Tugas Rangkuman Beton Prategang
Tugas Rangkuman Beton Prategang
NIM : 4.11.19.0.17
Kelas : PPG 3A
Mata Kuliah : Konstruksi Beton 3
Dosen Pengampu : Ir. Supriyadi, M.T.
Tugas Rangkuman
N. Krishna Raju, Beton Prategang, Edisi Kedua, Erlangga, 1989 (edisi bebas). BAB-2
BAB 2
Material untuk Beton Prategang
2.1 Beton Berkekuatan Tinggi
2.1.1 Campuran Beton Berkekuatan Tinggi
Beton prategang memerlukan beton yang memilik kekuatan tekan lebih tinggi daripada
usia beton yang lebih muda, dengan kekuatan Tarik yang lebih tinggi dengan beton biasa.
Susut yang rendah, karakteristik rangkak minimum dan nilai modulus young tinggi pada
umumnya dianggap perlu untuk beton prategang. Sifat kekuatan beton prategang yang
diharapkan meliputi: daya tahan, impermeabilitas, dan daya tahan abrasi. Dengan
menggunakan Teknik vibrasi yang ditemukan pada tahun 1930, memungkinkan untuk
menghasilkan beton berkekuatan tinggi dengan kuat tekan kubus >28 hari di antara 30-70
N/mm². Selanjutnya perkembangan terakhir dalam bidang desain campuran beton mampu
menghasilkan beton umur >28 hari dengan kuat tekan kubus anatara 70-100 N/mm².
Penelitian metode eksperimental oleh Erntroy dan Shaclock menunjukkan bahwa dalam
campuran beton berkekuatan tinggi, kemudahan pelaksanaan kerja, tipe dan ukuran
maksimum agregat, serta syarat kekuatan mempengaruhi pemilihan terhadap FAS. Dan
penggunaan agregat batu pecah dengan permukaan tajam menghasilkan beton yang lebih
kuat.
Campuran beton berkekuatan tinggi dapat didesain dengan menggunakan salah satu
metode-metode yang telah ditentukan berikut ini:
1. Metode empiris Erntroy dan Shaclock,
2. Prosedur desain campuran American Concrete Institute untuk beton tanpa slump,
3. Grafik desain campuran Murdock berdasarkan indeks permukaan dan ketajaman
agregat, dan
4. Prosedur Road Note No.4
Peraturan standar India menentukan bahwa hanya beton yang terkontrol saja yang harus
dipakai untuk konstruksi beton prategang. Keperluan yang pasti akan persyaratan yang
berkenan dengan kriteria penerimaan untuk beton berbeda-beda antara peraturan yang
satu dengan yang lainnya. Peraturan British CP: 110-1972 menetapkan bahwa tidak lebih
dari 5 % dari hasil percobaan berada dibawah kekuatan kubus karakteristik 28 hari.
Persyaratan yang bersesuaian menurut standar American Concrete Institute ACI 214-65
ialah bahwa tidak lebih dari 10 %hasil-hasil percobaan akan di bawah kekuatan
rancangan yang ditentukan.
2.1.2 Persyaratan Kekuatan
Kekuatan tekan kubus 28 hari minimum yang ditentukan di dalam peraturan I.S adalah
40 N/mm² untuk batang pratarik, dan 30 N/mm² untuk batang pascatarik. Perbandingan
standar kekuatan silinder terhadap kekuatan kubus dianggap sebesar 0,8 bila tidak
tersedia data percobaan yang relevan. Suatu kadar semen minimum sebesar 300 – 600
kg/m³ telah ditetapkan terutama untuk memenuhi persyaratan daya tahan. Pada campuran
beton berkekuatan tinggi, kadar air harus serendah mungkin dengan memperhatikan
workability yang cukup serta beton tersebut harus cocok untuk pemadatan dengan
perlengkapan yang tersedia di lapangan. Untuk mengamankan terhadap susut yang
berlebihan, peraturan B.S. menetapkan bahwa kadar semen dalam campuran beton
sebaiknya tidak melebihi 530 kg/m³. Kekuatan kubus yang ditenukan sebesar 40 N/mm ²
yang diperlukan untuk batang prategang dapat dengan mudah dicapai bahkan pada usia 7
hari .
5. Tentukan nilai rata-rata untuk modulus elastisitas dan rasio Poisson beton seperti
yang ditentukan oleh spesifikasi Jerman DIN-4227 yang diberikan dalam Tabel 2.3.
Kualitas Beton M-22,5 M-30 M-45 M-60 N/ mm²
Modulus
74 30 35 40 kN/mm²
elastisitas Ee
Rassio Poisson 0,15-0,18 0,17-0,20 0,20-0,25 0,25-0,30
Gambar 2.3 Hubungan antara Kekuatan Tekan dan Angka Referensi (Entroy dan
Shacklock)
Gambar 2.4 Hubungan antara Kekuatan Tekan dan Angka Referensi (Entroy dan
Shacklock)
3. Perbandingan air/semen untuk mencapai tingkat kemudahan pengerjaan yang diinginkan
dan sesuai dengan angka referensi diperoleh dari Gambar 2.5 untuk agregat dengan ukuran
maksimum 20 mm dan 10 mm.
4. Perbandingan agregat / semen untuk memberikan tingkat kemudahan pengerjaan yang
diinginkan dengan perbandingan air / semen yang diketahui diperoleh dari Tabel 2.4 dan 2.5.
5. Dengan mengetahui perbandingan air / semen dan agregat / semen serta berat jenis bahan
-bahan campuran, kadar semen dapat diperoleh dengan metode volume mutlak.
6. Banyaknya taka ran (batch) dihitung setelah penyesuaian kadar kelembaban pada agregat
2.2 Baja Bermutu Tinggi
2.2.1 Jenis-Jenis Baja Bermutu Tinggi
Untuk batang beton prategang, baja berkekuatan tinggi yang dipakai pada umumnya
terdiri dari kawat, batang baja , atau untaian kawat baja (strand). Baja dengan kandungan
karbontinggi digulung dalam keadaan panas menjadi batang-batang dan ditarik dalam
proses dingin untuk memperkeeil diameter serta memperbesar kekuatan tariknya. Kawat
yang ditarik dalam proses dingin dengan diameter 5-12 mm biasanya dimanfaatkan
sebagai kawat tunggal ataupun dalam bundel paralel atau kabel. Kawat dengan diameter
keeil sebesar 2-4 mm kebanyakan dipakai dalam bentuk strand yang terdiri dari dua, tiga,
atau tujuh kawat. Bentuk spiral dari kawat-kawat yang diuntai dalarn strand lebih
meningkatkan kekuatan rekatnya. Baja bermutu tinggi biasanya mengandung 0,7-0,8
persen karbon, 0,6 persen mangan, dan kira-kira 0,1 persen silika. Batang-batang terlebih
dulu digulung dalam keadaan panas dan selanjutnya diproses seeara panas.
Proses penarikan seeara dingin melalui eetakan akan menurunkan daktilitas
kawat.Untuk meningkatkan sifat-sifatnya maka kemudian kawat-kawat yang ditarik
seeara dingin dikeraskan. Pengerasan atau pengawetan atau pembebasan - tegangan kawat
pada suhu l50-420°C dapat meningkatkan kekuatan tariknya. Kawat baja yang ditarik
keras yang bergigi atau berkerut Iebih disukai untuk pekerjaan pratarik karena
karakteristik rekatannya istimewa.
Kawat-kawat yang dipakai seeara tunggal atau dalam kabel pada umumnya berdiameter
5-7 mm dan mempunyai kekuatan tarik ultimit sekitar 1500 N/mm2. Strand yang bisa
dipakai berbeda-beda dalam diameter nominalnya dari 1044 mm. Diameter batang baja
bermutu tinggi yang biasa dimanfaatkan dalam beton prategang berbeda-beda dari 10-32
mm. Kekuatan tarik ultimit batang tersebut tidaklah berubah terlalu besar menurut
diametemya karena kekuatan yang tinggi pada batang tersebut Iebih disebabkan oleh
pencampuran logamnya daripada proses pengerjaan (penarikan) dalam keadaan dingin
sepertidalam hal kawat.
Batang baja campuran bermutu tinggi harus mempunyai kekuatan tarik ultimit minimum
sebesar 1000 N/mm2. Karakteristik tegangan-regangan yang khas dari kawat baja
bermutu tinggi diperlihatkan dalam Gambar 2.7. Tidak seperti pada baja lunak biasa,
kawat baja bermutu tinggi tidak mempunyai titik leleh yang tertentu dan adalah perlu
untuk memperhatikan tegangan ujinya, yang sesuai dengan regangan permanen yang
ditentukan.
Gambar 2.7 Karakteristik Tegangan – Regangan
Tegangan uji 0,2 persen untuk kawat baja bermutu tinggi dan batang baja campuran
untuk pekerjaan prategang tidak boleh kurang dad 80 persen kekuatan tarik ultimit minimum.
Suatu karakteristik yang penting dad baja yang dipakai di dalam prategangan adalah
plastisitas baja pada tegangan-tegangan yang mendekati tegangan ultimit. Hal ini penting
untuk mencapai keruntuhan progresif pada batang beton prategang terse but dengan
peringatan yang cukup sebelum keruntuhan akhir. Untuk menghindari kemungkinan
terjadinya keruntuhan getar (brittle failure) yang biasa dilakukan ialah menentukan bahwa
baja prategangan akan mempunyai perpanjangan minimum pada waktu patah. Peraturan
Standar India menentukan suatu batas minimum sebesar 2 persen untuk perpanjangan pada
waktu patah, apabila diuji pada panjang ukuran 200 mm.
2.2.3 Tegangan-Tegangan yang Diperkenankan pada Baja
Tegangan tarik pada baja pada waktu penarikan di belakang angkur dan setelah
memperhitungkan semua kemungkinan kehilangan pada umumnya dinyatakan sebagai suatu
fraksi dari kekuatan tarik ultimit atau tegangan uji. Rekornendasi dari berbagai peraturan
masing-masing negara sedikit berbeda berkenaan dengan tegangan-tegangan izin pada batang
prategang pada tahap-tahap yang berbeda. Nilai-nilai yang diperkenankan yang ditentukan
dalarn peraturan-peraturan India, Amerika, dan Inggris diperbandingkan dalarn Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Tegangan-Tegangan yang Diperkenankan pada Baja Bermutu Tinggi
Peraturan Amerika tidak membedakan antara tegangan-tegangan baja yang semen tara
dan efektif setelah semua kehilangan, dengan alasan bahwa tegangan pada tendon segera
setelah transfer dapat berlaku untuk waktu yang cukup lama, bahkan setelah struktur
tersebut berfungsi sebenamya. Tegangan yang lebih tinggi ini harus mempunyai suatu
faktor keamanan yang cukup dalam kondisi pemakaian. Turunnya tegangan lebih lanjut
pada baja yang disebabkan oleh berbagai kehilangan yang tidak kritis, batas-batas yang
diperkenankan tentang besarnya kehilangan tegangan tidak diberikan di dalam peraturan
tersebut. Sebaliknya, peraturan Standar India menentukan suatu kehilangan tegangan
minimum sebesar 20 persen, mulai dari saat penarikan awal sampai dengan pemakaian
beban layan.
Tabel 2.8 Persyaratan Peraturan Penutup Inggris untuk Tendon dan Tulangan dalam
Beton Prategang
Tabel 2.9. Kadar Semen Minimum yang Diperlukan dalam Beton Semenuntuk Menjamin
Keawetan Dalam Kondisi Keterbukaan yang Ditetapkan. (IS: 1343-1980)
2.2.8 Persyaratan Peraturan I.S. untuk Keawetan
Keawetan (durability) beton tergantung pada ketahanannya terhadap pelapukan, aksi
kimia, abrasi, pembekuan, dan kebakaran. Peraturan India yang telah direvisi menjamin
keawetan untuk struktur beton prategang dengan menetapkan kadar semen minimum dan
perbandingan air/semen maksimum dalam kondisi keterbukaan yang ditetapkan
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.9. Rekomendasi-rekomendasi terpisah juga telah
dibuat untuk persyaratan keawetan beton yang terbuka terhadap aksi sulfat