersikap positif terhadap program Jaminan Kesehatan Nasional yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, dengan sasaran instansi/badan
usaha/lembaga yang berada di lokal wilayah Kantor Cabang maupun Kantor
Layanan Operasional Kabupaten/Kota.
a) Penanggung Jawab
Kantor Pusat : Departemen Pelayanan Prima
Divisi Regional : Departemen Kepesertaan & Pemasaran
Kantor Cabang : Unit Manajemen Kepesertaan & UPMP4

b) Tujuan
(1) Tujuan jangka pendek
Peserta menyadari akan hak dan kewajibannya, mengetahui dan
mengikuti prosedur administrasi dan pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
(2) Tujuan jangka panjang
Peserta menyadari pentingnya jaminan kesehatan dan ikut serta berperan
aktif dalam upaya-upaya hidup sehat mandiri, termasuk di dalamnya
upaya promosi kesehatan, pencegahan, dan pemberantasan penyakit
menular dan tidak menular serta rehabilitasi penyakit.

c) Bentuk Kegiatan
Pemberian Informasi Langsung kepada peserta dilaksanakan dengan metode
antara lain:
(1) Metode Ceramah
Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,
pengertian, atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran.
(2) Metode Diskusi Kelompok
Adalah diskusi yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu
topik pembicaraan diantara 5 -2 0 peserta (sasaran) dengan seorang
pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
(3) Metode Panel
Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau
peserta tentang sebuah topik, diperlukan 2 orang atau lebih panelis
dengan seorang pemimpin.

65
(4) Metode Simposium
Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang
dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
(5) Metode Seminar
Adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk
membahas suatu masalah di bawah bimbingan seorang ahli yang
menguasai bidangnya.
(6) Melakukan kunjungan langsung kepada peserta BPJS Kesehatan (Home
visit, customer visit/hospital visit) baik di rumah maupun di fasilitas
kesehatan yang ditunjuk oleh BPJS Kesehatan.

d) Sarasehan Dengan Organisasi Peserta


Kegiatan penyuluhan secara langsung dalam rangka pemberian informasi
kepada peserta agar mengetahui hak dan kewajiban, memahami dan
menjalankan prosedur administrasi (kepesertaan & pelayanan) yang berlaku
terhadap program Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh
BPJS Kesehatan, dengan sasaran organisasi peserta pusat maupun daerah
(misalnya KORPRI, PWRI, LVRI, PEPABRI).
(1) Kegiatan-kegiatan dalam sarasehan dengan organisasi peserta terdiri dari:
(a) Sambutan-sambutan oleh pejabat tingkat pusat dan daerah.
(b) Penyampaian materi oleh narasumber, yaitu materi dari BPJS
Kesehatan, materi dari perwakilan FKTP serta FKRTL yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan di wilayah penyelenggaraan, serta
materi dari dokter ahli dalam rangka promotif dan
preventif/pencegahan terhadap kesehatan (bersifat opsional).
(c) Sharing session atas permasalahan/kendala baik terhadap BPJS
Kesehatan, keorganisasian peserta maupun masalah kesehatan.
(d) Pengisian kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta.
(e) BPJS Counter berupa penyediaan leaflet, buku panduan serta counter
dalam pembuatan kartu maupun mutasi.
(f) Pers Conference oleh media massa lokal/daerah.

(2) Gathering Badan Usaha

66
Kegiatan penyuluhan secara langsung dalam rangka pemberian informasi
kepada peserta agar mengetahui hak dan kewajiban, memahami dan
menjalankan prosedur administrasi (kepesertaan & pelayanan) yang
berlaku terhadap program Jaminan Kesehatan Nasional yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, dengan sasaran Badan Usaha.

b. Metode Tidak Langsung


1) Media cetak
Kegiatan pemberian informasi tidak langsung kepada peserta melalui penyusunan
desain dan materi serta pencetakan poster, leaflet, banner, spanduk yang
dilakukan di Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional, dan Kantor Cabang.
Tujuan:
Memberikan pemahaman peserta atas informasi terkait hak, kewajiban, prosedur,
pelayanan, dan program Jaminan Kesehatan Nasional melalui media cetak.

2) Media Elektronik (TV dan Radio Lokal)


Kegiatan pemberian informasi tidak langsung melalui penyusunan desain dan
materi media elektronik dalam bentuk rekaman video dan atau audio yang
ditujukan untuk disiarkan melalui stasiun TV lokal (antara lain dalam bentuk talk
show,running text) atau radio lokal (dalam bentuk spot iklan).
Tujuan:
Memberikan pemahaman peserta atas informasi terkait hak, kewajiban, prosedur,
pelayanan, dan program Jaminan Kesehatan Nasional melalui media elektronik.

3) Pengolah Data
Petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan pengolahan data dan
pelaporan, adalah:
a) BPJS Kesehatan Kantor Pusat: Grup Kepesertaan & UPMP4
b) BPJS Kesehatan Regional : Departemen Kepesertaan dan Pemasaran
c) BPJS Kesehatan Cabang : Unit Manajemen Kepesertaan & UPMP4

4) Pelaporan Kegiatan Pemberian Informasi Langsung


Kantor Cabang

67
a) Setiap melaksanakan kegiatan penyuluhan melalui pemberian informasi
langsung, Petugas membuat evaluasi efektifitas pemberian informasi
langsung kepada peserta penyuluhan sesuai lampiran 1a dan membuat
laporan hasil rekapitulasi sesuai format lampiran 1b.
b) Setiap bulan membuat laporan Metode Penyuluhan Pendekatan Langsung
maupun Pendekatan Tidak Langsung, menggunakan format sesuai lampiran
2a, lampiran 2b, dan lampiran 2c.
c) Laporan bulanan tersebut dikirimkan ke BPJS Kesehatan Divisi Regional
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah bulan bersangkutan berakhir.
d) Format laporan, tidak dibenarkan untuk dirubah.

Kantor Divisi Regional


a) Setiap bulan membuat laporan Metode Penyuluhan pendekatan langsung
maupun pendekatan tidak langsung, menggunakan format sesuai lampiran 1c,
lampiran 2a, lampiran 2b, dan lampiran 2c.
b) Laporan bulanan tersebut dikirimkan ke Kantor Pusat (cq.Divisi Kepesertaan
dan UPMP4) selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah bulan
bersangkutan berakhir.
c) Format laporan, tidak dibenarkan untuk diubah.

Kantor Pusat
a) Setiap bulan membuat laporan Data Rekapitulasi Metode Penyuluhan Daerah,
menggunakan format sesuai lampiran 3a, lampiran 3b, lampiran 3c, dan

lampiran 3d.
b) Setiap akhir tahun membuat laporan Data Rekapitulasi Metode Penyuluhan
Daerah.

I. Penanganan Keluhan dan Pemberian Informasi


Tujuan perumusan standar proses penanganan keluhan dan pemberian informasi kepada
peserta BPJS Kesehatan adalah:
1. Terwujudnya tata kelola penanganan keluhan dan pemberian informasi di Kantor Pusat,
Kantor Divisi Regional, Kantor Cabang dan KLOK. Terselenggaranya prosedur
penanganan keluhan dan pemberian informasi kepada peserta BPJS Kesehatan secara
sistematis, tertib, cepat dan tepat.

68
2. Terselenggaranya proses administrasi pencatatan dan pelaporan kegiatan secara tertib
dan akurat melalui aplikasi pencatatan pelaporan.
3. Terlaksananya tindakan-tindakan penyelesaian keluhan disertai dengan upaya
pencegahan dan pembinaan kepada pihak/institusi terkait.
4. Tersedianya data evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan yang menggambarkan
keberhasilan, berupa tingkat efisiensi dan efektifitas prosedur dan proses yang berlaku
dikaitkan dengan tingkat kepuasan dari Peserta BPJS Kesehatan yang mendapatkan
pelayanan penanganan keluhan dan pemberian informasi.
5. Tersedianya umpan balik dan analisa kegiatan yang memadai untuk digunakan sebagai
bahan masukan penentuan kebijakan.

1. Penanganan Keluhan
Penanganan Keluhan merupakan proses diterimanya keluhan yang disampaikan oleh
peserta kepada BPJS Kesehatan sampai terselesaikannya keluhan tersebut sehingga
tercapai kepuasan peserta atas pelayanan penanganan keluhan yang diberikan oleh

BPJS Kesehatan.
Jenis keluhan dibagi sebagai berikut:
a. Langsung
1) Tatap muka
Penanganan keluhan melalui tatap muka adalah penanganan keluhan yang
disampaikan secara langsung oleh peserta ke Kantor BPJS Kesehatan. Keluhan
yang tidak memerlukan koordinasi dengan unit kerja lain, maka harus
ditindaklanjuti pada saat itu juga. Namun apabila keluhan membutuhkan
koordinasi dengan unit kerja terkait, maka akan ditindaklanjut sesuai SLA yang
ditetapkan. Untuk setiap keluhan yang disampaikan peserta melalui tatap muka
dicatat ke dalam aplikasi pencatatan pelaporan.
Tata cara penanganan keluhan melalui tatap muka mengikuti ketentuan pada
pedoman pelayanan prima.

2) Telepon Reguler dan Hotline Service


Penanganan keluhan melalui telepon bertujuan untuk memudahkan peserta
dalam menyampaikan permasalahan yang dialami dan memperoleh jawaban dari
keluhan yang disampaikan. Keluhan yang tidak memerlukan koordinasi dengan
unit kerja lain, maka harus ditindaklanjuti pada saat itu juga. Namun apabila

69
keluhan membutuhkan koordinasi dengan unit kerja terkait maka akan
ditindaklanjut sesuai SLA yang ditetapkan. Untuk setiap keluhan yang
disampaikan peserta melalui telepon reguler dan Hotline Service dicatat ke dalam
aplikasi pencatatan pelaporan.
Tata cara penanganan keluhan melalui telepon reguler dan Hotline Service
mengikuti ketentuan pada pedoman pelayanan prima.

b. Tidak langsung
1) Surat
Setiap surat keluhan peserta yang masuk ke setiap unit kerja BPJS Kesehatan,
harus segera ditindaklanjuti dan dijawab sesuai dengan SLA yang ditetapkan.
2) Surat Elektronik
Setiap surat elektronik keluhan peserta yang masuk ke setiap unit kerja BPJS
Kesehatan, harus segera ditindaklanjuti dan dijawab sesuai dengan SLA yang
ditetapkan.
3) Media massa
Dalam proses penanganan keluhan melalui media massa, Grup Komunikasi dan
Hubungan antar lembaga khususnya Departemen Hubungan Masyarakat
memegang peranan penting dalam proses pengelolaannya. Dalam
pelaksanaannya, Departemen Hubungan Masyarakat dapat berkoordinasi dengan
Unit Kerja terkait, baik di Kantor Pusat, maupun di Kantor Divisi Regional,
sedangkan untuk surat kabar lokal kewenangannya menjadi tanggung jawab
Kepala Cabang melalui Unit Hukum, Kepatuhan dan Komunikasi Publik,
berkoordinasi dengan Kepala Divisi Regional.
Pencatatan penanganan keluhan yang disampaikan melalui media massa
dilakukan oleh Unit Manajemen Kepesertaan dan UPMP4.
4) Media sosial
Dalam proses penanganan keluhan dan pemberian informasi melalui media
sosial, dikelola dan dilaksanakan oleh Pihak Ketiga atas dasar Perjanjian Kerja
Sama yang telah disepakati antara BPJS Kesehatan dengan Pihak Ketiga yang
ditunjuk. Yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan media sosial adalah
Grup Kepesertaan dan UPMP4, melalui Departemen Unit Pengendali Mutu
Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Peserta.

70
Media sosial yang digunakan sebagai sarana pemberian informasi dan
penanganan keluhan BPJS Kesehatan berupa Facebook dan Twitter. Apabila
keluhan yang tidak memerlukan koordinasi dengan unit kerja lain, maka keluhan
harus ditindaklanjuti pada saat itu juga. Namun apabila keluhan membutuhkan
koordinasi dengan unit kerja terkait maka akan ditindaklanjut sesuai SLA yang
ditetapkan.

c. Monitoring Pencatatan serta Pelaporan Penanganan Keluhan dan Pemberian


Informasi
1) Pencatatan penanganan keluhan dan Pemberian Informasi
Pencatatan Penanganan Keluhan dan Pemberian Informasi dilakukan oleh
Petugas Unit Penanganan Pengaduan Peserta (UP3) di setiap Unit Kerja baik di
Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional, maupun Kantor Cabang melalui aplikasi
pencatatan pelaporan.
Pencatatan penanganan keluhan dan Pemberian Informasi dilakukan dengan
cara:
a) Keluhan dan pemberian informasi diterima oleh Petugas UP3 dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) identitas peserta (nama, nomor kepesertaan/NIK, nomor telepon/surat
elektronik)
(2) isi keluhan (kronologis yang mencakup lokasi kejadian, waktu kejadian,
kesesuaian keluhan dan informasi dengan ruang lingkup BPJS
Kesehatan)
b) Petugas melakukan tindaklanjut (langsung atau memerlukan koordinasi
dengan unit kerja lain)
c) Petugas UP3 memasukkan data laporan keluhan dan informasi melalui
aplikasi pencatatan pelaporan

2) Pelaporan Penanganan Keluhan dan Pemberian Informasi


Kantor Cabang dan Kantor Divisi Regional wajib melakukan pencatatan
penanganan keluhan dan permberian informasi secara rutin melalui aplikasi
pencatatan pelaporan. Kantor Pusat melakukan penarikan data luaran laporan
melalui aplikasi pencatatan pelaporan, sehingga Kantor Cabang dan Kantor Divisi
Regional tidak melaporkan secara manual.

71
d. Evaluasi penanganan keluhan dan pemberian informasi
1) Umpan balik tindaklanjut penanganan keluhan dan pemberian informasi
Umpan Balik Tindaklanjut Penanganan Keluhan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan
sekali oleh Grup Kepesertaan dan UPMP4 khususnya Departemen UPMP4.
2) Monitoring tindaklanjut umpan balik penanganan keluhan dan pemberian informasi
Monitoring tindak lanjut umpan balik penanganan keluhan dan pemberian
informasi dilakukan oleh Grup Kepesertaan dan UPMP4 khususnya Departemen
UPMP4.

SLA Pengananan Keluhan


P e n y a m p a ia n
Sam pai dengan W a k tu S ya ra t
k e lu h a n

K e lu h a n tid a k m e m e r lu k a n
H a ri y a n g s a m a
m a s u k a n d a ri u n it lain
L is a n
K e lu h a n m e m e r lu k a n
M a k s 3 h a ri k e rja
P e s e rta k o n fir m a s i d a ri u n it lain
m e n d a p a tk a n
ja w a b a n K e lu h a n tid a k m e m e r lu k a n
M a k s 3 h a ri k e rja
m a s u k a n d a ri u n it la in
T e r tu lis
K e lu h a n m e m e r lu k a n
M a k s 5 h a ri k e rja
k o n fir m a s i d a ri u n it lain

72
BAB IV
PENUTUP

A. P E N G G U N A A N P E T U N JU K PELAKSANAAN

1. U ntuk m em berikan m a n fa at yang optimal dalam rangka tata laksana


administrasi kepesertaan organisasi, maka P edo m an ini harus digunakan
s eb ag ai acuan dalam tata laksana administrasi kepesertaan d a n p e la y a n a n
p e s e rta dilingkungan organisasi.
2. Pedoman ini m erupakan bagian dari upaya peningkatan mutu pelayanan
k ep a d a peserta, sehingga dipastikan im plem entasinya secara konsisten dan

sesuai d e n g a n ketentuan dan p e rundang-undangan.

B. FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN

1. Dalam rangka m enjam in efektivitas im plem entasi P edom an ini, perlu


diperhatikan hal yang m erupakan faktor pendukung keberhasilan sebag ai
b e rik u t:
a. K om itm en dan dukungan yang konsisten dari Direksi dalam
pen erap an P edom an ini.
b. K om itm en dan keterlibatan aktif para p em angku kepentingan
terkait dalam tata laksana adm inistrasi kepesertaan.
2. D ukungan su m b erd a y a lainnya, baik anggaran dan sarana prasaran a,
term asu k teknologi informasi untuk m enunjang im plem entasi P ed o m an ini.

73
C. REVISI DAN PENYEMPURNAAN

1. Pedoman ini dikaji ulang sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam


setahun, untuk memastikan kesesuaiannya dengan kebutuhan organisasi.
2. Perubahan atas pedom an ini dapat dilaksanakan lebih cepat jika:
a. Terdapat perubahan strategi organisasi.
b. Berdasarkan rekomendasi audit Satuan Pengawasan Internal.
c. Umpan balik (usulan) dari pengguna pedom an

DIREKTUR UTAMA
BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

ttd

FACHMI IDRIS

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Grup Hukum, Regulasi dan Kepatuhan,

N IP :01884

74

Anda mungkin juga menyukai