Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GASTRITIS DAN PENANGANANNYA

OLEH :
MERIA KONTESA, S.Kp,
M.Kep NIDN. 1018087402

PRODI SI KEPERAWATAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Latar Belakang
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang dialami (Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 1999).
Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berkelanjutan) secara
alamiah, dimulai sejak lahir dan dialami oleh semua manusia. Proses menua yang
terjadi pada setiap individu meliputi seluruh organ atau sistem yang dalam tubuh, hal
ini salah satunya adalah organ dan system pencernaan.
Perubahan pada usia lanjut yang berhubungan dengan sistem pencernaan yaitu
meliputi perubahan struktur dan fungsi dari ; rongga mulut dan faring, esofagus,
lambung, kandung empedu, pankreas, usus halus, dan usus besar. Hal ini akan
mempengaruhi dari fungsi pencernaan dan absorbsi nutrien, yang sangat berperan
terhadap sistem atau organ lainnya dalam tubuh seorang individu. Mulai usia 60
tahun, penurunan sekresi gastrik yaitu 70 % sampai 80 %. Salah satu gangguan
pencernaan yang terjadi pada lajut usia adalah gastritis. Gastritis merupakan
peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat menyebabkan
pembengkakan lambung sampai terlepasnya epitel mukosa suferpisial yang menjadi
penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel dapat
merangsang timbulnya inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2011).
Berdasarkan survei yang dilakukan dengan cara observasi pada tanggal 7
Januari 2020 ditempat praktek yaitu di wisma ombilin, wisma fujiyama dan wisma
gunung tigo Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin dari 21 lansia,
lebih dari separohnya yaitu sebanyak 11 lansia mengalami keluhan sakit perut atau
sakit maag. Dampak yang ditimbulkan berupa nyeri, gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan penurunan berat badan, sehingga lansia rentan terhadap infeksi.
Berdasarkan hal tersebut diatas, kelompok merasa tertarik untuk memberikan
informasi tentang Gastritis pada lansia khususnya lansia di wisma ombilin, wisma
fujiyama dan wisma gunung tigo. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran lansia dalam memelihara kesehatannya sesuai dengan
kemampuan fisik, kognitif dan psikologis yang dimilikinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan maka diharapkan peserta penyuluhan
mampu memahami tentang penyakit gastritis dan penangannya
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit diharapkan peserta
penyuluhan mampu :
a. Memahami pengertian gastritis
b. Memahami penyebab gastritis
c. Memahami tanda dan gejala gastritis
d. Memahami akibat lanjut gastritis
e. Memahami pencegahan gastritis
f. Memahami makan yang harus di hindari pada pasien gastritis
g. Memahami makanan yang dianjurkan untuk pasien gastritis
h. Memahami obat tradisional untuk penderita gastritis

C. Pokok Bahasan
Gastritis dan Penanganannya

D. Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian gastritis
b. Penyebab gastritis
c. Tanda dan gejala gastritis
d. Akibat lanjut gastritis
e. Pencegahan gastritis
f. Makanan yang harus dihindari untuk penderita gastritis
g. Makanan yang dianjurkan untuk penderita gastritis
h. Obat tradisional untuk penderita gastritis

E. Metoda
a. Tanya jawab
b. Ceramah
c. Diskusi
F. Media dan Alat
Infokus/flip chart, laptop dan leaflet

G. Sasaran : Lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin

H. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Kamis, 16 Januari 2019 (pukul 10.00 wib –11.00 wib)
Tempat : Aula PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin

I. Proses Pelaksanaan
NO Tahapan dan Kegiatan Penyaji Kegiatan Audiens
Waktu
1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam
(5 menit)  Memperkenalkan kelompok  Mendengarkan
 Menjelaskan kontrak  Mendengarkan dan
waktu, tempat dan tujuan per memperhatikan
temuan
 Mengkaji pengetahuan  Mengemukakan
audiens tentang gastritis pendapat
 Memberikan reinforcement  Tepuk tangan
positif
2 Kegiatan  Menggali pengetahuan  Mendengarkan dan
(45 menit) peserta atau audien tentang memperhatikan,
pengertian gastritis Merespon
 Memberikan reinfocement  Tepuk tangan
positif
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
pengertian gastritis memperhatikan
 Menggali pengetahuan  Merespon
audien tentang penyebab
gastritis
 Memberi reinforcement  Tepuk tangan
positif
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
penyebab gastritis memperhatikan
 Menggali pengetahuan  Merespon atau
audiens tentang tanda dan memberi tanggapa
gejala gastritis
 Memberikan reinforcement  Tepuk tangan
positif
 Menjelaskan tentang tanda  Mendengarkan dan
dan gejala gastritis memperhatikan
 Menggali pengetahuan  Merespon atau
audiens tentang akibat memberikan
lanjut dari penyakit gastritis tanggapan
 Memberikan reinforcement  Tepuk tangan
positif
 Menjelaskan tentang akibat  Memperhatikan dan
lanjut dari penyakit gastritis mendengarkan
 Menggali pengetahuan
audiens tentang pencegahan  Merespon atau
dari penyakit gastritis memberikan
 Memberikan reinforcement tanggapan
positif
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan dan
pencegahan dari penyakit mendengarkan
gastritis  Merespon atau
 Menggali pengetahuan memberikan
audiens tentang makanan tanggapan
yang dihindari untuk  Tepuk tangan
penderita gastritis
 Memberikan reinforcement
positif
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan dan
makanan yang dihindari mendengarkan
untuk penderita gastritis
 Menggali pengetahuan  Merespon atau
audiens tentang makanan memberikan
yang dianjurkan bagi tanggapa
penderita gastritis
 Memberikan reinforcement  Tepuk Tangan
positif
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan dan
makanan yang dianjurkan mendengarkan
bagi penderita gastritis
 Menggali pengetahuan  Merespon atau
audiens tentang obat memberikan
tradisional pada penderita tanggapan
gastritis
 Memberikan reinforcement  Tepuk tangan
positif
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan dan
tentang obat tradisional mendengarkn
pada penderita gastritis

Proses Tanya Jawab


 Memberikan kesempatan  Bertanya
audiens untuk bertanya
 Memberikan reinforcement  Tepuk tangan
positif
 Menjawab pertanyaan  Mendengarkan dan
memperhatikan
3 Penutup Penutup
(10 menit)  Melakukan penilaian dan  Mengulang kembali
evaluasi peserta  Mendengarkan dan
 Bersama audiens memperhatikan
menyimpulkan materi
 Memberi salam  Menjawab salam

J. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Meria Kontesa, Skp, M.Kep
b. Moderator : Ns. Nurleny, S.Kep, M.Kep
c. Penyaji : Suci Sundari
d. Observer : Rima Okta Hafizah
e. Fasilitator : Fauzi Masta Amanda
- Suri Susanti
- Nela Indriani
- Kurmaini
- Yuda Pratama Putra
K. Uraian Tugas
a. Moderator
- Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
- Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
- Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien
- Menyampaikan kontrak waktu
- Merangkum semua audien sesuai kontrak
- Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
- Menganalisis penyajian
b. Penyaji
- Bertangung jawab memberikan penyuluhan
- Memahami topik penyuluhan
- Meexplore pengetahuan audien tentang batuk efektif
- Menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik batuk efektif dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh audien
- Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien
c. Fasilitator
- Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara.
- Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator jika
ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
- Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
- Membagikan leaflet di akhir acara.
d. Observer
- Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
- Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
- Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP

L. Setting Tempat

Keterangan:

: Penanggung Jawa

: Moderator

: Penyuluh

: Peserta Penyuluhan/audiens

: Fasilitator
: Obeserver

M. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta penyuluhan hadir 90 dari jumlah sasaran penyuluhan
b. Media dan alat tersedia dan berfungsi dengan baik
c. Tempat penyuluhan memadai dengan jumlah peserta penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan penyuluhan tepat waktu dan sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan
b. Peserta antusias dan termotivasi mengikuti peyuluhan
c. Peserta tidak keluar masuk, tenag dan tertib pada saat penyuluhan
d. Peserta penyuluhan mengikuti penyuluhan sampai selesai dan tidak
meninggalkan ruangan sebelum kegiatan penyuluhan selesai
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit peserta mampu
a. Diharapkan 85% peserta dapat menghadiri kegiatan penyuluhan
b. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami pengertian
pengertian gastritis
c. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami penyebab penyebab
gastritis
d. Diharapakn 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami tanda dan gejala
gastritis
e. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami akibat lanjut gastritis
f. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami pencegahan gastritis
g. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami makanan yang
dihindari untuk penderita gastritis
h. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami makanan yang
dianjurkan bagi penderita gastritis
i. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami obat tradisional
untuk penderita gastritis
Lampiran Materi

GASTRITIS

A. PENGERTIAN
Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis dan difus (local). Dua jenis gastritis yang sering terjadi
adalah gastritis superficial akut dan gastritis atropik kronis (Hardi & Huda Amin,
2015).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan
ini dapat menyebabkan pembengkakan lambung sampai terlepasnya epitel mukosa
suferpisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan.
Pelepasan epitel dapat merangsang timbulnya inflamasi pada lambung (Sukarmin,
2011).

B. PENYEBAB
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus, atau parasit
lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis akut adalah
meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang
dimakan, dan penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis
seperti NSAID aspirin dan ibuprofen. (Dewit, Stromberg & Dallred, 2016).
Menurut (Gomez 2012) penyebab gastritis adalah sebagagi berikut :
a. Infeksi Bakteri
b. Sering menggunakan pereda nyeri
c. Konsumsi minuman alcohol yang berlebihan
d. Stres
e. Autoimun
Selain penyebab gastritis di atas, ada penderita yang merasakan gejalanya dan
ada juga yang tidak. Beberapa gejala gastritis di antaranya:
a. Nyeri epigastrium
b. Mual
c. Muntah
d. Perut terasa penuh
e. Muntah darah
f. Bersendawa

C. TANDA DAN GEJALA


Gejala gastritis akut adalah anoreksia, mual dan muntah, perasaan perut penuh.
Gambaran klinis pada gastritis yaitu:
a. Gastritis akut, gambaran klinis meliputi:
 Dapat terjadi ulserasi diagnostic dan dapat menimbulkan hemoragik.
 Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan
anoreksia. Disertai muntah dan cegukan.
 Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan.
b. Gastritis kronis
Pada gastritis kronis terjadi anoreksia (nafsu makan menurun), nyeri ulu hati
setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. (Dirksen,
Lewis, Heitkemper, Bucher, 2011).

D. AKIBAT LANJUT
a. Gastritis akut
Komplikasi yang dapat di timbulkan oleh gastritis akut adalah perdahan saluran
cerna bagian atas (SCBA) berupa haematomesis dan melena, dapat berakhir
dengan shok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu di bedakan
dengan tukak peptic. Gambaran klinis yang di perlihatkan hampir sama. Namun
pada tukak peptic penyebab utamanya adalah Helicobacter Pylory, sebesar 100 %
pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat di
tegakkan dengan endoskopi (Hardi & Huda Amin, 2015).
b. Gastritis kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, ferporasi dan anemia karena
ganggguan absorpi vitamin B12 (Hardi & Huda Amin, 2015).

E. PENCEGAHAN GASTRITIS
Agar kita terhindari dari penyakit gastritis, sebaiknya kita mengontrol semua
Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gastritis, dengan melakukan tindakan
pencegahan seperti dibawah ini :

a. Hindari minuman beralkohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga terjadi


inflamasi.
b. Hindari merokok karena dapat menganggu lapisan dinding lambung sehingga
lambung lebih mudah mengalami gastritis dan tukak/ulkus. Dan rokok dapat
meningkatkan asam lambung dan memperlambat penyembuhan luka.
c. Atasi stress sebaik mungkin.
d. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur namun hindari sayur dan buah
yang bersipat asam .
e. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik) asam
lambung.
f. Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercapat aliran makanan
melalui usus.
g. Bila perut mudah mengalami kembung (banyak gas) untuk sementara waktu
kurangi kamsumsi makanan tinggi serat, seperti pisang,kacang-kacangan, dan
kentang.
h. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering, berupa makanan lunak
dan rendah lemak. Makanlah secara perlahan dan rileks (Hardi & Huda Amin,
2015)

F. MAKANAN YANG DI HINDARI PADA GASTRITIS


Makanan Pedas :
a. Saos cabai
b. Saos tomat
c. Cabai dan makanan yang mengandung merica
berlebihan Makanan Asam :
a. Acar
b. Asinan
c. Cuka dan sebagian buah bersifat asam

Buah Buahan Tertentu Yang Tidak Boleh Dikonsumsi :


a. Kedongdong
b. Nanas
c. Belimbing dan mangga muda

Kue Tertentu Yang Tidak Boleh Dikonsumsi :


a. Kue keju
b. Kue coklat
c. Kue pisang dan kue tar yang banyak krim

Makanan Yang Mengandung Alkohol


a. Tape singkong
b. Tape ketan
c. Manisan buah dan manisan sayuran

Minuman Tertentu Yang Tidak Boleh Dikonsumsi :


a. Minuman bersoda
b. Minuman
beralkohol (Gomez
2012)

G. MAKANAN YANG DIANJURKAN PADA GASTRITIS


1. Makanan Lunak
Ketika sakit maag kambuh, sebaiknya kamu mengonsumsi makanan yang lunak
seperti bubur. Teksturnya yang lembut dan mudah dicerna dapat membantu
sistem pencernaanmu bekerja dengan baik.
2. Lidah Buaya
Mengonsumsi lidah buaya bisa menyembuhkan luka pada lambung. Kandungan
di dalamnya juga berkhasiat sebagai antibiotik dan menghilangkan rasa sakit
3. Kentang rebus
Kentang bisa dikonsumsi untuk mengganti karbohidrat dalam tubuh. Tentunya,
kentang bisa memberi rasa kenyang pada perutmu. Kentang yang direbus bersifat
alkali dan akan menetralisir asam lambung sebelum makan makanan lain.

4. Pisang
Teksturnya yang lembut sudah tak perlu diragukan lagi. Pisang adalah makanan
yang baik dikonsumsi untuk penderita asam lambung. Buah ini dapat memberi
efek kenyang dan mampu menstabilkan asam lambung.
5. Kacang Hijau
Kacang hijau mampu untuk membentuk lapisan-lapisan di dalam lambung, yang
berguna untuk mencegah naiknya asam lambung, serta memiliki banyak manfaat
lain bagi tubuh sebagai makanan yang mengandung karbohidrat tinggi.
(Nurheti, Y. 2009)

H. OBAT TRADISIONAL PADA GASTRITIS


a. Jus Pepaya
Papaya merupakan salah satu buah tropis yang mudah dan banyak didapatkan
di seluruh pelosok nusantara. Menurut penelitian Indayani (2018) menunjukkan
bahwa ada pengaruh pemberian jus buah papaya (carica papaya) terhadap
kerusakan histologist lambung mancit yang di induksi aspirin. Salah satu
kandungan buah papaya adalah enzim papain (sejenis enzim proteolitik) dan
mineral basa lemah. Enzim papain mampu mempercepat perombakan protein
yang akan mempercepat regenerasi kerusakan sel-sel lambung. Mineral basa
lemah berupa magnesium, kalium dan kalsium mampu menetralkan asam
lambung yang meningkat.
Alat dan bahan : 200 gr papaya, blender
Cara membuat : haluskan 200 gr buah papaya kedalam blender hingga menjadi
jus.
(Indayani, 2018)
b. Air rebusan lidah buaya
Lidah buaya mengandung berbagai zat aktif yang dapat menyembuhkan
berbagai penyakit, khasiat yang sudah dikenal dari tanaman ini yaitu hanya
sebagai penyubur rambut dan memperhalus kulit, akan tetapi khasiat lidah buaya
terutama untuk mengobati gastritis belum banyak orang yang mengetahuinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusyati (2018) bahwa salah satu peradangan dan
rasa nyeri yang sering ditemukan dalam mukosa mulut adalah stimatitis afthosa
(sariawan). Aloe vera mempunyai kandungan senyawa kimia yang banyak
manfaatnya terutama sebagai zat anti inflamasi pada stomatitis (sariawan).
Bahan : lidah buaya, air minum dan madu
Cara pembuatan :
1) Rebus lidah buaya yang sudah di kupas dengan air 600 cc hingga menjadi
300 cc
2) Tambahkan 2 sampi 3 sendok madu
3) Minum selagi hangat
4) Aturan minum 1-2 kali
sehari (Kusyati, 2018)
c. Teknik relaksasi nafas dalam
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi nafas dalam sebagai berikut :
1) Ciptakan lingkungan yang tenang
2) Usahakan teta rileks dan tenang
3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3
4) Perlahan-lahan dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstremitas
atas dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8) Usahan tetap konsentrasi/mata sambil terpejam
9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
d. Kompres hangat
Alat dan bahan : botol kosong, baskom berisi air hangat (40-46ºC)
Cara : mengisi botol kosong dengan air hangat yang sudah
disediakan, kencangkan tutupnya kemudian membalikan botol berulang-ulang,
pastikan botol tertutup rapat, letakkan atau pasang botol pada area yang
memerlukan kompres. Kompres area nyeri selama 10 – 20 menit atau sampai
botol air hangat tidak terasa panas lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Devid, S. 2016. Medical surgical nursing : concept and practice. Philadelphina : Elsevier.
Gomez, K. 2012. Nutrisioal approach to healing acid reflux & gastritis. Philadelphina :
Elsevier
Hardi, K., Huda A, N. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis dan
nanda nic noc (2nd ed) Jakarta : EGC.
Indayani, Priyanti, S. Suharyanti, E. 2018. Pengaruh pemberian jus buah papaya (carica
papaya) terhadap tingkat nyeri kronis pada gastritis di wilayah puskesmas Mungkid Di
akses Melalui jurnal stikes pku muhammadiyah Surakarta diakses pada tanggal 7
Januari 2019.
Kusyati, E & Fauzi’ah, N. 2018. Aloe vera efektif sebagai terapi pendamping nyeri gastritis
Di akses Melalui www.stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkp(perawat) diakses pada
tanggal 7 Januari 2019.
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Edisi 8 Vol 2. Jakarta : EGC.
Sukarmin. 2011. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai