17 - Erni Andayani - PPG 3A - 41119017 - Aplikasi Komputer Tugas 1
17 - Erni Andayani - PPG 3A - 41119017 - Aplikasi Komputer Tugas 1
NIM : 4.11.19.0.17
Kelas : PPG 3A
Mata Kuliah : Aplikasi Komputer
A. Pengertian Biem
BIM atau Building Information Modelling merupakan representasi digital menurut
karakter fisik & karakter fungsional suatu bangunan (atau objek BIM). Lantaran itu, di
dalamnya terkandung seluruh informasi tentang elemen elemen bangunan tersebut yang
digunakan menjadi basis pengambilan keputusan pada kurun waktu umur bangunan, sejak
konsep sampai demolisi. Dari programming, conceptual design, construction, operation,
sampai renovation misalnya gambar berikut ini. (PUPR, 2018).
Perkembangan BIM pada Indonesia masih lamban. Sekarang masih dalam tahap
maturitas Adopsi. Berikutnya merupakan tahapan Digitalisasi, Kolaborasi, sampai
Integrasi yg diperlukan tercapai dalam tahun 2024.
1. Adopsi
- Stakeholder konstruksi mengadopsi BIM.
- Penyusunan standard BIM nasional (SNI).
- Standard kurikulum & kompetensi BIM buat universitas & profesi.
2. Digitalisasi
- Perizinan (e-submission).
- Monitoring & pengawasan menggunakan teknologi digital.
- Dimulainya pasar digital buat sektor konstruksi (penguatan database).
3. Kolaborasi
- Standard terkait kerja sama industri konstruksi.
- Implementasi Virtual Design & Lean Construction (VCD)
- Implementasi BIM (3D s/d 7D).
4. Integrasi
- Implementasi Cloud Construction Management
- Integrasi sistem proses konstruksi (perizinan, claim, commissioning, handover, dll).
Format penyimpanan data digital pada Indonesia masih belum sadar & nir terintegrasi
sebagai akibatnya sulit buat mendukung tahapan maturitas Kolaborasi. Kolaborasi
mensyaratkan format yang sama atau yg gampang ditransformasikan ke banyak sekali
platform & kesediaan buat berbagi. Tembok-tembok institusi wajib dirobohkan agar
mampu mencapai tahap maturitas yg tinggi.
BIM menyangkut aspek-aspek manajemen, pembelajaran, dan pemahaman bersama
objek-objek yang tersimpan dalam suatu lingkungan basis data Object Class yang dapat
dikolaborasikan hingga parametic dan rulesnya. Kolaborasi antar-organisasi / industri
konstruksi yang masing-masing telah memiliki library objek BIM memungkingkan pelaku
konstruksi untuk belajar mandiri dalam memahami proyek baik pada tahap Planning
design, Construction, hingga Operation. Objek iniharus bersifat open access bagi seluruh
stakeholder dan objek BIM bisa diperbaiki dan dikembangkan oleh seluruh stakeholder.
Permen PU PR No : 22/PRT/M/2018 mengharuskan penerapan BIM dalam Bangunan
Gedung Negara tidak sederhana dengan luas diatas 2000 m2 dan diatas 2 lantai. Adopsi
BIM, yang memiliki 4 level maturitas (mulai level 0 atau tanpa kolaborasi) yang didukung
software berlisensi, seperti Tekla, Graphisoft’s ArchiCAD, dsb. BIM Object Class
memerlukan Teknologi Pembelajaran terkait BIM rules and parametic building element
classnya. Software pendukungnya bisa SW free license / student version license (Sketchup,
Tekla, Revit, dsb.) yang ada sehingga memudahkan mahasiswa dalam mengembangkan
dan mempublikasikan karyanya.
Keberadaan BIM akan mengubah proses konstruksi tradisional dimana sering terjadi
konflik dan kesalahpahaman antar stakeholder karena alur yang kurang jelas dan tidak
tercatat dengan baik. Diharapkan dengan implementasi dari teknologi ini akan mendukung
program percepatan pembangunan infrastruktur yang sedang gencar dilakukan
Pemerintah. Dalam BIM para stakeholder (owner, arsitek, kontraktor, engineering) saling
bekerja sama, secara efisien bertukar informasi (baik data maupun geometri),
berkolaborasi dalam mengefisienkan proses pembangunan / konstruksi sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dan mempercepat proses konstruksi, menghasilkan
pengoperasian pembangunan yang lebih mudah, meminimalisir produksi limbah sekaligus
mengeluarkan biaya yang lebih murah.
B. Teknologi Pembelajaran
Terdapat tiga aspek utama yang harus dipahami lebih jauh dari makna teknologi, yakni
(1) aplikasi pengetahuan, (2) tujuan praktis, dan (3) dinamika perubahan. Pembelajaran
merujuk pada upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk memfasilitasi belajar guna
mencapai tujuan yang diinginkan.
1. Teknologi Pembelajaran
Sebagai Media Teknologi pembelajaran merupakan media, tetapi konsep yang
digunakan seperti pesan-pesan (messages) dalam pesan-pesan bergambar dan tidak
terwakilkan (pictorial and nonrepresentational messages), peralatan (instruments),
metode dan media komunikasi menunjukkan penekanan pada media pembelajaran.
2. Teknologi Pembelajaran
Sebagai Suatu Bidang Ilmu Teknologi pembelajaran dipandang sebagai suatu bidang
yang terlibat dalam fasilitasi belajar manusia melalui proses identifikasi sistematis,
pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan berbagai sumber belajar dan melalui
pengelolaan proses-proses tersebut.
3. Teknologi Pembelajaran
Sebagai Suatu Proses Teknologi pembelajaran juga dipandang sebagai proses yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah
dan merancang, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola solusi untuk
masalahmasalah tersebut, yang terdapat pada semua aspek belajar manusia.
4. Teknologi Pembelajaran dan Kawasan Bidang Ilmu
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik tentang desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi proses dan sumber untuk belajar mencakup
beberapa poin seperti teori dan praktik, kawasan bidang: desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi, proses dan sumber, untuk belajar.
5. Teknologi Pembelajaran Terfokus pada Fasilitas Belajar dan Perbaikan Kinerja
Teknologi pendidikan adalah studi dan praktik etis untuk memfasilitasi belajar dan
memperbaiki kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses dan
sumber teknologi yang sesuai. Memfasilitasi belajar yang mencakup desain
lingkungan belajar, mengelola sumber belajar, menyediakan peralatan belajar, isi
(pesan) atau penyimpan informasi yang menjadi tugas belajar, dan memilih metode
penilaian untuk mengukur tingkat pencapaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap
Teknologi adalah aplikasi pengetahuan untuk suatu tujuan praktis. Teknologi juga
dimaknai sebagai pengetahuan praktis dan sistematis, berdasarkan eksperimen dan teori
ilmiah, yang meningkatkan kapasitas masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa,
yang diwujudkan dalam keterampilan produktif, organisasi, atau mesin. Pada mulanya
teknologi pembelajaran dipahami sebagai media pembelajaran yang objek kajiannya
berupa alat bantu visual yang terdiri atas gambar, model, objek, atau alat-alat yang dipakai
untuk menyajikan pengalaman konkret dengan cara visualisasi.
Melalui evolusi dan kesepakatan bersama, organisasi yang bernama DAVI berubah
menjadi Association for Educational Communications and Technology atau disingkat
AECT yang berdampak pada perubahan teknologi pembelajaran sebagai bidang ilmu
tersendiri dan sebagai suatu proses. Dalam perkembangan selanjutnya, teknologi
pembelajaran dipandang sebagai kawasan bidang yang mencakup desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan dan evaluasi proses dan sumber belajar. Saat ini teknologi
pembelajaran di fokuskan pada memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja.