Anda di halaman 1dari 7

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI,

HISTOGRAM, POLIGON FREKUENSI,


DAN OGIVE

A. TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI


Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu penelitian, biasanya data
yang telah terkumpul dikelompokkan menurut interval kelas-interval kelas tertentu.
Banyaknya data pada setiap kelas disebut frekuensi dan tabel yang berisi susunan
data penelitian yang telah dikelompokkan itu disebut tabel frekuensi atau tabel
distribusi frekuensi.
Contoh:
Tabel 1. Tabel gaji pegawai di PT Cemerlang

Pada pengelompokan pertama kelas pertama yang gajinya dari Rp121.000 sampai
dengan Rp140.000 ada 25 orang. Pada kelas kedua (Rp161.000 sampai dengan
Rp180.000) ada 40 pegawai, dan seterusnya. Jumlah seluruh pegawai (∑ 𝑓)
sebanyak 200 orang.
1. Batas Kelas, Tepi Kelas, dan Panjang Kelas
Lihat contoh tabel 1. Terdapat 6 buah kelas yaitu 121-140, 161-180, 181-200,
dan seterusnya.
Bilangan-bilangan sebelah kiri pada setiap interval kelas, yaitu 121, 161, 181,
dan seterusnya disebut batas bawah kelas, sedangkan 140, 180, 200, dan
seterusnya disebut batas atas kelas.

MATEMATIKA – XII – GASAL – SMKN JATENG DI SEMARANG


𝟏
Titik tengah interval kelas = (batas atas kelas – batas bawah kelas)
𝟐

Kemudian ada yang disebut dengan tepi kelas.


Apabila batas bawahnya bilangan bulat, tepi bawah = batas bawah kelas - 0,5.
Akan tetapi, apabila batas bawahnya desimal dengan satu angka di belakang
koma, maka dikurangi 0,05.
Misal: batas bawah = 12,3, maka tepi bawah = 12,3 - 0,05 = 12,25.
Apabila batas bawahnya desimal dengan dua angka di belakang koma, maka
dikurangi 0,005.
Misal: batas bawah = 12,34, maka tepi bawah = 12,34 - 0,005 = 12,335 dan
seterusnya.
Ini berlaku juga untuk tepi atas titik.
Tepi atas = batas atas + ...

Selisih antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas dalam interval kelas yang
sama disebut panjang interval kelas atau panjang kelas.

Pada contoh tabel 1:


1
➢ titik tengah interval kelas pertama = (121 – 140) = 130,5.
2

➢ tepi bawah kelas pertama = 121 – 0,5 = 120,5


➢ tepi atas kelas pertama = 140 + 0,5 = 140,5
➢ panjang kelas = 140,5 – 120, 5 = 20

2. Membuat Daftar Distribusi Frekuensi


Langkah-langkah untuk membuat tabel distribusi frekuensi:
1) Tentukan jangkauan (J)

Jangkauan (J) = datum terbesar – datum terkecil

MATEMATIKA – XII – GASAL – SMKN JATENG DI SEMARANG


2) Tentukan banyaknya kelas (K)
Cara terbaik untuk menentukan banyaknya kelas adalah dengan aturan
Sturgess sebagai berikut:

Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n

dengan n = banyaknya data


(pada soal, biasanya nilai log n diketahui)
Urutan kelas interval pertama memuat datum terkecil dan kelas terakhir
memuat datum terbesar. Nilai K selalu berupa bilangan bulat.
Apabila penggunaan aturan Sturgess tidak menghasilkan bilangan bulat,
maka sebaiknya dilakukan pembulatan ke atas. Ini dimaksudkan agar
tidak ada datum yang tidak dapat masuk ke kelas.
3) Tentukan panjang kelas (P)

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢𝑎𝑛 (𝐽)
Panjang kelas (P) = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝐾)

4) Pilih batas bawah kelas pertama, biasanya diambil data terkecil atau
sebuah bilangan lain yang kurang dari data terkecil ini tetapi selisihnya
harus kurang dari panjang kelas yang ditentukan
5) Tentukan nilai frekuensi tiap kelas dengan sistem turus (dihitung satu per
satu)
Contoh:
Data berikut merupakan hasil ulangan kelas 12.
30 30 50 40 70 80
80 80 60 45 60 60
80 40 50 50 50 80
Buatlah tabel distribusi frekuensinya!
Penyelesaian:
1) Jangkauan (J) = datum terbesar – datum terkecil = 80 – 30 = 50
2) Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3.log 18
= 1 + 3,3. 1,255
= 1 + 4,14
= 5,14 ≈ 6
𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢𝑎𝑛 (𝐽) 50
3) Panjang kelas (P) = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝐾) = = 8,33 ≈ 9
6

Dengan panjang kelas 9, banyak kelas 6, dan dimulai dengan batas bawah
kelas pertama = 30, kita peroleh daftar berikut:

MATEMATIKA – XII – GASAL – SMKN JATENG DI SEMARANG


Nilai Turus Frekuensi (f)
30 – 38 || 2
39 – 47 ||| 3
48 – 56 |||| 4
57 – 65 ||| 3
66 – 74 | 1
75 – 83 ||||| 5
18

(untuk lebih jelas, dapat kalian pelajari videonya pada link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=D8u6LB_Ytu8 )

B. HISTOGRAM DAN POLIGON FREKUENSI


Histogram merupakan gambar distribusi frekuensi dari data tersusun dalam kelas-
kelas interval. Bila panjang kelas suatu distribusi frekuensi itu sama, maka histogram
itu merupakan persegi panjang-persegi panjang yang alas-alasnya sama dengan
panjang kelasnya, sedangkan tingginya sama dengan frekuensi dari masing-masing
kelas. Poligon frekuensinya dapat dibuat dengan jalan menghubungkan titik-titik
tengah dari setiap titik puncak persegi panjang.

Langkah-langkah dalam membuat histogram dan poligon frekuensi dari


tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
1. Membuat sumbu datar dan sumbu tegak yang saling berpotongan. Untuk
menyajikan data yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi menjadi
diagram, seperti biasa dipakai sumbu datar untuk menyatakan kelas interval dan
sumbu tegak untuk menyatakan frekuensi.
2. Menyajikan frekuensi pada tabel ke dalam bentuk diagram. Setelah sumbu datar
dan sumbu tegak dibuat pada langkah 1, buat diagram yang menyatakan
frekuensi data. Bentuk diagramnya seperti kotak (diagram batang) dengan sisi-
sisi dari batang-batang yang berdekatan harus berhimpitan. Pada tepi masing-
masing kotak/batang ditulis nilai tepi kelas yang diurutkan dari tepi bawah ke tepi
atas kelas.
3. Membuat poligon frekuensi. Tengah-tengah tiap sisi atas yang berdekatan
dihubungkan oleh ruas-ruas garis. Titik-titik tengah sisi-sisi atas pada batang
pertama dan terakhir dihubungkan dengan setengah jarak kelas interval pada
sumbu datar. Bentuk yang diperoleh dinamakan poligon frekuensi (poligon
tertutup).

MATEMATIKA – XII – GASAL – SMKN JATENG DI SEMARANG


Contoh:
Berikut merupakan hasil ulangan kelas 12.

Nilai Frekuensi (f)


30 – 38 2
39 – 47 3
48 – 56 4
57 – 65 3
66 – 74 1
75 – 83 5
18

Histogram dan poligon frekuensi dari tabel distribusi frekuensi tersebut adalah
sebagai berikut:

C. OGIVE
Ogive adalah grafik/diagram yang digambarkan berdasarkan data yang sudah
disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif. Dari tabel distribusi
frekuensi dapat dibuat tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari (𝑓𝑘 ≤), atau
tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari (𝑓𝑘 ≥).
Frekuensi kumulatif kurang dari untuk suatu kelas adalah jumlah frekuensi semua
kelas sebelum kelas tersebut dengan frekuensi kelas itu.
Sedangkan frekuensi kumulatif lebih dari suatu kelas adalah jumlah frekuensi
semua kelas sesudah kelas tersebut dengan frekuensi kelas itu.
Untuk data yang disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang
dari, grafiknya berupa ogive positif, sedangkan untuk data yang disusun dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari, grafiknya berupa ogive negatif.

MATEMATIKA – XII – GASAL – SMKN JATENG DI SEMARANG


Contoh:
Berikut merupakan hasil ulangan kelas 12.

Nilai Frekuensi (f)


30 – 38 2
39 – 47 3
48 – 56 4
57 – 65 3
66 – 74 1
75 – 83 5

Dari tabel distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat tabel distribusi frekuensi
kumulatif kurang dari (𝑓𝑘 ≤) sebagai berikut:

Nilai Frekuensi (f) Nilai 𝑓𝑘 ≤


30 – 38 2 ≤ 38,5 2
39 – 47 3 ≤ 47,5 5
48 – 56 4 ≤ 56,5 9
57 – 65 3 ≤ 65,5 12
66 – 74 1 ≤ 74,5 13
75 – 83 5 ≤ 83,5 18

Ogive positif dari tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari (𝑓𝑘 ≤) tersebut
adalah sebagai berikut:

MATEMATIKA – XII – GASAL – SMKN JATENG DI SEMARANG


Dari tabel distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat tabel distribusi frekuensi
kumulatif lebih dari (𝑓𝑘 ≥) sebagai berikut:

Nilai Frekuensi (f) Nilai 𝑓𝑘 ≥


30 – 38 2 ≥ 29,5 18
39 – 47 3 ≥ 38,5 17
48 – 56 4 ≥ 47,5 14
57 – 65 3 ≥ 56,5 11
66 – 74 1 ≥ 65,5 10
75 – 83 5 ≥ 74,5 5

Ogive negatif dari tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari (𝑓𝑘 ≥) tersebut adalah
sebagai berikut:

MATEMATIKA – XII – GASAL – SMKN JATENG DI SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai